Anda di halaman 1dari 13

KOMUNIKASI TERAPEUTIK

OLEH
ISNA OVARI, S.Kp. M. Kep
 Komunikasi merupakan proses yang
sangat khusus dan paling berarti dari
perilaku seseorang.

 Pada profesi keperawatan


komunikasi menjadi lebih bermakna
karena merupakan metoda utama
dalam mengimplementasikan proses
keperawatan.
 Sebagai seorang profesional perawat
menggunakan pendekatan pemecahan
masalah dalam memberikan asuhan
keperawatan. Langkah pertama dalam
pendekatan ini adalah pengkajian, yang
bertujuan mengumpulkan data secara
valid dan akurat sebagai dasar untuk
menegakkan diagnosa keperawatan.

 Komunikasi memegang peranan penting,


karena untuk mendapatkan data subyektif
dibutuhkan kemampuan berkimunikasi.
 Hai and Larson, mengidentifikasi ada sejumlah tekhnik yang dapat
membantu perawat dalam mengidentifikasikan sejumlah tekhnik
yang dapat membantu perawat dalam melakukan interaksi agar
lebih terapeutik dengan kliennya.

 Tekhnik – tekhnik ini dikenal dengan nama Tekhnik komunikasi


Terapeutik.

 Perawat yang menguasai tekhnik ini akan lebih efektif dalam


mencapai tujuan asuhan keperawatannya yang ditetapkannya.

 Karena dengan keterampilan komunikasi terapeutik perawat akan


lebih mudah menjalin hubungan saling percaya dengan klien.

 Dampak selanjutnya adalah memberikan kepuasan profesional


dalam pelayanan keperawatan serta akan meningkatkan citra
profesi serta rumah sakit.
Menurut Stuar and Sundeen
 TUJUAN TERAPEUTIK yang diarahkan kepada
pertumbuhan klien meliputi :

1. Realisasi diri, penerimaan diri, dan


rasa hormat kepada diri sendiri.
2. identitas diri yang jelas dan rasa
integritas diri yang tinggi.
3. Kemampuan untuk membina hubungan
interpersonal yang erat, saling tergantung
dan mencintai.
4. Peningkatan fungsi dan kemampuan untuk memuaskan
kebutuhan serta mencapai tujuan personal yang
realistis.
 Tujuan Terapeutik akan tercapai bila
dalam melakukan helping relationship
Perawat memiliki Karakteristik :

1. Kesadaran diri terhadap nilai


yang dianutnya.
Perawat harus mampu menjelaskan
tentang dirinya sendiri, keyakinannya,
apa yang menurutnya penting dalam
kehidupannya setelah itu barulah ia akan
mampu menolong orang lain menjawab
pertanyaan tentang hal tsb.
2. Kemampuan untuk menganalisa perasaannya
sendiri.
Perawat secara bertahap belajar mengenal
dan mengatasi berbagai perasaan yang
dialaminya, serta rasa malu, marah, kecewa,
putus asa.

3.Kemampuan menjadi contoh peran


Perawat perlu mempunyai pola dan gaya hidup
yang sehat, termasuk kemampuannya dalam
menjaga kesehatan agar dapat dicontoh oleh
orang banyak.
 4. Altruistik
Perawat merasakan kepuasan karena
mampu menolong orang lain dengan
cara manusiawi.
5. Rasa tanggung jawab etik dan moral
Tiap keputusan yang akan dibuat selalu
memperhatikan prinsip –prinsip yang
menjunjung tinggi kesejahteraan
manusia.
 6. Tanggung Jawab.
ada 2 bentuknya yaitu tanggung
jawab terhadap tindakan sendiri
dan berbagi tanggung jawab
dengan orang lain.
 Dengan memiliki karakteristik ini
diharapkan perawat dapat menggunakan
dirinya secara terapeutik sehingga kondisi
helping relationship dapat segera terpakai.
 Selain itu untuk mempertajam persepsi
terhadap kebutuhan orang lain perlu
dikembangkan kemampuan empati.
 Empati adalah kemampuan untuk
memasuki kehidupan orang lain agar
dapat mempersepsikan fikiran dan
perasaannya.
 Dengan empati perawat akan mengetahui
lebih dalamakan kebutuhan klien untuk
mendapatkan intervensi yang sesuai.
SIKAP KOMUNIKASI TERAPEUTIK

 BERHADAPAN
 MEMPERTAHANKAN KONTAK MATA
 MEMBUNGKUK KEARAH KILEN
 MEMPERTAHANKAN SIKAP TERBUKA
 TETAP RELAKS
SIKAP KOMUNIKASI TERAPEUTIK
secara non verbal
 ISYARAT VOKAL
 ISYARAT TINDAKAN
 ISYARAT OBYEK
 SENTUHAN
 RUANG
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai