Anda di halaman 1dari 14

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

STIKes MUHAMMADIYAH PALEMBANG Nama Kelompok:


1. Ranti Agustini 21117098
2. Safitri 21117103
3. Selvi Suci 21117104
4. Tasya 21117118
5. Wella O 21117129
6. Weni DC 21117130
7. Yola Alfina 21117138

Dosen Pembimbing : Joko Tri Wahyudi, S. Kep., Ns., M. Kep

Urolithiasis
Definisi

Batu saluran kemih (urolithiasis) merupakan obstruksi benda padat pada saluran kencing
yang berbentuk karena faktor presifitasi endapan dan senyawa tertentu. Batu tersebut
bias berbentuk dari berbagai senyawa, misalnya kalsium oksalat (60%), fosfat (30%),
asam urat (5%) dan sistin (1%).
(Prabowo. E dan Pranata, 2014)
Etiologi
Terbentuknya batu saluran kemih diduga karena ada hubungannya gangguan cairan urine,
gangguan metabolik, infeksi saluran kemih dehidrasi dan keadaan lain yang masih belum
terungkap (idopatik). Secara epidemiologis terdapat beberapa faktor yang mempermudah
terjadinya batu saluran kemih pada seseorang yaitu :
1. Faktor intrinsik: herediter (di duga diturunkan orang tuanya) umur, (paling sering di
dapatkan pada usia 30-50 tahun) jenis kelamin, (laki-laki tiga lebih banyak dibandingkan
dengan pasien perempuan).
2. Faktor ekstrinsik: geografi, iklim dan temperature, asupan air, diet pekerjaan.
Klasifikasi
1. Batu kalsium

Kandungan dari batu jenis ini terdiri atas kalsium oksalat, kalsium fosfat atau campuran dari kedua jenis batu tersebut.

2. Batu asam urat

Dapat terbentuk jika terdapat hiperurikosuria dan urin asam yang menetap. Batu asam urat batu ini dijumpai pada pasien gout, Ph
Urin yang rendah Adalah factor Kritis dalam membantu pembentukan batu asam urat. Batu ini jarang terbentuk dalam urin basa.
Batu terbentuk pada PH dibawah 5,5.

3. Batu struvit

Diakibatkan oleh infeksi saluran kemih oleh bakteri-bakteri yang memiliki urease, biasanya dari psesies proteus.
Manifestasi Klinis
Gejala-gejala Batu Saluran Kemih antara lain:

1. Kolik renal dan non kolik renal merupakan 2 tipe nyeri yang berasal dari ginjal kolik renal umumnya disebabkan karena batu
melewati saluran kolektivus atau saluran sempit ureter, sementara non kolik renal disebabkan oleh distensi dari kapsula ginjal.

2. Hematuria pada penderita BSK seringkali terjadi hematuria (air kemih berwarna seperti air teh) terutama pada obstruksi
ureter.

3. Infeksi jenis BSK apapun seringkali berhubungan dengan infeksi sekunder akibat obstruksi.

4. Demam adanya demam yang berhubungan dengan BSK merupakan kasus darurat karena dapat menyebabkan urosepsis. (Stoller,
2010: hal: 12)

5. Mual-muntah Obstruksi saluran kemih bagian atas seringkali menyebabkan mual dan muntah.

(Stoller, 2010)
Secara teoritis batu dapat terbentuk di seluruh saluran kemih
terutama pada tempat-tempat yang sering mengalami
hambatan aliran urine (stasis urine), yaitu sistem kalises ginjal
atau buli-buli. Adanya kelainan bawaan pada pelvikalises,
divertikel, obstruksi infravesika kronis seperti pada hyperplasia
prostat berigna, striktura, dan buli-buli neurogenik merupakan
keadaan-keadaan yang memudahkan terjadi pembentukan batu.
(Dinda, 2011)
Komplikasi

ada beberapa komplikasi yang di waspadai :


1. Pembendungan dan pembengkakan ginjal
2. Kerusakan dan gagal fungsi ginjal,
3. Infeksi saluran kemih
4. Timbulnya batu berulang
(S. Wahap, 2013)
Pemeriksaan Diagnostik

1. Urinalisa : warna kuning, coklat gelap, berdarah. Secara umum menunjukkan adanya sel darah merah, sel darah
putih dan kristal(sistin,asam urat, kalsium oksalat), serta serpihan, mineral, bakteri, pus, pH urine
asam(meningkatkan sistin dan batu asam urat) atau alkalin meningkatkan magnesium, fosfat amonium, atau batu
kalsium fosfat.

2. Urine (24 jam) : kreatinin, asam urat, kalsium, fosfat, oksalat atau sistin meningkat.

3. Kultur urine : menunjukkan adanya infeksi saluran kemih (stapilococus aureus, proteus,klebsiela,pseudomonas).

4. Survei biokimia : peningkatan kadar magnesium, kalsium, asam urat, fosfat, protein dan elektrolit.
5. BUN/kreatinin serum dan urine : Abnormal ( tinggi pada serum/rendah pada urine) sekunder
terhadap tingginya batu okkstuktif pada ginjal menyebabkan iskemia/nekrosis.

6. Kadar klorida dan bikarbonat serum : peningkatan kadar klorida dan penurunan kadar bikarbonat
menunjukkan terjadinya asidosis tubulus ginjal.

7. Hitung Darah lengkap : sel darah putih mungkin meningkat menunjukan infeksi/septicemia.

8. Sel darah merah : biasanya normal.

9. Hb, Ht : abnormal bila pasien dehidrasi berat atau polisitemia terjadi ( mendorong presipitas
pemadatan) atau anemia(pendarahan, disfungsi ginjal).
10. Hormon paratiroid : mungkin meningkat bila ada gagal ginjal. (PTH merangsang reabsorbsi kalsium dari tulang
meningkatkan sirkulasi serum dan kalsium urine).

11. Foto rontgen : menunjukkan adanya kalkuli atau perubahan anatomik pada area ginjal dan sepanjang ureter.

12. IVP : memberikan konfirmasi cepat urolithiasis, seperti penyebab nyeri abdominal atau panggul. Menunjukan
abdomen pada struktur anatomik ( distensi ureter) dan garis bentuk kalkuli.

13. Sistoureterokopi : visualisasi langsung kandung kemih dan ureter dapat menunjukan batu dan efek obstruksi.

14. Stan CT : mengidentifikasi/ menggambarkan kalkuli dan massa lain, ginjal, ureter, dan distensi kandung kemih.

15. USG Ginjal : untuk menentukan perubahan obstruksi, lokasi batu.


Penatalaksanaan Medis

Penatalaksanaan batu saluran kencing tergantung pada klasifikasi batu


saluran kecingnya. Jenis penatalaksanaan batu ginjal dapat berupa
konservatif (observasi), non invasif dengan Extracorporeal Shockwave
Lithotripsy (ESWL), invasif minimal dengan Ureterorenoscopy (URS) +
Disintegrasi batu dan Percutaneous Nephrolithotripsy (PCNL), dan
operasi terbuka (nefrolithotomi, pielolithotomi atau nefrektomi.

Anda mungkin juga menyukai