Anda di halaman 1dari 364

PERKEMBANGAN STANDAR AKUNTANSI

BERBASIS IFRS per 2016

1
Agenda

1. Standar Akuntansi di Indonesia

2. Perkembangan PSAK sd 2016

3. Overview PSAK

2
Standar Akuntansi

• Untuk keseragaman laporan keuangan, laporan keuangan


yang relevan dan reliable (representational faitfullness)
• Memudahkan penyusun laporan keuangan karena ada
pedoman baku sehingga meminimalkan bias dari penyusun
• Memudahkan auditor dalam mengaudit
• Memudahkan pembaca laporan keuangan untuk
menginterpretasikan dan membandingkan laporan
keuangan entitas yang berbeda.
• Pengguna laporan keuangan banyak pihak sehingga
penyusun tidak dapat menjelaskan kepada masing-masing
pengguna

3
Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan memberikan infomasi  posisi keuangan, kinerja perubahan
posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai
dalam pengambilan keputusan

Laporan keuangan menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen


(stewardship), dan pertanggungjawaban sumber daya yang dipercayakan
kepadanya. Laporan keuangan disusun untuk memenuhi sebagian besar pemakai.

Laporan keuangan disusun berdasarkan standar akuntansi keuangan (SAK/IFRS).


Penerapan standar akuntansi keuangan untuk hal-hal yang bersifat material:
“Pernyataan ini tidak wajib diterapkan untuk unsur-unsur yang tidak material”

Laporan perusahaan

• Laporan keuangan,
• Laporan Tahunan (Annual Reporting),
• Laporan Berkelanjutan (Sustainability Reporting) – Tripple bottom line,
• Laporan Terintegrasi (Integrated Reporting) – Laporan yang lebih ringkas dan
menekankan pada EVA

4 4
Empat Pilar Standar Akuntansi Indonesia

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa


Akuntabilitas Publik signifikan - SAK-ETAP
Standar Akuntansi Entitas Mikro Kecil
Menengarh (SAK EMKM)

Standar Akuntansi Syari’ah – SAK Syariah

Standar Akuntansi Pemerintahan - SAP


 IFRS hanya diadopsi PSAK full 2012, pada tahun 2013 dilakukan revisi beberapa
standar dan ditambahkan standar baru 65, 66, 67, 68 yang akan efektif pada tahun
2015. Pada tahun 2015 dikeluarkan PSAK 69 Agrikultur, 2016 PSAK 70 dan ED PSAK 71.
 SAK ETAP digunakan untuk entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan.
 DSAS telah mengeluarkan 10 PSAK Syariah
5
5
PSAK– TIDAK BERLAKU LAGI

• PSAK 59 Perbankan Syariah • PSAK 11 Penjabaran laporan


• PSAK 31 Perbankan keuangan dalam mata uang asing
• PSAK 29 Pertambangan Minyak dan • PSAK 39 Kerjasama Operasi
Gas
• PSAK 17 Penyusutan
• PSAK 33 Pertambangan Umum
• PSAK 21 Ekuitas
• PSAK 32 Kehutanan
• PSAK 40 Akuntansi Perubahan ekuitas
• PSAK 35 akuntansi pendapatan Jasa
Telekomunikasi anak perusahaan
• PSAK 27 Akuntansi Koperasi • PSAK 41 Akuntansi waran
• PSAK 37 Akuntansi Penyelenggaraan • PSAK 43 Akuntansi Anjak Piutang
Jalan Tol • PSAK 47 Tanah
• PSAK 9 Penyajian aktiva lancar dan • PSAK 51 Kuasi Reorganisasi
kewajiban lancar
• PSAK 52 Mata uang Pelaporan
• PSAK 49 Akuntansi Reksa Dana
• PSAK 54 Akuntansi Restrukturisasi
• PSAK 42 Akuntansi Perusahaan Efek
Utang Piutang Bermasalah
• PSAK 12 Pengendalian Bersama

6
6
Karakteristik IFRS

• IFRS menggunakan “Principles Base “ :


– Lebih menekankan pada intepreatasi dan aplikasi atas standar sehingga harus
berfokus pada spirit penerapan prinsip tersebut.
– Standar membutuhkan penilaian atas substansi transaksi dan evaluasi apakah
presentasi akuntansi mencerminkan realitas ekonomi.
– Membutuhkan profesional judgment pada penerapan standar akuntansi.
• Menggunakan fair value dalam penilaian, jika tidak ada nilai pasar aktif
harus melakukan penilaian sendiri (perlu kompetensi) atau menggunakan
jasa penilai
• Mengharuskan pengungkapan (disclosure) yang lebih banyak baik
kuantitaif maupun kualitatif
• IFRS secara dinamis akan berubah mengikuti perkembangan lingkungan
bisnis dan kebutuhan informasi para pengguna.

7
7
Sejarah Standar Akuntansi
Efektif
1 Januari 2015

Konvergensi Konvergensi
Pra PAI IFRS 2008- IFRS 2012-
1973 2012 2014
8 Desember 2008
Komitmen mendukung
IFRS sebagai standar
akuntansi keuangan
global

PAI Harmonisasi Konvergensi


1973 IAS 1994-2007 IFRS 2015

Adopsi IAS mulai Mempertahankan gap


PSAK 1994 1 tahun dengan IFRS

8
8
Perkembangan PSAK

Efektif Efektif
Efektif 2016
< 2013 2014-2015
• PSAK • 4 PSAK • 1 PSAK baru
• Revisi PSAK • 9 Revisi PSAK • 8 Amandemen PSAK
• 20 ISAK • 4 ISAK (2014) • 9 Penyesuaian PSAK
• 15 PPSAK • 1 PPSAK (2014) • 1 ISAK

IAS / IFRS dalam proses adopsi: Diskusi IFRS


a. IFRS 9 Financial Instruments a. IFRS 4 Insurance Contract
b. IFRS 14 Regulatory Deferral Accounts
c. IFRS 15 Revenue from Contracts with
Customers
d. IFRS 16 Leases

9
9
Penjelasan PSAK
PSAK Baru
• PSAK yang terkait dengan pengaturan baru misal PSAK 69, PSAK 70
• PSAK yang merubah pengaturan lama namun berbeda sangat substansial misal
PSAK 65 Laporan Keuangan Konsolidasian menggantikan PSAK 4 Laporan
Keuangan Konsolidasian dan Tersendiri, PSAK 66 Pengaturan Bersama
menggantikan PSAK 12 Pengendalian Bersama

PSAK Revisi
• Perubahan PSAK berdampak signifikan pada pengukuran, penyajian atau
pengunkapan misal PSAK 24 (Revisi 2013), PSAK 1 (Revisi (2013)
• Didahului dengan penerbitan Exposure draft

PSAK Amandemen
• Perubahan tidak signifikan misal PSAK 1 Revisi 2015
• Didahului dengan pengeluaran ED

PSAK Penyesuaian
• Dampak dari perubahan PSAK lain
• Tidak ada ED atas perubahan tersebut
10
10
PSAK 2013 & 2014
NO IFRS STATUS
1 IFRS 10: Consolidated Financial PSAK 65: Laporan Keuangan Konsolidasian [1
Statements Jan 2015]
2 IFRS 11: Joint Arrangements PSAK 66: Pengaturan Bersama [1 Jan 2015]
3 IFRS 12: Disclosure of Interests in PSAK 67: Pengungkapan Kepentingan dalam
Other Entities Entitas Lain [1 Jan 2015]
4 IFRS 13: Fair Value Measurement PSAK 68: Pengukuran Nilai Wajar [1 Jan
2015]
5 IFRIC 18: Transfer of Assets from ISAK 27: Pengalihan Aset dari Pelanggan [1
Customers Jan 2014]
6 IFRIC 19: Extinguishing Financial ISAK 28: Pengakhiran Liabilitas Keuangan
Liabilities with Equity Instruments dengan Instrumen Ekuitas [1 Jan 2014]
7 IFRIC 20: Stripping Costs in the ISAK 29: Biaya Pengupasan Lapisan Tanah
Production Phase of a Surface Mining tahap Produksi pada Pertambangan Terbuka
[1 Jan 2014]

11
11
PSAK 2013 & 2014
NO IFRS STATUS
1 IAS 1: Presentation of Financial PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan [1 Jan 2015]
Statements
2 IAS 19: Employee Benefits PSAK 24: Imbalan Kerja [1 Jan 2015]
3 IAS 27: Separate Financial Statements PSAK 4: Laporan Keuangan Tersendiri [1 jan 2015]
4 IAS 28: Investments in Associates and PSAK 15: Investasi pada Entitas Asosiasi dan
Joint Ventures Ventura Bersama [1 Jan 2015]
5 IAS 32: Financial Instruments: PSAK 50: Instrumen Keuangan: Penyajian
Presentation [Disahkan pada 29 April 2014, berlaku 1 Jan 2015]
6 IAS 36: Impairment of Assets PSAK 48: Penurunan Nilai Aset [Disahkan pada 29
April 2014, berlaku 1 Jan 2015]
7 IAS 39: Financial Instruments: PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan
Recognition and Measurement Pengukuran [Disahkan pada 29 April 2014, berlaku
(IFRS 9 eff 2018 belum diadopsi) 1 Jan 2015]
8 IFRS 7: Financial Instruments: PSAK 60: Instrumen Keuangan: Pengungkapan
Disclosures [Disahkan pada 29 April 2014, berlaku 1 Jan 2015]
9 IAS 12: Income Tax PSAK 46: Pajak Penghasilan [Disahkan pada 29
April 2014, berlaku 1 Jan 2015]
12
12
Perkembangan Setelah 1 Januari 2015

IFRS terbaru:
• IAS 41 Agriculture Amandemend (efektif 1 Januari 2016)
• IFRS 14 Regulatory Deferral Accounts (efektif 1 Januari 2016)
• IFRS 9 Financial Instruments (efektif 1 Januari 2018)
• IFRS 15 Revenue from Contracts with Customers (efektif 1
Januari 2018)
• IFRS 16 Leases (efektif 1 Januari 2019)

Pembahasan IASB:
• Amandemen IFRS 4 Insurance Contracts
• Amandemen Conceptual Framework
• Penyesuaian IFRS lain

13
13
PSAK 2015

ISAK 30 Pungutan

Amandemen PSAK 1 : Prakarsa Pengungkapan

• Amandemen IAS 1 Disclosure Initiative

Amandemen PSAK 16 dan PSAK 19: Klarifikasi yang Diterima


untuk Penyusutan dan Amortisasi
• Amandemen IFRS 4 IAS 16 dan IAS 38

Amandemen PSAK 24: Program Manfaat Pasti Kontribusi


Pekerja
• Amandemen IAS 19 Defined Plans: Employee Contributions

14
14
PSAK 2015

PSAK 69 Agrikultur efektif 1 Jan 2018

ISAK 31 Interpretasi atas Ruang Lingkup Properti Investasi

Amandemen PSAK 4 : Metode Ekuitas dalam Laporan Keuangan


Tersendiri

Amandemen PSAK 15, 65 dan 67 : Entitas Investasi Penerapan


Pengecualian Konsolidasi

Amandemen PSAK 66: Akuntansi Akuisisi Kepentingan dalan


Operasi Bersama

Amandemen PSAK 16: Tanaman Produktif

15
15
ED PSAK 2016

ED Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan;

Amandemen PSAK 2 Laporan Arus Kas tentang Prakarsa


Pengungkapan;

Amandemen PSAK 46 Pajak Penghasilan tentangPengakuan


Aset Pajak Tangguhan untuk Rugi yang Belum Direalisasi; dan

Penyesuaian Tahunan 2016.

PSAK 70 Akuntansi atas Aset dan Liabilitas yang Timbul dari


Pengampunan Pajak

ED PSAK 71 Instrumen Keuangan

16
16
ED PSAK 2016 - DES

ED Amandemen terhadap PSAK 62: Kontrak


Asuransi - ED PSAK 71: Instrumen Keuangan
dengan PSAK 62: Kontrak Asuransi

ED ISAK 32: Definisi dan Hierarki Standar


Akuntansi Keuangan

ED PSAK 72: Pendapatan dari Kontrak dengan


Pelanggan

17
17
PSAK 69

• Aktivitas agrikultur (agricultural activity) adalah manajemen transformasi


biologis dan panen aset biologis oleh entitas untuk dijual atau untuk
dikonversi menjadi produk agrikultur atau menjadi aset biologis tambahan.
• Aset biologi (biological asset) adalah hewan atau tanaman hidup.
• Produk agrikultur (agricultural produce) adalah produk yang dipanen dari aset
biologis milik entitas.
• Aset biologis diukur pada saat pengakuan awal dan pada setiap akhir periode
pelaporan pada nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, kecuali untuk kasus
yang dideskripsikan dalam paragraf 30 dimana nilai wajar tidak dapat diukur
secara andal.
• Tanaman produktif bukan merupakan aset biologi. Tanaman produktif yang
menghasilan produk agrikultur merupakan aset tetap yang pembebanannya
melalui proses amortisasi.
• Produk agrikultur yang menempel pada tanaman produktif (belum dipanen)
merupakan aset biologi.
• Produk agrikultur yang dipanen dari aset biologis milik entitas diukur
pada nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual pada titik panen.
Setelah panen  biaya perolehan persediaan.

18
18
PSAK 70 Akuntansi atas Aset dan Liabilitas yang Timbul dari
Pengampunan Pajak

Tujaun perlakuan akuntansi atas aset dan liabilitas yang timbul


dari pengampunan pajak sesuai dengan Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 2016.

Berlaku untuk Entitas yang menggunakan PSAK dan SAK ETAP

Entitas memilih Kebijakan Akuntansi :


• Mengikuti standar akuntansi yang berlaku, PSAK 25 Kebijakan
Akuntansi, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Estimasi dan Kesalahan
(Bab 9.3 SAK ETAP)  koreksi atas saldo laba dan penyajian kembali
(restatement).
• Mengikuti ketentuan khusus dalam PSAK 70, mengakui aset dan
liabilitas sebesar jumlah aset yang dilaporkan dalam Surat
Keterangan Pengampunan Pajak.

19
19
PSAK 70 Akuntansi atas Aset dan Liabilitas yang Timbul dari
Pengampunan Pajak

Pengakuan
• Pengakuan atas item yang disyaratkan SAK dan tidak mengakui jika
tidak memenuhi SAK
• Pengakuan saat diterbitkan surat keterangan

Pengukuran pada Pengakuan Awal


• PSAK 25  nilai perolehan aset pada saat kesalahan terjadi
• Opsi PSAK 70 - Nilai pada surat keterangan

Pengukuran setalah Pengakuan Awal


• PSAK 25 dan Opsi PSAK 70  sesuai PSAK yang berlaku
• Opsi PSAK 70  dapat melakukan pengukuran kembali aset dan
liabilitas TA, sehingga sesuai dengan PSAK  reklasifikasi ke aset
dan selisihnya diakui di tambahan modal disetor
Biaya tebusan  beban pada tahun berjalan (Surat keterangan
dikeluarkan)
20
20
PSAK 70 Akuntansi atas Aset dan Liabilitas yang Timbul dari
Pengampunan Pajak

Penyesuaian
• Piutang, provisi, utang terkait dengan pajak yang tidak diakui akibat tax
amnesty dihapuskan  laba rugi

Penyajian
• PSAK 25 – sesuai klasifikasi aset
• Opsi PSAK 70  Aset pengampunan pajak sesuai karakteristik aset Aset
lancar atau tidak lancar / liabilitas jangka pendek / jangka panjang
• Jika tidak dapat diklasifikasikan  Aset Lancar dan Liabilitas jangka
panjang
• Reklasifikasi jika dilakukan pengukuran kembali sesuai dengan SAK

Pengungkapan
• Tanggal surat keterangan
• Nilai yang diakui dalam Surat Keterangan

21
21
Ringkasan Perubahan
PSAK 71 Instrumen Keuangan
• Menggantikan PSAK 55
• Direncanakan Efektif 1 Januari 2019

Klasifikasi dan pengukuran untuk instrumen keuangan.


• Klasifikasi amortized cost dan fair value
• Amortized cost jika memenuhi tes bisnis model (tujuan entitas
untuk memperoleh arus kas yang diperjanjikan dan arus kas (dari
pembayaran pokok dan bunga atas pokok)
• Perubahan klasifikasi boleh jika terjadi perubahan bisnis model

Menggunakan metode expected losses dalam perhitungan


penurunan nilai aset keuangan

Memperbaiki model akuntansi lindung nilai

22
22
PSAK 71 Instrumen Keuangan

• Perubahan format mengikuti IFRS:


– Bab 1 Tujuan
– Bab 2 Ruang Lingkup
– Bab 3 Pengakuan dan Penghentian Pengakuan
– Bab 4 Klasifikasi
– Bab 5 Pengukuran
– Bab 6 Akuntansi Lindung Nilai
– Tanggal efektif dan ketentuan transisi
• Tanggal efektif 1 Januari 2019
• Perbedaan dengan IAS
– Acuan Amandemen IFRS 3 Business Combinations, IFRS 15 Revenue
from Contract with Customer, IFRS 16 Leases tidak dilakukan karena
belum diadopsi
– Ketentuan transisi

23
23
ED Kerangka Konseptual
BAB 1 TUJUAN PELAPORAN KEUANGAN BERTUJUAN UMUM
• Pendahuluan
• Tujuan kegunaan dan keterbatasan pelaporan keuangan bertujuan umum
• Informasi tentang sumber daya ekonomi entitas pelapor, klaim terhadap entitas,
serta perubahan sumber daya dan klaim

BAB 2 – ENTITAS PELAPORAN


• Untuk ditambahkan

BAB 3 – KARAKTERISTIK KUALITATIF INFORMASI KEUANGAN YANG BERGUNA


• Karakteristik kualitatif
• Karakteristik fundamental: relevansi, representasi tepat
• Karakteristik peningkat: keterbandingan; keterverifikasian; ketepatwaktuan;
keterpahaman.
• Kendala biaya pelaporan keuangan yang berguna

BAB 4 – KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN


KEUANGAN (1994) PENGATURAN YANG TERSISA
• Asumsi dasar; Unsur laporan keuangan; Pengakuan; Pengukuran; Konsep
pemeliharaan modal dan penetapan laba

24
24
AMANDEMEN PSAK 2015
Amandemen PSAK Tanggal Efektif
Amandemen PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan tentang 1 Januari 2017
Prakarsa Pengungkapan

Amandemen PSAK 4:Laporan Keuangan Tersendiri tentang 1 Januari 2016


Metode Ekuitas dalam Laporan Keuangan Tersendiri

Amandemen PSAK 15:Investasi Pada Entitas Asosiasi dan Ventura 1 Januari 2016
Bersama tentang Entitas Investasi: Penerapan Pengecualian
Konsolidasi

Amandemen PSAK 16:Aset Tetap tentang Klarifikasi Metode yang 1 Januari 2016
Diterima untuk Penyusutan dan Amortisasi

Amandemen PSAK 16:Agrikultur: Tanaman Produktif 1 Januari 2018


Amandemen PSAK 19:Aset Takberwujud tentang Klarifikasi 1 Januari 2016
Metode yang Diterima untuk Penyusutan dan Amortisasi

25
25
PENYESUAIAN PSAK 2015

Amandemen PSAK Tanggal Efektif


Amandemen PSAK 24:Imbalan Kerja tentang Program Imbalan 1 Januari 2016
Pasti: Iuran Pekerja

Amandemen PSAK 65:Laporan Keuangan Konsolidasian tentang 1 Januari 2017


Entitas Investasi: Penerapan Pengecualian Konsolidasi

Amandemen PSAK 66:Pengaturan Bersama tentang Akuntansi 1 Januari 2016


Akuisisi Kepentingan dalam Operasi Bersama

Amandemen PSAK 67:Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas 1 Januari 2016


Lain tentang Entitas Investasi: Penerapan Pengecualian Konsolidasi
PSAK 69 : Agrikultur 1 Januari 2016

26
26
PENERBITAN ISAK 2015
ISAK Baru Tanggal Efektif

ISAK 30: Pungutan 1 Januari 2016


Interpretasi atas PSAK 57:Provisi, Liabilitas Kontinjensi dan
Aset Kontinjensi yang mengklarifikasi akuntansi liabilitas
untuk membayar pungutan, selain pajak penghasilan yang
berada dalam ruang lingkup PSAK 46: Pajak Penghasilan serta
denda lain atas pelanggaran perundang-undangan, kepada
Pemerintah.
ISAK 31: Interpretasi atas Ruang Lingkup PSAK 13: Properti 1 Januari 2016
Investasi
Interpretasi atas karakteristik bangunan dalam PSAK
13: Properti Investasi. Bangunan dalam definisi properti
investasi mengacu pada struktur yang memiliki karakteristik
fisik yang umumnya diasoasiasikan dengan suatu bangunan
yang mengacu pada adanya dinding, lantai, dan atap yang
melekat pada aset.

27
27
PENYESUAIAN PSAK 2015
Penyesuaian Tahunan 2015 merupakan hasil adopsi dari Annual Improvements cycle
2010 – 2012 dan Annual Improvements cycle 2011 – 2013. Penyesuaian Tahunan pada
dasarnya merupakan kumpulan amandemen dengan ruang lingkup sempit (narrow-
scope) yang hanya bersifat mengklarifikasi sehingga tidak terdapat usulan prisip baru
ataupun perubahan signifikan pada prinsip-prinsip yang telah ada.

Penyesuaian PSAK Tanggal Efektif

PSAK 5 (Penyesuaian 2015): Segmen Operasi 1 Januari 2016

PSAK 7 (Penyesuaian 2015):Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi 1 Januari 2016

PSAK 13 (Penyesuaian 2015): Properti Investasi 1 Januari 2016

PSAK 16 (Penyesuaian 2015): Aset Tetap 1 Januari 2016

28
28
PENYESUAIAN PSAK 2015

Penyesuaian PSAK Tanggal Efektif

PSAK 19 (Penyesuaian 2015): Aset Takberwujud 1 Januari 2016

PSAK 22 (Penyesuaian 2015):Kombinasi Bisnis 1 Januari 2016

PSAK 25 (Penyesuaian 2015):Kebijakan Akuntansi, Perubahan 1 Januari 2016


Estimasi Akuntansi dan Kesalahan
PSAK 53 (Penyesuaian 2015):Pembayaran Berbasis Saham 1 Januari 2016

PSAK 68 (Penyesuaian 2015):Pengukuran Nilai Wajar 1 Januari 2016

29
29
IFRS 9 Financial Instrument

• Dikeluarkan Juli 2014; Efektif 1 Januari 2018 boleh diterapkan lebih dahalu

Klasifikasi dan pengukuran untuk instrumen keuangan.

• Klasifikasi amortized cost dan fair value


• Amortized cost jika memenuhi tes bisnis model (tujuan entitas untuk
memperoleh arus kas yang diperjanjikan dan arus kas (dari pembayaran
pokok dan bunga atas pokok)
• Perubahan klasifikasi dibolehkan jika terjadi perubahan bisnis model

Menggunakan expected losses dalam perhitungan penurunan nilai aset


keuangan

Memperbaiki model akuntansi hedging

30
30
IFRS 15 Revenue Recognition
• Joint project between IASB and FASB,
• Establishes a single, comprehensive framework for revenue recognition.
• To be applied consistently across transactions, industries and capital markets, and
will improve comparability in the ‘top line’
• IFRS yang tidak berlaku akibat IFRS 15: IAS 11 Construction contracts, IAS 18
Revenue, IFRIC 13 Customer Loyalty Programmes, IFRIC 15 Agreements for the
Construction of Real Estate, IFRIC 18 Transfers of Assets from Customers, SIC-31
Revenue - Barter Transactions Involving Advertising Services.
• A contract with a customer will be within the scope of IFRS 15 if all the following
conditions are met: [IFRS 15:9]
– the contract has been approved by the parties to the contract;
– each party’s rights in relation to the goods or services to be transferred can be
identified;
– the payment terms for the goods or services to be transferred can be identified;
– the contract has commercial substance; and
– it is probable that the consideration to which the entity is entitled to in exchange for
the goods or services will be collected
31
IFRS 15 Revenue Recognition

The framework five steps


Identify the contract(s) with the customer

Identify the performance obligations in the contract

Determine the transaction price

Allocate the transaction price

Recognise revenue when a performance obligation is satisfied

32
IFRS 16 Leases

• Efektif 1 Januari 2019 boleh diterapkan lebih dahalu


• Dikeluarkan Juli 2015

Sewa yang lebih dari satu tahun diakui sebagai aset dan liabilitas

Aset / / Right of Use Aset = nilai kini dari pembayaran sewa,


disajikan sebagai line tersendiri dalam posisi keuangan

Tambahan pengungkapan dalam posisi keuangan dan laporan laba


rugi komprehensif

33
33
IFRS – ED Conceptual Framework
CHAPTER 1—THE OBJECTIVE OF GENERAL PURPOSE FINANCIAL REPORTING

CHAPTER 2—QUALITATIVE CHARACTERISTICS OF USEFUL FINANCIAL INFORMATION


• Fundamental: relevance & representation faithfulness
• Enhancing: comparability, verifiability, timelines, understandability

CHAPTER 3—FINANCIAL STATEMENTS AND THE REPORTING ENTITY

CHAPTER 4—THE ELEMENTS OF FINANCIAL STATEMENTS


• Asset, liability, equity, income and expense

CHAPTER 6—MEASUREMENT
• Historical, current value, fair value, value in used & fulfilment value

CHAPTER 7—PRESENTATION AND DISCLOSURE

CHAPTER 8—CONCEPTS OF CAPITAL AND CAPITAL MAINTENANCE

34
34
KERANGKA KONSEPTUAL

35
ED Kerangka Konseptual
BAB 1 TUJUAN PELAPORAN KEUANGAN BERTUJUAN UMUM
• Pendahuluan
• Tujuan kegunaan dan keterbatasan pelaporan keuangan bertujuan umum
• Informasi tentang sumber daya ekonomi entitas pelapor, klaim terhadap entitas,
serta perubahan sumber daya dan klaim

BAB 2 – ENTITAS PELAPORAN


• Untuk ditambahkan

BAB 3 – KARAKTERISTIK KUALITATIF INFORMASI KEUANGAN YANG BERGUNA


• Karakteristik kualitatif
• Karakteristik fundamental: relevansi, representasi tepat
• Karakteristik peningkat: keterbandingan; keterverifikasian; ketepatwaktuan;
keterpahaman.
• Kendala biaya pelaporan keuangan yang berguna

BAB 4 – KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN


KEUANGAN (1994) PENGATURAN YANG TERSISA
• Asumsi dasar; Unsur laporan keuangan; Pengakuan; Pengukuran; Konsep
pemeliharaan modal dan penetapan laba

36
36
Kerangka
Konseptual
menurut IFRS

37
37
PSAK 1

38
PSAK 1 Penyajian Laporan Keuangan
Latar Belakang Perubahan 2013

Perbaikan dengan penggunaan istilah yang lebih tepat

Pengaruh perkembangan PSAK lain yang belum dikeluarkan


tahun 2009

Mengikuti perubahan terakhir IAS 1 tahun 2010 :


pemisahaan penghasilan komprehensif lain dan penyajian
informasi komparatif.

Efektif berlaku 1 Januari 2015, tidak ada penerapan dini.

39 39
Laporan Keuangan - 2013

• PSAK 1  Penyajian Laporan Keuangan


– Komponen
– Tanggung jawab laporan keuangan

Karakteristik umum Identifikasi laporan keuangan


 Penyajian secara wajar dan  Laporan Posisi Keuangan
kepatuhan terhadap SAK  Laporan Laba Rugi dan
 Kelangsungan usaha Penghasilan
 Dasar akrual Komprehensif Lain
 Material dan agregasi  Laporan Perubahan
 Saling hapus Ekuitas
 Frekuensi pelaporan  Laporan Arus Kas
 Informasi komparatif  Catatan atas Laporan
 Konsistensi penyajian Keuangan

40
40
Tujuan Laporan Keuangan

• Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi


keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas.
 Tujuan laporan keuangan :
– memberikan informasi mengenai:
– posisi keuangan,
– kinerja keuangan
– arus kas entitas
yang bermanfaat bagi sebagian
besar kalangan pengguna laporan
dalam pembuatan keputusan
ekonomi.

41
41
Komponen Laporan Keuangan
a. laporan posisi keuangan (neraca) pada akhir periode;
b. laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain selama
periode;
c. laporan perubahan ekuitas selama periode;
d. laporan arus kas selama periode;
e. catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan
akuntansi penting dan informasi penjelasan lain; dan
ea informasi komparatif untuk mematuhi periode sebelumnya
sebagaimana ditentukan dalam paragraf 38 dan 38A
f. laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif sebelumnya
yang disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan
akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-
pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos
dalam laporan keuangannya sesuai dengan paragraf 40A-40D.

45 42
Informasi Komparatif Minimum 38,38A, 38B

• Entitas menyajikan informasi komparatif terkait dengan periode


sebelumnya untuk seluruh laporan keuangan periode berjalan, kecuali
diizinkan atau disyaratkan lain oleh SAK.
• Informasi komparatif yang bersifat naratif dan deskriptif dari laporan
keuangan periode sebelumnya diungkapkan jika relevan.
• Entitas menyajikan minimal, dua laporan posisi keuangan, dua laporan laba
rugi dan penghasilan komprehensif lain, dua laporan laba rugi terpisah (jika
disajikan), dua laporan arus kas dan dua laporan perubahan ekuitas, serta
catatan atas laporan keuangan terkait.
• Dalam beberapa kasus, informasi naratif yang disajikan dalam laporan
keuangan periode sebelumnya masih tetap relevan pada periode berjalan.

47 43
Informasi Komparatif - Tambahan
• Entitas dapat menyajikan informasi komparatif sebagai tambahan atas
laporan keuangan komparatif minimum yang disyaratkan PSAK/ISAK,
sepanjang informasi tersebut disusun sesuai dengan PSAK/ISAK.
• Informasi komparatif terdiri satu atau lebih laporan keuangan, namun tidak
terdiri dari laporan keuangan lengkap.
• Misalnya, entitas dapat menyajikan tiga laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain (sehingga menyajikan periode berjalan, periode
sebelumnya, dan satu periode komparatif tambahan).
• Entitas tidak disyaratkan untuk menyajikan seluruh laporan keuangan saat
menyajikan informasi komparatif tambahan.
• Entitas disyaratkan menyajikan, dalam catatan atas laporan keuangan,
informasi komparatif yang terkait dengan laporan tambahan.

48 44
Perubahan Kebijakan Akuntansi, Penyajian kembali,
retrospektif atau reklasifikasi

• Entitas menyajikan laporan posisi keuangan ketiga pada posisi awal


periode komparatif sebagai tambahan laporan keuangan komparatif
minimum jika:
a. entitas menerapkan kebijakan akuntansi secara retrospektif,
membuat penyajian kembali retrospektif atas pos-pos dalam
laporan keuangan atau reklasifikasi pos-pos dalam laporan
keuangan; dan
b. penerapan retrospektif, penyajian kembali retropsektif atau
reklasifikasi memiliki dampak material atas informasi dalam laporan
posisi keuangan pada awal periode sebelumnya.
• Entitas menyajikan tiga laporan posisi keuangan pada:
a. akhir periode berjalan;
b. akhir periode sebelumnya; dan
c. awal periode

49 45
46
Referensi : Laporan Keuangan Telkom 31 Desember 2015 46
Penghasilan Komprehensif Lain

• Penghasilan komprehensif lain: berisi pos-pos penghasilan dan


beban (termasuk penyesuaian reklasifikasi) yan tidak diakui dalam
laba rugi sebagaimana disyaratkan atau diizinkan oleh SAK
• Komponen penghasilan komprehensif:
– Selisih revaluasi aset tetap
– Pengukuran kembali program imbalan pasti
– Laba rugi dampak dari penjabaran laporan keuangan
– Perubahan nilai investasi available for sales
– Bagian efektif dari keuntungan lindung nilai arus kas
– Bagian penghasilan komprehensif asosiasi

50 47
Informasi dalam Penghasilan Komprehensif Lain

• Bagian penghasilan komprehensif lain menyajikan pos-pos untuk jumlah


penghasilan komprehensif lain dalam periode berjalan, diklasifikasikan
berdasarkan sifat (termasuk bagian penghasilan komprehensif lain dari
entitas asosiasi dan ventura bersama yang dicatat menggunakan metode
ekuitas) dan dikelompokkan, sesuai dengan PSAK/ISAK lainnya:
a) tidak akan direklasifikasi lebih lanjut ke laba rugi; dan
b) akan direklasifikasi lebih lanjut ke laba rugi ketika kondisi tertentu
terpenuhi.
• Entitas menyajikan pos-pos tambahan, judul, dan subtotal jika penyajian
tersebut relevan untuk pemahaman kinerja keuangan entitas.
• Entitas tidak diperkenankan untuk meyajikan pos-pos penghasilan dan
beban seperti pos luar biasa dalam laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain atau dalam catatan atas laporan keuangan

51 48
Penghasilan Komprehensif Lain

• Penghasilan komprehensif terdiri dari laba rugi tahun berjalan dan


penghasilan komprehensif lain
• Penghasilan komprehensif adalah perubahan aset/liabiltas  perubahan
ekuitas yang bukan berasal dari transaksi pemilik.
• Tidak akan direklasifikasi lebih lanjut ke laba rugi;
– Surplus revaluasi aset tetap  direklasifikasi melalui saldo laba saat didepresiasi
atau ketika aset dijual
– Penyesuaian imbalan kerja manfaat pasti – keuntungan/kerugian aktuaria  tidak
direklasifkasi.
• Akan direklasifikasi lebih lanjut ke laba rugi ketika kondisi tertentu terpenuhi.
– Keuntungan/kerugian dari available for sale  jika dijual direklasifiksai ke laba rugi
– Cash flow hedge  keuntungan/kerugian yang efektif  kontrak berakhir  L/R
– Translasi mata uang asing dari anak perusahaan / cabang dengan mata uang fungsional
yang berbeda dengan induk / pusat
– Bagian penghasilan komprehensif asosiasi  jika dijual direklasifikasi ke laba rugi.

51 49
Penghasilan Komprehensif Lain
– Tidak Direklasifikasi
• Entitas melakukan revaluasi aset tetap pada 2 Januari 2015. Nilai
perolehan 600.000 akumulasi depresiasi 200.000. Aset direvaluasi
menjadi 500.000 dan masa manfaat tersisa 10 tahun.
• Jurnal saat revaluasi
– Akumulasi Depresiasi 200.000
– Aset tetap 200.000
– Aset tetap 100.000
– Surplus revaluasi 100.000
• Jurnal saat depresiasi
– Beban Depresiasi 50.000
– Akumulasi Depresiasi 50.000
– Surplus Revaluasi 10.000
– Saldo Laba 10.000

Ref: PSAK 1

55 50
Penghasilan Komprehensif Lain
– Direklasifikasi
• Entitas membeli investasi tersedia dijual seharga 100.000 pada 1
Desember 2015. Pada 31 Desember nilainya naik menjadi 115.000.
Inbvestasi ini dijual dengan harga 110.000 pada 1 Maret 2016.
• Jurnal saat pembelian
– Aset keuangan – tersedia untuk dijual 100.000
– Kas 100.000
• Jurnal saat penilaian 31 Desember 2015
– Aset keuangan – tersedia untuk dijual 15.000
– Penghasilan komprehensif lain 15.000
• Jurnal saat penjualan 1 Maret 2016
– Kas 110.000
– Penghasilan komprehensif lain 15.000
– Aset keuangan – tersedia untuk dijual 115.000
– Penghasilan penjualan AFS 10.000

56 51
Ilustrasi Penerapan PSAK 1 R2013
PT PERTAMINA (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2015
(Dinyatakan dalam ribuan Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)

52
Ilustrasi Penerapan PSAK 1 R2013

Referensi : Laporan Tahunan BP 2014 53 53


Ilustrasi Penerapan PSAK 1 R2013

Referensi : Laporan Tahunan BP 2014 54 54


Laporan Posisi Keuangan (Neraca) - 2011

• Nama menjadi Laporan Posisi Keuangan (Neraca), tambahan neraca


untuk sinkronisasi dengan regulasi di Indonesia
• Perubahan definisi-definisi seperti Kewajiban menjadi Liabilitas dan hak
minoritas menjadi kepentingan nonpengendali (non-controlling interest)
• Penyajian kepentingan non pengendali sebagai bagian ekuitas dan bagian
laba bukan sebagai pengurang laba LK konsolidasian
• Laporan keuangan awal periode (dr periode sajian) untuk penyajian
retroaktif  perubahan kebijakan dan koreksi kesalahan
• Minimum line item Penyajian Neraca
– Properti Investasi
– Investasi dengan menggunakan metode ekuitas
– Aset yang dimiliki untuk dijual
– dll
• Urutan penyajian laporan keuangan dalam ilustrasi menurut PSAK 1
berbeda dengan IAS 1 (Aset tidak lancar di atas)

55
55
Laporan Laba Rugi Komprehensif - 2011

• Laporan Laba rugi  Laporan Laba Rugi Komprehensif.


• Penyajian laporan laba rugi dengan memasukkan unsur laba komprehensif
• Laba dialokasikan untuk pemegang saham minoritas dan mayoritas
• Ketentuan minimum item dalam laporan laba rugi.
• Klasifikasi beban berdasarkan fungsi dan sifat, jika disajikan berdasarkan
fungsi ada pengungkapan berdasarkan sifat
• Penyajian “pos luar biasa / extraordinary item” tidak diperkenankan lagi
• Minimum line item : Pendapatan, Biaya keuangan, Beban pajak,
pendapatan investasi asosiasi, Penghasilan komprehensif lain, dll
• Penghasilan komprehensif: Perubahan aset atau liabilitas yang tidak
mempengaruhi laba pada periode rugi.
• Alternatif penyajian laporan tunggal atau dua laporan

56
56
PSAK 2

57
PSAK 2: LAPORAN ARUS KAS

• Informasi arus kas entitas berguna sebagai dasar untuk


menilai kemampuan entias dalam menghasilkan kas
dan setara kas serta menilai kebutuhan kas entitas
untuk menggunakan arus kas tersebut.

• Laporan arus kas menggambarkan perubahan historis


dalam kas dan setara kas yang diklasifikasikan atas
aktivitas operasi, investasi dan pendanaan selama satu
periode

58
58
Arus Kas dari Aktivitas Operasi

• Metode yang dapat digunakan:


– Metode langsung  kelompok utama dari penerimaan dan
pengeluaran kas bruto diungkapkan;
– Metode tidak langsung  laba disesuaikan dengan mengoreksi
transaksi non kas, penangguhan atau akrual dan unsur
penghasilan/beban yang terkait aktivitas investasi dan pendanaan.
• Dianjurkan melaporkan dengan metode langsung  informasi
yang lebih berguna
• ETAP  metode tidak langsung

59
59
Laporan Arus Kas
• Arus kas bunga dan dividen diungkapkan secara terpisah dan diklasifikasikan
secara konsisten.
– Beban bunga dapat disajikan sebagai arus kas operasi atau pendanaan
(alternatif)
– Pendapatan bunga dapat disajikan sebagai arus kas operasi atau investasi
(alternatif)
– Dividen yang dibayarkan dapat disajikan sebagai arus kas pendanaan atau
operasi (alternatif)
– Pendapatan dividen dapat disajikan sebagai arus kas operasi atau investasi
(alternatif)
• Arus kas yang berkaitan dengan pajak penghasilan dan bunga pinjaman
diungkapkan secara terpisah.
• Perubahan nilai tukar dilaporkan dalam LAK untuk merekonsiliasi saldo awal dan
akhir kas dan setara kas.

• Pengungkapan transaksi non kas – investasi dan pendanaan

60
60
Ilustrasi

61
Ilustrasi

62
Ilustrasi

63
Ilustrasi

64
PSAK 3

65
Definisi

• Laporan keuangan interim merupakan laporan


keuangan yang berisi baik laporan keuangan lengkap
(seperti yang dijelaskan di PSAK atau laporan
keuangan ringkas (seperti yang dijelaskan di
Pernyataan ini) untuk suatu periode interim.
• Periode interim adalah suatu periode laporan
keuangan yang lebih pendek dari satu tahun buku
penuh.

66
66
Isi Laporan Keuangan Interim

• Entitas diperbolehkan memilih menyusun laporan


keuangan interim, informasi lebih sedikit
dibandingkan dengan laporan keuangan tahunan.
• Pertimbangan  tepat waktu, biaya, pengulangan
informasi
– Informasi lebih sedikit dibanding laporan tahunan

67
67
LAPORAN INTERIM – PSAK 3

• Laporan keuangan interim dapat disajikan :


– Laporan Keuangan Lengkap
– Laporan Keuangan Ringkas
• Komponen minimal laporan keuangan interim
– Laporan posisi keuangan ringkas
– Laporan laba rugi komprehensif dalam laporan terpisah atau
digabung
• Pemutakhiran yang tidak signifikan terhadap catatan atas laporan
keuangan tahunan terkini, tidak perlu dibuat.
• Informasi yang material dan tidak diungkapkan di bagian manapun
dalam laporan keuangan interim diungkapkan.
• Kepatuhan terhadap SAK harus diungkapkan.
• Keputusan materialitas pengakuan dan pengungkapan didasarkan
pada data untuk periode interim.

68
68
LAPORAN INTERIM – PSAK 3

• Kebijakan akuntansi yang sama dalam laporan keuangan tahunan


diterapkan dalam laporan keuangan interim, kecuali untuk
perubahan kebijakan akuntansi yang dilakukan setelah tanggal
laporan.
• Pendapatan musiman, berulang, atau berkala dalam suatu tahun
buku tidak diantisipasi atau ditangguhkan pada tanggal interim, jika
antisipasi atau penangguhan tidak akan sesuai pada akhir tahun
buku.
• Biaya yang terjadi secara tidak beraturan selama tahun keuangan
dapat diantisipasi atau ditangguhkan jika hal tersebut tepat untuk
penyajian.
• Pengungkapan perubahan estimasi
• Perubahan kebijakan akuntansi  jika retroaktif harus penyajian LK
tahunan atau interim

69
69
PSAK 4

70
Ketentuan LK Tersendiri
Ketentuan Penyajian Pengungkapan

• Investasi dicatat
dengan
Hanya untuk menggunakan Sebagai bagian
entitas metode biaya atau dari informasi
terkonsolidasi ekuitas (amd 2015) tambahan
• Dividen diakui saat
ditetapkan

* Metode ekuitas diperkenankan menurunt amandemen PSAK 4 2015

71
71
Penyusunan LK Tersendiri

• LK keuangan tersendiri disusun sesuai dengan SAK yang berlaku


kecuali yang diatur dalam ketentuan khusus.
• Jika entitas induk menyusun LK tersendiri, maka entitas induk
mencatat investasi pada entitas anak, ventura bersama dan entitas
asosiasi pada (Par 10):
– biaya perolehan; atau
– sesuai dengan PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan
Pengukuran.; atau
– menggunakan metode ekuitas sebagaimana dideskripsikan dalam
PSAK 15: Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama.
• Entitas induk menerapkan akuntansi yang sama untuk setiap
kategori investasi.
• Investasi yang dicatat pada biaya perolehan atau menggunakan
metode ekuitas dicatat sesuai dengan PSAK 58: Aset Tidak Lancar
yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan ketika
investasi tersebut diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual
72
72
Penyusunan LK Tersendiri

• Entitas Induk mengakui dividen dari entitas anak, ventura


bersama, atau entitas asosiasi dalam laporan keuangan
tersendiri ketika hak menerima dividen ditetapkan.
• Dividen diakui dalam laba rugi, kecuali jika entitas tersebut
memilih menggunakan metode ekuitas, maka dividen
tersebut diakui sebagai pengurang jumlah tercatat
investasi.

73
73
PSAK 5

74
Segmen Operasi – PSAK 5

Penyusunan laporan Penyusunan laporan


keuangan didasarkan keuangan didasarkan
pada perspektif pada perspektif
kebutuhan informasi kebutuhan informasi
oleh pihak eksternal oleh pihak internal

Entitas mengungkapkan informasi yang memungkinkan pengguna laporan


keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktivitas bisnis
yang mana entitas terlibat dan lingkungan ekonomi dimana entitas beroperasi.

75
75
Segmen Operasi
• Segmen operasi adalah komponen dari entitas:
– Terlibat dalam aktivitas bisnis untuk memperoleh pendapatan dan
menimbulkan beban,
– Hasil operasinya dikaji ulang secara reguler oleh pengambil keputusan
operasional untuk alokasi sumber daya dan menilai kinerja, dan
– Tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan
• Kriteria suatu unit dianggap sebagai segmen: 10% dari pendapatan, laba
rugi atau aset.
• Pengungkapan:
– Jika tidak memenuhi ambang batas dapat dipertimbangkan (10% pendapatan,
laba rugi atau aset)  jika manjemen percaya informasi tersebut berguna bagi
pengguna.
– Yang tidak memenuhi ambang batas dapat digabung jika memenuhi kriteria
agregasi.
– Jika yang dilaporkan kurang dari 75% dari pendapatan entitas  tambahan
segmen diidentifikasi (walau tidak memenuhi kriteria).
– Segmen operasi lain yang tidak dilaporkan digabungkan dan diungkapkan
dalam kategori “semua segmen lain”.

76
76
Ilustrasi Segmen
Pelaporan segmen ad. Segment reporting
Segmen operasi dilaporkan dengan cara yang konsisten dengan pelaporan internal yang diberikan kepada pengambil
keputusan operasional. Pengambil keputusan operasional bertanggung jawab untuk mengalokasikan sumber daya,
menilai kinerja segmen operasi dan membuat keputusan strategis.

77
77
PSAK 7

78
PSAK 7 Pengungkapan Pihak Berelasi

 Mengapa perlu ??

Laporan Posisi
Transaksi dan
Keuangan
Saldo
Dan Laba Rugi

Dipengaruhi

• Keberadaan pihak yang mempunyai


hubungan istimewa
• Komitment dengan pihak tersebut

79 79
PSAK 7 Pengungkapan Pihak Berelasi

• Identifikasi hubungan dan transaksi dengan pihak-


pihak berelasi
• Identifikasi saldo, komitmen antara entitas dengan
pihak-pihak berelasi.
• Menentukan pengungkapan yang diperlukan baik
untuk LK konsolidasian, tersendiri, yang disajikan
individual.
– Pengungkapan atas sifat hubungan
– Nilai transaksi, saldo  terkait pihak berelasi

80
80
Pihak Berelasi
a. Pihak-pihak Berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan entitas
tertentu dalam menyiapkan laporan keuangannya.
b. Pihak berelasi  substansi hubungan tidak hanya dalam bentuk hukum
c. Pihak berelasi
 Orang / anggota keluarga terdekat jika memiliki pengendalian atau
pengendalian bersama atas entitas pelapor, memiliki pengaruh signifikan,
personel manajemen kunci.
 Suatu entitas terkait dengan entitas pelapor jika (salah satu);
 anggota dari kelompok usaha sama
 Entitas asosiasi atau ventura bersama bagi entitas lain
 Ventura bersama dari pihak ketiga yang sama
 Program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari salah satu entitas
pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor.
 Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang
diidentifikasi dalam butir (a).
 Orang yang diidentifikasi dalam butir (a) (i) memiliki pengaruh signifikan
81
81
Ilustrasi Pengungkapan Pihak Berelasi
Transaksi-transaksi pihak berelasi d. Related party transactions
Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak berelasi sesuai PSAK 7 Pengungkapan Pihak-Pihak Berelasi.
Seluruh transaksi dan saldo yang material dengan pihak berelasi diungkapkan dalam catatan atas laporan
keuangan konsolidasian.

82
82
Ilustrasi Pengungkapan Pihak Berelasi

83
83
PSAK 8

84
PSAK 8 - Peristiwa setelah Periode Pelaporan

• Peristiwa setelah periode pelaporan adalah peristiwa yang terjadi antara


akhir periode pelaporan dan tanggal laporan keuangan diotorisasi untuk
terbit
• Peristiwa setelah periode pelaporan yang memerlukan penyesuaian
adalah peristiwa yg memberikan bukti atas adanya kondisi pada akhir
periode pelaporan
• Peristiwa setelah periode pelaporan yang tidak memerlukan penyesuaian
adalah peristiwa yang mengindikasikan kondisi setelah periode pelaporan
• Tanggal laporan keuangan diotorisasi untuk terbit adalah tanggal laporan
keuangan sudah final
– Laporan keuangan diaudit : tanggal laporan auditor
– Laporan keuangan tidak diaudit : tanggal laporan keuangan selesai disusun
manajemen

85
85
PSAK 8 Peristiwa setelah Periode Pelaporan

86
86
Ilustrasi PSAK 8
Peristiwa setelah Periode Pelaporan
• PERISTIWA SETELAH TANGGAL PERIODE PELAPORAN (ANTM 2013)
– Pada tanggal 12 Februari 2014 Perusahaan telah melakukan penarikan
fasilitas pinjaman dari PT Bank Central Asia Tbk sebesar AS$50.000.000 yang
akan jatuh tempo pada 12 Mei 2014 dengan suku bunga yang ditentukan
adalah 2% per tahun.
• PERISTIWA SETELAH PERIODE PELAPORAN (PLN 2012)
– Pada tanggal 23 Januari 2013, PJBS membeli 92% saham PT Mitra Karya
Prima (MKP) dengan biaya perolehan sebesar Rp 2.500 juta.
– Pada tanggal 23 Januari 2013, PT Haleyora Power (HP) membeli 90% saham
PT Mitra Insan Utama dengan biaya perolehan sebesar Rp 10.174 juta.
– Berdasarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik
Indonesia No. 30 Tahun 2012, tanggal 21 Desember 2012, tentang tarif
tenaga listrik yang disediakan oleh Perusahaan Perseroan (Persero) PT
Perusahaan Listrik Negara, ditetapkan tarif tenaga listrik untuk konsumen
yang berlaku efektif mulai tanggal 1 Januari 2013.

87
87
PSAK 10

88
PSAK 10 :
Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing
• Entitas menyajikan laporan keuangan dengan menggunakan mata uang
fungsionalnya.
– Mata uang fungsional adalah mata uang pada lingkungan ekonomi utama
dimana suatu entitas beroperasi
– Mata uang asing : mata uang selain mata uanng fungsional
• Akuntansi transaksi dan saldo dalam mata uang asing, kecuali transaksi
dan saldo derivatif (PSAK 55)  disajikan dengan mata uang fungsional.
Selisih kurs diakui dalam laba rugi:
– Suatu transaksi mata uang asing harus dicatat dalam mata uang fungsional
– Dihitung ke dalam mata uang fungsional dengan kurs spot antara mata uang
fungsional dan mata uang asing pada tanggal transaksi
• Menjabarkan hasil dan posisi keuangan dari kegiatan usaha luar negeri
yang termasuk dalam laporan keuangan ke dalam mata uang penyajian.
– Translasi  dari mata uang fungsional ke mata uang pelaporan yang berbeda.
Selisih akan diakui sebagai penghasilan komprehensif lain.
– Remeasurement  dari non mata uang fungsional ke mata uang fungsional

89
89
PSAK 13

90
Properti Investasi – PSAK 13

• Properti (tanah atau bangunan—atau bagian dari bangunan—atau


keduanya) yang dikuasai (oleh pemilik atau lessee melalui sewa
pembiayaan) untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai, atau
kedua-duanya.
• Pengakuan
– Entitas dapat memilih model nilai wajar atau model biaya sebagai
kebijakan akuntansi dan menerapkan kebijakan tersebut pada seluruh
properti investasinya.
– Laba atau rugi yang timbul dari perubahan nilai wajar atas properti
investasi diakui dalam laporan laba rugi
– Nilai wajar harus mencerminkan kondisi pasar pada tanggal neraca.
– Jika menggunakan model biaya  PSAK 16

91
91
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Fair Value Model

• Nilai wajar properti investasi harus mencerminkan


kondisi pasar pada tanggal neraca
• Properti investasi tidak disusutkan.
• Laba atau rugi yang timbul dari perubahan nilai wajar atas
properti investasi harus diakui dalam laporan laba rugi pada
periode terjadinya.

92
92
Pengukuran setelah Pengakuan Awal

Fair value model (PSAK 13) Revaluation model (PSAK 16)


• Menggunakan nilai wajar • Menggunakan nilai wajar

• Perubahan nilai wajar diakui dalam • Perubahan nilai wajar diakui dalam
laporan laba rugi pada periode ekuitas atau laporan laba rugi jika rugi
terjadinya. (loss)  impairment

• Tidak ada penyusutan. • Penyusutan.

• Mencerminkan kondisi pasar pada • Tidak spesifik, hanya mengharuskan


tanggal neraca. secara reguler (terjadi perbedaan
signifikan )

93
93
Ilustrasi - Investasi Properti

• Entitas memiliki gedung 20 lantai. 10 lantai


digunakan untuk kegiatan entitas, sedangkan sisanya
disewakan. Aktivitas utama entitas bukan
menyewakan gedung.
• Bagian gedung yang digunakan sebagai aset tetap, bagian
gedung yang disewakan disajikan sebagai properti investasi
• Alokasi dapat dilakukan berdasarkan jumlah lantai

94
94
Ilustrasi - Investasi Properti

• PT, Melati membeli tanah dan bangunan pada 1 Januari 2012 senilai 4.500juta.
Berdasarkan informasi, harga beli tanah saja 2.000 dan bangunan saja 3.000.
Perusahaan menggunakan metode fair value untuk penilaian properti investasi
tersebut. Nilai wajar tanah dan bangunan dapat dilihat dalam tabel berikut:
31/12/2012 31/12/2013
Tanah 2.000 2.100
Bangunan 3.000 2.800

• Properti Investasi 4.500


Kas 4.500
• Properti Investasi 500
Keuntungan peningkatan nilai 500
• Kerugian penurunan nilai 100
Properti investasi 100

95
95
PSAK 14

96
Persediaan – PSAK 14

• Biaya perolehan terkait selisih valuta asing yang terkait pembelian


persediaan dapat diakui sebagai biaya perolehan persediaan.
• Nilai persediaan tidak termasuk pembayaran yang ditagihkan kepada pihak
ketiga contoh pajak.
• Biaya perolehan persediaan secara tangguh diatur dan dapat menimbulkan
beban bunga.
• Persediaan disajikan di neraca sebesar nilai terendah antara harga
perolehan dan nilai realisasi bersih  kerugian yang timbul atau recovery
kerugian diklastifikasikan dalam pendapatan lain-lain
• Metode LIFO tidak diperkenankan lagi

97
97
Penilaian Persediaan
Biaya atau Nilai Realisasi Bersih yang Lebih Kecil

Persediaan Kuantitas Biaya NRV Total Biaya Total NRV Lebih Kecil

A 400 50 60 20.000 24.000 20.000


B 200 120 100 24.000 20.000 20.000
C 500 70 60 35.000 30.000 30.000
D 300 200 220 60.000 66.000 60.000
TOTAL 139.000 134.000 130.000

NRV: Net Realizable Value = harga jual dikurangi biaya untuk menjual.
Penurunan dihitung secara total = 139.000 – 134.000 = 5.000
Penurunan dihitung tiap produk = 139.000 – 130.000 = 9.000
Jurnal COGS* 9.000
Penyisihan penurunan nilai persediaan 9.000
Jika penurunan nilai sifatnya operasional dapat dimasukkan ke COGS, namun jika sifatnya material dan tidak rutin
dimasukkan dalam beban/pendapatan lain-lain (setelah laba operasi)

98
98
PSAK 15

99
Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura
Bersama PSAK 15
 Entitas Asosiasi  entitas yang mana investor memiliki pengaruh signifikan
 Ventura Bersama  pengaturan bersama yang para pihaknya memiliki
pengendalian bersama atas pengaturan memiliki hak atas aset neto dari
pengaturan
 Metode Ekuitas  metode akuntansi di mana investasi awalnya dicatat
sebesar harga perolehan selanjutnya disesuaikan atas perubahan
pascaperolehan  laba atau rugi dan penghasilan komprehensif lain.
 Harga perolehan awal + bagian laba – bagian rugi – bagian distribusi dari investee +/-
penghasilan komprehensif
 Ketika investasi rugi sehingga investasi menjadi negatif, maka investasi akan
disajikan sebesar nol, liabilitas diakui jika memiliki kewajiban hukum dan
konstruktif. Jika laba, pengakuan laba baru setelah bagian laba sama dengan
bagian rugi yang telah diakui.

100
100
Penerapan Metode Ekuitas
• Entitas dengan pengendalian bersama atau pengaruh
signifikan atas investee mencatat investasinya pada entitas
investasi atau ventura bersama dengan menggunakan metode
ekuitas, kecuali jika investasi tersebut memenuhi syarat
pengecualian penerapan metode ekuitas

• Pengecualian – jika investasi dimilliki atau dimiliki secara tidak


langsung melalui entitas modal ventura, reksa dana, unit perwalian
dan entitas serupa termasuk dana asuransi terkait investasi 
dapat memilih menggunakan nilai wajar PSAK 55
• Jika entitas mau dijual  menerapkan PSAK 58

101
101
Penghentian Metode Ekuitas
• Jika entitas menjadi entitas anak  PSAK 65
• Jika sisa kepentingan merupakan aset keuangan  PSAK 55.
Nilai wajar sisa kepentingan diangggap sebagai nilai wajar
pada saat pengakuan awal aset keuangan sesuai PSAK 55,
entitas mengakui selisihnya sebagai laba rugi.
• Ketika metode ekuitas dihentikan, seluruh jumlah yang telah
diakui dalam penghasilan komprehensif lain menggunakan
dasar yang sama jika investee melepas aset dan liabilitas.
• Jika investee menjadi investasi pada ventura bersama atau
sebaliknya, maka entitas melanjutkan penerapan metode
ekuitas dan tidak mengukur kembali kepentingan yang tersisa.

102
102
Metode Ekuitas
Pada 1 Desember dibeli investasi sebesar 500.000 yang merupakan 25%
kepemilikan pada PT. Mutiara. Pada 31 Desember Mutiara melaporkan laba
bersih yang dihasilkan oleh perusahaan sebesar 200,000. dan penghasilan
komprehensif lain 40.000. dan membagikan dividen 150.0000

Jan.1 Investasi jangka panjang 500.000


Kas 500.000
Des.31 Investasi jangka panjang 60.000
Pendapatan Investasi 50.000
Penghasilan komprehensif lain 10.000
(pengumuman laba bersih, 200,000 x 0.25)
Des.31 Kas 37.500
Investasi Jangka Panjang 37.500
(pengumuman dividen = 150,000 x 0.25)

103
103
Kehilangan Pengaruh Signifikan
Pada 31 Desember 2015 Entitas menjual 20% kepemilikan pada PT. Intan dengan
harga 4.000. Kepemilikan sebelum dilakukan penjualan 30%, saldo investasi sebelum
dilakukan penjualan besar 3.000. Saldo penghasilan komprehensif terkait dengan
investasi ini 500. Investasi tersisa diklasifikasikan sebagai avalaible for sale (AFS)

31 Des Kas 4.000


Investasi jangka pendek (afs) 2.000
Investasi jangka panjang 3.000
Keuntungan penjualan investasi 3.000
Penghasilan komprehensif lain 500
Penghasilan dari investasi 500

Jika 20% sama dengan 4.000 maka 10% = 2.000


Investasi tersisa akan dicatat sebesar 2.000 (nilai wajar dari 10%, nilai buku 1.000)
Keuntungan penjualan investasi:
• Keuntungan dari investasi dijual 4.000 – 2.000 = 2.000
• Keuntungan kenaikan investasi yang tersis 2.000 – 1.000 = 1.000

104
104
Contoh

• Pada 1 Januari 2012, PT Aneka membeli 30% saham berhak suara PT


Merapi sebesar Rp4.000 milyar dengan laba rugi untuk tahun 2012 sd 2015
Tahun Laba (rugi) Porsi laba (rugi) utk Nilai tercatat
PT Serbaneka PT. Aneka
2012 (10.000) (3.000) 1.000
2013 (8.000) (2.400) (1.400)
2014 4.000 1.200 (200)
2015 6.000 1.800 1.600
• Nilai tercatat investasi:
– Tahun 2012 Rp 1.000 milyar
– Tahun 2013 Rp 0
– Tahun 2014 Rp 0
– Tahun 2015 Rp 1.600

105
105
PSAK 16

106
Pengaturan Aset Tetap dalam PSAK

Bunga Penurunan
Nilai Aset
Pinjaman
PSAK PSAK
26 48

Aset Tetap
PSAK PSAK – Terkait
16 PSAK
Aset tetap
58
PSAK
13 & 19 Aset Tidak Lancar Dimiliki
ISAK 25 untuk Dijual dan Operasi
PSAK 30 yang Dihentikan
ISAK 8
ISAK 16 Investasi Properti
Sewa Aset tak berwujud
Transaksi Mengandung Sewa Hak atas Tanah
Konsesi Jasa
107
107
Pengertian Aset Tetap
• Definisi  Aset tetap adalah aset berwujud yang: (par 6)
1. Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan
barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk
tujuan administratif; dan
2. Diharapkan digunakan selama lebih dari satu periode.

 Ciri
► “Used in operations” and not
for resale.
► Long-term in nature and
 Tidak berlaku untuk
usually depreciated.
Hak penambangan
► Possess physical substance. Reservasi tambang
Tanaman produktif (bearer plants) termasuk ruang lingkup aset tetap
108
108
PSAK 16 – Revisi 2015

Tanaman produktif (bearer plants) adalah


tanaman hidup yang:

• digunakan dalam produksi atau penyediaan produk


agrikultur;
• diharapkan untuk menghasilkan produk untuk
jangka waktu lebih dari satu periode; dan
• memiliki kemungkinan yang sangat jarang untuk
dijual sebagai produk agrikultur, kecuali untuk
penjualan sisa yang insidental (incidental scrap).

109
PSAK 16 – Revisi 2015

Tanaman produktif dicatat dengan cara yang sama


dengan aset tetap yang dikonstruksi sendiri sebelum
berada dalam lokasi dan kondisi yang diperlukan untuk
siap digunakan sesuai dengan intensi manajemen.

Sebagai konsekuensi, acuan untuk “konstruksi” dalam


Pernyataan ini dipahami untuk mencakup aktivitas
yang diperlukan untuk membudidayakan tanaman
produktif sebelum berada di lokasi dan kondisi yang
diperlukan untuk siap digunakan sesuai dengan intensi
manajemen.

110
PSAK 16 – Revisi 2015

Perubahan paragraf 03, 06, dan 37 dan menambahkan paragraf 22A dan 81L–81M.

• Entitas menerapkan paragraf tersebut untuk periode tahun buku yang dimulai pada
atau setelah tanggal 1 Januari 2018 secara retrospektif, sesuai dengan PSAK 25 kecuali
seperti yang dijelaskan dalam paragraf 81M.
• Penerapan dini diperkenankan. menerapkan sebelum tanggal 1 Januari 2018, maka
entitas mengungkapkan fakta tersebut.

Pada penerapan pertama, entitas tidak diharuskan untuk mengungkapkan informasi


kuantitatif yang disyaratkan oleh PSAK 25 (paragraf 28(f)). Namun, entitas menyajikan
informasi kuantitatif yang disyaratkan setiap periode yang disajikan sebelumnya.

Entitas dapat memilih untuk mengukur aset tanaman prod8ktif pada nilai wajarnya pada
periode penyajian terawal dalam laporan keuangan untuk periode pelaporan dimana
entitas pertama kali menerapkan Amandemen PSAK 16 dan menggunakan nilai wajar
tersebut sebagai biaya perolehan (deemed cost) pada tanggal tersebut.
• Selisih antara jumlah tercatat sebelumnya dan nilai wajar diakui dalam saldo laba awal
pada periode penyajian terawal.

111
Pengakuan Aset Tetap

Biaya perolehan aset tetap harus diakui sebagai aset


jika dan hanya jika : (par 7)
a) Besar kemungkinan manfaat ekonomis di
masa depan berkenaan dengan aset tersebut
akan mengalir ke entitas; dan
b) Biaya perolehan aset dapat diukur secara
andal.

 Kriteria pengakuan berlaku pada saat pengakuan


awal dan untuk biaya setelah perolehan awal.

112
112
Pertukaran Aset

Biaya perolehan aset tetap dari suatu pertukaran diukur sebesar


nilai wajar
kecuali:

– Tidak memiliki substansi komersial, atau Substansi Komersial


– Nilai wajar aset yang diterima dan
diserahkan tidak dapat diukur secara Nilai wajar
andal Aset dipertukarkan

 Biaya perolehannya diukur dengan jumlah tercatat dari


aset yang diserahkan.

113
113
Dismantling Cost
Example

PT. ABC membangun instalasi minyak lepas pantai. Biaya yang dikeluarkan
sebesar 300 milyar. Peraturan pemerintah mengharuskan entitas
memindahkan instalasi tersebut di akhir konsesi (20 tahun yang akan
datang). Estimasi biaya untuk melakukan pemindahan dan restorasi sebesar
80 milyar. Tingkat bunga yang berlaku 6%. PV dari biaya restorasi 24,94.

Instalasi minyak diakui dalam neraca dengan jurnal berikut:


Dr Aset Tetap 324,94 milyar
Cr Kas 300 milyar
Kewajiban diestimasi 24,94 milyar

Jurnal penyesuaian kewajiban tahun 1


CrBeban bunga 1,497 milyar
Kewajiban diestimasi 1,497 milyar

114
114
Pengukuran setelah Pengakuan Awal

Entitas harus memilih antara:


Cost Model Sebagai kebijakan akuntansinya,
dan
Menerapkan kebijakan tersebut
terhadap seluruh aset tetap
dalam kelompok yang sama.
Revaluation Model

115
115
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Setelah diakui sebagai aset, aset tetap dicatat sebesar :
Cost Model
– Biaya perolehan
– dikurangi
Akumulasi penyusutan dan
Akumulasi rugi penurunan nilai aset

Setelah diakui sebagai aset, aset tetap dicatat sebesar :


Revaluation Model
– Jumlah revaluasian, yaitu nilai wajar pada tanggal
revaluasi,
– dikurangi
Akumulasi penyusutan dan
Akumulasi rugi penurunan nilai aset
yang terjadi setelah tanggal revaluasi.

116
116
Frekuensi Penilaian

• Frekuensi revaluasi tergantung perubahan


nilai wajar dari suatu asset tetap.
• Jika nilai wajar dari asset yang direvaluasi berbeda secara
material dari jumlah tercatatnya, maka revaluasi lanjutan perlu
dilakukan.
• Beberapa asset tetap mengalami perubahan nilai wajar secara
signifikan dan fluktuatif, sehingga perlu direvaluasi secara
tahunan.
• Revaluasi tahunan tidak perlu, apabila perubahan nilai wajar
tidak signifikan, asset dapat direvaluasi setiap tiga atau lima
tahun sekali.

117
117
Revaluation Model

Revaluation Model Revaluasi harus dilakukan secara reguler


Untuk memastikan jumlah tercatat tidak
berbeda secara material dengan nilai wajar
pada tanggal neraca.

Akumulasi penyusutan pada tanggal


revaluasi diperlakukan dengan
metode: proporsional, atau
eliminasi.

118
118
Akumulasi Penyusutan – Revalution Model

Revaluation Model Akumulasi penyusutan pada tanggal


revaluasi diperlakukan dengan
metode:
• proporsional
Nilai akumulasi depresiasi dan harga
perolehan dinaikkan secara
proporsional sehingga nilai bersih
aset sama dengan nilai revaluasi.
• eliminasi.
Nilai akumulasi depresiai ditutup
mengurangi nilai aset. Kemudian aset
dinaikkan menjadi nilai revaluasi

119
119
Revaluation Model
Example

Metode Proporsional Peralatan senilai 4.000.000 diperoleh tanggal 1


Januari 2012 dengan masa manfaat ekonomis 5
tahun tanpa nilai sisa. tanggal 31 Desember 2012
nilai wajar aset adalah 4.800.000.

1/1/2012 Aset tetap 4.000,000


Kas 4.000,000
31/12/2012 Beban Penyusutan 800.000
Akumulasi Penyusutan 800.000

31/12/ 2012 Aset Tetap 2.000,000


Akumulasi Penyusutan 400.000*
Surplus Revaluasi 1.600.000

*(4.800.000 - 3.200.000) / 3.200.000) x 800.000 = 400.000

120
120
Revaluation Model
Example

Metode Eliminasi Peralatan senilai 4.000.000 diperoleh tanggal 1


Januari 2012 dengan masa manfaat ekonomis 5
tahun tanpa nilai sisa. tanggal 31 Desember 2010
nilai wajar aset adalah 4.800.000.

1/1/ 2012 Aset tetap 4.000,000


Kas 4.000,000
31/12/ 2012 Beban Penyusutan 800.000
Akumulasi Penyusutan 800.000

31/12/ 2012 Akumulasi Penyusutan 800.000


Aset Tetap 800.000
Aset Tetap 1.600,000
Surplus Revaluasi 1.600.000

121
121
Pengukuran setelah Pengakuan Awal

• Jika suatu aset tetap direvaluasi, maka Revaluation Model


– seluruh aset tetap dalam kelompok yang sama harus
direvaluasi Entire class

• Jika jumlah tercatat aset meningkat akibat revaluasi,


kenaikan tersebut langsung dikreditkan ke ekuitas pada
bagian surplus revaluasi.
– Diakui sebagai keuntungan pembalikan penurunan nilai To Equity
jika sebelumnya ada penurunan akibat revaluasi directly
terdahulu / impairment.
• Jika jumlah tercatat aset menurun akibat revaluasi, Negative to
penurunan tersebut diakui dalam laporan laba rugi. P/L
– Didebit ke surplus revaluasi (ekuitas) – sejumlah saldo
kredit surplus revaluasi (jika ada) sebelum diakui dalam
laba rugi tahun berjalan.

122
122
Revaluation Model
Revaluation Model
• Surplus revaluasi di ekuitas dapat dipindahkan langsung ke sado laba
pada saat aset tersebut dihentikan penggunaannya.
• Namun, pemindahan ke saldo laba dapat dilakukan seiring dengan
penggunaan aset oleh Entitas  (partially realized)  saat
penyusutan
– Dipindahkan sebesar perbedaan penyusutan dengan revaluasian
dan penyusutan dengan biaya perolehan (atau nilai surplus
revaluasi dibagi sisa manfaat ekonomis)
Dr Surplus Revaluasi
Cr Saldo Laba
• Pemindahan surplus revaluasi tidak dilakukan melalui
Laporan Laba Rugi.
123
123
Revaluation Model
Example

• Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 6.000.000 dan akumulasi


penyusutan Rp 3.400.000 dilakukan revaluasi dan menghasilkan
nilai Rp 4.000.000.

Dr - Akumulasi Penyusutan 3.400.000


Cr – Aset Tetap 3.400.000

Dr – Aset Tetap 1.400.000


Cr – Surplus Revaluasi 1.400.000

124
124
Revaluation Model
Example

Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 6.000.000 dan akumulasi


penyusutan Rp 3.400.000 dilakukan revaluasi dan menghasilkan nilai Rp
4.000.000. Sebelumnya pernah direvaluasi dengan penurunan Rp
400.000.

Dr - Akumulasi Penyusutan 3.400.000


Cr – Aset Tetap 3.400.000
Dr – Aset Tetap 1.400.000
Cr – Keuntungan Revaluasi 400.000
Cr - Surplus Revaluasi 1.000.000

125
125
Revaluation Model
Example

• Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 6.000.000 dan akumulasi


penyusutan Rp3.400.000 dilakukan revaluasi dan menghasilkan
nilai Rp 2.000.000.

Dr - Akumulasi Penyusutan 3.400.000


Cr – Aset Tetap 3.400.000

Dr – Rugi Revaluasi 600.000


Cr – Aset Tetap 600.000.

126
126
Revaluation Model

Example

• Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 6.000.000 dan akumulasi


penyusutan Rp 3.400.000 dilakukan revaluasi dan menghasilkan
nilai Rp 2.000.000. Sebelumnya pernah direvaluasi dengan
surplus Rp 400.000.

Dr - Akumulasi Penyusutan 3.400.000


Cr – Aset Tetap 3.400.000

Dr – Rugi Revaluasi 200.000


Dr – Surplus Revaluasi 400.000
Cr – Aset Tetap 600.000

127
127
Revaluation Model
Contoh

Revaluation Model 1.1.2010


Dr Aset tetap 100,000
• PT. Kenanga membeli Cr Kas 100,000
mesin dengan harga
31.12.2010
100.000 pada 1 Jan 2010
dan menggunakan metode Dr Beban Penyusutan 20,000
revaluasi Cr Akumulasi Penyusutan 20,000
• Mesin tersebut disusutkan
Dr Akumulasi Penyusutan 20,000
dengan metode garis lurus
5thn. Cr Aset tetap 4,000
• Pada 31 Desember 2010 Cr Surplus Revaluasi 16,000
direvaluasi sebesar 96.000 31.12.2011
• Buat jurnal untuk tahun Dr Beban Penyusutan (96K/4) 24,000
2010 dan 2011. Cr Akumulasi Penyusutan 24,000
Dr Surplus Revaluasi 4,000
Cr Saldo Laba 4,000

128
128
Revaluasi Pajak

• Obyek pajak  selisih lebih penilaian kembali aktiva tetap, hanya selisih
lebih bukan Revaluasi dalam konsep penilaian kembali yang dapat
beroptensi untung atau rugi.
• Revaluasi pajak  jika menggunakan SAK ETAP dapat dicatat menurut
akuntansi karena SAK ETAP menyatakan Revaluasi aset tetap
diperkenankan sepanjang sesuai dengan ketentuan pemerintah (dalam
kasus ini adalah ketentuan pajak).
• Revaluasi pajak menurut PSAK, entitas dapat memilih:
– Revaluasi untuk tujuan pajak  hasil Revaluasi tidak diakui dalam laporan
keuangan, hanya nilai pajaknya yang dicatat sebagai beban. Akan muncul pajak
tangguhan.
– Revaluasi untuk tujuan pajak dan akuntansi  akan diakui dalam laporan keuangan
nilai aset dan perhitungan pajak juga mengikuti nilai yang direvaluasi. Kemungkinan
hanya di awal karena saat akuntansi direvaluasi belum tentu pajak
memperkenankan  hanya untuk tujuan akuntansi
– Revaluasi untuk tujuan akuntansi  akan diakui nilai revaluasinya di laporan
keuangan namun tidak digunakan dalam perhitungan fiskal, akan timbul pajak
tangguhan.

129
129
Penyusutan

Cost Model
Penyusutan
Revaluation Model

• Penyusutan adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan


(depreciable amount) dari suatu aset selama umur manfaatnya (useful life).

• Nilai residu dan umur manfaat suatu aset harus di-


review minimum setiap akhir tahun buku
– Jika hasil review berbeda dengan estimasi sebelumnya
maka perbedaan tersebut harus diperlakukan sebagai
perubahan estimasi akuntansi.

130
130
Penyusutan

• Metode penyusutan yang digunakan:


Metode Penyusutan
– Harus mencerminkan ekspektasi pola
konsumsi manfaat ekonomis masa depan
atas aset oleh entitas.
– Harus di-review minimum setiap akhir tahun
buku, dan
– Perubahan metode diperlakukan sebagai
perubahan estimasi.
– Metode penyusutan yang didasarkan pada
pendapatan yang dihasilkan oleh aktivitas
yang meliputi penggunaan suatu aset adalah
tidak tepat - 2015

131
131
Penyusutan

Umur Manfaat

Seluruh faktor berikut diperhitungkan dalam menentukan umur


manfaat suatu asset:
a) Perkiraan daya pakai;
b) Perkiraan tingkat keausan fisik;
c) Keusangan teknis atau keusangan komersial.
Dimana pengurangan yang diperkirakan terjadi di masa yang akan datang
atas harga jual suatu produk yang diproduksi menggunakan suatu aset
merupakan suatu indikasinya. (2015)
d) Pembatasan hukum atau yang serupa.

132
132
PSAK 18

133
PSAK 18: Program Purna Karya

• IAS 26 Accounting and Reporting by Retirement Benefit Plans


• PSAK 18 (revisi 2010) tidak hanya mengatur entitas dana pensiun,
tetapi semua program manfaat purnakarya.
• Program manfaat karya:
– Program Manfaat Pasti
– Program Iuran Pasti
– Hybrid Plan
• Hybrid plan diberlakukan sebagai manfaat pasti

134
134
PSAK 18: Program Purna Karya

• Program Iuran Pasti:


– Jumlah manfaat masa depan yang diterima peserta berdasarkan:
a. jumlah iuran
b. efisiensi kegiatan operasional
c. pendapatan investasi
– Tujuan pelaporan  memberikan informasi periodik
penyelenggaraan program purnakarya dan kinerja investasi
– Laporan keuangan program iuran pasti, mencakup:
• Laporan aset neto tersedia untuk manfaat purnakarya
• Penjelasan mengenai kebijakan pendanaan

135
135
PSAK 18: Program Purna Karya

• Program Manfaat Pasti:


– Laporan keuangan program manfaat pasti mencakup:
• laporan yang menyajikan:
– Aset neto tersedia untuk manfaat purnakarya
– nilai kini aktuaria atas manfaat purnakarya terjanji dan
– surplus/defisit atau
• Laporan aset neto tersedia untuk manfaat purnakarya.
– Nilai kini aktuaria atas manfaat purnakarya terjanji didasarkan pada
manfaat purnakarya terjanji menggunakan tingkat gaji kini atau tingkat
gaji proyeksi
– Tujuan pelaporan program manfaat purnakarya  memberikan
informasi secara periodik sumber daya keuangan dan setiap perubahan
manfaat yang akan diterima peserta dalam program manfaat pasti

136
136
PSAK 18: Program Purna Karya

• Investasi pada surat berharga yang diperdagangkan  nilai


wajar. Nilai wajar = nilai pasar.
• Investasi pada non‐surat berharga yang diperdagangkan  nilai
wajar mengacu SAK terkait.
• Pengungkapan :
– Laporan aset neto tersedia untuk manfaat purnakarya
– Ringkasan dari kebijakan akuntansi yang signifikan dan
– Penjelasan mengenai program purnakarya dan pengaruh setiap
perubahan program purnakarya selama periode tersebut

137
137
PSAK 19

138
Aset tak berwujud – PSAK 19
• Aset tak berwujud  memiliki manfaat ekonomi di masa
mendatang, dapat diukur dengan andal
• Masa manfaat –
– terbatas dan tidak terbatas
– Direview setiap tanggal laporan keuangan
• Ketentuan tentang masa manfaat tak terbatas
• Model Biaya dan Model Revaluasi
• Akuisisi aset tak berwujud dalam kombinasi bisnis
• Akuisisi melalui hibah pemerintah
• Biaya situs web bukan aset tak berwujud kecuali memenuhi
konsep pengembangan

139
139
Pengakuan dan Pengukuran
Biaya perolehan = harga beli dan segala
1. Perolehan terpisah biaya yang dapat dikaitkan secara langsung

2. Akuisisi sebagai bagian dari


kombinasi bisnis Nilai wajar pada tanggal akuisisi

3. Pengakuisisian dengan hibah Diakui pada nilai wajar atau pada nilai
pemerintah nominalnya
Nilai wajar, kecuali tidak ada substansi
4. Pertukaran aset komersial (nilai tercatat aset yang dilepas)

5. Goodwill yang dihasilkan internal Tidak boleh diakui sebagai aset


(tidak dapat teridentifikasi)

6. Aset tidak berwujud yang


dihasilkan internal

140
140
Aset Tidak Berwujud - Internal

• Dalam menentukan apakah aset tidak berwujud yang


dihasilkan internal memenuhi syarat untuk diakui, entitas
menggolongkan proses dihasilkannya aset menjadi dua tahap:
1. Tahap Riset, dan
2. Tahap Pengembangan

Riset adalah penelitian orisinal Pengembangan adalah penerapan temuan


dan terencana yang riset atau pengetahuan lainnya pada
dilaksanakan dengan harapan suatu rencana atau rancangan produksi
memperoleh pembaruan bahan baku, alat, produk, proses, sistem,
pengetahuan dan atau jasa yang sifatnya baru atau yang
pemahaman teknis atas ilmu mengalami perbaikan substansial,
yang baru sebelum dimulainya produksi komersial
atau pemakaian
141
141
ATB Dihasilkan Internal - Pengembangan

• Aset tidak berwujud yang timbul dari kegiatan Pengembangan,


diakui jika, dan hanya jika,terpenuhi semua hal ini:
 Kelayakan teknis penyelesaian
 Niat menyelesaikan dan menggunakan atau menjualnya
 Kemampuan menggunakan atau menjual
 Kemungkinan besar menghasilkan manfaat ekonomis masa
depan
 Tersedianya sumber daya teknis, keuangan, dan sumber daya
lainnya untuk menyelesaikan dan, menggunakan atau
menjualnya
 Kemampuan mengukur secara andal pengeluaran terkait aset
tersebut

142
142
Aset Tidak Berwujud - Internal
Kapan pengeluaran dikapitalisasi?
Tanggal 1 Tanggal 2 Tanggal 3

Riset Pengembangan 1 Pengembangan 2


1.000 8.000 400

Dibebankan dan tidak Dikapitalisasi sebagai aset


dapat disajikan tidak berwujud = biaya
kembali perolehan

Tanggal 1 – Tahap Pengembangan dimulai


Tanggal 2 – Kriteria Pengakuan terpenuhi
Tanggal 3 – Tanggal aset baru hasil pengembangan siap
digunakan
143
143
PSAK 22

144
PSAK - 22

ISI

Akuntansi dan
Metode Akuisisi Pengukuran setelah Pengungkapan
Pengakuan Awal

Pedoman Aplikasi

 Efektif berlaku 2011


 Menggantikan PSAK 22
1994

145
145
Teori konsolidasi
• Entity Theory menganggap entitas konsolidasi sebagai satu entitas
tersendiri yang dimiliki oleh induk dan non pengendali
• Parent Theory menganggap konsolidasi sebagai perpanjangan entitas
induk
Atribut Entity Theory Parent Theory
Perbedaan fair value dari
Diakui penuh,
aset dan liabilitas Hanya diakui sebesar hak
mencerminkan hak untuk
terindentifikasi pada saat induk
induk dan non pengendali.
akuisisi
Tidak sebagai equity
Penyajian pihak non
Sebagai bagian dari ekuitas atau utang (sebelum
pengendali / NCI
ekuitas)
Goodwill merupakan aset
Goodwill hanya milik
Goodwill entitas yang diakui penuh
induk
pada tanggal akuisis

146
146
PSAK – 22 dan IFRS 3R Business Combination

PSAK 22 2010
PSAK 22 1994 • Kecuali
• UCC
• Kecuali • Ventura bersama
• Under common control Ruang Lingkup
• Akuisisi aset
• Ventura bersama
• Purchase dan Polling of • Metode Akuisisi
interest Metode Pencatatan
• Komponen harga perolehan • Dibebankan periode
• Panduan tersendiri untuk berjalan
nilai wajar
Biaya akuisisi
• Mengikuti SAK lain
• Diukur dengan nilai wajar Pengukuran aset dan liab
saat perolehan tidak ada • Diukur kembali, selisih
penilaian kembali diakui laba/rugi
• Berdasarkan nilai tercatat Akuisisi bertahap
netto • Berdasarkan nilai wajar
• Goodwill  parent / porsi aset identifikasi
• Diamortisasi Non Pengendali • Goodwill  entity
• Neg goodwiil diakui
• impairment
• Neg goodwiil –
Goodwill laba/rugi

147
147
Identifikasi Kombinasi Bisnis

Kombinasi bisnis adalah suatu transaksi atau


peristiwa lain dimana pihak pengakuisisi
memperoleh “pengendalian” atas satu atau
lebih bisnis.

“penggabungan sesungguhnya (true merger)” atau


“penggabungan setara (merger of equals)”

148
148
Bisnis

Bisnis adalah suatu rangkaian terpadu dari kegiatan dan aset


yang mampu diadakan dan dikelola dengan tujuan
memberikan hasil dalam bentuk dividen, biaya yang lebih
rendah, atau manfaat ekonomi lainnya secara langsung
kepada investor atau pemilik, anggota, atau peserta lainnya.

149
149
Prinsip dalam PSAK 22 / IFRS R3

Pendekatan dua kolom

Elemen yang
dikeluarkan

Goodwill
Imbalan diberikan

Kepemilikan yang Aset diidentifikasi


dimiliki sebelumnya dan liabilitas yang
dialihkan (entitas
Kepentingan non yang diakuisisi)
pengenlai

150
150
Metode Akuisisi

Entitas mencatat setiap kombinasi bisnis dengan


menerapkan metode akuisisi.

a b c d

Pengakuan dan
Pengidentifikasian
pengukuran goodwill
pihak pengakuisisi
atau keuntungan dari
Penentuan tanggal pembelian diskon
akuisisi Pengakuan dan
pengukuran aset
teridentifikasi, liabilitas
yang diambil –alih dan
kepentingan non
pengendali
151
151
Pihak pengakuisisi

Untuk setiap kombinasi bisnis, salah satu dari entitas yang bergabung
diidentifikasikan sebagai pihak pengakuisisi (06).
Entitas yang memperoleh pengendalian atas pihak yang diakuisisi. (tidak
jelas B14-B18)

1 2 3 4
Entitas yang Ukuran Berinisiatif
Menerbitkan ekuitas.
mengalihkan kas relatifnya Telah ada
“Reverse acqusition” signifikan sebelum
atau aset atau
penerbit = diakuisisi lebih besar kombinasi
menimbulkan
liabilitas

152 152
Penentuan Tanggal Akuisisi

Pihak pengakuisisi mengidentifikasi tanggal akuisisi, yaitu


tanggal pihak pengakuisisi memperoleh pengendalian atas
pihak yang diakuisisi.

• Tanggal pengakuisisi secara hukum mengalihkan imbalan,


memperoleh aset, dan mengambil-alih liabilitas pihak yang
diakuisisi, yaitu tanggal penutupan.
• Dapat terjadi sebelum atau sesudah tanggal penutupan.
• Harus mempertimbangkan semua fakta dan keadaan

153
153
Pengakuan - ketentuan Excluded
elements

Consideration Goodwill
transferred
Previously Identifiable
held interest assets and
Non-ontrolling liabilities
Pada tanggal akuisisi, pihak pengakuisisi mengakui, secara interest

terpisah dari goodwill, aset teridentifikasi yang diperoleh,


liabilitas yang diambil-alih, dan kepentingan nonpengendali
pihak yang diakuisisi. (par 10-11)

• Harus memenuhi definisi aset dan kewajiban sesuai dengan KDPPLK pada tanggal akuisisi.
• Merupakan bagian yang dipertukarkan antara pihak pengakuisisi dan pihak yang diakuisisi dalam
transaksi kombinasi bisnis (par 51-53), bukan hasil transaksi terpisah (SAK terkait).
• Memungkinkan munculnya aset dan liabilitas yang sebelumnya tidak diakui oleh pihak yang
diakuisisi
• Pengecualian 22-28, Sewa operasi B28-B40

154
154
Prinsip Pengukuran
Excluded
elements

Consideration Goodwill
transferred
Previously Identifiable
held interest assets and
Non-ontrolling liabilities
Pihak pengakuisisi mengukur aset teridentifikasi yang
interest

diperoleh dan liabilitas yang diambil-alih dengan nilai


wajar pada tanggal akuisisi.

• Pengukuran kepentingan nonpengendali baik pada nilai


wajar atau pada proporsi kepemilikan non pengendali atas
aset neto teridentifikasi dari pihak yang diakuisisi.
• Pengukuran nilai wajar aset teridentifikasi tertentu dan
kepentingan non pengendali (B41-45)
• Pengecualian par 24-31

155
155
Excluded
elements

Goodwill (32) Consideration


transferred
Goodwill

Previously Identifiable
held interest assets and
liabilities
Non-ontrolling
interest
Pihak pengakuisisi mengakui goodwill pada tanggal akuisisi yang diukur
sebagai selisih lebih (a) atas (b) :
a) nilai agregat dari:
i. Imbalan yang dialihkan  nilai wajar tanggal akuisisi (37);
ii. Kepentingan nonpengendali pada pihak yang diakuisisi; dan
iii. untuk kombinasi bisnis yang dilakukan secara bertahap (41 dan
42), nilai wajar pada tanggal akuisisi kepentingan ekuitas yang
sebelumnya dimiliki oleh pihak pengakuisisi pada pihak yang
diakuisisi.
b) selisih jumlah dari aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas
yang diambil-alih pada tanggal akuisisi
 Jika kepentingan ekuitas pihak yang diakuisisi lebih andal, goodwill
ditentukan dengan nilai wajar tanggal akuisisi dari kepentingan
ekuitas yang dialihkan.
 Jika terdapat imbalan yang dialihkan  nilai wajar kepentingan
ekuitas pengakuisisi ditentukan dengan teknik penilaian (B46-49)

156
156
Pembelian diskon (34-36)
Excluded
elements

Consideration Goodwill
transferred
Previously Identifiable
held interest assets and

 Jika jumlah b melebihi jumlah a,  pihak Non-ontrolling liabilities


interest

pengakuisisi mengakui keuntungan yang


dihasilkan dalam laporan laba rugi pada tanggal
akuisisi.
 Terjadi karena pembelian terpaksa atau karena
pengecualian (22-31)
 Sebelum diakui, pihak pengakuisisi menilai
kembali apakah telah mendidentifikasi dengan
tepat seluruh aset yang diperoleh dan liabilitas
yang dialihkan serta aset/kewajiban lain

157
157
Imbalan yang dialihkan
Excluded
elements

Consideration Goodwill
transferred
Previously Identifiable
 Diukur dengan nilai wajar held interest
Non-ontrolling
assets and
liabilities
interest
 Penjumlahan seluruh aset yang dialihkan
pengakuisisi, liabilitas yang diakui pengakuisisi
dan kepentingan ekuitas yang diterbitkan oleh
pengakuisisi.
 Penghargaan karyawan Par 30.
 Nilai tercatat imbalan yang dialihkan dinilai
dengan nilai wajar  keuntungan dan kerugian
pada tanggal akuisisi, (kecuali tetap berada
dalam entitas tidak boleh diakui).

158
158
Ilustrasi Penggabungan Usaha
• PT. Melati membeli 80% saham kepemilikan PT. Kenanga pada 2 Januari 2011,
8000 lembar dengan harga 10/lembar., nilai nominal saham 5/lembar Nilai total
aset bersih PT. Kenanga pada tanggal akuisisi sebesar 80.000. Berdasarkan
informasi apraisal, nilai aset PT. Kenangan dalam rangka akuisisi dinilai kembali
dengan kenaikan sebesar 10.000. Dalam rangka akuisisi tersebut dikeluarkan
biaya konsultan, akuntan sebesar 4.000. Biaya registrasi akuisi saham sebesar
2.000.
• Jurnal akuisisi PT. Kenanga
Investasi dai PT. Kenanga 80.000
Biaya akuisisi 4.000
Modal saham 40.000
Tambahan modal saham 40.000
Kas 4.000
Tambahan modal saham 2.000
Kas 2.000
Nilai investasi 80.000 ;
Nilai buku 80.000 ; nilia wajar = 90.000.
Jumlah yang dibeli 80% = 64.000 dan nilai wajar 72.000 .
Goodwill parent = 8.000 Goodwill total = 10.000

159
159
Ilustrasi Penggabungan usaha
• PT. Induk mengakuisi 80% saham PT. Anak. Aset yang diserahkan untuk
akuisisi 1.200.000. Non pengendali 20%. Nilai buku Ekuitas PT. Anak pada
(1/1/20x1): 1.000.000). Dalam akuisisi terdapat perbedaan nilai buku dengan
nilai wajar 300.000  untuk tanah 200.000 dan gedung 100.000 (10thn).
Laba Anak selama tahun tersebut 200.000, dividen yang dibagikan 100.000
Induk Anak Induk Anak
Aset lancar 3.200.000 500.000 Liabilitas 2.200.000 1.000.000
Aset tidak lancar 5.000.000 1.500.000 Ekuitas 6.000.000 1.000.000
8.200.000 2.000.000 8.200.000 2.000.000
Induk Anak Induk Anak
Aset lancar 2.000.000 500.000 Liabilitas 2.200.000 1.000.000
Aset tidak lancar 5.000.000 1.500.000 Ekuitas 6.000.000 1.000.000
Investasi di anak 1.200.000
8.200.000 2.000.000 8.200.000 2.000.000

160
160
Ilustrasi Penggabungan usaha
• Goodwill = Investasi S – (% P’ownership x fair value asset)
• Nilai wajar aset = 1.000.000 + 300.000 = 1.300.000
• Goodwill = 1.200.000 – 80% * 1.300.000 = 160.000  goodwill untuk parent
• Goodwill untuk np = 160.000/80% * 20% = 40.000 Aset
• Jika goodwilll hanya untuk parent = 160.000 menjadi
• Jika untuk parent dan non pengendali = 200.000 lebih besar

• Aset digabungkan sebesar nilai wajar 1.500.000+300.000 = 1.800.000(total)


• PSAK lama yang digabungkan hanya 1.500.000 + 80%*300.000
• PSAK lama non controlling interest = 1.000.000 * 20% = 200.000
• PSAK baru non controlling interest = 1.300.000 * 20% = 260.000

Induk Anak FV Induk Anak FV


Aset lancar 3.200.000 500.000 Liabilitas 2.200.000 1.000.000
Aset tidak lancar 5.000.000 1.800.000 Ekuitas 6.000.000 1.300.000
8.200.000 2.300.000 8.200.000 2.300.000

161
161
Ilustrasi Penggabungan usaha
Induk Anak FV Induk Anak FV
Aset lancar 2.000.000 500.000 Liabilitas 2.200.000 1.000.000
Aset tidak lancar 5.000.000 1.800.000 Ekuitas 6.000.000 1.300.000
Investasi di anak 1.200.000
8.200.000 2.300.000 8.200.000 2.300.000

Konsolidasi Konsolidasi
Aset lancar 2.500.000 Liabilitas 3.200.000 Knsl Knsl
Aset tidak lancar 6.800.000 Ekuitas 6.000.000 AL 2.500 L 3.200
Goodwill 160.000 Non pengendali 260.000 ATL 6.800 E 6.000
9.460.000 9.460.000 GW 200 NP 300
9.500 9.500
Knsl Knsl
AL 2.500 L 3.200 Goowill parent Goowill parent & NCI

ATL 6.740 E 6.000


Aset menjadi lebih besar:
GW 160 NP 200 Fakto r: Jml akuisisi,
9.400 9.400 Perbedaan BV, FV, HP
PSAK LAMA

162
162
Ilustrasi Penggabungan Usaha Bertahap

• Entitas A sebelumnya memiliki entitas B sebesar 20% dengan nilai 320 juta.
Nilai buku entitas B total sebesar 1.500 juta.
• Entitas A membeli tambahan saham entitas B sebanyak 60% dengan harga
1.200. Nilai wajar aset B saat akuisisi sebesar 1.800.

• Total kepemilikan baru 20% + 60% = 80%.


• Nilai wajar yang baru  60% = 1.200 maka 100% = 2.000
• Harga wajar dari aset yang dibeli 1.800 sehingga
• goodwill total 2.000-1.800 = 200, maka goodwill untuk minoritas = 40
• Goodwiil parent 1.600 – 80%x1.800 = 1.600 – 1.440 = 160.
• Kepemilikan lama dinilai kembali 20% x 2.000 = 400, sehingga ada
keuntungan 400-320 = 80.
• Investasi yang baru sebesar 80% x 2000 = 1.600
• Jurnal
• Investasi 1.200
• Kas 1.200
• Investasi 80
• Keuntungan investasi 80
163
163
PSAK 23

164
Pendapatan - PSAK 23 (2010)
• Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi
yang timbul dari aktivitas normal entitas selama suatu periode
jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas yang
tidak berasal dari kontribusi pemilik.
• Pendapatan diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima
atau dapat diterima
• Diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau dapat
diterima dan dikurangi diskon atau rabat.
• Jenis pendapatan:
– Penjualan barang
– Penjualan jasa
– Penggunaan aset entitas oleh pihak yang menghasilkan bunga, royalti
dan dividen

165
165
Penjualan Barang

Jika memenuhi seluruh kondisi:


Entitas telah memindahkan risiko dan manfaat kepemilikan
barang secara signifikan kepada pembeli

Entitas tidak lagi melanjutkan pengelolaan yang biasanya


terkait dengan kepemilikan atas barang ataupun melakukan
pengendalian efektif atas barang yang dijual

Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal

Kemungkinan besar manfaat ekonomi yang terkait dengan


transaksi tersebut akan mengalir ke entitas
Biaya yang terjadi atau akan terjadi sehubungan transaksi
penjualan tersebut dapat diukur secara andal
166
166
Penjualan Jasa
Hasil transaksi penjualan jasa dapat diestimasi secara andal 
penjualan diakui dengan acuan tingkat penyelesaian transaksi pada
akhir periode pelaporan.

Dapat diestimasi dengan andal jika memenuhi kriteria berikut:

 Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal.


 Kemungkinan besar manfaat ekonomi sehubungan
dengan transaksi tersebut akan mengalir ke entitas;
 Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada akhir
periode pelaporan dapat diukur secara andal; dan
 Biaya yang timbul untuk transaksi dan biaya untuk
menyelesaikan transaksi tersebut dapat diukur secara
andal
167
167
Penjualan Jasa
Jika hasil transaksi tidak dapat diestimasi secara andal maka
pendapatan diakui hanya yang berkaitan dengan beban yang telah
diakui yang dapat dipulihkan.

Estimasi andal dapat dibuat jika


Pembayaran berkala dan
ada persetujuan:
uang muka tidak
•Hak masing-masing pihak dapat mencerminkan jasa
dipaksakan yang dilakukan
•Imbalan yang dipertukarkan
•Cara dan syarat penyelesaian

168
168
Penjualan Jasa

Metode estimasi:
a) Survei pekerjaan yang telah dilaksanakan
b)Jasa yang dilakukan hingga tanggal tertentu sebagai prosentase
dari total jasa yang dilakukan;
c) Proporsi biaya yang timbul hingga tanggal tertentu dibagi estimasi
total biaya.
• Hanya biaya yang telah terjadi terkait jasa tersebut
• Hanya biaya yang mencerminkan total biaya jasa tersebut

169
169
Bunga, Royalti dan Dividen

• Jika manfaat ekonomi akan mengalir pada


entitas; dan
• Dapat diukur dengan andal

Suku bunga efektif

dasar akrual sesuai dengan substansi


perjanjian

jika hak pemegang saham untuk menerima


pembayaran ditetapkan

170
170
PSAK 24

171
Ruang Lingkup PSAK 24

Imbalan Kerja

Imbalan Kerja
Imbalan Kerja Imbalan Paska
Pesangon Jangka Panjang
Jangka Pendek Kerja
Lainnya

ImbalanJangka Bagi hasil Kontribusi Manfaat


Pendek atau Pasti Pasti
Absen Bonus

Diterapkan oleh pemberi kerja dalam Past service Current


pencatatan seluruh imbalan kerja, kecuali yang cost Service Cost
diatur dalam PSAK 53: Akuntansi Kompensasi
Berbasis Saham.

172
172
Latar Belakang Perubahan
• Untuk melaporkan perubahan kewajiban imbalan pasti dan aset program
didefinisikan dengan cara yang lebih mudah dipahami
• Beberapa opsi penyajian diizinkan dalam standar yang ada, membatasi
komparabilitas  opsi ditiadakan
• Amandemen diperlukan untuk mengklarifikasi area dimana keragaman
dalam praktik yang ada
• Penyempurnaan pengungkapan tentang risiko yang timbul dari program
imbalan pasti yang diperlukan
PERUBAHAN YANG SIGNIFIKAN
• Pengakuan keuntungan dan kerugian aktuaria
• Perubahan komponen imbalan pasti dan aset program
• Persyaratan pengungkapan
PERUBAHAN LAINNYA
• Imbalan kerja jangka pendek
• Pesangon
• Perubahan penting lainnya

173
173
Perubahan Signifikan
PSAK 24 R 2010 PSAK 24 R 2013

Melalui Melaui
OCI OCI
Melalui
Koridor
Laba Rugi
Pengakuan
keuntungan
Pengakuan dan kerugian
keuntungan Aktuaria
dan kerugian
Aktuaria

174
174
Pengakuan dan Pengukuran
Imbalan Jangka Pendek

Diakui saat
pekerja telah Liabilitas jangka pendek sebagai:
memberi jasa
Liabilitas setelah dikurangi yang
telah dibayar, beban dibayar dimuka
jika terjadi kelebihan pembayaran

Beban atau pernyataan lain


membolehkan sbg biaya perolehan

Boleh diakumulasi  diakui pada saat


Cuti berimbalan pekerja memberikan jasa
jangka pendek
cuti berimbalan yang tidak boleh
diakumulasi  diakui saat cuti terjadi
175
175
Ilustrasi
• PT. A memiliki 100 karyawan yang diberikan cuti berimbalan
sebesar Rp 1.000.000 untuk 10 hari kerja. Selama tahun 2015,
karyawan yang cuti 6 hari 80 orang sedangkan sisanya cuti 10
hari kerja.
• JIKA TIDAK DIAKUMULASI
Beban cuti berimbalan 680.000.000 ((20x10)+(80x6))x1.000.000)
Kas 680.000.000
• JIKA DIAKUMULASI
Beban cuti berimbalan 680.000.000 ((20x10)+(80x6))x1.000.000)
Kas 680.000.000
Beban cuti berimbalan 320.000.000 (80x4)x1.000.000)
Utang gaji 320.000.000

176
176
Program Bagi Laba dan Bonus

Syarat pengakuan biaya pembayaran bagi laba dan bonus

Ada kewajiban hukum atau kewajiban konstruktif


sebagai akibat dari peristiwa masa lalu

Dapat diestimasi secara andal

Kewajiban kini timbul jika, dan hanya jika, entitas tidak


mempunyai alternatif realistis lainnya kecuali melakukan
pembayaran.

177
177
Bonus

PT. Melati pada 15 Februari 2016 menyelesaikan laporan


keuangan tahun 2015. Berdasarkan laba tahun 2015, ditetapkan
bonus untuk karyawan sebesar Rp 200milyar dan tantiem untuk
direksi dan komisaris sebesar Ro 40milyar.

Dibuat jurnal penyesuaian


Beban bonus 240 milyar
Utang bonus 240 milyar

178
Ilustrasi Imbalan Kerja Jangka Pendek

• Karyawan Perusahaan XYZ diberikan hak untuk cuti tahunan yang dapat
diakumulasikan cuti tahunan.
• Cuti tahunan yang tidak terpakai dapat dialihkan tanpa batas waktu dan
harus dibayar secara tunai ketika karyawan meninggalkan perusahaan.
• Data beberapa tahun terakhir menunjukkan. karyawan menggunakan
akumulasi cuti tahunan mereka selama periode lebih dari dua tahun.
Pertanyaan
• Haruskah akumulasi cuti tahunan tidak terpakai tersebut diklasifikasikan
sebagai imbalan kerja jangka pendek di bawah PSAK 24 (r2013)?

Cuti tahunan yang tidak terpakai tidak akan memenuhi definisi manfaat
jangka pendek karena tidak diharapkan akan diselesaikan seluruhnya dalam
waktu 12 bulan setelah jasa yang diberikan oleh karyawan.

179
Pengungkapan

Imbalan kerja jangka pendek untuk manajemen


kunci sesuai dengan PSAK 7

Pengungkapan dalam laporan keuangan jumlah gaji


yang diterima oleh manajemen kunci  direksi dan
komisaris

180
Imbalan Pascakerja

Elemen dari Proses Pensiun

Dana
Entitas Pensiun Pekerja
Kontribusi Manfaat
(Pembayaran)

Investasi

181
Imbalan Pascakerja

Tunjangan
purnakarya
Imbalan pascakerja
Imbalan pascakerja
lain

Iuran pasti
bergantung pada
Program imbalan substansi
pascakerja ekonomis dari
Imbalan pasti setiap program

182
Definisi

Program iuran pasti entitas membayar kpd pengelola dana,


tidak ada kewajiban entitas untuk membayar iuran lebih lanjut
jika pengelola dana tidak cukup membayar jasa

 Program imbalan pasti program imbalan pascakerja yang


bukan merupakan program iuran pasti.

183
Imbalan Paska Kerja

EMPLOYER PENSION FUND EMPLOYEE


CONTRIBUTIONS BENEFIT

Defined
Contribution DEFINED VOLATILE
Plans
RISK LIMIT

Defined
VOLATILE DEFINED
Benefit Plans
RISK LIMIT

184
184
Program Iuran Pasti
Pengakuan dan Pengukuran Pengungkapan

• jumlah yang diakui


Diakui sebagai beban
sebagai beban
untuk program
Diakui liabilitas (beban terakru) iuran pasti.
setelah dikurangi dengan iuran • Informasi program
telah dibayar atau aset iuran pasti untuk
(pembayaran dimuka jika terdapat personel
kelebihan). manajemen kunci

Jika iuran tidak jatuh tempo


seluruhnya dalam 12 bulan ->
didiskonto

185
185
Program Manfaat Pasti
• Perusahaan memiliki kewajiban hukum dan konstrukstif
untuk memenuhi pembayaran imbalan setelah pekerja
pensiun.
• Mungkin tidak didanai, seluruhnya atau sebagian didanai
• Imbalan dihitung dengan asumsi aktuarial  asumsi
demografi dan keuangan.
• Dana diakumulasikan dalam Aset Program
• Risiko atas manfaat pasti:
– Risiko aktuarial  jumlah kewajiban imbalan pasti berbeda dari
yang diharapkan karena perubahan asumsi aktuaria
– Risiko investasi  hasil investasi atas aset program berbeda dari
yang diharapkan.
RISIKO MENIMBULKAN KEUNTUNGAN/KERUGIAN AKTUARIAL

186
186
Program Manfaat Pasti
Faktor-faktor:

Biaya Jasa:
• Biaya Jasa Kini
• Biaya Jasa Lalu Nilai Kini Kewajiban
• Biaya Bunga Imbalan Pasti (NKKIP)
• Remeasurement (Keuntungan dan
kerugian aktuarial)

• Pendapatan Bunga
• Iuran pensiun oleh perushaan
Nilai Wajar Aset Program
• Penarikan uang pensiun dr Dapen
(NWAP)
• Remeasurement (Keuntungan dan
kerugian aktuarial)

187
187
Laporan Posisi Keuangan

Liabilitas Imbalan Pasti (di Neraca)


+/+ Nilai kini kewajiban imbalan pasti
-/- Nilai wajar aset program yang digunakan untuk
menyelesaikan kewajiban secara langsung

Ekuitas (di Neraca)


+/- Penghasilan komprehensif lain  pendapatan
atau kerugian

188
188
Imbalan Kerja Jangka Panjang Lainnya

Cuti berimbalan jangka panjang

Penghargaan masa kerja atau imbalan jasa jangka


panjang lain

Imbalan cacat permanen

Utang bagi laba dan bonus yang dibayar ≥12 bulan


setelah akhir periode pelaporan saat pekerja
memberikan jasanya

Kompensasi ditangguhkan yang dibayar ≥12 bulan


sesudah akhir dari periode pelaporan saat jasa diberikan

189
189
Imbalan Kerja Jangka Panjang Lainnya

Diakui sebagai liabilitas total nilai neto dari jumlah:

• Nilai kini kewajiban imbalan pasti pada akhir


periode pelaporan
• Dikurangi dengan nilai wajar dari aset program
pada akhir periode pelaporan (jika ada) selain
kewajiban yang harus dilunasi secara langsung

190
190
Ilustrasi 1 – PSAK 24 (Revisi 2013)

• Imbalan kerja perusahaan:


Nilai Kini Kewajiban Imbalan Pasti - Awal 20X0 200.000
Nilai Wajar Aset Program - Awal 20X0 200.000
Biaya Jasa Kini 30.000
Tingkat Diskonto 10%
Iuran 24.000
Imbalan 16.000
Nilai Kini Kewajinan imbalan akhir 20X0 250.000
Nilai wajar aset akhir 20X0 222.000

191
191
Ilustrasi 1 – PSAK 24 (Revisi 2013)
JURNAL UMUM MEMO
Penghasilan Nilai Kini
Beban Kas Komprehensif Liabilitas Kewajiban Aset
Saldo awal (200.000) 200.000
Biaya jasa kini 30.000 (30.000)
Biaya bunga 20.000 (20.000)
Pendapatan bunga (20.000) 20.000
Iuran (24.000) 24.000
Imbalan 16.000 (16.000)
Rugi Aktuaria Liabiilitas 16.000 (16.000)
Rugi Aktuaria – Aset Program 6.000 (6.000)
Amortisasi biaya jasa lalu
Kerugian (keuntung) akturial
Jml tahun berjalan 30.000 (24.000) 22.000 (28.000) (250.000) 222.000
Saldo Akhir 22.000
Kerugian
*Hitung dulu penjumlahan dari 200.000 + 30.000+20.000 – 16.000 = 234.000. Menurut aktuaris 250.000
sehingga kerugian aktuaria = 250.000 – 234.000 = 16.000
**Hitung dulu penjumlahan dari 200.000 + 24.000+24.000 – 16.000 = 228.000. Menurut Dapen aset program
pada akhir periode 220.000 sehingga kerugian aktuaria = 250.000 – 234.000 = 6.000

192 192
Jurnal
Beban pensiun 30.000
Penghasilan Komprehensif Lain 22.000
Kas 24.000
Liabilitas 28.000

Liabilitas
Kewajiban manfaat Pensiun 28.000
Ekuitas
Penghasilan komprehensif lain - kerugian 22.000
Notes
Nilai kini Kewajiban 250.000
Aset Program 222.000
Net Liabilitas manfaat pensiun 28.000

193
193
Ilustrasi 2 – PSAK 24 (Revisi 2013)
• Imbalan kerja perusahaan:
KETERANGAN
Nilai Kini Kewajiban Imbalan Pasti - Awal 20X1 250.000
Nilai Wajar Aset Program - Awal 20X1 222.000
Rugi Aktuaria OCI – Awal 20X1 22.000
Biaya Jasa Kini 34.000
Tingkat Diskonto 10%
Iuran 26.000
Imbalan 20.000
Nilai Kini Kewajinan imbalan – Akhir 20X1 279.500
Nilai wajar aset – Akhir 20X1 276.600

194
194
Ilustrasi 2 – PSAK 24 (Revisi 2013)

JURNAL UMUM MEMO


Penghasilan Kewajiban Aset
Beban Kas Komprehensif Liabilitas Program Program
Saldo awal 22.000 (28.000) (250.000) 222.000
Biaya jasa kini 34.000 (34.000)
Biaya bunga 25.000 (25.000)
Pendapatan bunga (22.200) 22.200
Iuran (26.000) 26.000
Imbalan 20.000 (20.000)
Penurunan (kenaikan) kewajiban (9.500) 9.500
Selisih aktuaria Aset Program (26.400) 26.400
Amortisasi biaya jasa lalu
Kerugian (keuntungan) akturial
36.800 (26.000) (35.900) 25.100
(13.900) (2.900) (279.500) 276.600

195 195
Jurnal

Beban pensiun 36.800


Liabilitas manfaat pensiun 25.100
Kas 26.000
Penghasilan Komprehensif Lain 35.900

Liabilitas
Liabilitas manfaat pensiun 2.900
Ekuitas
Penghasilan komprehensif lain 13.900
Notes
Nilai kini Kewajiban (279.500)
Aset Program 276.600
Net Liabilitas manfaat pensiun (2.900)

196
196
PSAK 25

197
Perubahan Kebijakan Akuntansi dan Kesalahan
- PSAK 25

• Kebijakan akuntansi harus menjelaskan pengakuan, pengukuran dan


penyajian.
• Ketika SAK spesifik berlaku, kebijakan akuntansi harus tunduk pada PSAK
dan mempertimbangkan panduan aplikasi, jika tidak ada, menggunakan
pertimbangan manajemen.
• Perubahan kebijakan akuntansi tidak diperkenankan kecuali dipersyaratkan
PSAK atau menghasilkan laporan keuangan yang lebih andal dan relevan.
Jika ada tidak ada ketentuan transisi perubahan kebijakan diterapkan
secara retrospektif, kecuali tidak praktis
• Penerapan retrospektif suatu perubahan kebijkan akuntansi baru adalah
koreksi pengakuan, pengukuran, transaksi, peristiwa dan kondisi lain
seolah-olah kebijakan tersebut telah diterapkan.
• Ketika entitas belum menerapkan suatu PSAK baru yang telah diterbitkan
tetapi belum efektif berlaku, maka entitas mengungkapkan fakta dan
iformasi relevan atas dampak penerapan PSAK tersebut.

198
198
Perubahan Kebijakan Akuntansi dan Kesalahan
- PSAK 25
• Estimasi akuntansi mungkin perlu direvisi jika terjadi perubahan keadaan yang
menjadi dasar estimasi atau akibat informasi baru atau tambahan pengalaman.
• Perubahan estimasi akuntansi adalah: Penyesuaian jumlah tercatat yang berasal dari
penilaian status kini, dan ekspektasi manfaat masa depan dan kewajiban yang terkait
dengan, aset dan liabilitas.
• Dampak perubahan estimasi akuntansi, diakui secara prospektif dalam laporan laba
rugi pada:
a) Periode perubahan, jika dampak perubahan hanya pada periode itu; atau
b) Periode perubahan dan periode mendatang, jika perubahan berdampak pada
keduanya.
• Kesalahan dapat timbul dalam pengakuan, pengukuran, penyajian atau
pengungkapan unsur-unsur laporan keuangan.
• Entitas mengoreksi kesalahan material periode lalu secara retrospektif pada laporan
keuangan lengkap pertama yang diterbitkan setelah ditemukannya dengan:
a) Menyajikan kembali jumlah komparatif untuk periode lalu atau
b) Jika kesalahan terjadi sebelum periode lalu sajian paling awal, maka menyajikan
kembali untuk periode lalu sajian paling awal

199
199
Ilustrasi
Perubahan Kebijakan Akuntansi dan Kesalahan
- PSAK 25
• Berdasarkan surat Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
Keuangan (Bapepam-LK) No. S-2366/BL/2009 tertanggal 30 Maret
2009, penyediaan tenaga listrik oleh IPP kepada Perusahaan dan
entitas anak termasuk dalam kategori perjanjian pelaksanaan jasa
publik ke swasta, yang dikecualikan dari penerapan ISAK 8, sampai
DSAK–IAI menerbitkan interpretasi standar akuntansi yang spesifik
mangatur transaksi tersebut.
• Selanjutnya, sesuai dengan surat manajemen tanggal 22 Desember
2011 kepada Ketua Bapepam-LK, manajemen telah memutuskan
untuk menerapkan ketentuan ISAK 8, sesuai dengan PSAK 30 (revisi
2011), terhadap Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik mulai tanggal 1
Januari 2012. Perusahaan dan entitas anak menerapkan ISAK 8
secara restrospektif, pengaruh perubahan tersebut menyebabkan
penyajian kembali pada laporan keuangan konsolidasian Perusahaan
(Catatan 58).

200
PLN LK tahun 2012 200
PSAK 26

201
Bunga Pijaman PSAK 26
• Biaya pinjaman yang dapat diatribusikan secara langsung
dengan perolehan, konstruksi, atau produksi aset kualifikasian
adalah bagian dari biaya perolehan aset tersebut.
– biaya pinjaman aktual yang terjadi atas pinjaman tersebut selama
periode berjalan dikurangi
– penghasilan investasi dari investasi temporer pinjaman tersebut.
• Menggunakan dana secara umum  tingkat kapitalisasi untuk
pengeluaran atas aset tersebut.
• Jumlah biaya pinjaman yang dikapitalisasi selama suatu
periode tidak boleh melebihi jumlah biaya pinjaman yang
terjadi.
• Biaya pinjaman yang dikapitalisasi  menambah aset

202
202
Ilustrasi Kapitalisasi Bunga Pinjaman

• PT. Melati meminjam ke Bank sejumlah 10.000 juta untuk


membangun gedung dengan tingkat bunga 8%.
Pengeluaran dilakukan selama proses pembangunan
sehingga sebagian dana diinvestasikan.
• Hasil investasi yang terjadi selama proses pembangunan
gedung dari pinjaman yang belum dipakai sebesar 300juta.

• Total biaya bunga yang terjadi adalah:


10.000 x 8% = 800 juta
• Bunga yang dapat dikapiltalisasi adalah
800 juta – 300 juta = 500 juta

203
203
Ilustrasi Kapitalisasi Bunga Pinjaman

PT. Melati membangun sendiri gedung dengan melakukan


pengeluaran selama tahun 2011:
Jan 31: 480.000 July 31: 360.000.

Dana yang tidak dipakai diinvestasikan dengan return 6%. Perusahaan


sebelumnya memiliki utang outstanding utang dalam bentuk notes. Sumber
pendanaan pembangunan tersebut adalah sbb:
1. 10%, 2-year note specifically for the project: 500.000
2. 8%, 5-year note (other debt): 400.000

Berapa bunga yang dikapitalisasi ??

204
204
Ilustrasi Kapitalisasi Bunga Pinjaman

Up to
specific loan, 45.833
500.000 at avoidable
10% x 11/12
Expenditure +
840.000
Excess
(840,000 less 11.333
500.000 = 340.000) avoidable
At 8% x 5/12

600
Revenue -
56.567

205
205
Ilustrasi Kapitalisasi Bunga Pinjaman

Bunga yang dapat dihindari : 56.567


Bunga aktual :
• 500.000 @ 10% = 50.000
• 400.000 @ 8% = 32.000
82.000
• Bunga yang dihindari lebih kecil dari bunga aktual
sehingga bunga yang dapat dikapitalisasi 56.567.
• Beban bunga 25.433 (82.000-56.567).

206
206
PSAK 28

207
PSAK 28 Kontrak Asuransi Kerugian

• Kontrak asuransi diatur secara umum dalam PSAK 62, untuk kontrak
asuransi kerugian diatur lebih khusus dalam PSAK 28
• Pendapatan premi  pengakuan pendapatan berdasarkan kontrak polis
atau berdasarkan risiko.
• Reasuransi : prospektif dan retroaktif dipertanggungjawabkan secara
terpisah.
• Beban klaim : diakui saat timbulnya kewajiban untuk memenuhi klaim 
disetuju; poses penyelesaian; sudah terjadi tapi belum dilaporkan.
• Liabilitas  utang klaim; estimasi klaim retensi
• Pengungkapan kebijakan akuntansi; piutang premi dari penutupan polis
bersama dan jumlah premi jangka panjang

208
208
PSAK 30

209
PSAK 30 & ISAK 8 SEWA
• Sewa adalah suatu perjanjian dimana lessor memberikan hak kepada
lessee untuk menggunakan suatu aset selama periode waktu yang
disepakati.
• Sewa Pembiayaan (Finance Lease) adalah sewa yang mengalihkan secara
substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan
suatu aset. Hak milik pada akhirnya dapat dialihkan, dapat juga tidak
dialihkan (par. 8)
• ISAK 8 : Dalam menentukan apakah suatu perjanjian merupakan
perjanjian sewa atau mengandung sewa, perlu diperhatikan substansi
perjanjian dan dilakukan evaluasi apakah
– Pemenuhan perjanjian tergantung pada penggunaan suatu aset
– Perjanjian memberikan suatu hak untuk menggunakan aset tertentu
Jika perjanjian mengandung sewa, maka pihak dalam perjanjian harus
menerapkan ketentuan PSAK 30

210
210
PSAK 34

211
Kontrak Konstruksi - PSAK 34
• Mengatur perlakuan akuntansi yang berhubungan dengan kontrak
konstruksi.
• Pendapatan kontrak diukur pada nilai wajar dari imbalan yang
diterima atau akan diterima. Pengukuran dipengaruhi oleh
ketidakpastian di masa mendatang.
• Jika hasil kontrak konstruksi dapat diestimasi secara andal, maka
pendapatan kontrak dan biaya kontrak yang berhubungan dengan
kontrak konstruksi diakui sebagai pendapatan dan beban dengan
memperhatikan tahap penyelesaian aktivitas kontrak pada tanggal
akhir periode pelaporan.
• Metode menentukan tahap penyelesaian: proporsi biaya kontrak,
survei atas pekerjaan dan penyelesaian suatu bagian secara fisik.
• Taksiran rugi pada kontrak konstruksi tersebut segera diakui sebagai
beban

212
212
PSAK 36

213
PSAK 36 Kontrak Asuransi Jiwa

• Kontrak asuransi diatur secara umum dalam PSAK 62, untuk kontrak
asuransi jiwa diatur lebih khusus dalam PSAK 36
• Kontrak asuransi dibedakan menjadi kontrak jangka pendek dan kontrak
jangka panjang.
• Pendapatan  premi kontrak jangka pendek; premi kontrak jangka
panjang; pendapatan lain.
• Beban klaim  klaim yang disetujui; klaim dalam proses penyelesaian;
klaim yang terjadi tapi belum dilaporkan; klaim reasuransi (pengurang
beban klaim)
• Liabilitas manfaat polis masa depan disajikan dalam aktuaria berdasarkan
perhitungan aktuaria  harus memenuhi tes kecukupan liabilitas sesuai
PSAK 62.
• Estimasi liabilitas klaim kesehatan dan kecelakaan  taksiran
perhitungan teknis asuransi

214
214
PSAK 38

215
PSAK 38 Restrukturisasi Entitas Sepengendali

PSAK yang disusun tanpa rujukan langsung IFRS

PSAK 38 :

• Pertama dikeluarkan 5 September 1997


• Revisi kedua 20 Juli 2004.
• Revisi ketiga 2013 (ED tahun 2011 dan tahun 2012)

Pengaturan untuk restrukrisasi entitas sepengendali perlu


diatur khusus karena tidak dapat mengikuti aturan dalam
PSAK 22; PSAK 38 melengkapi PSAK 22

216
216
Sifat Transaksi Restukturisasi Entitas Sepengendali

Transaksi kombinasi bisnis bukan


sehingga
antara entitas sepengendali, merupakan
transaksi
berupa pengalihan bisnis yang perubahan
tersebut tidak
dilakukan dalam rangka pemilikan
dapat
reorganisasi entitas-entitas dalam arti
menimbulkan
yang berada dalam suatu substansi
laba atau rugi.
kelompok usaha yang sama, ekonomi,

217
217
Transaksi tidak sepengendali

Transaksi pembelian saham atau aset neto milik


pemegang saham nonpengendali (yang tidak berada
dalam pengendalian yang sama dengan pemegang
saham pengendali) merupakan transaksi yang mencakup
perubahan substansi ekonomi pemilikan dari pemegang
saham nonpengendali ke pemegang saham pengendali,

bukan transaksi kombinasi bisnis entitas sepengendali

218
218
Metode Penyatuan Kepentingan

Berhubung transaksi kombinasi bisnis entitas


sepengendali tidak mengakibatkan perubahan
substansi ekonomi kepemilikan atas bisnis yang
dipertukarkan,

transaksi tersebut diakui pada jumlah tercatat


berdasarkan metode penyatuan kepemilikan.

219
219
Selisih Imbalan yang Dialihkan

Selisih antara jumlah imbalan


yang dialihkan dan jumlah Disajikan dalam
Diakui di
tercatat dari setiap transaksi pos tambahan
ekuitas
kombinasi bisnis entitas modal disetor.
sepengendali

220
220
Penerapan Metode Penyatuan Kepentingan

Unsur-unsur laporan keuangan, untuk periode terjadinya


kombinasi bisnis entitas sepengendali dan periode
komparatif sajian, disajikan seolah-olah penggabungan
tersebut telah terjadi sejak awal periode

Jumlah tercatat dari unsur-unsur laporan keuangan


tersebut merupakan jumlah tercatat dari entitas yang
bergabung dalam kombinasi bisnis entitas sepengendali.

Laporan keuangan entitas tidak boleh memasukkan adanya


penyatuan kepemilikan walaupun entitas tersebut adalah
salah satu pihak yang terlibat jika penyatuan kepemilikan
terjadi pada suatu tanggal setelah akhir periode pelaporan.

221
221
Ilustrasi

Uraian A A B
2013 2014 2013
Modal saham 35.000 35.000 40.700
Tambahan Modal Disetor 30.000 30.000 2.500
Saldo Laba 15.000 30.000 22.500
Jumlah 80.000 95.000 65.700

Entitas A dan B merupakan entitas sepengendali.


Entitas A mengakuisisi Entitas B pada 1 Januari 2014 senilai Rp87.000.

222
222
Ilustrasi
Uraian A A B AB AB
2013 2014 2013 2013 2014
Modal saham 35.000 35.000 40.700 35.000 35.000
Tambahan Modal Disetor 30.000 30.000 2.500 73.200 8.700
Saldo Laba 15.000 30.000 22.500 37.500 30.000
Jumlah 80.000 95.000 65.700 145.700 73.700

Alternatif 1
Untuk tahun 2013, aset neto Entitas B digabungkan dengan Entitas A. Dalam alternatif
ini, modal saham dan tambahan modal disetor Entitas B digabungkan ke dalam
tambahan modal disetor Entitas A. Kemudian, saldo laba Entitas B digabungkan ke
saldo laba Entitas A.
Untuk tahun 2014, aset neto Entitas B (Rp65.700) digunakan sebagai pengurang
jumlah yang dibayarkan dalam kombinasi bisnis (Rp87.000). Selisih antara kas yang
dibayarkan dan jumlah tercatat aset neto Entitas B diakui sebagai pengurang
tambahan modal disetor entitas AB (Rp87.000 – Rp65.700 = Rp21.300) sehingga saldo
tambahan modal disetor entitas AB menjadi Rp8.700.
223
223
Ilustrasi
Uraian A A B AB AB
2013 2014 2013
Modal saham 35.000 35.000 40.700 35.000 35.000
Tambahan Modal Disetor 30.000 30.000 2.500 30.000 8.700
Saldo Laba 15.000 30.000 22.500 15.000 30.000
Entitas merging entities 65.700
Jumlah 80.000 95.000 65.700 145.700 73.700

Alternatif 2
Untuk tahun 2013, aset neto Entitas B digabungkan dengan Entitas A. Dalam alternatif
ini, modal saham, tambahan modal disetor, dan saldo laba Entitas B disajikan sebagai
ekuitas “merging entities”.
Untuk tahun 2014, aset neto Entitas B (Rp65.700) digunakan sebagai pengurang
jumlah yang dibayarkan dalam kombinasi bisnis (Rp87.000). Selisih antara kas yang
dibayarkan dan jumlah tercatat aset neto Entitas B diakui sebagai pengurang
tambahan modal disetor entitas AB (Rp87.000 – Rp65.700 = Rp21.300) sehingga saldo
tambahan modal disetor entitas AB menjadi Rp8.700.
224
224
PSAK 44

225
Aktivitas Pengembangan Real Estat - PSAK 44
• Diterapkan untuk perusahaan yang melakukan aktivitas pengembangan real
estat, walaupun aktivitas pengembangan real estat tersebut bukan aktivitas
utama perusahaan.
• Pendapatan penjualan bangunan rumah, ruko, bangunan sejenis lainnya
beserta kapling tanahnya diakui dengan metode akrual penuh (full accrual
method) apabila seluruh kriteria berikut:
– proses penjualan telah selesai;
– harga jual akan tertagih;
– tagihan penjual tidak akan bersifat subordinasi di masa yang akan
datang terhadap pinjaman lain yang akan diperoleh pembeli; dan
– penjual telah mengendalikan risiko dan manfaat kepemilikan tersebut.
• Apabila suatu transaksi real estat tidak memenuhi kriteria metode akrual
penuh, pengakuan penjualan ditangguhkan dan transaksi tersebut diakui
dengan metode deposit (deposit method) sampai seluruh kriteria
penggunaan metode akrual penuh terpenuhi.

226
226
PSAK 45

227
PSAK 45 : Organisasi Nirlaba
• Mengatur pelaporan keuangan entitas nirlaba.
• Diharapkan laporan keuangan entitas nirlaba dapat lebih mudah dipahami, memiliki
relevansi, dan memiliki daya banding yang tinggi.
• Pemisahan perolehan dana untuk tujuan pertanggungjawaban
• Laporan keuangan Organisasi Nirlaba
• Pernyataan ini menetapkan informasi dasar tertentu yang disajikan dalam laporan
keuangan entitas nirlaba.
• Pengaturan yang tidak diatur dalam Pernyataan ini mengacu pada SAK, atau SAK
ETAP untuk entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan.

 Laporan posisi keuangan (neraca) pada akhir periode


laporan
 Laporan aktivitas untuk suatu periode pelaporan
 Laporan arus kas untuk suatu periode pelaporan
 Catatan atas laporan keuangan.

228
228
PSAK 46

229
Akuntansi Pajak Penghasilan – PSAK 46

• Beban pajak adalah jumlah dari :


– Pajak kini
– Pajak tangguhan yang diperhitungkan dalam penghitungan
pajak penghasilan
• Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan disajikan netto, kecuali
secara hukum tidak mungkin saling hapus (anak dan induk)
• Pajak tangguhan disajikan terpisah dari pajak kini.
• Aset pajak tangguhan direview untuk memastikan bahwa
manfaat di masa mendatang akan diperoleh entitas

230
230
Perbedaan Pajak dan Akuntansi -1

PSAK Undang-Undang

AKUNTANSI PAJAK

PERBEDAAN

Permanen Temporer
BOOK TAX GAP/ DFFERENCE –
Tax Planning atau
Tax Avoidance
Pajak Tangguhan:
 Aset / Liabilitas
 Beban/Pendapatan
231
231
Definisi

• Aset pajak tangguhan adalah jumlah pajak Laba Pajak >


penghasilan yang dapat dipulihkan pada periode Laba Akuntansi
masa depan sebagai akibat adanya: Net Aset fiskal >
Net Aset Akuntansi
a) perbedaan temporer yang boleh dikurangkan;
b) akumulasi rugi pajak belum dikompensasi; dan
c) akumulasi kredit pajak belum dimanfaatkan, dalam hal
peraturan perpajakan mengizinkan.
Laba Pajak <
• Liabilitas pajak tangguhan adalah jumlah pajak Laba Akuntansi
penghasilan terutang pada periode masa depan Net Aset fiskal <
sebagai akibat adanya perbedaan temporer kena Net Aset Akuntansi
pajak.

232
232
Pengakuan pajak kini
• Jumlah pajak kini, yang belum dibayar harus
diakui sebagai liabilitas.
• Apabila jumlah pajak yang telah dibayar melebihi
jumlah pajak terutang, maka selisihnya, diakui
sebagai aset.
• Manfaat dari rugi pajak yang dapat ditarik kembali
untuk memulihkan pajak kini dari periode
sebelumnya diakui sebagai aset.
• Beban Pajak Kini
• Pajak dibayar dimuka = pajak kini < jumlah yang
dibayarkan (PPh 28)
• Utang pajak = pajak kini >jumlah yang dibayarkan
(PPh 29)
• Kompensasi kerugian yang dapat digunakan
untuk memulihkan pajak = aset
233
233
Pajak Tangguhan
• Pada saat entitas memiliki Laba sebelum pajak > Penghasilan
kena pajak  ada pengakuan pajak menurut akuntansi
sehingga diakui beban pajak tangguhan dan kewajiban pajak
tangguhan.
• Pada saat entitas memiliki Laba sebelum pajak < Penghasilan
kena pajak  pajak yang dibayarkan lebih besar daripada laba
menurut akuntansi sehingga diakui aset pajak tangguhan dan
manfaat pajak tangguhan.
• Perusahaan memiliki kerugian  dapat dikompensasikan di
masa mendatang  manfaat tersebut diakui pada saat
kerugian tersebut terjadi  Aset pajak tangguhan dan
manfaat pajak tangguhan.

234
234
Definisi
• Beban pajak (Penghasilan pajak) adalah jumlah agregat pajak kini dan
pajak tangguhan yang diperhitungkan dalam menentukan laba atau rugi
pada satu periode  dipadankan dengan dengan laba akuntansi
• Dasar pengenaan pajak atas aset atau liabilitas adalah jumlah
teratribusi atas aset atau liabilitas untuk tujuan pajak dengan aset atau
liabilitas untuk tujuan pajak
• Laba akuntansi adalah laba atau rugi selama satu periode sebelum
dikurangi beban pajak.
• Laba kena pajak atau laba fiskal (rugi pajak atau rugi fiskal) adalah laba
(rugi) selama satu periode yang dihitung berdasarkan peraturan yang
ditetapkan oleh Otoritas Pajak atas pajak penghasilan yang terutang
(dilunasi).
• Pajak penghasilan adalah pajak yang dihitung berdasarkan peraturan
perpajakan dan pajak ini dikenakan atas laba kena pajak entitas.

235
235
Definisi

• Pajak kini adalah jumlah pajak penghasilan yang terutang


(dilunasi) atas laba kena pajak (rugi pajak) untuk satu periode.
Untuk entitas konsolidasi termasuk laba atas anak perusahaan
• Perbedaan temporer adalah perbedaan antara jumlah tercatat
aset atau liabilitas pada posisi keuangan dengan dasar
pengenaan pajaknya. Perbedaan temporer dapat berupa:
– Perbedaan temporer kena pajak – liabilitas – menimbulkan jumlah
kena pajak dalam penentuan laba (rugi) kena pajak pada periode
masa depan jika jumlah tercatat aset atau liabiltias diselesaikan.
– Perbedaan temporer dapat dikurangkan – aset - menimbulkan jumlah
yang dapat dikurangkan dalam penentuan laba (rugi) kena pajak pada
periode masa depan jika jumlah tercatat aset atau liabiltias
diselesaikan.

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen


236 Akuntansi FEUI
236
DPP - konsolidasi

• Dalam laporan keuangan konsolidasi, perbedaan


temporer ditentukan dengan membandingkan nilai
tercatat aset dan liablitas pada laporan keuangan
konsolidasi dengan DPP-nya.
• Jika entitas melaporkan menggunakan SPT konsolidasi,
dasar pengenaan merujuk pada SPT konsolidasi.
• Entitas menentukan dasar pengenaan pajak merujuk
pada SPT masing-masing entitas, jika entitas tidak
diizinkan oleh peraturan yang berlaku untuk membuat
SPT konsolidasi.

237
237
Pengakuan pajak kini
• Jumlah pajak kini, yang belum dibayar harus
diakui sebagai liabilitas.
• Apabila jumlah pajak yang telah dibayar melebihi
jumlah pajak terutang, maka selisihnya, diakui
sebagai aset.
• Manfaat dari rugi pajak yang dapat ditarik kembali
untuk memulihkan pajak kini dari periode
sebelumnya diakui sebagai aset.
• Beban Pajak Kini
• Pajak dibayar dimuka = pajak kini < jumlah yang
dibayarkan (PPh 28)
• Utang pajak = pajak kini >jumlah yang dibayarkan
(PPh 29)
• Kompensasi kerugian yang dapat digunakan
untuk memulihkan pajak = aset
238
238
Pajak kini

• Pajak kini = semua pajak terutang atas


penghasilan yang diakui perusahaan pada periode
tersebut:
– Pajak yang dibayarkan sesuai dengan SPT  hanya atas
laba dari induk perusahaan
– Pajak atas penghasilan yang dikenakan pajak final
– Pajak atas anak perusahaan dan pajak atas dividen dari
inverstasi yang dicatat dengan metode ekuitas
– Pajak yang telah dibayarkan namun menurut ketentuan
pajak tidak boleh sebagai kredit pajak  pajak LN tidak
dapat dikreditkan

239
239
Rugi Pajak Belum Dikompensasi dan Kredit Pajak Belum
Dimanfaatkan (Unused Tax Credits)

• Aset pajak tangguhan diakui untuk akumulasi rugi pajak


belum dikompensasi dan kredit pajak belum dimanfaatkan
apabila besar kemungkinan laba kena pajak masa depan
akan memadai untuk dimanfaatkan dengan rugi pajak
belum dikompensasi dan kredit pajak belum
dimanfaatkan.
• Pertimbangan laba kena pajak memadai ??
– Otoritas pajak yang sama
– Entitas akan mendapat laba kena pajak sebelum daluwarsa
– Rugi karena kasus tidak berulang
– Perencanaan pajak sehingga kompensasi dapat dimanfaatkan

240
240
Penilaian Kembali Aset Pajak Tangguhan
Tidak Diakui

• Pada setiap akhir periode pelaporan, entitas menilai kembali


aset pajak tangguhan.
• Entitas mengakui aset pajak tangguhan tidak diakui
sebelumnya apabila kemungkinan besar laba kena pajak masa
depan akan tersedia untuk dipulihkan.
• Sebagai contoh, perbaikan kondisi perekonomian
meningkatkan kemampuan entitas untuk menghasilkan laba
kena pajak dalam jumlah yang memadai pada periode masa
depan sehingga aset pajak tangguhan yang sebelumnya tidak
diakui menjadi memenuhi kriteria pengakuan

241
241
Perlakuan Pajak Penghasilan Final

• Pajak final yang dikenakan atas penghasilan (bukan pendapatan)


merupakan skope PSAK 46 karena PSAK 46 hanya mengatur pajak
atas penghasilan bukan atas pendapatan.
– Pajak final yang dikenakan atas penghasilan neto masuk ruang lingkup PSAK 46
– Pajak final yang dikenakan atas penghasilan bruto / pendapatan tidak masuk
ruang lingkup PSAK 46, sehingga diakui sebagai beban operasi bukan beban
pajak penghasilan  basic conclusion IASB
• Konsekuensinya perusahaan yang pengenaan pajaknya final atas
pendapatan memasukkan pajak yang dibayarkan bukan sebagai
beban pajak penghasilan tetapi sebagai komponen beban.
• Pendapat tersebut mungkin menimbulkan interpretasi keliru karena
terkesan perusahaan tidak membayar pajak padahal beban pajak
merupakan minimum line item. Seharusnya pajak final yang
dikenakan atas pendapatan dipandang sebagai pajak yang dihitung
dengan cara berbeda. – (opini)

242
242
Ilustrasi Perbedaan Temporer – Liabilitas 1

Ilustrasi: PT. Mitra melaporkan penghasilan sebesar 260.000 dan


beban sebesar 120.000 untuk tiga tahun periode usahanya. Untuk
tujuan pajak, penghasilan yang diterima sebesar 200.000, 300.000
dan 280.000.

Bagaimana hal ini dilaporkan dalam laporan keuangan?

243
243
Ilustrasi Perbedaan Temporer – Liabilitas 1

Laporan Keuangan 2011 2012 2013 Total

Pendapatan 260.000 260.000 260.000 780.000


Beban 120.000 120.000 120.000 360.000
Laba sebelum pajak 140.000 140.000 140.000 420.000

Pajak Penghasilan (25%) 35.000 35.000 35.000 105.000

Laporan Pajak 2011 2012 2013 Total

Penghasilan 200.000 300.000 280.000 780.000


Beban yang boleh dikurangkan 120.000 120.000 120.000 360.000
Penghasilan kena pajak 80.000 180.000 160.000 420.000

Pajak terutang (25%) 20.000 45.000 40.000 105.000

244
244
Ilustrasi Perbedaan Temporer – Liabilitas 1

Perbandingan 2011 2012 2013 Total

Laporan Keuangan (PSAK) 35.000 35.000 35.000 105.000


Pajak Terutang (Fiskal) 20.000 45.000 40.000 105.000
Difference 15.000 (10.000) (5.000) 0

Perbedaan tersebut akan dilaporkan dalam laporan keuangan


Tahun Laporan yang diperlkan
2011 Liabilitas pajak tangguhan, bertambah 15.000
Beban pajak kini 20.000; beban pajak tangguhan 15.000
2012 Liabilitas pajak tangguhan, berkurang 10.000
Beban pajak kini 45.000; manfaat pajak tangguhan 10.000

2013 Liabilitas pajak tangguhan, berkurang 5.000


Beban pajak kini 40.000; manfaat pajak tangguhan 5.000
245
245
Ilustrasi Perbedaan Permanen dan Temporer

Ilustrasi: PT. Merbabu melaporakan laba sebelum pajak sebesar


3.000.000 pada tahun 2013. Terdapat perbedaan antara akuntansi
dan pajak yang disebabkan oleh beberapa hal berikut:
1. Depresiasi menurut pajak lebih besar dibandingkan menurut
akuntansi sebesar 800.000
2. Pendapatan sewa mesin menurut pajak 1.000.000 lebih besar
dibandingkan menurut akuntansi.
3. Beban sumbangan sebesar 400.000 tidak diperkenankan
menurut pajak.
Tarif pajak yang berlaku sebesar 25%, perbedaan tersebut akan
dapat dipulihkan di masa mendatang. Entitas belum memiliki saldo
aset/liabilitas pajak tangguhan.

246
246
Ilustrasi Perbedaan Permanen dan Temporer
2013 Aset Pajak Liabilitas Pajak
Tangguhan Tangguhan
Laba sebelum pajak (PSAK) 3.000.000
Perbedaan depresiasi (800.000) 800.000
Perbedaan pendapatan sewa 1.000.000 1.000.000
Perbedaan sumbangan 400.000
Total penghasilan kena pajak 3.600.000
Pajak terutang (fiskal) 900.000
Pajak tangguhan 250.000 200.000
Jurnal
Beban Pajak penghasilan 850.000 900.000 – 50.000

Aset pajak tangguhan 250.000


Liabilitas pajak tangguhan 200.000
Utang pajak penghasilan 900.000
247
247
ILUSTRASI – kerugian fiskal

• Entitas A pada tahun 20x1 mengalami kerugian fiskal 8.000 (diasumsikan


kerugian akuntansi nilainya sama).
• Pada 20x2 entitas laba 2.000, 20x3 laba 3.000 dan 20x4 laba sebesar 5.000.
• Tidak terjadi perbedaan akuntansi dan pajak

20X1 20X2 20X3 20X4


Laba akuntansi (8.000) 2.000 3.000 5.000
Beban pajak kini - - - 500
Beban (manfaat) pajak (2.000) 500 750 750
tangguhan
Total beban (manfaat) pajak (2.000) 500 750 1.250
Laba setelah pajak (6.000) 1.500 2.250 3.750

248
248
ILUSTRASI – kerugian fiskal
Tahun Jurnal
20X1 Aset pajak tangguhan 2.000
Manfaat pajak tangguhan 2.000
20X2 Beban pajak tangguhan 500
Aset pajak tangguhan 500
20X3 Beban pajak tangguhan 750
Aset pajak tangguhan 750
20X4 Beban pajak tangguhan 750
Aset pajak tangguhan 750
Beban pajak kini 500
Utang pajak kini 500

249
249
PSAK 48

250
Penurunan Nilai – PSAK 48
• Pada setiap tanggal neraca, perusahaan harus mereview ada atau tidaknya
indikasi penurunan nilai aktiva.
• Pertimbangan dalam menentukan penurunan nilai :
– Informasi dari luar perusahaan
– Informasi dari dalam perusahaan
• Jumlah terpulihkan suatu aset atau unit penghasil kas adalah jumlah yang
lebih tinggi antara nilai wajarnya dikurangi biaya penjualan dengan nilai
pakainya.
• Jika nilai yang dapat diperoleh kembali dari suatu aktiva lebih kecil dari nilai
tercatatnya maka nilai tercatat harus diturunkan menjadi sebesar nilai yang
dapat diperoleh kembali.
• Penurunan tersebut merupakan rugi penurunan nilai aset dan harus segera
diakui sebagai beban pada laporan laba rugi.
• Beban depresiasi aktiva untuk periode yang akan datang harus disesuaikan
agar mencerminkan alokasi nilai tercatat yang direvisi setelah dikurangi nilai
sisa.

251
251
Identifikasi Aset Penurunan Nilai

Akhir Jika ada


periode indikasi
Menilai apakah terdapat indikasi suatu Entitas mengestimasi jumlah
aset mengalami penurunan nilai terpulihkan aset.

Terlepas apakah terdapat indikasi penurunan nilai entitas harus:


– Minimal setahun sekali, melakukan pengujian penurunan nilai
(impairment test).
• Aset tidak berwujud dengan masa manfaat tidak terbatas
• Aset tidak berwujud yang belum digunakan
• Goodwill yang diperoleh dalam kombinasi bisnis

252
252
Pendekatan Umum dari Pengukuran Penurunan Nilai

Akumulasi
Penyusutan
Carrying dan Akumulasi
Nilai Aset Rugi
Amount Penurunan
Nilai

Nilai Wajar dikurangi Recovered through


Biaya Penjualan sale
Recoverable
Amount 
Nilai tertinggi Recovered through
Nilai Pakai
use

253
253
Ilustrasi Penurunan Nilai 1
Contoh: Misalkan PT Anggrek melakukan uji penurunan nilai terhadap
pabrik yang dimilikinya. Nilai tercatat dari peralatan sebesar Rp 400 juta,
nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual Rp360 juta dan nilai pakainyaRp
410 juta.
Rp 400 juta Rp 410 juta

Tidak ada
penurunan nilai

Rp 360 juta Rp 410 juta


254 254
Ilustrasi Penurunan Nilai 2
Contoh: Misalkan infromasi PT Mawar yang tersedia sama kecuali nilai
pakai dari pabrik sebesar Rp 350 juta.
Dr. Kerugian Penurunan Nilai Rp 40 juta
Rp40 juta Rugi Penurunan Nilai
Cr. Akulumasi penurunan nilai Rp 40 juta

Illustration 11-15
Rp 400 juta Rp 360 juta

Rp 360 juta Rp 350 juta

255 255
Unit Penghasil Kas (UPK)

• Jumlah terpulihkan dari aset individual tidak dapat


ditentukan jika:
(a) nilai pakai aset tidak dapat diestimasi mendekati nilai
wajarnya dikurangi biaya pelepasan; dan
PSAK 48
(b) aset tidak menghasilkan arus kas masuk yang
Par 67
independen dari kelompok aset lain.
• Tidak mungkin mengestimasi jumlah terpulihkan
aset individual  menentukan nilai terpulihkan
dari unit penghasil kas yang mana aset tercakup
(aset dari unit penghasil kas = UPK). PSAK 48
– Unit penghasil kas aset  kelompok terkecil Lihat Par 67:
dari aset yang termasuk aset tersebut dan Contoh
menghasilkan arus kas masuk yang independen
dari arus kas masuk dari aset atau kelompok
aset lain.

256
256
Unit Penghasil Kas

Rugi Penurunan Nilai


• diakui untuk UPK
• jika, dan hanya jika, jumlah terpulihkan dari unit
tersebut (kelompok dari unit) < jumlah tercatatnya. PSAK 48
• dialokasikan untuk mengurangi jumlah tercatat aset Par 98
dari unit tersebut (kelompok dari unit) dengan urutan
sbb:
(a) pertama, untuk mengurangi jumlah tercatat atas
setiap goodwill yang dialokasikan ke unit penghasil Pertama,
kas tersebut (kelompok dari unit); dan Goodwill
(b) selanjutnya, ke aset lain dari unit tersebut
(kelompok dari unit) dibagi pro rata atas dasar
jumlah tercatat setiap aset di dalam unit tersebut
Kemudianp
(kelompok dari unit).
ro rata

257
257
Pembalikan Rugi Penurunan Nilai

• Rugi penurunan nilai yang telah diakui dalam


periode-periode sebelumnya untuk aset selain
PSAK 48
goodwill harus dibalik jika, dan hanya jika, terdapat
Par 109
perubahan estimasi yang digunakan untuk
menentukan jumlah terpulihkan atas aset tersebut
sejak rugi penurunan nilai terakhir diakui.
• jika kasusnya seperti ini, jumlah tercatat aset, (ada
pengecualian) dinaikkan ke jumlah terpulihkannya.
• Kenaikan ini merupakan suatu pembalikan rugi
penurunan nilai

258
258
Kasus

Suatu unit penghasil kas memiliki aset bersih berikut ini:


Rp M
Goodwill 10
Properti 20
Pabrik dan Peralatan 30
60
Nilai yang dapat dipulihkan sebesar Rp 45 M.
Diminta : Alokasikan kerugian penurunan nilai pada aset bersih perusahaan.

Goodwill Properti Pabrik & Total


Peralatan
Nilai buku 10 20 30 60
Penurunan Nilai (10) (2) (3) (15)
Nilai setelah penurunan nilai 0 (18) 27 45

259
259
PSAK 50

260
Instrumen Keuangan 50,55,60

Instrumen Keuangan

IAS 32 IAS 39 IFRS 7

PSAK 50 PSAK 55 PSAK 60


• Definisi dan klasifikasi • Definisi, klasifikasi dan  Pengungkapan
• Pemisahan liabilitas keuangan reklasifikasi instrumen keuangan
dan ekuitas • Pengakuan dan dan risiko
• Akuntansi untuk instrumen penghapusan
keuangan majemuk. • Pengukuran setelah
• Akuntansi untuk penarikan pengakuan awal
saham dan saham treasury • Akuntansi untuk derivarif
• Saling hapus atas aset dan untuk diperdagangkan dan
liablitas hedging.

261 261
Klasifikasi Instrumen Keuangan

Definisi Instrumen Keuangan


setiap kontrak yang menambah nilai aset keuangan entitas dan
kewajiban keuangan atau instrumen ekuitas entitas lain
Aset Keuangan
Kontrak diselesaikan
Instrumen ekuitas Hak
Kas dengan instrumen
entitas lain kontraktual
ekuitas entitas

Liabilitas keuangan

kontrak yang diselesaikan dengan


Kewajiban kontraktual
instrumen ekuitas entitas

Ekuitas

Kontrak yang memberikan hak residual atas aset suatu entitas setelah ikurangi
dengan seluruh kewajibannya
262
262
Instrumen Keuangan
• setiap kontrak yang menambah nilai:
► aset keuangan entitas , dan (disisi lain)
► kewajiban keuangan atau instrumen ekuitas entitas lain.
►Aset Keuangan ►Kewajiban Keuangan
 Kas  Kewajiban kontraktual:
 Instrumen ekuitas yang diterbitkan • untuk menyerahkan kas atau aset
entitas lain keuangan lain kepada entitas lain;
 Hak kontraktual:
• untuk menerima kas atau aset atau
keuangan lainnya dari entitas lain; • untuk mempertukarkan aset
atau keuangan atau kewajiban keuangan
• untuk mempertukarkan aset dengan entitas lain dengan kondisi
keuangan dengan entitas lain yang berpotensi tidak
dengan kondisi berpotensi untung; menguntungkan entitas;
atau  kontrak yang akan atau mungkin
 Kontrak yang akan diselesaikan diselesaikan dengan menggunakan
dengan penerbitan instrumen ekuitas instrumen ekuitas yang diterbitkan
entitas
• nonderivatif entitas dan merupakan suatu:
• derivatif • non derivatif; atau
• derivatif

263
263
Ketentuan Umum Penyajian

• Definisi
• Penyajian
– Liabilitas dan Ekuitas
– Instrumen Keuangan majemuk
– Saham Treasuri
– Bunga Dividen, keuntungan dan kerugian
– Saling hapus aset keuangan dan liabilitas keuangan

264
264
Penyajian Liabilitas dan Ekuitas

• Penerbit instrumen keuangan pada saat pengakuan awal mengklasifikasikan


instrumen tersebut atau komponennya sebagai liabilitas keuangan, aset
keuangan, atau instrumen ekuitas sesuai dengan substansi perjanjian
kontraktual dan definisi liabilitas keuangan, aset keuangan, dan instrumen
ekuitas. - PAR 11
• Penerbit instrumen keuangan nonderivatif mengevaluasi persyaratan
instrumen keuangan untuk menentukan apakah instrumen tersebut
mengandung komponen liabilitas dan ekuitas. Komponen tersebut
diklasifikasikan secara terpisah sebagai liabilitas keuangan, aset keuangan,,
atau instrumen ekuitas sesuai dengan ketentuan di paragraf 11.
• Entitas mengakui secara terpisah komponen instrumen keuangan yang:
– menimbulkan liabilitas keuangan bagi entitas; dan
– memberikan opsi bagi pemegang instrumen untuk mengkonversi instrumen
keuangan tersebut menjadi instrumen ekuitas dari entitas yang bersangkutan.

265
265
Saham Treasuri

• Jika entitas. memperoleh kembali instrumen ekuitasnya,


maka instrumen tersebut (saham treasuri) dikurangkan dari
ekuitas.
• Keuntungan atau kerugian yang timbul dari pembelian,
penjualan, penerbitan, atau pembatalan instrumen ekuitas
entitas tersebut tidak diakui dalam laba rugi.
• Saham treasuri tersebut dapat diperoleh dan dimiliki oleh
entitas yang bersangkutan atau oleh anggota lain dalam
kelompok usaha yang dikonsolidasi. Imbalan yang dibayarkan
atau diterima diakui secara langsung di ekuitas.

266
266
PSAK 53

267
PSAK 53: Pembayaran Berbasis Saham

PSAK 53 harus diterapkan untuk seluruh transaksi pembayaran berbasis


saham, yang didefinisikan sebagai berikut:
■ Equity-settled, Diselesaikan dengan instrumen ekuitas, entitas yang
menerima barang atau jasa yang dibayar dengan instrumen ekuitas milik
entitas (termasuk saham dan opsi saham)
■ Cash-settled, Diselesaikan dengan pembayaran kas, entitas yang
memperoleh barang atau jasa akan menimbulkan liabilitas kepada pemasok
barang atau jasa untuk suatu jumlah tertentu yang dihitung berdasarkan
harga (nilai) saham milik entitas atau instrumen ekuitas entitas; dan
■ Transaksi dimana entitas menerima barang atau jasa dimana entitas maupun
pemasok barang atau jasa memiliki pilihan atas transaksi tersebut untuk
diselesaikan secara tunai (atau aset lain) atau instrumen ekuitas.

268
268
PSAK 55

269
Jenis Instrumen Keuangan
Instrumen Keuangan

Aset Liabilitas Instrumen Instrumen Instrumen


Keuangan Keuangan Ekuitas Derivatif Lindung Nilai

Aset Keuangan
yang diukur pada Liabilitas Instrumen Derivatif Atas Nilai Wajar
nilai wajar Keuangan yang Ekuitas Biasa Biasa
melalui laporan diukur pada nilai
laba rugi wajar melalui
Investas dimiliki laporan laba rugi Instrumen Derivatif Atas Arus Kas
hingga jatuh Ekuitas Melekat
tempo Majemuk
Kewajiban Atas Investasi
Pinjaman Lainnya Neto pada
diberikan dan Operasi Luar
Instrumen
Piutang Negeri
Ekuitas
Aset keuangan Sinstesis
tersedia untuk
dijual
270
270
PSAK 55
• Pada pengakuan awal menggunakan nilai wajar. Biaya transaksi yang dapat
diatribusikan secara langsung:
 Dibebankan untuk aset keuangan atau kewajiban keuangan diukur pada nilai wajar melalui
laporan laba rugi dan menambah nilai perolehan untuk lainnya
• Pengukuran aset keuangan
• Nilai wajar
• Biaya diamortisasi
• Biaya (penggunaan terbatas hanya jika nilai wajar tidak dapat ditentukan)
• Penyisihan piutang  mengikuti aturan penurunan nilai instrumen keuangan,
berdasarkan bukti obyektif pada tanggal neraca.
• Reklasifikasi antar instrumen mengikuti aturan tainting rule.
• Derecognition kombinasi pendekatan risk & reward dan control. Evaluasi atas
risk and reward dilakukan terlebih dahulu setelah itu baru transfer of control.
• Harga pasar atas aset yang dimiliki atau liabilitas yang akan diterbitkan adalah
harga penawaran(bid price) dan untuk aset yang akan dibeli atau liabilitas yang
dimiliki adalah harga permintaan (asking price).
• Alokasi nilai buku atas utang dan ekuitas untuk gabungan instrumen keuangan,
utang ditentukan lebih dahulu.
271
271
PSAK 55 -
– Instrumen keungan pengakuan dan Pengukuran

 Bukti obyektif atas penurunan nilai aset keuangan dan


penilaiannya dilakukan setiap tanggal laporan keuangan.
 Penilaian penurunan nilai dilakukan secara individu dan kolektif
 Pengujian penurunan nilai secara individu untuk yang signifikan
 Jika tidak ada penurunan nilai akan dilakukan penurunan nilai secara
kolektif.
 Pembalikan atas penurunan atas piutang, investasi HTM dan AFS
instrumen utang dapat dilakukan jika memenuhi kriteria. Untuk
AFS instrument ekuitas tidak diperkenankan
 Reklasifikasi menjadi atau keluar dari FVPL dilarang yang
didesain untuk tujuan hedging

272
272
Pengukuran Awal

Aset dan Kewajiban Keuangan

Diukur pada nilai wajar Tidak diukur pada nilai


melalui laba rugi wajar melalui laba rugi

Nilai wajar Nilai wajar ditambah Biaya


Transaksi

(biaya transaksi expense) (biaya transaksi dikapitalisasi)

273 273
Pengukuran Selanjutnya

Biaya Keuntung Bunga Penuruna Pembalika


Klasifikasi Neraca Transaksi an atau dan n Nilai n
Kerugian Dividen Penuruna
Nilai n Nilai
Wajar
Nilai wajar Dibebankan Laba atau Laba atau By default By default
FVTPL rugi rugi
HTM Biaya Dikapitalisasi - Laba rugi Laba rugi Laba rugi
Diamortisasi

Biaya Dikapitalisasi
Pinjaman diamortisasi - Laba rugi Laba rugi Laba rugi
Diberikan dan
Piutang

274
274
Pengukuran Selanjutnya
Laporan Keuntungan Bunga Penurunan Pemulihan
Klasifikasi Jenis / Biaya Posisi atau dan Nilai Penurunan
Transaksi Keuangan Kerugian Dividen Nilai
Nilai Wajar

Utang/ Nilai wajar Pendapatan Laba Rugi Laba Rugi Laba Rugi
Dikapitalisasi komprehensif
lain*
Ekuitas/ Nilai wajar Pendapatan Laba Rugi Laba Rugi Pendapatan
Dikapitalisasi komprehensif komprehensif
AFS lain* lain

Ekuitas: Harga - Laba Rugi Laba Rugi -


Tidak dapat perolehan
diukur secara
andal/
Dikapitalisasi

* Dibebankan ke laba rugi saat pelepasan atau terjadi penurunan nilai

275
275
Transfer / Reklasifikasi

Loans &
Receivable HTM
Diijinkan jika ada
perubahan intensi.

Situasi
yang langka
Diijinkan namun
harus memenuhi
TAINTING RULE

AFS
FVTPL

276
276
Suku bunga efektif

• Suku bunga yang menyamakan antara nilai awal aset


dengan nilai kini dari pembayaran yang diterima di masa
mendatang.
• Nilai awal aset keuangan termasuk biaya transaksi dan
biaya lain terkait dengan perolehan/penerbitan
aset/liabilitas keuangan
• Suku bunga efektif tidak selalu sama dengan suku bunga
yang ditetapkan.
• Suku bunga efektif digunakan untuk mengitung amortisasi
premium atau diskon

277 277
Ilustrasi Provisi

Enitas A memberikan pinjaman Rp 600.000 bunga 8%, tahunan.


Bunga sebesar 8% kali total pinjaman dibayarkan setiap akhir tahun
dan pokok dilunasi pada akhir tahun ketiga. Entitas A
membebankan provisi 4%, yang dipotong dari pinjaman yang
diberikan

Jumlah pinjaman yang diberikan / diterima sebesar 600.000


dikurang 4% = 576.000. Dihitung ulang bunga efektif. Tingkat
bunga yang menyamakan nilai kini kas yang akan diterma
dengan nilai pinjaman 576.000

278
278
Ilustrasi Provisi 1

Tidak ada provisi 600,000


Pembayaran PV
8% 1 48,000 44,444
2 48,000 41,152
• Tingkat suku bunga efektif
3 48,000 38,104 lebih besar karena nilai
3 600,000 476,299 uang yang diberikan lebih
600,000 kecil.
• Perusahaan tetap akan
Dengan provisi 4% 576,000 memperoleh pembayaran
Pembayaran PV bunga 8% dari pokok
• Tingkat suku bunga efektif
9.59708% 1 48,000 43,797
dihitung sebesar
2 48,000 39,962 9,59708%.
3 48,000 36,462
3 600,000 455,779
576,000
279
279
Ilustrasi Provisi… Lanjutan

Piutang 576.000
Kas 576.000
(sebagai alternatif pinjaman dapat dicatat sebesar 600.000 dan
dikurangi diskon sebesar 4.000)

Jurnal pembayaran bunga akhir tahun pertama dan amortisasi


biaya transaksi
Kas 48.000
Pinjaman yang diberikan 7.279
Pendapatan bunga 55.279

Pendapatan bunga dihitung dari bunga efektif

280
280
Penurunan Nilai – Konsep Umum

Pada setiap pelaporan aset keuangan harus dievaluasi apakah terdapat


bukti objektif penurunan nilai

Jika terdapat bukti objektif maka akan diakui kerugian penurunan nilai

Bukti objektif terjadi akibat dari satu atau lebih peristiwa setelah
pengakuan awal yang merugikan dan berdampak pada arus kas di masa
depan

281
281
Impairment of Financial Assets
Measured at Amortized Cost

Test for impairment for


Financial Assets

Individually Significant Not Individually Significant

Individually Individually Collectively

Fail Pass Fail Pass

Collectively tested with


similar credit risk

282
282
PSAK 56

283
PSAK 56 : Laba Per Lembar Saham
• Menetapkan teknik perhitungan, penyajian, dan
pengungkapan LPS.
• Meningkatkan daya banding kinerja antar perusahaan dan
antar periode.

LPS Dasar = Laba Bersih Residual


Jumlah Rata-rata Tertimbang Saham Biasa

Laba Bersih Residual +/+ Penyesuaian atas Efek


EPS = Jumlah Rata-rata Tertimbang atau berpotensi saham
Saham Biasa -/- biasa yang dilutif

LPS Dasar

LPS Dilusian
284
284
Ilustrasi Laba Per Lembar Saham

PT. Melati memiliki income sebesar 210.000 untuk tahun 2014 dan
rata-rata jumlah lembar saham beredar 100.000 saham.
Perusahaan memiliki dua obligasi konversi.

Obligasi 6% dengan nilai total 1.000.000 yang dapat dikonversi


menjadi 20.000 saham biasa. Bunga terkait dengan utang obligasi
tersebut sebesar 62.000.

Obligasi 7% dijual dengan total 1.000.000 pada 1 april 2014 dan


dapat dikonversi menjadi 32.000 saham. Bunga terkait dengan
obligasi tersebut untuk tahun 2014 sebesar 80.000

EPS Dasar 210.000 / 100.000 = 2.1

285
285
Ilustrasi Laba Per Lembar Saham
Menghitung Diluted EPS, dimulai dari EPS Dasar 2,1
Basic 6% Debentures 7% Debentures
EPS

210.000 + 62.000 x (1 – 0,40) +$80,000 x (1 – 0,40) x 9/12


=
100.000 + 20.000 + 24.000

Basic EPS
= 2,10 Pengaruh Pengaruh LPS = 1,50
LPS= 1,86
LPS Dilusian = 1,97

286
286
PSAK 57

287
Provisi dan Kontijensi – PSAK 57
• Provisi  liabilitas yang waktu atau jumlahnya belum pasti, diakui jika
(a) Memiliki kewajiban kini
(b) Penyelesaian mengakibatkan arus keluar sumber daya
(c) Estimasi yang andal
• Kewajiban kontinjensi adalah:
(a) kewajiban potensial yang timbul dari peristiwa masa lalu dan
keberadaannya menjadi pasti dengan terjadi atau tidak terjadinya satu
peristiwa atau lebih pada masa datang yang tidak sepenuhnya berada
dalam kendali entitas; atau
(b) kewajiban kini yang timbul sebagai akibat peristiwa masa lalu, tetapi tidak
diakui karena:
(c) tidak terdapat kemungkinan besar entitas mengeluarkan sumber daya
yang mengan dung manfaat ekonomis (selanjutnya disebut sebagai
“sumber daya”) untuk menyelesaikan kewajibannya; atau
(d) jumlah kewajiban tersebut tidak dapat diukur secara andal.

288
288
Contoh
• PT. Matahara perusahaan ritel yan mempunyai kebijakan mengembalikan
uang pembelian dari pelanggan yang tidak puas, meskipun tidak ada
kewajiban hukum yang mengharuskan entitas untuk mengembalikan uang
konsumen.

1. Peristiwa mengikat adalah peristiwa penjualan produk, yang menimbulkan


kewajiban konstruktif karena tindakan entitas telah menciptakan ekspektasi
yang valid bagi pembeli bahwa entitas akan mengembalikan uang mereka.
2. Terdapat kemungkinan besar keluarnya sumber daya, yaitu sebagian barang
akan dikembalikan dan perusahaan mengembalikan uang pelanggan (par
24)
3. Perusahaan harus mengakui kewajiban diestimasi sebesar estimasi terbaik
dari biaya pengembalian (lihat paragraf 10 (defi nisi kewajiban konstruktif ),
14, 17 dan 24.

289
289
Contoh

• Pemerintah mengumumkan perubahan dalam peraturan Pajak Penghasilan.


• Akibatnya, perusahaan yang bergerak di sektor jasa keuangan harus
melakukan pelatihan ulang terhadap sejumlah besar pegawai penjualan dan
administrasi agar dapat terus memenuhi peraturan yang berlaku di bidang
jasa keuangan.
• Pada akhir periode pelaporan, pelatihan ulang terhadap karyawan belum
dilakukan.

1. Belum timbul kewajiban karena peristiwa yang mengikat (yaitu pelatihan


ulang) belum terjadi.
2. Kewajiban diestimasi tidak diakui (par 14 dan 17-19).

290
290
PSAK 58

291
PSAK 58
• Aset tidak lancar dimiliki untuk dijual dan operasi dihentikan
• Kriteria :
• aset (atau kelompok lepasan) harus berada dalam keadaan yang dapat
dijual dengan segera
• penjualan tersebut dapat dikatakan sangat mungkin terjadi,
manajemen pada hirarki yang memadai harus mempunyai komitmen
terhadap rencana penjualan aset.
– Diukur pada nilai yang lebih rendah antara jumlah tercatat dan nilai wajar
setelah dikurangi biaya untuk menjual, dan penyusutan atas aset tersebut
dihentikan
– Aset yang Dimiliki untuk Dijual disajikan sebagai aset lancar dan terpisah
dari pos lainnya.

292
292
Klasifikasi Aset Tidak Lancar Dimiliki untuk Dijual

Aset tidak lancar dimiliki untuk dijual

JIKA

Jumlah tercatatnya akan dipulihkan melalui transaksi


penjualan daripada melalui pemakaian berlanjut

• Syarat yang harus terpenuhi:


– Berada dalam keadaan dapat/tersedia dijual
– Penjualannya harus sangat mungkin terjadi (highly probable)

293
293
Pengukuran – contoh 1
• PT XYZ mempunyai aset tetap yang diperoleh 1 Desember 2004 pada biaya perolehan
Rp100juta.
• Nilai residu aset diestimasikan sebesar Rp10juta dan masa manfaat 10 tahun. Pada 1
Desember 2007, aset tsb diklasifikasikan sebagai “aset dimiliki untuk dijual”.
• Nilai wajar diestimasikan Rp80juta dan biaya untuk menjual adalah Rp3juta.
• Aset tersebut terjual pada 30 Juni 2008 pada harga Rp77juta.

a. Pada saat reklasifikasi aset tgl 1 Desember 2007:


– Aset dipindahkan dari kelompok Aset Tetap ke kelompok Aset dimiliki untuk
dijual
– Nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual aset tsb adalah Rp77juta (Rp80 –
Rp3juta). Jumlah ini lebih tinggi dari nilai tercatat aset sebesar Rp73juta (Rp100
– ((Rp100-Rp10)/10 X 3). Jadi Aset tetap diukur sebesar Rp73juta.
b. Pada saat dijual tgl 30 Juni 2008, mengakui laba dari penjualan sebesar Rp4juta
(perolehan Rp77juta – nilai tercatat kini Rp73juta)

294
294
Contoh 1

• Jurnal:
• 1 Desember 2007
Dr. Aset dimiliki untuk dijual Rp73juta
Dr. Akumulasi depresiasi Rp27juta
Cr.Aset tetap Rp100juta

• 30 Juni 2008
Dr. Kas Rp77juta
Cr. Aset dimiliki utk dijual Rp73juta
Cr. Keuntungan penjualan aset Rp4juta

295
295
Pengukuran – Contoh 2
• Sama seperti contoh sebelumnya, namun nilai wajar aset diestimasi Rp40juta dan
biaya menjual Rp2juta. Aset dijual pada tgl 30 Juni 2008 seharga Rp30juta.
• 1 Desember 2007
– Nilai tercatat = Rp73juta
– Nilai wajar – biaya menjual = Rp40 – Rp2 juta = Rp38juta
– Nilai aset direklasifikasi dan diukur pada nilai wajar dikurangi biaya menjual sebesar
Rp38juta (lebih rendah)
– Rugi penurunan nilai diakui = Rp73 – Rp38 juta = Rp35juta

• Jurnal 1 Des 2007


Dr. Aset dimiliki untuk dijual Rp38juta
Dr. Akumulasi penyusutan Rp27juta
Dr. Rugi penurunan nilai Rp35juta
Cr. Aset tetap Rp100juta
• Jurnal 30 Juni 2008, terdapat tambangan kerugian karena aset terjual dengan harga 30juta
• Jurnal Dr. Kas Rp30juta
Dr. Kerugian penjualan aset Rp 8juta
Cr. Aset dimiliki untuk dijual Rp38juta

296
296
PSAK 60

297
PSAK 60 – Instrumen Keuangan Pengungkapan

• Secara lebih tegas mensyaratkan Entitas harus untuk mengungkapkan


informasi yang memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk
mengevaluasi signifikansi instrumen keuangan terhadap posisi dan kinerja
keuangan.
– Pengungkapan hirarki nilai wajar
 Tingkat 1 harga kuotasi pasar
 Tingkat 2 Input selain harga kuotasian (dapat diobservasi)
 Tingkat 3 Input yang bukan berdasar harga pasar
– Jenis dan tingkat risiko yang timbul dari instrumen keuangan
– Pengungkapan kualitatif (ekposure timbulnya risiko, tujuan, kebijak dan
proses pengelolaan risiko)
– Pengungkapan kuantatif (risiko kredit, risiko likuiditas, analisa sensitivitas)

298
298
Ilustrasi – Pengungkapan Jenis

Sumber : LK Pertamina 2012 299


299
Ilustrasi – Kebijakan Manajemen Risiko

• Risiko keuangan
– Risiko usaha  kendali pemerintah, patungan, kontraktor, cadangan,
penetapan harga oleh pemerintah
– Risiko keuangan 
• Risiko pasar  risiko nilai tukar mata uang asing, harga komoditi – analisis
sensitivitas
• Risiko kredit  umur piutang, informasi penurunan nilai, rating utang yang dimiliki
• Risiko likuiditas
• Manajemen Modal
– Kebijakan dewan direksi adalah untuk mempertahankan basis modal
yang kuat untuk menjaga keyakinan investor, kreditur dan pasar, dan
untuk mempertahankan perkembangan bisnis di masa yang akan
datang.
• Nilai wajar
Sumber : LK Pertamina 2012

300
300
Ilustrasi – Analisis Sensitivitas

Sumber : LK Pertamina
301 2013
301
Ilustrasi – Risiko kredit

302
Sumber : LK Pertamina 2013
302
Ilustrasi – Pengungkapan Nilai Wajar
• Nilai wajar adalah suatu jumlah dimana suatu aset dapat dipertukarkan
atau suatu liabilitas diselesaikan antara pihak yang memahami dan
berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar.
• Perbedaan pada setiap tingkatan metode penilaian dijelaskan sebagai
berikut:
– Harga dikutip (tidak disesuaikan) dari pasar yang aktif untuk aset atau liabilitas yang
identik (Tingkat 1);
– Input selain harga yang dikutip dari pasar yang disertakan pada Tingkat 1 yang dapat
diobservasi untuk aset dan liabilitas, baik secara langsung (yaitu sebagai sebuah harga)
atau secara tidak langsung (yaitu sebagai turunan dari harga) (Tingkat 2);
– Input untuk aset atau liabilitas yang tidak didasarkan pada data pasar yang dapat
diobservasi (informasi yang tidak dapat diobservasi) (Tingkat 3).

Sumber : LK Pertamina
303 2013
303
PSAK 61

304
PSAK 61 Hibah Pemerintah
• Akuntansi dan pengungkapan atas hibah pemerintah
• Pengungkapan atas bentuk lain bantuan pemerintah
• Hibah pemerintah diakui jika terdapat keyakinan memadai:
– entitas akan mematuhi kondisi yang melekat pada hibah tersebut, dan
– hibah akan diterima
• Hibah pemerintah diakui dalam laba rugi dengan dasar sistematis selama
periode entitas mengakui sebagai beban atas biaya terkait yang
dimaksudkan akan dikompensasi dengan hibah.
• Pendekatan penghasilan >>> dalam laba rugi
– Hibah pemerintah terkait dengan aset  Penghasilan ditangguhkan,
atau Pengurang jumlah tercatat aset
– Hibah pemerintah terkait dengan penghasilan  Pendapatan (laba
rugi), atau Pengurang beban

305
305
PSAK 62

306
PSAK 62: Kontrak Asuransi
• Mengatur  Kontrak Asuransi: Life dan non-life, kontrak asuransi langsung
(direct insurance) dan reasuransi.
• Karakteristik:
 Salah satu pihak (insurer) secara signifikan menerima risiko asuransi
(insurance risk);
 Ketidakpastian kejadian masa depan;
 Mengandung risiko asuransi (insurance risk) dan risiko lain. Namun risiko
asuransi dan risiko lain seperti risiko keuangan (financial risk) yang timbul
dalam kontrak asuransi harus dipisahkan.
 Tes kecukupan liabilitas
– Insurer menilai kecukupan liabilitas asuransi dengan menggunakan
estimasi kini atas arus kas masa depan
– Jika nilai tercatat liabilitas asuransi tidak mencukupi dibandingkan
estimasi arus kas masa depan, maka kekurangan harus diakui dalam
laporan laba rugi.
307
307
Implikasi Penerapan PSAK 62

PSAK 62

Jika PSAK 62 diterapkan, maka kontrak yang mempunyai bentuk hukum sebagai
kontrak asuransi belum tentu memenuhi definisi sebagai kontrak asuransi, begitu
juga sebaliknya.

308
308
PSAK 63

309
PSAK 63 : Akuntansi Hiperinflasi

• Laporan keuangan biaya historis dalam kondisi hiperinflasi


– Tidak mencerminkan nilai bisnis dari aset
– Tidak dapat dibandingkan dengan periode sebelumnya
– Laba tidak mencerminkan replacement cost sehingga mengurangi
modal riil
– Laba kepemilikan aset non-moneter tidak mencerminkan laba
ekonomi riil
• Laporan keuangan dalam ekonomi hiperinflasi disajikan dalam unit
pengukuran kini pada akhir periode pelaporan
• Pos-pos terkait di periode sebelumnya disajikan dalam unit pengukuran
kini pada akhir periode pelaporan
• Laba atau rugi posisi moneter neto diakui dalam laba rugi dan
diungkapkan terpisah

310
310
Langkah-langkah

Pemilihan indeks harga umum

Analisis dan penyajian-kembali aset dan liabilitas

Penyajian-kembali laba rugi

Perhitungan laba rugi posisi moneter neto

Penyajian-kembali arus kas

Penyajian-kembali periode sebelumnya

311
311
PSAK 64

312
PSAK 64
Akuntansi Aset Eksplorasi & Evaluasi

Dibebankan pada periode berjalan,  Ditangguhkan & diamortisasi


kecuali jika: pada saat produksi
 Kegiatan eksplorasi yang signifikan  Penurunan nilai - berlaku
masih berjalan, dan Cadangan Terbukti  Estimasi biaya restorasi - berlaku
belum dapat ditentukan.
 Sudah dapat dibuktikan bahwa
terdapat Cadangan Terbukti.
PSAK 64
Pengurusan
Ijin
Eksplorasi & Evaluasi Pengembangan

IFRS 6 Produksi &


IAS 8, 38, 16, 37 & 36 All other applicable IFRSs
Pengolahan

 Beban diakui sebagai aset Technical feasibility & Lain–Lain Setelah


 Pengukuran awal, aset dicatat pada harga commercial viability / Produksi
perolehan cadangan Terbukti
 Pengukuran selanjutnya sesuai dengan IAS 16,
 38 dan 36.
313
313
PSAK 64
Pengukuran Aset Explorasi dan Evaluasi

• Aset eksplorasi dan evaluasi diukur pada biaya perolehan.


• Entitas menentukan suatu kebijakan akuntansi yang spesifik yang
mana pengeluaran diakui sebagai aset eksplorasi dan evaluasi dan
menerapkannya secara konsisten.
• Entitas mempertimbangkan tingkat pengeluaran yang dapat
dikaitkan dengan penemuan sumber daya mineral spesifik.
• Setelah pengakuan awal, entitas menerapkan salah satu model
biaya atau model revaluasi atas aset eksplorasidan evaluasi.
• Entitas dapat mengubah kebijakan akuntansinya jika perubahan
kebijakan tersebut dapat membuat laporan keuangan menjadi lebih
relevan dan andal.

314
314
PSAK 65

315
Laporan Keuangan Konsolidasian PSAK 65

 Entitas induk yang mengendalikan satu atau lebih entitas lain menyajikan
laporan keuangan konsolidasian
 Investor mengendalikan investee ketika investor terekspos atau memiliki
hak imbal hasil variabel dari keterlibatannya dengan investee melalui
kemampuan untuk mempengaruhi imbal hasil tersebut melalui kekuasaan
investee; jika dan hanya jika memiliki
 Kekuasaan atas invesste
 Eksposure atau hak atas imbal hasil variabel dari keterlibatannya dengan
investee
 Kemampuan untuk menggunakaan kekuasaaanya atas investee untuk
mempengaruhi imbal hasil investor.
 Entitas menyusun laporan keuangan konsolidasian dengan menggunakan
kebijakan akuntansi yang sama untuk transaksi dan peristiwa lain dalam
keadaan yang serupa

316
316
Kehilangan pengendalian – entitas induk (31)
• Mereklasifikasi ke laporan laba rugi, atau mengalihkan
secara langsung ke saldo laba jika disyaratkan oleh SAK
lain, sejumlah yang diidentifikasi dalam paragraf 32; dan
• Mengakui setiap perbedaan yang dihasilkan sebagai
keuntungan atau kerugian dalam laporan laba rugi yang
dapat diatribusikan pada entitas induk.

Saham / Aset
Nilai investasi diterima (pembayaran)
SELISIH
tercatat Nilai wajar investasi
tersisa

Reklasifikasi ke Keuntungan/ Kerugian


Saldo Laba dlm LR

317
317
Contoh
• A memiliki 45% hak suara B; sisa 55% hak suara B dimiliki oleh berbagai pihak
yang tersebar secara luas (tidak ada salah satu pihak yang memiliki > 1% hak
suara)
• A memiliki kekuasaan atas B, karena A mempunyai hak suara mayoritas B
(berdasarkan ukuran absolut)

• C memiliki 45% hak suara D; sisa 55% hak suara D dimiliki oleh dua pihak lain
(masing‐masing memiliki 26%) dan 3% dimiliki oleh tiga pihak lain yang
masingmasing memegang 1%.
• C tidak memiliki kekuasaan atas D, karena jika dua pihak yang memiliki
masing‐masing 26% bersamas-ama dapat mencegah pihak C untuk mengambil
keputusan terkait aktivitas relevan.

318
318
Contoh

• AAA memiliki 35% hak suara BBB, tiga pemegang saham lain memiliki
masing-masing 5%, dan 50% pemegang saham lainnya dengan masing-
masing kurang 1%. RUPS terakhir dihadiri oleh 75% AAA tidak memiliki
kekuasaan atas BBB

• AAA memiliki38% hak suara BBB, tiga pemegang saham lain memiliki
masing-masing 4%, dan 50% pemegang saham lainnya dengan masing-
masing kurang 1%. RUPS terakhir dihadiri oleh 75% AAA memiliki
kekuasaan atas BBB?

319
319
Contoh Kehilangan Pengendalian

• Amarta memiliki 100% saham Barata (aset neto Rp500)


• Amarta menjual 85% saham Barata , sisa 15% saham BBB diklasifikasikan
sbg AFS
• Hasil penjualan 85% saham Barata Rp750
• Nilai wajar sisa 15% saham Barata Rp130

Investasi pada Barata (aset keuangan) 130


Kas dan setara kas 750
Investasi pada Barata (entitas anak) 500
Keuntungan 380
Keuntungan =
85%  750 - 85% x 500 = 325
15%  130 – 15%x 500 = 55
Total 380

320
320
Contoh tidak Kehilangan Pengendalian

• AAA memiliki 100% saham BBB (aset neto Rp4.000)


• AAA menjual 10% saham BBB seharga Rp500

Kas 500
Investasi pada BBB(4.000 x 10%) 400
Keuntungan (ekuitas) 100

321
321
PSAK 66

322
Pengaturan Bersama PSAK 66
 Pengaturan bersama adalah pengaturan yang dua atau lebih pihak memiliki
pengendalian bersama.
 Karakteristik pengaturan bersama:
 Para pihak terikat suatu pengaturan kontraktual
 Pengaturan kontraktual memberikan pengendalian bersama kepada dua
atau lebih pihak dalam pengaturan tersebut
 Pengendalian bersama  persetujuan kontraktual untuk berbagi pengendalian
atas suatu pengaturan, yang ada hanya ketika keputusan mengenai aktivitas
relevan mensyaratkan persetujuan dengan suara bulat dari seluruh pihak yang
berbagi pengendalian
 Jenis pengaturan :
 operasi bersama  mencatat bagian atas aset. Liabilitas, pendapatan, beban
 Ventura bersama  investasi, metode ekuitas

323
323
Perubahan Standar

324
324
Jenis dan Klasifikasi Pengaturan Bersama

325
325
Laporan Keuangan Para Pihak – Operator Bersama

Operator bersama mengakui hal berikut terkait dengan


kepentingannya dalam operasi bersama:

• aset, mencakup bagiannya atas aset apapun yang dimiliki


bersama
• liabilitas, mencakup bagiannya atas liabilitas apapun yang terjadi
bersama.
• pendapatan dari penjualan bagiannya atas output yang
dihasilkan dari operasi bersama;
• bagiannya atas pendapatan dari penjualan output oleh operasi
bersama; dan
• beban, mencakup bagiannya atas beban apapun yang terjadi
secara bersama-sama.

326
326
Contoh - Konstruksi

• CI02. A dan B (para pihak) adalah dua perusahaan yang bisnisnya adalah
penyediaan berbagai jenis jasa konstruksi publik dan swasta. Mereka membentuk
pengaturan kontraktual untuk bekerja sama untuk tujuan pemenuhan kontrak
dengan pemerintah atas desain dan konstruksi jalan antara dua kota. Pengaturan
kontraktual tersebut menentukan bagian partisipasi A dan B dan menetapkan
pengendalian bersama atas pengaturan, yang subjek pengaturan tersebut adalah
penyerahan jalan.
• CI03. Para pihak membentuk kendaraan terpisah (entitas Z) sebagai pihak yang
akan melakukan pengaturan. Entitas Z, atas nama A dan B, menyepakati kontrak
dengan pemerintah. Selain itu, aset dan liabilitas terkait dengan pengaturan
dimiliki oleh entitas Z.Fitur utama bentuk hukum entitas Z adalah bahwa para
pihak, bukan entitas Z, memiliki hak atas aset entitas dan kewajiban terhadap
liabilitas entitas.

327
327
Contoh - Konstruksi
• CI04. Pengaturan kontraktual antara A dan B menetapkan bahwa:
a) hak atas semua aset yang dibutuhkan untuk melaksanakan aktivitas dalam pengaturan
dibagi oleh para pihak berdasarkan bagian partisipasi mereka dalam pengaturan;
b) para pihak memiliki beberapa tanggung jawab dan tanggung jawab bersama untuk
semua kewajiban operasinal dan keuangan terkait dengan aktivitas dalam pengaturan
berdasarkan bagian partisipasi mereka dalam pengaturan; dan
c) keuntungan atau kerugian yang dihasilkan dari aktivitas pengaturan dibagi oleh A dan B
berdasarkan bagian partisipasi mereka dalam pengaturan
• CI05. Untuk tujuan koordinasi dan pengawasan aktivitas, A dan B menunjuk
operator, yang akan menjadi karyawan dari salah satu pihak. Setelah waktu yang
ditentukan, peran operator akan digilir dari satu pihak ke pihak lain. A dan B
menyetujui bahwa aktivitas akan dilaksanakan oleh karyawan operator atas dasar
‘tidak ada keuntungan atau kerugian’.
• CI06. Sesuai dengan persyaratan yang ditentukan dalam kontrak dengan
pemerintah, entitas Z adalah pihak yang akan menagihkan jasa konstruksi kepada
pemerintah atas nama para pihak.

328
328
Contoh - Konstruksi
ANALISIS
• CI07. Pengaturan bersama dilaksanakan melalui kendaraan terpisah yang bentuk
hukumnya tidak memberikan pemisahan antara para pihak dan kendaraan terpisah
(yaitu aset dan liabilitas yang dimiliki dalam entitas Z adalah aset dan liabilitas para
pihak). Hal ini diperkuat dengan persyaratan yang telah disetujui oleh para pihak
dalam pengaturan kontraktual mereka, yang menyatakan bahwa A dan B memiliki
hak atas aset, dan kewajiban terhadap liabilitas, terkait dengan pengaturan yang
dilakukan melalui entitas Z. Pengaturan bersama tersebut adalah operasi bersama.
• CI08. A dan B masing-masing mengakui dalam laporan keuangan mereka bagian
mereka atas aset (contohnya aset tetap, piutang dagang) dan bagian mereka atas
setiap liabilitas yang dihasilkan dari pengaturan (contohnya utang dagang kepada
pihak ketiga) berdasarkan bagian partisipasi yang disetujui oleh mereka. Masing-
masing pihak juga mengakui bagiannya atas pendapatan dan beban yang
dihasilkan dari jasa konstruksi yang diberikan kepada pemerintah melalui entitas Z.

329
329
PSAK 67

330
Pengungkapan Kepentingan dalam
Entitas Lain PSAK 67
 Entitas mengungkapkan pertimbangan dan asumsi signifikan yang dibuat
dalam menentukan bahwa entitas memiliki pengendalian, pengendalian
bersama, pengaruh signifikan dan jenis pengaturan.
 Entitas mengungkapkan informasi pengguna LK konsolidasian
 Memahami komposisi kelompok usaha dan kepentingan yang dimiliki
dalam aktivitas & arus kas
 Mengevaluasi sifat dan luas pembatasan; sifat dan perubahan risiko;
konsekuensi perubahan kepemilikan; konsekuensi hilangnya pengendalian
 Entitas asosiasi dan pnengaturan bersama sifat, luas dan dampak keuangan
dari kepentingannya; sifat dan perubahan risiko signifikan
 Entitas terstruktur yang tidak dikonsolidasi  sifat dan luas kepentingan; sifat
dan perubahan risiko

331
331
PSAK 68

332
Konsep Nilai Wajar PSAK 68
• Tujuan :
a. mendefinisikan nilai wajar (fair value);
b. menetapkan kerangka pengukuran nilai wajar; dan
c. mensyaratkan pengungkapan mengenai pengukuran nilai wajar.
• Konvergensi US GAAP dengan IFRS  menggunakan konsep yang sama
• nilai wajar sebagai harga yang akan diterima untuk menjual
suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan
suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar
pada tanggal pengukuran.

• “...the price that would be received to sell an asset or transfer a liability in


an orderly transaction between market participants at the measurement
date.”
IFRS 13 para 9

333
333
Assets

PP&E Intangible
Inv
Inventory Property
Assets
Etc Financial
Defined Biological
Benefit assets

© IFRS Foundation | 30 Cannon Street | London EC4M 6XH | UK. www.ifrs.org 334
334
Hirarki Fair Value 335

Apakah ada harga kuotasian


Yes dalam pasar aktif untuk aset
No
atau liabilitas yang identik
(Level 1)

Gunakan nilai wajar Apakah ada input selain


pengukuran dengan Level 1 harga kuotasioan yang
dapat diobservasi*
Harus digunakan tanpa
penyesuaian No
Yes

Gunakan input selain Gunakan input yang


Harga kuotasian yang bukan berdasarkan
* Maksimumkan input yang dapat
diobservasi, termasuk informasi pasar dapat diobservasi baik harga pasar yang
dan informasi publik lainnya
‡ Input yang tidak dapat diobservasi
secara langsung atau tidak dapat diobservasi.
diantaranya data entitas (anggaran, langsung, pengukuan ‡ Level 3
proyeksi), harus disesuaikan jika Level 2
pelaku pasar menggunakan asumsi
berbeda 335
335
PSAK 69

336
PSAK 69

• Aktivitas agrikultur (agricultural activity) adalah manajemen transformasi


biologis dan panen aset biologis oleh entitas untuk dijual atau untuk
dikonversi menjadi produk agrikultur atau menjadi aset biologis tambahan.
• Aset biologis (biological asset) adalah hewan atau tanaman hidup.
• Produk agrikultur (agricultural produce) adalah produk yang dipanen dari aset
biologis milik entitas.
• Aset biologis diukur pada saat pengakuan awal dan pada setiap akhir periode
pelaporan pada nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, kecuali untuk kasus
yang dideskripsikan dalam paragraf 30 dimana nilai wajar tidak dapat diukur
secara andal.
• Tanaman produktif bukan merupakan aset biologi. Tanaman produktif yang
menghasilan produk agrikultur merupakan aset tetap yang pembebanannya
melalui proses amortisasi.
• Produk agrikultur yang menempel pada tanaman produktif (belum dipanen)
merupakan aset biologi.
• Produk agrikultur yang dipanen dari aset biologis milik entitas diukur
pada nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual pada titik panen.
Setelah panen  biaya perolehan persediaan.

337
337
Tujuan dan ruang Lingkup

• Ruang Lingkup mencakup:


a. Aset biologis, kecuali tanaman produktif (bearer plants);
b. Produk agrikultur pada titik panen; dan
c. Hibah pemerintah yang termasuk dalam paragraf 34 dan 35.
• Tidak diterapkan
a. Tanah terkait dengan aktivitas agrikultur
b. Tanaman produktif yang terkait dengan aktivitas agrikultur
c. hibah pemerintah yang terkait dengan tanaman produktif
d. aset takberwujud yang terkait dengan aktivitas agrikultur
Persediaan setelah agrikultur dipanen, misal setelah diolah 
PSAK 14 Persediaan

338
Hasil Transformasi Biologis

perubahan aset melalui


• (i) pertumbuhan (peningkatan kuantitas atau
perbaikan kualitas hewan atau tanaman),
• (ii) degenerasi (penurunan kuantitas atau penurunan
kualitas hewan atau tanaman), atau
• (iii) prokreasi (penciptaan hewan atau tanaman
• hidup tambahan); atau

produksi produk pertanian seperti getah


karet, daun teh, wol, dan susu.

339
Pengakuan

Entitas mengakui aset biologis atau produk


agrikultur, jika da hanya jika

entitas mengendalikan aset biologis sebagai akibat dari


peristiwa masa lalu;

besar kemungkinan manfaat ekonomik masa depan yang


terkait dengan aset biologis tersebut akan mengalir ke
entitas; dan

nilai wajar atau biaya perolehan aset biologis dapat diukur


secara andal.

340
Pengukuran

Aset biologis diukur pada saat pengakuan awal dan pada


setiap akhir periode pelaporan pada nilai wajar dikurangi
biaya untuk menjual, kecuali untuk kasus yang
dideskripsikan dalam paragraf 30 dimana nilai wajar tidak
dapat diukur secara andal. nilai wajar atau biaya perolehan
aset biologis dapat diukur secara andal.

Produk agrikultur yang dipanen dari aset biologis milik


entitas diukur pada nilai wajar dikurangi biaya untuk
menjual pada titik panen. Pengukuran seperti ini
merupakan biaya pada tanggal tersebut ketika
menerapkan PSAK 14: Persediaan atau Pernyataan lain
yang berlaku.

341
Keuntungan dan Kerugian
Keuntungan atau kerugian yang
timbul pada saat pengakuan awal
aset biologis pada nilai wajar
dikurangi biaya untuk menjual dan
dari perubahan nilai wajar
dikurangi biaya untuk menjual
aset biologis laba rugi pada
periode dimana
keuntungan atau
kerugian tersebut
terjadi.

Keuntungan atau kerugian yang


timbul pada saat pengakuan awal
produk agrikultur pada nilai wajar
dikurangi biaya untuk menjual

342
342
Ketidakmampuan Mengukur Nilai Wajar Andal

• Terdapat asumsi bahwa nilai wajar aset biologis dapat diukur secara andal.
• Asumsi tersebut dapat dibantah hanya pada saat pengakuan awal aset
biologis yang harga kuotasi pasarnya tidak tersedia dan alternatif
pengukuran nilai wajarnya secara jelas tidak dapat diandalkan.
• Dalam kasus tersebut, aset biologis tersebut diukur pada biaya
perolehannya dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian
penurunan nilai.
• Ketika nilai wajar aset biologis tersebut dapat diukur secara andal, entitas
mengukur aset biologis tersebut pada nilai wajarnya dikurangi biaya untuk
menjual.
• Ketika aset biologis tidak lancar memenuhi kriteria sebagai dimiliki untuk
dijual, maka diasumsikan bahwa nilai wajar dapat diukur secara andal.

343
343
Pengungkapan

Keuntungan atau kerugian yang timbul selama periode: pengakuan


awal aset biologis dan produk agrikultur, dan dari perubahan nilai
wajar dikurangi biaya untuk menjual aset biologis.

Entitas mendeskripsikan setiap kelompok aset biologis.

Jika tidak diungkapkan dalam informasi yang dipublikasikan dengan


laporan keuangan, maka entitas mendeskripsikan:
• sifat aktivitasnya yang melibatkan setiap kelompok aset biologis;
dan
• ukuran atau estimasi nonkeuangan dari kuantitas spesifik:
• setiap kelompok aset biologis milik entitas pada akhir periode;
dan
• keluaran produk agrikultur selama periode tersebut.

344
Pengungkapan

keberadaan dan jumlah tercatat aset biologis yang


kepemilikannya dibatasi, dan jumlah tercatat aset biologis
yang dijaminkan untuk liabilitas;

jumlah komitmen untuk pengembangan atau akuisisi aset


biologis; dan

strategi manajemen risiko keuangan yang terkait dengan


aktivitas agrikultur.

345
Pengungkapan

Entitas menyajikan rekonsiliasi perubahan jumlah tercatat


aset biologis antara awal dan akhir periode berjalan.

• keuntungan atau kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar


dikurangi biaya untuk menjual;
• kenaikan karena pembelian;
• penurunan yang diatribusikan pada penjualan dan aset biologis
yang diklasifi kasikan sebagai dimiliki untuk dijual sesuai dengan
PSAK 58;
• penurunan karena panen;
• kenaikan yang dihasilkan dari kombinasi bisnis;
• selisih kurs neto yang timbul dari penjabaran laporan keuangan ke
mata uang penyajian yang berbeda, dan penjabaran dari kegiatan
usaha luar negeri ke mata uang penyajian entitas pelapor; dan
• perubahan lain.

346
Pengungkapan Tambahan
Nilai wajar tidak dapat diukur secara andal
deskripsi dari aset biologis tersebut;

penjelasan tentang mengapa alasan nilai wajar tidak


dapat diukur secara andal;

jika memungkinkan, rentang estimasi dimana nilai wajar


kemungkinan besar berada;

metode penyusutan yang digunakan;

umur manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan; dan

jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan


(digabungkan dengan akumulasi kerugian penurunan
nilai) pada awal dan akhir periode.

347
Pengungkapan Tambahan
Nilai wajar tidak dapat diukur secara andal

keuntungan atau kerugian yang diakui atas pelepasan aset biologis


tersebut dan rekonsiliasi yang mengungkapkan jumlah berikut
dalam laba rugi terkait dengan aset biologis tersebut:

• kerugian penurunan nilai;


• pembalikan rugi penurunan nilai; dan
• penyusutan.

menjadi dapat diukur secara andalselama periode berjalan, maka


entitas mengungkapkan:

• deskripsi dari aset biologis tersebut;


• penjelasan tentang mengapa nilai wajar dapat diukur secara andal;
dan
• dampak dari perubahan tersebut.

348
PSAK 70

349
Ringkasan PSAK 70

Pencatatan awal atas aset atau liabilitas dari Pengampunan Pajak

• Mengikuti standar akuntansi yang berlaku,  mengakui aset atau liabilitas


tax amnesty sesuai dengan ketentuan PSAK 25 koreksi kesalahan sebagai
konsekuensinya, sehingga akan dilakukan koreksi atas saldo laba.
• Mengikuti ketentuan khusus dalam PSAK 70, mengakui aset dan liabilitas
sebesar jumlah aset yang dilaporkan dalam Surat Keterangan Pengampunan
Pajak  tambahan modal disetor.

Untuk pengukuran berikutnya:


• Mengikuti PSAK yang berlaku atau meneruskan penggunakan pengukuran
yang telah dilakukan.
• Jika dilakukan pengukuran kembali maka perbedaan nilai akan dilaporkan
dalam tambahan modal disetor.

350
350
PSAK 70 Akuntansi atas Aset dan Liabilitas yang Timbul dari
Pengampunan Pajak

ENTITAS MEMILIH KEBIJAKAN AKUNTANSI:

Mengikuti standar akuntansi yang berlaku, mengakui aset atau liabilitas tax amnesty
sesuai dengan ketentuan PSAK yang ada. Jika mengikuti standar akuntansi yang
berlaku akan digunakan PSAK 25 koreksi kesalahan sebagai konsekuensinya, sehingga
akan dilakukan koreksi atas saldo laba.

Mengikuti ketentuan khusus dalam PSAK 70, mengakui aset dan liabilitas sebesar
jumlah aset yang dilaporkan dalam Surat Keterangan Pengampunan Pajak.

Untuk pengukuran berikutnya juga diberikan dua opsi yaitu mengikuti PSAK yang
berlaku atau meneruskan penggunakan pengukuran yang telah dilakukan. Jika
dilakukan pengukuran kembali maka perbedaan nilai akan dilaporkan dalam
tambahan modal disetor.

351
351
PSAK 70 Akuntansi atas Aset dan Liabilitas yang Timbul dari
Pengampunan Pajak

Tujuan perlakuan akuntansi atas aset dan liabilitas yang timbul


dari pengampunan pajak sesuai dengan Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 2016.

Berlaku untuk Entitas yang menggunakan PSAK dan SAK ETAP

Entitas memilih Kebijakan Akuntansi :


• Mengikuti standar akuntansi yang berlaku, PSAK 25 Kebijakan
Akuntansi, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Estimasi dan Kesalahan
(Bab 9.3 SAK ETAP)  koreksi atas saldo laba dan penyajian kembali
(restatement).
• Mengikuti ketentuan khusus dalam PSAK 70, mengakui aset dan
liabilitas sebesar jumlah aset yang dilaporkan dalam Surat
Keterangan Pengampunan Pajak.

352
352
PSAK 70 Akuntansi atas Aset dan Liabilitas yang Timbul dari
Pengampunan Pajak

Pengakuan
• Pengakuan atas item yang disyaratkan SAK dan tidak mengakui jika
tidak memenuhi SAK
• Pengakuan saat diterbitkan surat keterangan

Pengukuran pada Pengakuan Awal


• PSAK 25  nilai perolehan aset pada saat kesalahan terjadi
• Opsi PSAK 70 - Nilai pada surat keterangan

Pengukuran setalah Pengakuan Awal


• PSAK 25 dan Opsi PSAK 70  sesuai PSAK yang berlaku
• Opsi PSAK 70  dapat melakukan pengukuran kembali aset dan
liabilitas TA, sehingga sesuai dengan PSAK  reklasifikasi ke aset
dan selisihnya diakui di tambahan modal disetor
Biaya tebusan  beban pada tahun berjalan (Surat keterangan
dikeluarkan)
353
353
PSAK 70 Akuntansi atas Aset dan Liabilitas yang Timbul dari
Pengampunan Pajak

Penyesuaian
• Piutang, provisi, utang terkait dengan pajak yang tidak diakui akibat tax
amnesty dihapuskan  laba rugi

Penyajian
• PSAK 25 – sesuai klasifikasi aset
• Opsi PSAK 70  Aset pengampunan pajak sesuai karakteristik aset Aset
lancar atau tidak lancar / liabilitas jangka pendek / jangka panjang
• Jika tidak dapat diklasifikasikan  Aset Lancar dan Liabilitas jangka
panjang
• Reklasifikasi jika dilakukan pengukuran kembali sesuai dengan SAK

Pengungkapan
• Tanggal surat keterangan
• Nilai yang diakui dalam Surat Keterangan

354
354
Contoh 1

• Entitas melakukan pengampunan pajak dengan melaporkan


aset pajak berupa:
– tanah 5 miliar
– Bangunan 10 miliar
• Nilai total aset perusahaan 30.000 miliar; penjualan 40.000 miliar dan
ekuitas sebesar 1.500 miliar
• Nilai pengampunan pajak total 15 miliar atau 1% dianggap tidak material
maka entitas tidak menerapkan ketentuan dalam PSAK 70.
• Entitas mengakui beban uang tebusan.
• Mengakui aset tersebut sebagai aset tetap dan mencatatnya sesuai
dengan nilai wajar yang dilaporkan. Konsekuensinya dapat diakui sebagai
komponen laba rugi.

355
355
Contoh 2
• Entitas melakukan pengampunan pajak dengan melaporkan
aset pajak berupa:
– tanah 50 miliar
– Bangunan 100 miliar
• Nilai tersebut material dari keseluruhan aset entitas.
• Diketahui tanah dan bangunan tersebut diperoleh awal tahun 2010
dengan harga 30miliar dan 80miliar. Uang tebusan yang dibayar sebesar
3miliar.
• Beban akan diakui sebesar 3miliar
• Jika mengikuti PSAK 25 maka akan diakui nilai tanah sebesar 30miliar dan
nilai bangunan sebesar 80miliar. Akumulasi depresiasi dihitung sd 2015
(misl 40 tahun) = 80/40 *6= 12. Selisih akan diakui dalam saldo laba.
Laporan keuangan tahun 2014 dan 2015 disajikan kembali.
Tanah 30
Bangunan 80
Akumulasi depresiasi 12
Saldo laba 98
356
356
Contoh 3

• Jika mengambil opsi khusus maka Entitas akan mengakui aset saat terbit
surat keterangan sebesar:
Aset TA - Tanah 50
Aset TA - Bangunan 100
Tambahan modal disetor 150
Beban pengampunan 3
Kas 3
Jika pada Desember 2016 entitas menilai kembali ternyata nilainya 60 dan
120 maka akan dibuat jurnal penyesuaian dan dilakukan reklasifikasi.
Tanah 60
Bangunan 120
Aset TA - Tanah 50
Aset TA - Bangunan 100
Tambahan modal disetor 30
Jika penilaian kembali dilakukan 2017 maka laporan keuangan 2016 disajikan
kembali dan dilakukan reklasifikasi.
357
357
ED PSAK 71

358
Ringkasan Perubahan
PSAK 71 Instrumen Keuangan
• Menggantikan PSAK 55
• Direncanakan Efektif 1 Januari 2019

Klasifikasi dan pengukuran untuk instrumen keuangan.


• Klasifikasi amortized cost dan fair value
• Amortized cost jika memenuhi tes bisnis model (tujuan entitas
untuk memperoleh arus kas yang diperjanjikan dan arus kas (dari
pembayaran pokok dan bunga atas pokok)
• Perubahan klasifikasi boleh jika terjadi perubahan bisnis model

Menggunakan expected losses dalam perhitungan penurunan nilai


aset keuangan

Memperbaiki model akuntansi hedging

359
359
PSAK 71 Instrumen Keuangan

• Perubahan format mengikuti IFRS:


– Bab 1 Tujuan
– Bab 2 Ruang Lingkup
– Bab 3 Pengakuan dan Penghentian Pengakuan
– Bab 4 Klasifikasi
– Bab 5 Pengukuran
– Bab 6 Akuntansi Lindung Nilai
– Tanggal efektif dan ketentuan transisi
• Tanggal efektif 1 Januari 2019
• Perbedaan dengan IAS
– Acuan Amandemen IFRS 3 Business Combinations, IFRS 15 Revenue
from Contract with Customer, IFRS 16 Leases tidak dilakukan karena
belum diadopsi
– Ketentuan transisi

360
360
PSAK 71 Instrumen Keuangan
• ED PSAK 71 merupakan adopsi dari IFRS 9 Financial Instruments yang dikeluarkan
per 1 Januari 2016 yang efektif 1 Januari 2018.
• ED PSAK 71 mengatur perubahan: klasifikasi dan pengukuran, penurunan nilai,
dan akuntansi lindung nilai.
• Meskipun ED PSAK 71 ini direncanakan akan menggantikan PSAK 55, ED PSAK 71
ini belum mengganti seluruh ketentuan dan persyaratan yang ada di PSAK 55.
Untuk sementara waktu, hingga proyek macro hedging selesai dilakukan oleh IASB,
ED PSAK 71 memperkenankan entitas untuk memilih menerapkan model akuntansi
lindung nilai sesuai ED PSAK 71 atau PSAK 55 secara keseluruhan, ED PSAK 71 juga
memberikan tambahan opsi kebijakan akuntansi untuk menerapkan PSAK 55 untuk
macro hedging jika entitas menerapkan ED PSAK 71.
Amandemen terhadap PSAK Lain.
• Penerbitan PSAK 71 mengakibatkan amandemen terhadap PSAK lain.

Tanggal Efektif dan Ketentuan Transisi


• PSAK 71 berlaku efektif untuk laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah 1
Januari 2019. Penerapan dini diperkenankan.

361
361
PSAK 71 Instrumen Keuangan
Klasifikasi dan Pengukuran

Klasifikasi dan Pengukuran


• Klasifikasi dan pengukuran instrumen keuangan kini tidak lagi berdasarkan
intensi manajemen untuk menjual atau memiliki instrumen keuangan
hingga jatuh tempo. ED PSAK 71 memperkenalkan pengaturan klasifikasi
dan pengukuran instrumen keuangan berdasarkan karakteristik
kontraktual arus kas dan bisnis model entitas.
• Jika aset keuangan merupakan instrumen utang sederhana dan tujuan
model bisnis entitas adalah untuk mendapatkan arus kas kontraktual, aset
keuangan tersebut diukur pada biaya perolehan diamortisasi. Sebaliknya,
jika aset keuangan dimiliki dengan tujuan model bisnis untuk memperoleh
arus kas kontraktual dan untuk diperdagangkan, aset keuangan tersebut
diukur pada nilai wajar dan disajikan dalam laporan posisi keuangan,
sedangkan informasi biaya perolehan diamortisasi disajikan dalam laporan
laba rugi (fair value through other comperhensive income – FVOCI). Jika
model bisnis suatu aset keuangan bukan merupakan kedua model
tersebut, maka informasi nilai wajar menjadi sangat penting, oleh karena
itu informasi nilai wajar diungkapkan dalam laporan posisi keuangan dan
laporan laba rugi (fair value through profit or loss – FVTPL).

362
362
PSAK 71 Instrumen Keuangan
Penurunan Nilai dan Hedging

Penurunan Nilai
• ED PSAK 71 merupakan sebuah terobosan besar dalam peningkatan
kualitas pelaporan keuangan terkait pengakuan penurunan nilai instrumen
keuangan sehingga informasi yang dihasilkan lebih tepat waktu, relevan
dan dapat dipahami oleh pengguna laporan keuangan.

Akuntansi Lindung Nilai


• ED PSAK 71 memberikan perubahan signifikan terkait persyaratan
akuntansi lindung nilai sehingga laporan keuangan akan mencerminkan
manajemen risiko entitas lebih baik dibandingkan standar akuntansi
sebelumnya yaitu PSAK 55.
• Menurut PSAK 55, hubungan lindung nilai dapat dianggap efektif jika
memenuhi persyaratan tes efektivitas 80-125%. Berbeda dengan PSAK 55,
ED PSAK 71 menghilangkan persyaratan tes efektivitas tersebut dan
memperkenalkan persyaratan yang lebih umum berdasarkan
pertimbangan manajemen.
363
363
Dwi Martani - 081318227080
martani@ui.ac.id atau dwimartani@yahoo.com
http://staff.blog.ui.ac.id/martani/ 364
364

Anda mungkin juga menyukai