Anda di halaman 1dari 12

KECELAKAAN KONTRUKSI

KERJA

KELOMPOK 4

Angelina Bella Purnama Sari (185050055)


Novianti Rahmawati (1850500
Tia Fitriyah (145100028)
LATAR BELAKANG
 Pembangunan dewasa ini telah dapat memberikan
manfaat yang sangat besar dan telah dapat
dirasakan oleh masyarakat luas. Pembangunan telah
pula membuka kesempatan kerja yang cukup besar
sehingga dapat memberikan suatu tingkat
kesejahteraan bagi tenaga kerja pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya.
 Menurut Suma’mur (1981), 80-85 % kecelakaan
disebabkan oleh kelalaian (unsafe human acts) dan
kesalahan manusia (human error). Kecelakaan dan
kesalahan manusia tersebut meliputi factor usia,
jenis kelamin, pengalaman kerja dan pendidikan.
Pheasant (1988) berpendapat bahwa kemungkinan
kesalahan akan meningkat ketika pekerja mengalami
stress pada beban pekerjaan yang tidak normal atau
ketika kapasitas kerja menurun akibat kelelahan.
RUMUSAN MASALAH

 Berdasarkan penjelasan pada latar belakang di


atas, maka permasalahan yang akan dibahas
dalam makalah ini adalah bagaimana kesalahan
dalam metode konstruksi dapat di minimalisir
dan mencegah kecelakaan kerja guna
meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja.
TUJUAN MAKALAH

 Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk


mengetahui metode konstruksi yang benar dan
mencegah kecelakaan kerja guna meningkatkan
kesehatan dan keselamatan kerja
LANDASAN TEORI
 Kecelakaan dan sakit di tempat kerja membunuh
dan memakan lebih banyak korban jika
dibandingkan dengan perang dunia. Riset yang
dilakukan badan dunia ILO menghasilkan
kesimpulan, setiap hari rata-rata 6.000 orang
meninggal, setara dengan satu orang setiap 15
detik, atau 2,2 juta orang per tahun akibat sakit
atau kecelakaan yang berkaitan dengan peker-
jaan mereka (ILO, 2003). Menurut Suma’mur,
1995, kecelakaan adalah kejadian yang tidak
terduga dan tidak diharapkan.
PENYEBAB KECELAKAAN KERJA

 Menurut Suma’mur, 1995, cara penggolongan sebab-sebab


kecelakaan di berbagai negara tidak sama. Namun ada
kesamaan umum, yaitu bahwa kecelakaan disebabkan oleh
dua golongan penyebab :
 Tindak perbuatan manusia yang tidak memenuhi
keselamatan (unsafe human acts), yang dilatarbelakangi oleh
faktor-faktor antara lain :
 Kurangnya pengetahuan dan ketrampilan
 Keletihan dan kelesuan
 Sikap dan tingkah laku tidak aman.
 Keadaan-keadaan lingkungan yang tidak aman (unsafe
conditions) dari :
 Mesin, peralatan, pesawat dan bahan
 Lingkungan
 Proses
 Sifat pekerja dan
 Cara kerja.
 Salah satu kecelakaan kerja yang terjadi pada
salah satu pabrik PT Indopanca Centratex,
Jatiluhur di purwakarta yang terjadi pada hari
selasa 14 oktober 2014. Artikel ini penulis dapat
dari salah satu situs berita di internet, berikut
berita selengkapnya: Kecelakaan kerja yang
merenggut nyawa satu orang korban terjadi di
pabrik milik PT Indopanca Centratex, Jatiluhur
pada Selasa (14/10).Korban bernama Aisyah (34
tahun), warga Desa Kembang Kuning,
Kecamatan Jatiluhur dan merupakan karyawan
dari perusahaan pemintalan benang tersebut.
KRONOLOGI PERISTIWA

 Kejadian terjadi pada saat malam hari pada saat


korban sedang mendapat giliran kerja shift
malam yang berakhir pada pukul tujuh pagi. Korban
ditemukan dalam keadaan terlilit dalam mesin
pemintal yang masih hidup pada jam lebih kurang
jam enam pagi , korban berjenis kelamin wanita.
Belum diketahui secara pasti penyebab dari
kecelakaan ini tetapi dugaan sementara adalah
korban dalam keadaan mengantuk saat sedang
berkerja dan menjalankan mesin pemintal. Tidak
ada rekan korban yang dapat memberikan
penjelasan tentang kejadian yang sebenarnya karna
saat itu rekan rekan korban tidak ada dilokasi
kejadian dan berkerja di tempat yang berbeda.
ANALISA

 Penyebab umum :
 Korban berkerja sendirian dalam keadaan mengantuk dan berkerja sampai
larut malam tanpa ada pengawasan dari pihak pabrik.
 Penyebab Terperinci
 Kelalaian korban dalam mengerjakan suatu pekerjaan dan menghidupkan
mesin pemintal dalam keadaan mengantuk tanpa ada pengawasan.
 Penyebab Pokok
 Kebijakan pabrik Perusahaan :
 - Kurang memberikan pelatihan dan perhatian kepada pegawai mengenai jam
kerja seharusnya dan pengoperasian mesin produksi agar pekerja tidak lalai
dalam mengambil suatu tindakan yang beresiko tinggi.
 - Kurangnya komunikasi yang baik antar pegawai dan pemilik perusahaan
dalam hal kerja shift malam.
 - Kurangnya kepekaan pimpinan perusahaan terhadap lingkungannya tempat
bekerja dan jam kerja yang pantas untuk perkerja wanita.
 - Kurang memberikan pengawasan yang baik tehadap karyawan dalam
berkerja.
STRATEGI PENGENDALIAN
 Memberikan pendidikan dan pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja yang diperlukan
pekerja guna meningkatkan pengetahuan keselamatan dan kesehatan kerja, demi
mencegah terjadinya kecelakaan yang sama.
 Selama melakukan proses pekerjaan shift malam diusahakan agar pekerjanya bukan
jenis kelamin wanita atau jika harus wanita , pekerja di berikan pengawasan dalam
berkerja seperti bekerja dengan berkelompok agar hal hal yang tidak di inginkan dapat
diminimalisir . dan jika ada suatu kecelakaan terjadi dapat diketahui secara dini.
 Untuk mencegah kecelakaan dalam menghidupkan mesin, maka mesin harus diberi
kebijakan bahwa tidak diperbolehkan untuk menghidupkan mesin dalam keadaan sakit ,
mengantuk, mabuk, dan lain lain. Dan dalam menghidupkan mesin tidak boleh satu orang
, harus ada rekan atau partner pekerja agar perkerja dapat saling mengingatkan.
 Perusahaan harus memasang sistem pengaman cctv atau sejenisnya agar perkerja dapat
terkontrol keselamatannya dalam berkerja.
 Operator mesin ataupun alat produksi lainnya sebaiknya diberi peringatan setiap sesudah
dan sebelumnya mengoperasikan apakah ada petugas yang masih disana ataupun tidak.
sebaiknya operator mesin dilatih agar tetap siaga dan tanggap dengan tanggung
jawabnya.
 Seluruh petugas keselamatan dan kesehatan tenaga kerjaan harus bertanggung jawab
menjalankan penanggulangan kecelakaan, rencanaan penanganan darurat, serta
melakukan bimbingan pelaksanaan setiap bagian.
 Komunikasi antar pegawai harus selalu terjaga dengan baik agar saling memperhatikan
satu sama lain sehingga mampu meminimalisir peluang kecelakaan yang terjadi.
 Pengurangan jam kerja shift malam dan penambahan gaji agar perkerja dapat bekerja
lebih semangat dan produktif dan terhindar dari penyakit akibat kerja larut malam.
PENCEGAHAN YANG EFEKTIF
 Untuk mencegah gangguan daya kerja, ada beberapa usaha yang dapat dilakukan
agar para buruh tetap produktif dan mendapatkan jaminan perlindungan
keselamatan kerja, yaitu:
 Pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja (calon pekerja) untuk mengetahui apakah
calon pekerja tersebut serasi dengan pekerjaan barunya, baik secara fisik maupun
mental.
 Pemeriksaan kesehatan berkala/ulangan, yaitu untuk mengevaluasi apakah faktor-
faktor penyebab itu telah menimbulkan gangguan pada pekerja
 Pendidikan tentang kesehatan dan keselamatan kerja diberikan kepada para buruh
secara kontinu agar mereka tetap waspada dalam menjalankan pekerjaannya.
 Pemberian informasi tentang peraturan-peraturan yang berlaku di tempat kerja
sebelum mereka memulai tugasnya, tujuannya agar mereka mentaatinya.
 Penggunaan pakaian pelindung.
 Isolasi terhadap operasi atau proses yang membahayakan, misalnya proses
pencampuran bahan kimia berbahaya, dan pengoperasian mesin yang sangat bising.
 Pengaturan ventilasi setempat/lokal, agar bahan-bahan/gas sisa dapat dihisap dan
dialirkan keluar.
 Substitusi bahan yang lebih berbahaya dengan bahan yang kurang berbahaya atau
tidak berbahaya sama sekali.
 Pengadaan ventilasi umum untuk mengalirkan udara ke dalam ruang kerja sesuai
dengan kebutuhan.
KESIMPULAN
 Dari analisis kecelakaan kerja diatas dapat di ambil
kesimpulan bahwa pentingnya hubungan antara
pengusaha dan pekerja dalam keselamatan pekerja. Juga
dapat simpulkan bahwa melalui pengenalan, pengetahuan
serta pengalaman mengenai faktor penyebab, sumber
bahaya, dan, penyelidikan kasus-kasus kecelakaan,
sekaligus juga melakukan analisis yang mendalam, maka
identitifikasi tentang jenis dan macam sumber bahaya
kecelakaan kerja dapat lebih mudah dilakukan.
 Upaya perbaikan secara teknis pada semua proses
produksi lebih ditujukan ke arah upaya pencegahan
kecelakaan, bukan sekedar perbaikan untuk teknis
operasional. Hal ini tentunya akan meningkatkan efisiensi
dan produktivitas pekerja yang pada akhirnya akan
meningkatkan kinerja perusahaan. Selanjutnya
diperlukan kerja sama dan koordinasi antara berbagai
pihak terkait, baik dari pemerintah, pengusaha, dan
pekerja.

Anda mungkin juga menyukai