Jika barang atau jasa sudah diselesaikan, biaya tersebut menjadi fakta historis. Harga
yang dibayarkan untuk suatu barang atau jasa menjadi biaya bagi pembelinya.
Nilai adalah konsep ekonomi yang merujuk kepada harga yang sangat mungkin
disepakati oleh pembeli dan penjual dari suatu barang atau jasa yang tersedia untuk
dibeli.
Nilai bukan merupakan fakta, tetapi lebih merupakan harga yang sangat mungkin
dibayarkan untuk barang atau jasa pada waktu tertentu sesuai dengan definisi tertentu
dari nilai.
Appraisal merupakan salah satu sub sektor jasa yang dapat berperan
penting dalam menentukan nilai ekonomis aset dan potensi harta
kekayaan yang kita miliki. Di Indonesia, appraisal atau penilaian belum
dikenal secara umum. Hal ini karena appraisal masih dalam tahap
permulaan dan sedang dalam pertumbuhan. Perusahaan jasa
appraisal/penilai properti adalah lembaga eksternal yang terlepas dari
lembaga keuangan yang bersifat independen dalam menilai properti suatu
perusahaan.
Pada waktu yang sama investasi real estate dianggap sah dan
berpotensi menguntungkan investor, membutuhkan
dukungan keuangan khusus yang memerlukan input saran
yang dapat diandalkan atas nilai properti yang
sebenarnya.
Penilaian merupakan unsur penting dalam operasional kehidupan
masyarakat modern. Bidang-bidang kegiatan lain yang
memerlukan dukungan jasa penilaian, seperti :
a. Studi kelayakan
b. Aplikasi untuk sektor keuangan
c. Pajak properti (PBB)
d. Biaya transaksi properti
e. Laporan perusahaan
f. Prospektus investasi
g. Tarif pengembangan kondominium
h. Prosedur kebangkrutan/likuidasi
i. Ganti rugi pembebasan properti
j. Sengketa hukum atas properti
k. Manajemen aset yang efisien.
Bidang Jasa Penilaian meliputi:
Didalam kamus Appraisal, diartikan sebagai penilaian atau penaksiran,
demikian juga Valuation diartikan sebagai penilaian atau penaksiran.
Jadi Appraisal dan Valuation, adalah sama artinya. Istilah Appraisal dan
Appraiser lebih banyak dipergunakan di Amerika Serikat, sedangkan
Istilah Valuation dan Valuers biasa dipakai di lnggris dan negara
anggota persemakmuran (Commonwealth Countries).
k. Prinsip Highest dan Best Use (Principle Of Highest And Best Use)
Harapan akan keuntungan atau kerugian di masa yang akan datang
akan mempengaruhi harga suatu properti.
Contoh:
Akibat adanya lumpur lapindo properti-properti di sekitar areal lumpur
lapindo diperkirakan akan naik akibat adanya pemahaman
dimasyarakat areal sekitar lumpur lapindo dimasa yang akan datang
akan menjadi kompleks pertambangan bila lumpur lapindo sudah
selesai, atau justru sebaliknya.
Rencana pembangunan Ring Road di Makassar membuat harga harga
tanah sepanjang jalur rencana Ring Road naik.
Perubahan terhadap suatu faktor dapat mempengaruhi nilai
suatu properti. Perubahan tersebut bisa berupa perubahan
kebijakan pemerintah, perubahan lingkungan (misalnya tiba tiba
dibangun tempat pembuangan sampah), pasar, termasuk
peraturan peraturan, zoning (peruntukan) dan pengembangan
kota.
Phisically Possible
Kriteria pertama yang harus dipenuhi dalam menganalisa kegunaan
tertinggi dan terbaik dari suatu properti adalah kelayakan secara fisik.
Ukuran, bentuk tanah, luas, ketinggian dan kontur tanah adalah
berpengaruh terhadap kegunaan yang dapat dilakukan/dibangun di
atasnya.
Sebagai contoh adalah tidak memungkinkan untuk membangun
bangunan hotel berbintang atau pusat perbelanjaan di atas tanah seluas
400 m2.
Financially Feasible
Setelah melewati kriteria fisik dan legal maka kegunaan
yang memungkinkan perlu dianalisa lebih lanjut dalam
menghasilkan pendapatan, tingkat pengembalian, apakah
sama atau lebih besar dari biaya operasi.
Maximally Productive
Dari kegunaan-kegunaan yang layak secara keuangan,
maka kegunaan yang menghasilkan harga tertinggi/nilai
tertinggi, yaitu yang konsisten dengan tingkat
pengembaliannya adalah kegunaan tertinggi dan terbaik.
Financially Feasible
Setelah melewati kriteria fisik dan legal maka kegunaan
yang memungkinkan perlu dianalisa lebih lanjut dalam
menghasilkan pendapatan, tingkat pengembalian, apakah
sama atau lebih besar dari biaya operasi.
Maximally Productive
Dari kegunaan-kegunaan yang layak secara keuangan,
maka kegunaan yang menghasilkan harga tertinggi/nilai
tertinggi, yaitu yang konsisten dengan tingkat
pengembaliannya adalah kegunaan tertinggi dan terbaik.
HBU Tanah kosong
Pengembangan yang memungkinkan untuk
dibangun
Mempertimbangkan hubungan antara kegunaan
yang ada pada saat ini dengan semua kegunaan
potensialnya.
Jawab :
Luas Lantai Dasar yang boleh terbangun = Luas Lahan x KDB
4.000 m2 x 20% = 800 m2
Luas Total lantai yang boleh terbangun = Luas Lahan x KLB
4.000 m2 x 3 = 12.000 m2
Jumlah lantai = Luas Total lantai yang boleh terbangun / Luas Lantai Dasar yang boleh terbangun
12.000 m2 / 800 m2 = 15 Lantai
Diketahui:
Sebuah lahan dipinggir Jalan Ceger, dengan lebar sisi
depan 10 meter, dan panjang ke belakang 20 meter.
Zoning Lokasi Perdagangan dan Jasa
GSB 5 meter
KDB Rumah 60%, Dagang 80%
KLB 3
KDH 0,1
Ditanyakan:
Total Luas Bangunan agar memenuhi HBU?
NILAI dapat ditafsirkan
sebagai:
“ makna ” atau “ arti ” suatu
benda atau barang.
opini atau pendapat seseorang
tentang suatu barang.
Nilai adalah konsep ekonomi yg merujuk pada
hubungan finansial antara barang dan jasa yg
tersedia untuk dibeli dan mereka yg membeli dan
menjual.
Nilai bukan merupakan fakta tapi lebih merupakan
perkiraan manfaat ekonomi atas barang dan jasa
pada suatu waktu tertentu dalam hubungannya
dengan defenisi nilai tertentu.
Konsep ekonomi dari nilai mencerminkan
pandangan pasar atas manfaat ekonomi yang akan
diperoleh oleh orang yg memiliki barang dan jasa
tersebut pada tanggal penilaian.
American Institute of Real Estate Appraisers:
"The most probable price, as a specified date, in cash, or in terms
equivalent to cash, or in other precisely revealed terms, for which the
specified property rights should sell after reasonable exposure in a
competitive market under all conditions requisite to fair sale, with
buyer and seller each acting prudently, knowledgeably and for self-
interest, and assuming that neither is under undue duress“.
“Harga yang paling memungkinkan, pada suatu waktu tertentu,
dalam bentuk uang atau yang dapat disamakan dengan uang, di
mana penjualan properti tersebut dilakukan melalui suatu
penawaran dalam waktu yang mencukupi pada suatu pasar
kompetitif yang memungkinkan terjadinya transaksi yang wajar,
di mana penjual dan pembeli melakukan transaksi dengan hati
hati/bijaksana, mempunyai pengetahuan yang mencukupi
tentang properti yang dijual/dibeli, serta keduanya tidak dalam
paksaan dalam melakukan transaksi”.
Adalah harga dari suatu transaksi yang
memenuhi kriteria sebagai berikut :
D = Demand
U = Utility
S = Scarcity
T = Transferibility
Pertumbuhan kota (city growth)
Nilai Indikasi
Properti yang 104.000.000 106.000.000 102.000.000
dinilai
Penyesuaian dilakukan dengan cara pembobotan.
Pembobotan yang lebih besar diberikan kepada pembanding
yang mempunyai lebih banyak kesamaan.
Misalnya: Data 2 40%
Data 1 dan Data 3 30%
Maka NILAI PASAR:
30% x Rp 104.000.000 = Rp 31.200.000
40% x Rp 106.000.000 = Rp 42.400.000
30% x Rp 102.000.000 = Rp 30.000.000
= Rp104.200.000
81
Penyesuaian dilakukan secara lebih rinci sesuai dengan unsur
pembanding yang dipilih. Penyesuaian terhadap perbedaan
antara properti pembanding & objek penilaian dinyatakan dalam
Rupiah.
Subject Sale 1 Sale 2 Sale 3
Sale Price 96,300 79,400 83,400
Time Adjustment 12,000 9,000 9,000
Time Adjusted Sale Price 108,300 88,400 92,400
Age 10 years - 3,200 (3,200)
Condition Good 4,800 - 4,800
Lot Size 50 * 40 (10,000) - (5,000)
Floor Area 1,500 (9,600) (4,800) -
Garage Attached - 800 -
Quality Good - - 4,000
Net Adjustment (14,800) (800) 600
Adjusted Sale Price 93,500 87,600 93,000
Data 1 (Rp) Data 2 (Rp) Data 3 (Rp)
Harga Jual 100.000.000 108.000.000 98.000.000
Penyesuaian:
Waktu +5.000.000 0 +8.000.000
Lokasi -1.000.000 0 0
Ukuran 0 0 -4.000.000
Kondisi Plengkpan 0 0 0
Mutu Bangunan 0 -2.000.000 0
Total Penyesuaian +4.000.000 -2.000.000 +4.000.000
Nilai Indikasi
104.000.000 106.000.000 102.000.000
Properti yg dinilai
Penyesuaian dilakukan dengan cara pembobotan:
NILAI PASAR:
30% x Rp 104.000.000 =Rp 31.200.000
40% x Rp 106.000.000 =Rp 42.400.000
30% x Rp 102.000.000 =Rp 30.000.000
Rp 104.200.000
Penyesuaian dilakukan secara lebih rinci sesuai dengan unsur
pembanding yang dipilih. Penyesuaian terhadap perbedaan antara
properti pembanding & objek penilaian dinyatakan dalam
persentase.
86
Penyesuaian dilakukan dengan cara pembobotan:
NILAI PASAR:
30% x Rp 104.000.000 =Rp 31.200.000
40% x Rp 105.840.000 =Rp 42.400.000
30% x Rp 101.920.000 =Rp 30.000.000
Rp 104.112.000
87
Kelebihan
Sederhana dan mudah dimengerti.
Dapat diterapkan untuk semua jenis properti.
Acuan untuk menguji ketepatan metode-metode lain.
Lebih objektive, bersumber dari data aktual.
Dibandingkan dengan Income Approach : menghindari kesalahan memprediksi
pendapatan yang akan datang.
Dibandingkan dengan Cost Approach : menghindari subjektifitas dalam penentuan
biaya dan penyusutan.
Kelemahan
Ketersediaan data pembanding sering tidak mencukupi
Verifikasi keabsahan data sulit dilakukan.
Memerlukan pengetahuan dan pengalaman yang luas terutama dalam melakukan
adjustment.
Adjustment yang dilakukan dapat berkurang ketepatannya jika unsur-unsur yang harus
disesuaikan terlalu banyak .
Cost Approach
Elemen Penyusutan :
- Penyusutan Fisik
- Penyusutan Fungsi
- Penyusutan Ekonomi
Cost Approach
Biaya Penggantian Baru
(Replacement Cost, New)
Estimasi Penyusutan
Jenis Penyusutan
Kerusakan Fisik (Physycal Deterioration): Rusak, lapuk, retak, mengeras
atau kerusakan pada strukturnya. Penyusutan yang disebabkan karena
umur pemakaian bangunan.
Kemunduran Fungsional (Functional Obsolescence): Perencanaan yang
kurang baik, ketidakseimbangan yang berhubungan dengan ukuran,
model, bentuk, dan lainnya. Penyusutan karena perbedaan dengan
standar bangunan yang ada/berlaku.
Kemunduran Ekonomis (Economic Obsolescence): Faktor luar yang
mempengaruhi, perubahan sosial, peraturan pemerintah dan lainnya.
Penyusutan yang disebabkan oleh faktor diluar properti.
Cost Approach
Rumus Penyusutan / Depresiasi
1. Kerusakan Fisik
Upah Bahan
dan seterusnya………..
No Uraian Pekerjaan Pos Pengeluaran (Rp) Jumlah
Upah Bahan (Rp)
110,385,000
Keuntungan Developer @ 10% 11,038,500
121,423,500
Konsultan @ 12 % 14,570,820
135,994,320
PPN @ 10% 13,599,432
149,593,752
IMB @ 1% 1,495,938
151,089,690
Bunga @ 5% 7,554,484
BIAYA REPRODUKSI BARU 158,644,174
NB = NKU + NKP + NFB
NKP = Nilai Penutup Atap + Nilai Penutup Dinding
+ Nilai Penutup Lantai + Nilai Langit-Langit
Di mana :
NB = nilai bangunan
NKU = nilai konstruksi utama
NKP = nilai komponen penutup
NFB = nilai fasilitas bangunan
NB = NUBPP ± Σ Adjustment Factors
Di mana :
NB = nilai bangunan
NUBPP = nilai unit bangunan properti pembanding
Adjustment Faktor terdiri dari, perbedaan biaya material,
upah tenaga kerja, biaya transoprtasi dan aksesibilitas antara
daerah dimana properti subjek terletak dan daerah di mana
properti pembanding terletak
Estimasi biaya pembangunan atau
nilai bangunan obyek penilaian
=
Indeks biaya tertentu
x
biaya pembangunan properti pembanding
yang sebanding dan sejenis
dimana :
Metode ini digunakan untuk menyesuaikan biaya pengganti baru
bangunan pada saat ini dengan mendasarkan pada biaya pengganti baru
bangunan pada saat baru dibangun. Biaya ini dapat naik atau turun
tergantung pada besar kecilnya indekspada saat ini. Caranya dengan
menghitung indeks biaya saat ini dengan indeks biaya masa
lampau/indeks biaya saat dibangun.
Pendekatan biaya sangat dibutuhkan
dimana Market Data Approach
mengalami kesulitan karena kurang dan
terbatasnya aktivitas pasar berkaitan
dengan properti yang dinilai.
V=I
R
• Proyeksi arus kas sangat penting dalam Penilaian, oleh karena itu
diperlukan :
- Prinsip antisipasi (principle of anticipation)
- Penyesuaian seluruh data pasar
- Analisa data pasar secara cermat
- Data pasar harus akurat
- Jangka waktu proyeksi yang dapat dianggap memenuhi prediksi
arus kas (umumnya 5 – 10 tahun)
Discounted Cash Flow (DCF)
Kembangkan Asumsi
& Skenario
Proyeksi Pendapatan
Discounted Cash Flow (DCF)
PV – AKB + PV – AKB
Nilai Pasar Properti
Periode Spesifik Periode Kekal
Discounted Cash Flow (DCF)
DF t1 DF t2 DF t3 DF t4 DF t5 Df t5
Akumulasi
Nilai Kini AKB
Indikasi
Nilai Pasar
Properti
Metode dalam Income Approach
4. Residual Technique
Teknik Penyisaan Properti
Bila pendapatan bersih dari properti adalah Rp. 9.000.000 pertahun dan tingkat
kapitalisasi keseluruhan diestimasikan 12 persen. Nilai indikasi properti dengan
metode pendekatan pendapatan dapat dihitung sebagai berikut :
Elemen yang terpenting dalam teknik ini adalah menentukan tingkat kapitalisasi.
Tingkat kapitalisasi ini harus ditentukan dengan metode perbandingan data jual dan
sewa (Comparative Sales Method).
Data jual sebagai pembanding harus sama dengan properti yang dinilai, dan sesuai
dengan cara dimana pendapatan diestimasi.
Teknik Penyisaan Bangunan
Contoh :
Digunakan bila nilai bangunan diketahui dan nilai tanah tidak diketahui. Metode
penyisaan tanah sama dengan metode penyisaan bangunan, hanya nilai bangunan
harus diestimasikan/dihitung terlebih dahulu.
Misal angka yang sama seperti dalam contoh teknik penyisaan bangunan sebagai
contoh:
Kecuali nilai bangunan Rp. 60.000.000 dan nilai tanah tidak diketahui.
Penilaian dengan teknik penyisaan tanah dilakukan sebagai berikut :
Pendapatan bersih properti = Rp. 8.000.000
Pendapatan bersih bangunan Rp. 60.000.000 x 11% = Rp. 6.600.000 (-)
Pendapatan bersih tanah = Rp. 1.400.000