Belajar
Belajar
Insiden untuk tumor otak ganas di seluruh dunia berdasark angka standar populasi dunia
adalah 3.4 per 100.000 penduduk. Angka mortalitas adalah 4.25 per 100.000 penduduk per
tahun.
Mortalitas lebih tinggi pada pria.
(Komite Penanggulangan Kanker Indonesia, 2017).
Tumor yang mengenai susunan saraf pusat (SSP) dibagi menjadi dua yaitu: 1.
Tumor Primer yang berkembang didalam otak, medula spinalis, atau pada
struktur disekitarnya. 2. Metastases yaitu tumor yang menyebar ke susunan
saraf pusat dari kanker primer ditempat lain (bahrudin, 2013).
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
Nama : Nn. Devi Islahiah
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 22 tahun
Alamat : Glogok RT 1 RW 1 Sumberwudi Karanggeneng
Suku Bangsa : Jawa / Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Tanggal Pemeriksaan : Ruangan 11 September 2018 pukul 14.00
Keluhan utama : lemah kedua tangan dan kaki
RPS : Pasien datang ke RSML dengan keluhan lemah kedua tangan dan kaki,
kelemahan mulai dirasakan sejak 7 hari SMRS. Awalnya lemah dirasakan hanya di
kedua kaki, kemudian menjalar ke tangan. 7 hari SMRS pasien masih mampu untuk
berjalan tapi berpegangan pada tembok, 3 hari kemudian lemah semakin memberat
dan pasien sudah tidak mampu berjalan, hanya berbaring di kamar saja. Lemah
ditangan kanan dan kiri dirasakan sejak 4 hari SMRS. Semakin memberat hingga
pasien tidak mampu untuk menggenggam. Lemah dirasakan terus menerus sepanjang
hari, tidak diperingan dengan istirahat dan diperberat dengan aktivitas.
Selain lemah, pasien juga mengeluhkan kesemutan di tangan dan kaki. Kesemutan
muncul setelah lemah anggota gerak (±5 hari SMRS). Awalnya kesemutan di telapak
kaki kanan kiri kemudian menyebar hingga ke lutut. Kemudian tangan juga
mengalami kesemutan (±4 hari SMRS). Awalnya hanya di ujung-ujung jari, namun
menyebar hingga ke siku (kanan kiri). Pasien merasa nyeri seperti ditusuk tusuk
ketika kesemutan. Terasa tebal pada tangan sebatas siku dan kaki sebatas lutut
(kanan kiri).
Makan minum tidak ada gangguan. BAK normal, warna kuning jernih tidak ada
hambatan, BAB terakhir 3 hari yang lalu, sebelumnya normal. Ngompol tidak ada,
mual muntah tidak ada, nyeri kepala tidak ada, demam kadang kadang. Pasien
sering merasa badan sumer sumer sejak 2 minggu SMRS, hilang timbul. Sesak tidak
ada. Belum pernah diobati.
RPD: Pasien nyeri gigi geraham karena terdapat caries sejak 2 minggu yll. Belum
pernah ke dokter gigi. Seperti subfebris 2 minggu yll, hilang timbul, belum pernah
diobati sebelumnya. Lemah sebelumnya tidak ada. Tidak pernah jatuh,
tumor/karsinoma tidak ada, HT tidak ada.
RPK: Riwayat penyakit yang sama (-), tidak ada keluarga serumah yang sedang
terkena infeksi/sakit. HT tidak ada.
RPSos : Aktivitas sehari hari membantu di warung berjualan, makan 3 kali sehari,
minum ± 5 gelas ukuran sedang. Olahraga jarang.
Pemeriksaan Fisik
Nervus I (olfakorius):
Penghidu : normal / normal
Nervus II (optikus)
Tajam Penglihatan : Kesan normal / kesan normal
Lapang pandang : normal / normal
Funduskopi : Tidak dievaluasi / Tidak dievaluasi
Nervus III, IV, VI
Celah kelopak mata
Ptosis: : Tidak ada / tidak ada
Exsoftalmus : Tidak ada / tidak ada
Pergerakan bola mata : normal ke segala arah /normal ke segala arah
Pupil
Ukuran : 3 mm / 3 mm
Bentuk : bulat / bulat
Reflek cahaya langsung :+ / +
Reflek cahaya tidak langsung :+ / +
Nistagmus: Tidak ada / tidak ada
Nervus IV (Tokhlearis)
Posisi bola mata : normal ditengah / normal ditengah
Pergerakan bola mata : normal / normal
Nervus VI (Abdusens)
Pergerakan bola mata : normal / normal
Nervus V (Trigeminus)
Sensibilitas : N. V I : normal / normal
N. V II : normal / normal
N. V III : normal / normal
Motorik :
Inspeksi : wajah simetris
Palpasi : normal / normal
Mengunyah : normal / normal
Menggigit : normal / normal
Reflek dagu / masseter : normal / normal
Reflek kornea : normal / normal
Nervus VII (fasialis)
Inspeksi : Normal
Motorik : M.Frontalis : normal/normal
M. Oblic Oculi : normal/normal
M. Oblic Oris : normal/normal
Sensorik
Pengecapan 2/3 depan lidah: Tidak dievaluasi
Nervus VIII (vestibulocochlearis)
Detik arloji : normal/normal
Suara berbisik : normal/normal
Tes weber : tidak dievaluasi/tidak dievaluasi
Tes rinne : tidak dievaluasi/tidak dievaluasi
Nervus IX (glossofaringeus)
Sensibilitas faring : tidak dievaluasi/tidak dievaluasi
Pengecapan 1/3 belakang : Tidak dievaluasi
Nervus X (Vagus)
Posisi arkus faring : normal/normal
Reflek muntah : tidak dievaluasi/tidak dievaluasi
Nervus XI (aksesorius)
Mengangkat bahu : normal / normal
Memalingkan wajah : normal / normal
Nervus XII (Hipoglossus)
Deviasi lidah :-
Fasikulasi : -/-
Tremor : -/-
Atrofi : -/-
Leher
Tanda-tanda perangsangan selaput otak
Kaku kuduk :-
Brudzinski I : -/-
Brudzinski II : -/-
Kernig’s sign : -/-
Kelenjar limfe : tidak membesar/tidak membesar
Arteri karotis : bruit -/-
Kelenjar gondok : tidak membesar/tidak membesar
4. Abdomen
Reflek kulit dinding perut : normal di Th 6-9, menurun pada Th 10-11
5. Ekstremitas
Motorik
Pergerakan : normal / normal
Kekuatan : 4/4
3/3
Kelemahan otot : otot abduktor digiti minimi, otot fleksor digiti minimi, otot
abduktor polisis longus, otot ekstensor polisis longus, otot fleksor polisis longus,
otot fleksor digitorum longus, otot tibialis anterior
Tonus otot : Menurun / menurun
Menurun / menurun
Tremor : -/-
Reflek fisiologis :
BPR : +1 / +1
TPR : +1 / +1
KPR : +1 / +1
APR : +1 / +1
Reflek patologis :
Hoffman-tromner : - /-
Babinski : - /-
Chaddock : - /-
Gordon : - /-
Schaefer :-/-
Oppenheim :- /-
Mendel Bechtrew :- /-
Rossolimo :- /-
Sensibilitas
Eksteroseptif
Nyeri : hipoalgesia pada antebrachii-palmaris / hipoalgesia
pada manus
Suhu : tidak dievaluasi / tidak dievaluasi
Rasa raba halus : hipoestesia pada antebrachii-palmaris / hipoestesia
pada manus
Hipoestesia pada region cruris - tibia-pedis/ Hipoestesia pada cruris-
pedis.
Proprioseptif
Rasa sikap /posisi : dalam batas normal / dalam batas normal
Fungsi kortikal
Stereognosis : normal / normal
Barognosis : tidak dievaluasi / tidak dievaluasi
Gangguan koordinasi
Tes jari hidung : Sulit dievaluasi / sulit dievaluasi
Tes pronasi supinasi : Sulit dievaluasi / sulit dievaluasi
Tes tumit lutut : Sulit dievaluasi / sulit dievaluasi
Tes profokasi
Patrick : Tidak dievaluasi
Contra Patrick : Tidak dievaluasi
Lasseque : Tidak dievaluasi
Gait : Sulit dievaluasi
Pemeriksaan fungsi luhur
Afek / emosi : dalam batas normal
Kemampuan bahasa : dalam batas normal
Memori : dalam batas normal
Visuospasial : dalam batas normal
Intelegensia : tidak dievaluasi
Laboratorium
Hematokrit : 32.4 [ L 40 – 54, P 35 – 47]
Gula Darah Acak : 99
MCV : 87.60 [ 87.00 – 100.00]
Kalium Serum : 3.8 [3.6 – 5.5]
MCH : 29.70 [ 28.00 – 36.00]
Natrium Serum : 138 [135 – 155]
MCHC : 34.0[ 31.00 – 37.00]
Chlorida Serum : 104 [70 – 108]
RDW : 12 [ 10 – 16.5]
Leukosit : 4.9 [4.0 – 11.0]
Trombosit : 230[ 150 – 450]
Neutropil : 79,4 [49.0 – 67.0]
MPV : 5 [ 5 – 10]
Limposit : 12.1 [25.0 – 33.0]
LED1 : Hasil 44 [ 0 – 1]
Monosit : 3.0 [3.0 – 7.0]
LED2 : Hasil 85 [ 1 – 7]
Eosinopil : 3.7 [1.0 – 2.0]
Basofil : 1.8 [0.0 – 1.0]
Eritrosit : 3.70 [3.80 – 5.30]
Hemoglobin : 11.0[ P 13.0 – 18.0, L
14.0 – 18.0]
Diagnosis
2.6 Diagnosis
Diagnosis klinik : tetraparese LMN (tonus otot menurun, refleks fisiologis
menurun), hipoestesia pada antebrachii-palmaris / hipoestesia pada manus-
palmaris,hipoestesia pada region cruris- tibia-pedis/ Hipoestesia pada cruris-tibia-
pedis
Diagnosis topis : Radiks
Diagnosis etiologis : Guillain Barre Syndrome (e.c infeksi)
2.7 Planning Diagnosis
Lumbal Pungsi
EMG
Kecepatan Hantar Saraf (KHS)
2.8 Planning Monitoring
Pernapasan
Vital sign
Terapi
Anamnesis
Pemeriksaan fisik (pemeriksaan generalis dan pemeriksaan neurologis)
Pemeriksaan penunjang
Gejala Klinis
Darah lengkap
Lumbal pungsi (pemeriksaan cairan serebrospinal)
Pemeriksaan kecepatan hantar saraf (KHS)
Elektromiografi (EMG)
Kriteria Diagnosis
Kriteria diagnosis :
• Ciri-ciri yang perlu untuk diagnosis :
a. Terjadinya kelemahan yang progresif di kaki dan tangan
b. Arefleksia (atau hiporefleksia) pada ekstremitas yang lemah
• Ciri-ciri lain:
- Progresifitas : gejala kelemahan motorik berlangsung cepat maksimal dalam 2-4
minggu.
- Relatif simetris
- Gejala gangguan sensibilitas ringan
- Keterlibatan saraf karnial terutama kelemahan bilateral otot wajah
- Disfungsi otonom
- Nyeri
- Hasil CSS terjadi peningkatan protein (100-1000 mg/dL) tanpa disertai
pleiositosis (disosiasi sito-albuminik)
- Perlambatan konduksi saraf bahkan blok pada 80% kasus. Biasanya kecepatan
hantar kurang 60% dari normal.
Klasifikasi
Sindrom Miller Fisher : manifestasi klinis berupa ataksia, oftalmoplegia, dan
arefleksia dapat juga terjadi mild limb weakness, ptosis, facial palsy, atau bulbar
palsy.
Acute Motor Axonal Neuropathy (AMAN) : menyerang aksoplasma saraf perifer
sehingga menyebabkan hiperrefleks dan kelemahan progresif yang cepat, good
recovery.
Acute Motor and Sensory Axonal Neuropathy (AMSAN) : menyerang aksoplasma
saraf perifer dan menyerang saraf sensorik dengan kerusakan akson yang berat
sehinggan mengakibatkan disfungsi motorik dan sensorik, atrofi otot, poor
recovery
Acute Inflammatory Demyelinating Polyradiculoneuropathy (AIDP) : disebabkan
oleh respon autoimun yang menyerang membran sel schwann sehingga terjadi
kelemahan progresif, hiporefleks/arefleks, perubahan sensori ringan.
Acute Neuropatic panautonomic
Ensefalitis Batang Otak Bickerstaff’s (BBE)
Tatalaksana
Prognosis umumnya baik tetapi pada sebagian kecil dapat meninggal atau
mempunyai gejala sisa. 95% terjadi penyembuhan tanpa gejala sisa dalam waktu
3 bulan bila dengan keadaan :
Pada pemeriksaan EMG relatif normal
Mendapat terapi plasmaferesis dalam 4 minggu mulai saat onset
Progresifitas penyakit lambat dan pendek
Penderita usia dibawah 60 tahun