Anda di halaman 1dari 39

DEFINISI

 Hematoma intraserebral adalah hematoma yang


terjadi di otak yang disebabkan oleh pecahnya
(ruptur) pada pembuluh darah otak.
 Hematoma dapat terjadi di bagian manapun di
otak. Darah dapat terkumpul di jaringan otak,
ataupun di ruang antara otak dan selaput
membran yang melindungi otak.
ANATOMI
 Otak terdiri dari :
- sel-sel otak yang disebut neuron,
- sel-sel penunjang yang dikenal sebagai sel glia,
- cairan serebrospinal,
- dan pembuluh darah.

Semua orang memiliki jumlah neuron yang sama sekitar 100


miliar, tetapi koneksi di antara berbagi neuron berbeda-beda.

Pada orang dewasa, otak membentuk hanya sekitar 2%


(sekitar 1,4 kg) dari berat tubuh total, tetapi mengkonsumsi
sekitar 20% oksigen dan 50% glukosa yang ada di dalam
darah arterial.
 Anatomi otak
 sirkulus willisi
EPIDEMIOLOGI
 Di seluruh dunia insiden hematoma intraserebral
berkisar 10 sampai 20 kasus per 100.000 penduduk
dan meningkat seiring dengan usia.
 Hematoma intraserebral lebih sering terjadi pada
pria daripada wanita, terutama yang lebih tua dari
55 tahun, dan dalam populasi tertentu, termasuk
orang kulit hitam dan Jepang.
 Selama periode 20 tahun studi The National
Health and Nutrition Examination Survey
Epidemiologic menunjukkan insiden hematoma
intraserebral antara orang kulit hitam adalah 50
per 100.000, dua kali insiden orang kulit putih.
Perbedaan dalam prevalensi hipertensi dan tingkat
pendidikan berhubungan dengan perbedaan
resiko.
ETIOLOGI
 Hipertensi merupakan penyebab terbanyak (72-
81%).
 Hematoma intraserebral spontan yang tidak
berhubungan dengan hipertensi,
biasanya berhubungan dengan diskrasia darah,
hemartroma, neoplasma, aneurisma, AVM, tumor
otak metastasis, pengobatan dengan
antikoagulans, gangguan koagulasi seperti pada
leukemia atau trombositopenia, serebralarteritis,
amyloid angiopathy dan adiksi narkotika.
 Hematoma intraserebral dapat disebabkan oleh
 Hipertensi
 Cerebral Amyloid Angiopathy
 Neoplasma intrakranial. Akibat nekrosis dan
hematoma oleh jaringan neoplasma yang
hipervaskular.
 Arteriovenous Malformation
 Lokasi tersering sumber hematoma intracerebral
FAKTOR RESIKO
 Faktor resiko untuk intraserebral hematoma
terbagi menjadi 2 hal, yaitu yang dapat
dimodifikasi dan yang tidak dapat dimodifikasi
(Magistris, 2013 )
1. Faktor resiko yang dapat dimodifikasi
Faktor resiko yang dapat dimodifikasi termasuk
hipertensi, terapi koagulan, terapi trombolitik,
asupan tinggi alkohol, riwayat stroke
sebelumnya, dan penggunaan obat terlarang
seperti kokain (Magistris, 2013).
2. Faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi
Faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi dari
intraserebral hematoma terkait stroke hemoragik
adalah usia lanjut, etnis kulit hitam, amyloidosis
serebral, gangguan koagulopati, vaskulitis,
malformasi artertiovena, dan keganasan intra
cranial (Magistris, 2013)
PATOFISIOLOGI
 Kasus Hematoma intraserebral umumnya terjadi
di kapsula interna (70 %), di fossa
posterior (batang otak dan serebelum) 20 % dan 10
% di hemisfer (di luar kapsula interna).
 Gambaran patologik menunjukkan ekstravasasi
darah karena robeknya pembuluh darah otak dan
diikuti adanya edema dalam jaringan otak di
sekitar hematom lainnya.
 Akibatnya terjadi diskontinuitas jaringan dan
kompresi oleh hematom dan edema pada struktur
sekitar, termasuk pembuluh darah otak dan
penyempitan atau penyumbatannya sehingga
terjadi iskemia pada jaringan yang dilayaninya,
maka gejala klinis yang timbul bersumber dari
destruksi jaringan otak, kompresi pembuluh darah
otak / iskemia dan akibat kompresi pada jaringan
otak
KLASIFIKASI
 Tipe hematoma intaserebral yang tersering adalah
seperti berikut
1. Putaminal Hemorrhage
2. Thalamic Hemorrhage
3. Hematoma Pons
4. Hematoma Serebelum
5. Hematoma Lober
6. Hematoma intracerebral akibat trauma
GEJALA KLINIS
 Secara umum gejala klinis hematoma intracerebral
merupakan gambaran klinis akibat akumulasi
darah di dalam parenkim otak.
 hematoma intraserebral khas terjadi sewaktu
aktivitas, onset pada saat tidur sangat jarang.
 Perjalanan penyakitnya, sebagian besar (37,5-70%)
per akut.
 Biasanya disertai dengan penurunan kesadaran.
Penurunan kesadaran ini bervariasi frekuensi dan
derajatnya tergantung dari lokasi dan besarnya hematoma
tetapi secara keseluruhan minimal terdapat pada 60%
kasus. dua pertiganya mengalami koma, yang dihubungkan
dengan adanya perluasan hematoma ke arah ventrikel,
ukuran hematomnya besar dan prognosis yang jelek.
 Sakit kepala hebat dan muntah yang merupakan
tanda peningkatan tekanan intrakranial dijumpai
pada hematoma intraserebral, tetapi frekuensinya
bervariasi. Tetapi hanya 36% kasus yang disertai
dengan sakit kepala sedang muntah didapati pada
44% kasus.
 Jadi tidak adanya sakit kepala dan muntah tidak
menyingkirkan hematoma intraserebral, sebaliknya bila
dijumpai akan sangat mendukung diagnosis hematoma
intraserebral atau perdarahan subarakhnoid sebab hanya
10% kasus stroke oklusif disertai gejala tersebut.
 Kejang jarang dijumpai pada saat onset hematoma
intraserebral.
DIAGNOSA
 Meskipun onset yang cepat dan tingkat gangguan
penurunan kesadaran mengarah pada diagnosis
perdarahan intraserebral, namun untuk
membedakan antara infark serebral dan
perdarahan intraserebral membutuhkan
pencitraan otak.
 Pada awal CT-Scan lokasi dan ukuran dari hematom, darah
pada ventrikel dan terjadinya hidrosefalus harus
diperhatikan.
 Beberapa pasien harus menjalani angiografi konvensional
untuk mencari penyebab sekunder perdarahan
intraserebral, seperti aneurisma, malformasi arteriovena
dan vaskulitis.
 Zhu et al. melaporkan terdapat kelainan pada
angiografi pada 49 % pasien dengan perdarahan
lobar dan 65% pada pasien dengan perdarahan
intraventricular terisolasi.
 Para penulis ini juga melaporkan bahwa 48 %
pasien dengan tekanan darah normal dan dibawah
usia 45 tahun memiliki kelainan pada angiografi,
sedangkan pasien hipertensi yang lebih tua dari 45
tahun tidak memiliki kelainan vascular yang
mendasari.
Pemeriksaan Penunjang
CT Scan
Angiografi serebral
X-Ray
Analisa Gas Darah
Elektrolit
Pemeriksaan LCS
DIAGNOSA BANDING
Perdarahan subarachnoid
Perdarahan epidural
PENATALAKSANAAN
Semua penderita yang dirawat dengan
‟intracerebral hemorrhage‟ harus mendapat
pengobatan untuk :
”Normalisasi” tekanan darah
Pengurangan tekanan intrakranial
Pengontrolan terhadap edema serebral
Pencegahan kejang
PROGNOSIS
 Hematoma yang besar jelas mempunyai
morbiditas dan mortalitas yang tinggi.
diperkirakan mortalitas seluruhnya berkisar 26-
50%.
 Mortalitas secara dramatis meningkat pada
hematoma talamus dan sereberal yang
diameternya lebih dari 3 cm, dan pada hematoma
pons yang lebih dari 1 cm.
Untuk hematoma lobar mortalitas berkisar dari 6-
30 %. Bila volume darah sesungguhnya yang
dihitung (bukan diameter hematomnya), maka
mortalitas kurang dari 10% bila volume darahnya
kurang dari 20 mm3 dan 90% bila volume
darahnya lebih dari 60 mm3.
Kesimpulan
Hematoma intraserebral adalah hematoma fokal
dari pembuluh darah dalam parenkim otak.
Penyebabnya biasanya hipertensi kronis.
Gejala umum termasuk defisit neurologis fokal,
seringkali dengan onset mendadak sakit kepala,
mual, dan penurunan kesadaran.
Kebanyakan hematoma intraserebral juga dapat
terjadi ganglia basal, lobus otak, otak kecil, atau
pons.
TERIMA KASIH DAN
SELAMAT BELAJAR
KASUS
 Mj 62 tahun seorang ibu rumah tangga di temukan
tergeletak di depan teras rumahnya oleh tetangga, di
sekitar teras rumah tersebut terlihat ada seperti
bekas muntah, selanjutnya Mj dibawa ke rumah sakit
sitirahmah oleh beberapa kerabatnya menggunakan
mobil dikarenakan Mj tidak sadarkan diri. Diketahui
Mj mempunyai riwayat hipertensi dan dari riwayat
keluarganya kedua orang tuanya mempunyai riwayat
hipertensi pula.
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. MJ
Umur : 62 tahun
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Agama : Islam
Alamat : Jorong

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang dengan tidak sadarkan diri
Riwayat Penyakit Dahulu
hipertensi
Riwayat Penyakit Keluarga
Kedua orang tua memiliki riwayat hipertensi
Alloanamnesa

Dr : ada yang bisa saya bantu?


KK: ini dok saudara saya Ny. MJ tiba tiba jatuh
pingsan,
Dr : dimana anda menemukan Ny. MJ saat pingsan?
KK: di depan teras rumah dok,
Dr : apakah sebelumnya ada tanda tanda yang
mencurigakan?
KK: tidak dok, hanya saja Ny. MJ mengeluh sakit
kepala lalu tiba tiba langsung jatuh pingsan,
Dr : apakah ada tanda tanda lain?
KK: tidak tahu dok, tapi disekitar tempat Ny. MJ
pingsan ada seperti bercak muntah dok
Dr : bagaimana riwayat kesehatan Ny. MJ
KK: cukup baik dok, hanya saja Ny. MJ mempunyai
riwayat hipertensi
Dr : bagaimana dengan kedua orang tuanya?
KK: yang saya tahu kedua orang tua Ny. MJ pun
mempunyai riwayat hipertensi
Pemeriksaan Fisik
 Gerakan mata, pada hematoma putamen terdapat
deviation conjugae ke arah lesi,
 Pada hematoma putamen, reaksi pupil normal
atau bila terjadi herniasi unkus maka pupil
anisokor dengan paralisis N. III ipsilateral lesi.
 Pola pernafasan pada hematoma diensefalon
adalah Cheyne-Stroke, sedang pada lesi di
mesensefalon atau pons pola pernafasannya
hiperventilasi sentral neurogenik
DIAGNOSIS TRIGER
Kasus pada triger dimungkinkan diagnosanya
ialah hematoma intracerebral dikarenakan nyonya
Mj di temukan tidak sadarkan diri secara
mendadak dan di sekitar nonya Mj terdapat bekas
muntah, dari hasil pemeriksaan GCS nyonya Mj di
dapatkan hasil yang buruk E1V1M1

Anda mungkin juga menyukai