Anda di halaman 1dari 27

Hernia Inguinalis Lateralis

Oleh :
Debby Maya Sari
Pembimbing :
Dr. Abdi Gunawan, Sp.B
Dr. David I Tambun, Sp.B
Anatomi
 Kanalis inguinalis adalah saluran yang berjalan oblik (miring)
dengan panjang 4 cm dan terletak 2-4 cm di atas ligamentum
inguinal. Dinding yang membatasi kanalis inguinalis adalah:
a. Dinding anterior
 Aponeurosis musculus obliqus abdominis eksternus dan
obliquus abdominis internus
b. Dinding posterior
Aponeurosis transversus abdominis dan fascia transversalis
c. Superior
 Serabut yang melengkung dari musculus obliquus
abdominis internus dan transversus abdominis
d. Inferior
 Ligamentum inguinale dan ligamentum lakunare
 Ligamentum inguinale :
Tuberculum Ossis Pubikum – SIAS

 Kanalis inguinalis berisi :


 Funikulus Spermatikus pada pria dan ligamentum
rotundum pada wanita
Isi dari funikulus spermatikus :
a. Vas deferens
b. A/V Spermatica
c. N. Ilioinguinal
d. Vena Pampiniformis
e. N. Iliofemoral
f. Pembuluh lymph
 Filament dari N. Genitofemoralis
 HERNIA
 merupakan protusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek
atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan.

 Hernia terdiri atas :


 Cincin
 Kantong
 Isi hernia
Definisi
 Hernia inguinalis lateralis adalah hernia yang keluar dari
rongga peritoneum melalui annulus inguinalis internus yang
ada di sebelah lateral vasa epigastrika inferior, menyelusuri
canalis inguinalis dan keluar ke rongga perut melalui annulus
inguinalis eksternus.
Etiologi
 Hernia inguinalis dapat terjadi karena anomali congenital atau
karena sebab yang didapat.
 Berbagai faktor penyebab berperan pada pembentukan pintu
masuk hernia, yaitu pada annulus internus yang cukup lebar
sehingga dapat dilalui oleh kantong dan isi hernia.
 Faktor yang dianggap berperan causal adalah: Prosesus vaginalis
yang terbuka, peninggian tekanan intra abdominal, dan
kelemahan otot dinding perut karena usia.
Patofisiologi
• Pada orang sehat ada 3 mekanisme yang dapat mencegah
terjadinya hernia inguinalis yaitu:
a. Kanalis inguinalis yang berjalan miring
b. Struktur m.oblikus internus abdominis yang menutup annulus
inguinalis internus ketika berkontraksi
c. Adanya fasia transversa yang kuat yang menutupi trigonum
Hasselbach yang umumnya hampir tidak berotot
• Gangguan pada ketiga mekanisme ini dapat menyebabkan
terjadinya hernia.
• Jika processus vaginalis tidak menutup maka akan timbul
hernia inguinalis lateralis.
Manifestasi Klinis
-Terdapat benjolan dilipat
paha yang timbul pada waktu
mengedan, batuk, bersin,
berdiri, mengangkat berat
dan hilang setelah berbaring
(apabila masih reponibel)
HIL - Nyeri atau rasa tidak enak
di daerah epigastrium atau
para umbilical sewaktu
segmen usus halus masuk ke
kantong hernia
- Mual, muntah, kolik bila
terjadi inkaserasi ataupun
strangulasi
DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN FISIK

PERKUSI
PALPASI Bila didapatkan perkusi perut
Titik yang terletak di kembung maka harus
INSPEKSI sebelah lateral dipikirkan kemungkinan
hernia strangulata.
HIL: muncul benjolan di tuberkulum pubikum
regio inguinalis yang ditekan lalu pasien
berjalan dari lateral ke disuruh mengejan jika AUSKULTASI
medial, tonjolan terlihat benjolan di Hiperperistaltik didapatkan
berbentuk lonjong. lateral titik yang kita pada auskultasi abdomen
tekan maka dapat itu pada hernia yang mengalami
HIL. obstruksi usus (hernia
inkarserata).
PEMERIKSAAN TAMBAHAN
Pemeriksaan Finger Test Pemeriksaan Thumb Test
Pemeriksaan Ziemen Test
Menggunakan jari ke 2 atau Anulus internus ditekan
Posisi berbaring, bila ada
jari ke 5. Dimasukkan lewat
benjolan masukkan dulu. dengan ibu jari dan penderita
skrotum melalui anulus disuruh mengejan, bila keluar
Hernia kanan diperiksa
eksternus ke kanal inguinal. benjolan berarti HIM. Bila
dengan tangan kanan.
Penderita disuruh batuk: Bila
Penderita disuruh batuk bila tidak keluar benjolan berarti
impuls diujung jari berarti HIL
rangsangan pada jari ke 2
HIL. Bila impuls disamping
merupakan HIL, jari ke 3
berarti jari HIM.
merupakanHIM, jari ke 4
merupakan hernia femoralis.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Leukocytosis dengan shift to the left PEMERIKSAAN RADIOLOGIS
yang menandakan strangulasi. Ultrasonografi dapat digunakan untuk
Elektrolit, BUN, kadar kreatinin yang membedakan adanya massa pada lipat paha
tinggi akibat muntah-muntah dan atau dinding abdomen dan juga membedakan
penyebab pembengkakan testis.
menjadi dehidrasi
Pemeriksaan ultrasonografi juga berguna
untuk membedakan hernia inkarserata dari
suatu nodus limfatikus patologis atau
penyebab lain dari suatu massa yang teraba
di inguinal
Penatalaksanaan
 Konservatif
- Reposisi dengan cara bimanual
- Reposisi spontan
- Batal penyangga
 Operatif
Indikasi operasi:
- Hernia inguinalis yang mengalami inkarserata, meskipun
keadaan umum jelek.
- Hernia reponibel pada bayi dengan umur lebih dari 6 bulan
atau berat badan lebih dari 6 kilogram
 Pengobatan konservatif terbatas pada tindakan
melakukan reposisi dan pemakaian penyangga atau
penunjang untuk mempertahankan isi hernia yang telah
di reposisi.
 Satu-satunya pengobatan hernia inguinalis yang rasional
adalah pengobatan secara operatif. Indikasi operasi sudah
ada begitu diagnosis ditegakkan
 Jenis bedah yang bisa dilakukan, adalah:
 Open hernia repair surgery
 Laparoscopic hernia repair
Open Hernia Repair Surgery
 Herniotomi  Operasi dengan cara ini dilakukan dengan
pembebasan kantung hernia sampai ke lehernya, kantung
dibuka dan isi hernia dibebaskan kalau ada perlekatan,
kemudian direposisi. Kantung hernia di jahit-ikat setinggi
mungkin lalu di potong.
 Hernioplasty  Pada hernioplasti dilakukan tindakan
memperkecil annulus inguinalis internus dan memperkuat
dinding belakang kanalis inguinalis.
Hernioplasty
 Hernioplasti bisa juga dilengkapi dengan syntetic mesh yaitu
berupa tambalan jaring-jaring sintetis yang berfungsi
menguatkan regio inguinal; beberapa tehnik yang populer
diantaranya
 Lichtenstein (mesh yang datar diletakkan di ventral defek)
 Kugel (mesh diletakkan di dorsal defek)
 Plug and Patch (mesh diletakkan di dorsal defek dan
ditutup dengan tambalan type Lichtenstein)
 Prolene Hernia System ( 2 lapis mesh diletakkan di ventral
dan dorsal defek)
 Herniorraphy : mengembalikan isi kantong hernia
ke dalam abdomen dan menutup celah yang
terbuka dengan menjahit pertemuan transversus
internus dan muskulus ablikus internus
abdominus ke ligamen inguinal.
Laparoscopic Hernia Repair
 Beberapa tahun belakangan ini, teknik operasi
hernia inguinalis dengan laparoskopi telah muncul
sebagai pilihan. Tehnik “lap” ini merupakan “tension
free” dengan mesh diletakkan dalam ruang
preperitoneal di dorsal defek
Laparoskopi
 Teknik laparoskopi menunjukkan masa penyembuhan yang lebih
cepat, rasa sakit yang lebih ringan di hari-hari pertama pasca
operasi, resiko infeksi luka yang lebih kecil, perdarahan minimal
dan pembengkakan (seroma) yang lebih ringan pasca operasi,
angka pasien yang menderita nyeri kronik lebih sedikit (nyeri
kronik ini dapat berlangsung selama setahun dan 1 dalam 30
pasien dapat menjadi parah sekali)
Komplikasi
 Hernia inkarserasi :
- Hernia yang membesar mengakibatkan nyeri dan tegang
- Tidak dapat direposisi
- Adanya mual ,muntah dan gejala obstruksi usus.
 Hernia strangulasi :
- Gejala yang sama disertai adanya infeksi sistemik
- Adanya gangguan sistemik pada usus.
Prognosis
 Dubia ad bonam. Insidens residif bergantung pada umur,
letak hernia, teknik hernioplasti atau herniotomi yang dipilih.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai