Etioogi Penyakit

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 30

TERJADINYA PENYAKIT

Dwi Sulistyowati
Riwayat Alamiah Penyakit (RAP)

Adalah perkembangan suatu penyakit tanpa


adanya campur tangan medis atau bentuk
intervensi lainnya, shg suatu penyakit
berlangsung secara natural.
Pembagian RAP 3 tahap
1. Tahap patogenesis
2. Pre-patogenesis (masa inkubasi, penyakit dini
dan penyakit lanjut)
3. Tahap pasca patogenesis (penyakit akhir).

Agar mudah menghafal, maka kita golongkan


RAP dalam 5 tahap :
1. Tahap Pre Patogenesis
(Stage of Susceptibility)
• Telah tjadi interaksi antara penjamu dengan
bibit penyakit, ttp interaksi ini tjadi di luar
tubuh manusia
• Bibit penyakit berada di luar tubuh manusia
dan belum masuk ke dalam tubuh
• Keadaan ini belum ditemukan adanya tanda-
tanda penyakit dan daya tahan tubuh
penjamu masih kuat dan dapat menolak
penyakit. Keadaan ini disebut sehat.
2. Tahap inkubasi
(Stage Of Presymtomatic Disease)
• Bibit penyakit masuk ke tubuh penjamu, tetapi gejala
penyakit belum nampak.
• Tiap penyakit mempunyai masa inkubasi yang berbeda.
• Masa inkubasi ad tenggang waktu antara masuknya bibit
penyakit ke dalam tubuh yg peka thadap penyebab
penyakit, sampai timbulnya gejala penyakit.
• Mis: kolera 1-2 hari,
• yang bersifat menahun: kanker paru, AIDS dll.

Berikut informasi tentang masa inkubasi berbagai macam


penyakit:
Masa Inkubasi Berbagai Macam Penyakit

MASA
NO PENYAKIT PENGERTIAN GEJALA KLINIS
INKUBASI
1 DisShigelosis Penyakit diare yang disebabkan  Demam 2 hari
entri Basiler oleh : Shigella, con. Sh. Dysenteriae,  Nyeri kepala
Sh. Flexneri, Sh. Boydii, Sh. Sonnei  Nyeri perut hebat
 Diare sedikit-
sedikit
bercampur lendir
kemerahan
2 Herpes Herpes simplek adalah penyakit Vesikel Masa
Simplek yang mengenai kulit dan mukosa, berkelompok yang inkubasi
bersifat kronis dan residif, disebabkan nyeri dapat timbul sekitar 5 hari
oleh virus herpes simplek herpes virus setelah kontak primer (berkisar
homanis. Infeksi herpes dapat dengan virus antara 2-12
menimbulkan implikasi (kesimpulan) tersebut. Infeksi hari). (Mandal,
serius apabila terjadi pada mata, primer dapat terjadi 2006)
sekitar serviks, pada bayi baru lahir, pada sembarang
atau pada individu yang kekebalannya tempat di kulit.
tertekan. Infeksi herpes pada mata
menyebabkan keratitis herpatika.
(Loetfia, 2007 : 47)
3 Hepatiti Hepatitis virus akut Umumnya melalui 4 Masa
s (Radang adalah : penyakit radang hati tahap: tunas/inkubasi:
Hati/Liver akut karena infeksi virus  Masa tunas/inkubasi  Virus Hb A :
) hepatotropik  Masa 14 – 45 hari
prodormal/preikterik  Virus Hb B :
: 3 – 10 hari 40 – 180 hari
 Masa ikterik : 1 – 2  Virus Hb
minggu NANB : 15 –
 Masa penyembuhan : 60 hari
3 – 4 bulan  Virus delta :
40 – 180 hari
4 Parotitis Penyakit infeksi akut akibat  Demam Masa inkubasi
(Gondonga virus mumps. Sering  Pusing sekitar 14-24 hari
n) menyerang anak-anak, terutama Mual setelah penularan
usia 2 tahun ke atas sampai  Nyeri otot yang terjadi lewat
kurang lebih 15 tahun. Ada droplet.
beberapa lokasi yang diserang
seperti kelenjar ludah di bawah
lidah, di bawah rahang, dan di
bawah telinga (parotitis)
MASA
NO PENYAKIT PENGERTIAN GEJALA KLINIS
INKUBASI

5 Hepatitis A Penyakit Hepatitis Adisebabkan oleh  Lesu Masa inkubasi


virus yang disebarkan oleh kotoran/tinja  Lelah berlangsung 18-50
penderita biasanya melalui makanan (fecal –  Kehilangan nafsu makan hari dengan rata-
oral), bukan melalui aktivitas seksual atau  Mual rata kurang lebih 28
melalui darah. Hepatitis A paling ringan  Muntah hari.
dibanding hepatitis jenis lain (B dan C).  Sakit kepala
Sementara hepatitis B dan C disebarkan
melalui media darah dan aktivitas seksual dan
lebih berbahaya dibanding Hepatitis A.

6 Kusta/Lepra Penyakit kusta disebut juga lepra Umumnya ditemukan dalam 3-20 tahun,
(leprosy) atau Morbus Hansen, dan nama lain 2 (dua) bentuk Pause basiler (Agusni, 2001).
di India: Korh, Vaahi (Kala Vaah), Motala/ (PB) dan Multi basiler (MB) dan
Motali Mata, Pathala dan Bada Dukh menurut WHO untuk
(Kandouw, 2000). Nama tersebut berbeda menentukan kusta perlu adanya
karena daerah yang berbeda menyebutkan 4 (empat) criteria, yaitu :
lain, seperti pathala di Sondwa dan Korh dan  Ditemukannya lesi kulit
Kala Vaa di Thandla (Bhopal, 2002). yang khas
 Adanya gangguan sensasi
kulit
 Penebalan saraf tepi
 BTA positif dari sediaan
sayatan kulit
Pembagian Masa Inkubasi PMS (Penyakit Menular Seksual)

NO JENIS PMS PENYEBAB MASA INKUBASI


.
1 Herpes; Herpes Zoster, Herpes 7 sampai 12 hari
Simplex, Virus Zoster
Ada dua tipe herpes simlex.
1. Herpec simplec,disebabkan oleh Virus
Herpes Simplex HSV-1,
2. Herpes Simplex, disebabkan oleh
virus HSV-2.
2 Sifilis Infeksi  Stadium Dini
bakteri Treponema (primer) 9 – 10 hari
pallidum  Stadium II
(sekunder) 6 – 8
minggu
 Stadium III (Laten)
3 – 7 tahun setelah
infeksi
 Sifilis Tersier 10 –
20 tahun setelah
infeksi primer

NO. JENIS PMS PENYEBAB MASA INKUBASI

3 Gonore Kuman Neisseria 1 – 14 hari,


gonorrhoeae rata-rata 2 – 5 hr
4 Trikomoniasis Parasit Trichomonas 3 – 28 hari
Vaginalis
5 Kutil Human Papiloma 1 – 8 bulan
Kelamin/Kandiloma Virus (HPV) tipe tertentu (rata-rata 2 -3 bl)
Akuminata/Jengger dengan kelainan berua
Ayam fibroepitelioma pada kulit
dan mukosa.
6 Klamidia Bakteri Chlamydia 7 – 12 hari
trachomatis
3. Tahap penyakit dini
(Stage of Clinical Disease)
• Mulai dihitung dari munculnya gejala penyakit
• Tahap ini penjamu sudah jatuh sakit tetapi
masih ringan dan masih bisa melakukan
aktifitas sehari-hari
• Bila penyakit segera diobati, mungkin bisa
sembuh, ttp jika tidak, bisa bertambah parah.
• Hal ini tergantung daya tahan tubuh manusia
itu sendiri, seperti gizi, istirahat dan
perawatan yg baik di rumah (self care).
4. Tahap penyakit lanjut
• Bila penyakit penjamu bertambah parah,
karena tidak diobati/tidak tertangani serta
tidak memperhatikan anjuran yg diberikan
pada penyakit dini
• Maka penyakit masuk pada tahap lanjut.
• Penjamu terlihat tak berdaya dan tak sanggup
lagi melakukan aktifitas.
• Tahap ini penjamu memerlukan perawatan
dan pengobatan yang intensif.
5. Tahap penyakit akhir
Tahap akhir dibagi menjadi 5 keadaan :
1. Sembuh sempurna (bentuk dan fungsi tubuh
penjamu kembali berfungsi seperti keadaan
sebelumnya/bebeas dari penyakit)
2. Sembuh tapi cacat ; penyakit penjamu
berakhir/bebas dari penyakit, tapi
kesembuhannya tak sempurna, krn tjd cacat
(fisik, mental maupun sosial) dan sangat
tergantung dari serangan penyakit thadap
organ tubuh penjamu.
3. Karier,
pada karier pjalanan penyakit seolah terhenti, krn gejala penyakit
tak tampak lagi, ttp dalam tubuh penjamu masih terdapat bibit
penyakit, yg pada suatu saat bila daya tahan tubuh penjamu
menurun akan dapat kembuh kembali. Keadaan ini tak hanya
membahayakan penjamu sendiri, tapi dapat berbahaya terhadap
orang lain/masyarakat, karena dpt mjadi sumber penularan penyakit
(human reservoir)
4. Kronis,
pjalanan penyakit tampak terhenti, tapi gejala penyakit tidak
berubah. Dengan kata lain tidak bertambah berat maupun ringan.
Keadaan ini penjamu masih tetap berada dalam keadaan sakit.
5. Meninggal,
Apabila keadaan penyakit bertambah parah dan tak dapat diobati
lagi, shg berhentinya pjalanan penyakit krn penjamu meninggal
dunia. Keadaan ini bukanlah keadaan yg diinginkan.
Pola Perkembangan dan Spektrum Penyakit

• Spektrum penyakit adalah berbagai variasi


tingkatan simptom dan gejala penyakit
menurut intensitas infeksi atau penyakit pada
penderita, dari yg ringan, sedang, berat dg
komplikasi pd organ vital.
Intensitas infeksi dan derajat penyakit
bergantung pd
• Agent, jenis kuman, jumlah kuman, kualitas
(virulensi kuman, toksisitas), kemampuan
biologis, dsb.
• Host manusia, umur, jenis kelamin, kondisi
fisiologis (hormonal), daya tahan tubuh,
genetik, faktor gizi, lingkungan yang
melemahkan, dsb
• Suatu penyakit menular/tidak hanya selesai
sampai pada jatuh sakitnya sso, ttp cenderung
untuk menyebar.
• Beberapa komponen dalam proses terinfeksi
penyakit sbb:
1. Agent/ kuman
2. Reservoir
3. Portals of entry and exit/ pintu msk
4. Mode of transmission
5. Immunity
• Dalam proses perjalanan penyakit,
perpindahan agen/ kuman dari pejamu ke
reservoir atau sebaliknya, harus melalui pintu
masuk tertentu (portal of entry) calon
penderita baru dan kemudian untuk
berpindah ke penderita baru lainnya, kuman
akan melalui pintu keluar (portal of exit).
Portal of entry/portal of exit, ialah
(Pintu msk)
• Melalui konjungtiva, yang biasanya hanya dijumpai
pada beberapa penyakit mata tertentu.
• Melalui saluran nafas (hidung & tenggorokan): melalui
droplet sewaktu reservoir/ penderita bicara, bersin,
batuk atau melalui udara pernapasan.
• Melalui Pencernaan: baik bersama ludah, muntah,
bersama tinja.
• Melalui saluran urogenitalia: urine, zat lain yang keluar
mll saluran tsb.
• Melalui luka pada kulit, mukosa.
• Secara mekanik: suntikan, gigitan pd penyakit ttt
• Setelah unsur penyebab telah meninggalkan
reservoir maka untuk mendapatkan potensial
yang baru, harus berjalan melalui suatu
lingkaran perjalanan khusus atau suatu jalur
khusus yg disebut jalur penularan (Mode of
Transmission).
• Secara garis besar, jalur penularan (Mode of
Transimission) dapat dibagi menjadi dua,
yaitu:
Mode of Transimission
(Jalur penularan)
1. Penularan langsung: yg tjadi secara langsung
dari penderita atau reservoir, ke pejamu
potensial yg baru,
2. Penularan tidak langsung: yg tjadi melalui
media ttt; seperti media udara (air borne),
mll benda ttt (vechicle borne), dan mll vektor
(vector borne).
Epidemiological Iceberg (Fenomena Gunung ES)

• Merupakan sebuah metafora (perumpamaan) yang


menekankan bahwa bagian yg tak terlihat dari gunung es
jauh lebih besar daripada bagian yang terlihat di atas air.
• Artinya, kebanyakan msl kes populasi, jumlah kasus
penyakit yg belum diketahui jauh lebih banyak dr pd jmlh
kasus penyakit yg telah diketahui.
• Fenomena gunung es menghalangi penilaian yg tepat ttg
besarnya beban penyakit (disease burden) dan kebutuhan
pelayanan kes yg sesungguhnya, serta pemilihan kasus yg
representatif untuk suatu studi.
• Mempelajari hanya sebagian dari kasus penyakit yg
diketahui memberikan gambaran yg tidak akurat ttg sifat
dan kausa penyakit tersebut.
(Morris, 1975; Duncan, 1987, dikutip Wikipedia, 2010).
Konsep Tingkat Pencegahan Penyakit
(Level of Prevention)

• Adalah mengambil tindakan terlebih dahulu


sebelum kejadian dg menggunakan langkah yg
didasarkan pada data/ keterangan bersumber
hasil analisis/ pengamatan/ penelitian
epidemiologi.
Tingkatan pencegahan penyakit
1. Pencegahan tingkat pertama (primary prevention)
 Seperti promosi kes dan pencegahan khusus.
Sasarannya faktor penyebab, lingkungan & pejamu.
 Langkah pencegahaan di faktor penyebab
mis, menurunkan pengaruh serendah mungkin
(desinfeksi, pasteurisasi, strerilisasi, penyemprotan
insektisida) agar memutus rantai penularan.
 Langkah pencegahan di faktor lingkungan
mis, perbaikan lingkungan fisik agar air, sanitasi
lingkungan & perumahan mjd bersih.
 Langkah pencegahan di faktor pejamu mis, perbaikan
status gizi, status kes, pemberian imunisasi.
2. Pencegahan tingkat kedua (secondary prevention)
 Seperti diagnosis dini serta pengobatan tepat.
 Sasaran pd penderita / sso yg dianggap
menderita (suspect) & terancam menderita.
 Tujuan untuk diagnosis dini & pengobatan tepat
(mencegah meluasnya penyakit/ timbulnya
wabah & proses penyakit lebih lanjut/ akibat
samping & komplikasi).
 Bbp usaha pencegahan seperti pencarian
penderita, pemberian chemoprophylaxis
(Prepatogenesis / patogenesis penyakit ttt).
3. Pencegahan tingkat ketiga (tertiary revention)
 seperti pencegahan thadap cacat dan
rehabilitasi.
 Sasaran penderita penyakit ttt.
 Tujuan mencegah jangan sampai mengalami
cacat & bertambah parahnya penyakit juga
kematian dan rehabilitasi (pengembalian
kondisi fisik/ medis, mental/ psikologis & sosial
Manfaat RAP dalam epidemiologi
• Studi tentang RAP merupakan bagian dari
studi epidemiologi, dikarenakan terdapat:
• a) Studi etiologi; menemukan penyebab
• b) Studi prognostik, mempelajari faktor risiko
dan perkiraan akhir penyakit
• c) Studi intervensi,mengetahui effectiveness ,
dan efficiency program pemberantasan dan
pencegahan penyakit
Dari RAP diperoleh beberapa informasi penting:
• Masa inkubasi atau masa latent.
• Kelengkapan keluhan (symptom) sebagai bahan informasi dalam
menegakkan diagnosis
• Lama dan beratnya keluhan yg dialami oleh penderita kejadian penyakit
menurut musim (season) kapan penyakit itu lebih frekuen kejadiannya
• Kecenderungan lokasi geografis serangan penyakit shg dp dg mudah
dideteksi lokasi kejadian penyakit.
• Untuk diagnostik: masa inkubasi dp dipakai sebagai pedoman penentuan
jenis penyakit.
• Sifat biologis kuman patogen shg mjadi bahan informasi untuk
pencegahan penyakit.
• Untuk pencegahan: dg mengetahui kuman patogen penyebab dan rantai
perjalanan penyakit dapat dg mudah ditemukan titik potong yg penting
dalam upaya pencegahan penyakit.
• Untuk terapi: intervensi atau terapi hendaknya diarahkan pada fase paling
awal. Lebih awal terapi akan lebih baik hasil yg diharapkan.
• Keterlambatan diagnosis akan berkaitan dengan keterlambatan terapi.
Kesimpulan
• RAP atau Riwayat Alamiah Penyakit menjelaskan
bagaimana suatu penyakit dapat terinfeksi dan
tersebar dalam tubuh manusia, dg adanya masa
inkubasi yg berbeda dari berbagai macam penyakit
maka kita dapat memprediksi pencegahan penyakit tsb
agar tidak terlampau parah dan tersebar luas.
• Memperhatikan bbrp faktor penyebab, risiko maka
adanya hubungan sebab akibat yg tjadi di antara
keduanya.
• Kita dapat melakukan tahap pencegahan penyakit
atau level of prevention jika kita mengetahui dg jelas
bgm riwayat suatu penyakit tsb dp tjd, dan kita bisa
mengetahui teknik atau pengobatan apa yg ssi bagi
penyakit tsb.
TRIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai