Anda di halaman 1dari 19

GLAUKOMA

EVA ARDELIA SARI Pembimbing:


1810221038 dr. Andi Elizar Asriyani, M. Kes, Sp.M
PENDAHULUAN
Glaukoma merupakan penyebab
kebutaan kedua terbanyak setelah
katarak di seluruh dunia. Berbeda
dengan katarak, kebutaan yang
diakibatkan glakoma bersifat
permanen atau tidak dapat diperbaiki tahun 2020
(irreversible) 76,0 juta ASIA
60% total
Pada tahun 2013 diperkirakan akan kasus di
terdapat peningkatan glaukoma
individu dengan dunia
secara signifikan saat ini dan masa
depan secara global. glaukoma
64,3 juta

Tham YC, 2014


DEFINISI
Glaukoma adalah neuropati
optik kronis yang didapat
(acquired) ditandai dengan
pelebaran diskus optikus (optic
disk cupping) dan hilangnya
luas lapang pandang (visual
field loss).

Vaughan, 2011
FAKTOR RISIKO
Peningkatan tekanan intraokular (TIO) merupakan salah satu faktor risiko
utama dalam terjadinya glaukoma. Rentang TIO normal adalah 10-21
mmHg; apabila TIO di atas 21 mmHg, maka dikatakan tekanan
intraokularnya meningkat. TIO yang meningkat sendiri tanpa kelainan
lain belum dapat dikatakan sebagai gkaukoma, selama belum disertai
dengan kelainan saraf optik serta defek luas lapang pandangan

Vaughan, 2018
BASIC SCINCE
SISTEMATIKA PEMIKIRAN

2 3
Primer atau Sudut bilik mata
sekunder depan terbuka atau
tertutup

1 4
Onset: akut atau Gejala,
kronis pemeriksaan fisik
dan penunjang,
tatalaksana awal
DIAGNOSIS
Buku Ajar Oftalmologi UI, 2017
KLASIFIKASI
PATOFISIOLOGI

Kerusakan mekanik Peripheral anterior synechiae

Kerusakan iskemik
MANIFESTASI KLINIS GLAUKOMA SUDUT TERTUTUP
Kronik progresif Akut
GLAUKOMA SUDUT TERBUKA
Kronik progresif Faktor risiko: EMERGENSI
- Miopia
Asimtomatis - Diabetes mellitus, hipertensi MENDADAK
Faktor risiko: - Usia di atas 40 tahun
- Miopia - Riwayat glaukoma pada
- Sakit kepala - Diabetes mellitus, keluarga
- Rasa berat di mata hipertensi
- Pandangan - Usia di atas 40 Asimtomatis
hemifield tahun
superior/inferior - Riwayat glaukoma GPTSp dapat bersifat simtomatik sebagai kelanjutan
- Tunnel vision pada keluarga dari glaukoma sudut tertutup akut, yang didahului
dengan gejala seperti nyeri serta sakit kepala, dan
telah ada riwayat pengobatan
Oftalmoskop direk  CDR >0,5
Gonioskopi  BMD terbuka Oftalmoskop direk  CDR <2,5
Gonioskopi  BMD dangkal
TATALAKSANA GPSTa dan GPSTp
Tujuan utama yaitu menurnkan TIO dan mempertahankan fungsi
penglihatan seseorang. Tatalaksana awal dilakukan dengan pemberian
obat tetes mata. Pada pemberian obat, dicobakan pemberian 1 macam
obat tetes terlebih dahulu; pilihan lini pertama yakni penghambat beta-
adrenergik. Bila TO tidak turun sebanyak 20%, obat tetes tersebut
diganti dengan obat tetes analog prostaglandin. Lini kedua adalah tetes
mata penghambat anhidrase karbonat.

Acetazolamide intravena dan oral — bersama dengan


EMERGENSI agen topikal, seperti betablocker dan apraclonidine,
dan, jika perlu, agen hyperosmotic - biasanya akan
mengurangi tekanan intraokular
Aliran Keluar Aqueous Humor

Analog Prostglandin Agen parasimptomimetik


• Analog prostaglandin yaitu • Agen parasimpatomimetik
bimatoprost 0,003%, latanoprost meningkatkan aliran air aquoeus
0,005%, tafluprost 0,0015%, dan melalui kontraksi otot siliar
travaprost 0,004% sekali dalam sehingga menyebakan trabecular
sehari pada waktu malam hari. meshwork membuka lebar.
Sedangkan, unoprost 0,15% dua
kali sehari.
Supresi Produksi Aqueous

Penghambat Beta-adrenergik Agonis Alfa2-adrenergik


• Betaxolol 0,25% dan 0,5%, • Apraclonidine (larutan 0,5% tiga
carteolol 1%, levobunolol 0,5%, kali sehari dan larutan 1%
metipranolol 0,3%, dan timolol sebelum dan sesudah perawatan
maleat 0,25% dan solusi 0,5% dua laser)
kali sehari dan timolol maleat • Brimonidine (larutan 0,2% dua
0,25% dan 0,5% gel sekali sehari kali sehari) adalah agonis a-
di pagi. adrenergik yang terutama
menghambat produksi air dan
meningkatkan aliran keluar air.
Inhibitor Karbonik Anhidrase
• Acetazolamide dapat diberikan
secara oral dalam dosis 125-250
mg hingga empat kali sehari atau
sebagai Diamox 500 mg sekali
atau dua kali sehari, atau dapat
diberikan secara intravena (500
mg).
TATALAKSANA BEDAH
• Jika obat tetes mata tidak mampu menurunkan TIO atau muncul efek
samping bermakna akibat obat, dapat dipertimbangkan tindakan laser
trabekuloplasti untuk menurunkan TIO dengan cara meningkatkan
aliran keluar. Laser trabekuloplasti biasanya dilakukan sebelum
tindakan pembedahan lain.
• Tindakan bedah glaukoma dilakukan appabila terapi medikamentosa
maupun laser tidak dapat menurunkan tekanan TIO secara optimal.
Tindakan bedah pada glaukoma dinamakan trabekulektomi.
TATALAKSANA BEDAH
PROGNOSIS
Prognosis glaukoma akut tergantung penangan awal, jika terlambat
maka dapat mengakibatkan kebutaan permanen.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai