Diajukan kepada :
Dr. Tutik Ermawati, Sp.S
Disusun oleh :
Faishal Hanif
G4A015152
2016
DEFINISI
EPIDEMIOLOGI
Etiologi Contoh
Herediter Neuropati herediter
Trauma Dislokasi, Fraktur, Gerakan fleksi ekstensi berulang
Infeksi Tenosinovitis
Metabolik Amiloidosis, Gout
Endokrin DM, Hipotiroid
Neoplasma Lipoma, mieloma
Degeneratif OA
Iatrogenik Pemasangan shunt untuk dialisis
TEORI KOMPRESI MEKANIK
Invaginasi Nodus
Kompresi N. Ranvier dan Konduksi saraf
Medianus demyelinisasi terganggu
lokal
TEORI GETARAN
Getaran
Edema
berulang di Iskemia
epineural
carpal tunnel
PENEGAKKAN DIAGNOSIS
4. de Quervain’s Syndrome
Nyeri ibu jari dan pergelangan tangan memberat dengan penekanan
PENATALAKSANAAN
KONSERVATIF
1. Medikamentosa
a. Obat-obatan oral yang dapat diberikan : NSAID, diuretik, piridoksin, dan
kortikosteroid.
Paling efektif Kortikosteroid (Prednisolon 20 mg/hari selama 2 minggu;
dilanjutkan 10 mg/hari selama 2 minggu.
b. Injeksi
MP 40 mg + Lidokain 10mg diinjeksikan ke dalam carpal tunnel.
2. Non-Medikamentosa
OPERATIF
PROGNOSIS
Ad Vitam : Bonam
Ad Fungsionam : Dubia ad Bonam
Ad Sanationam : Dubia ad Bonam
DEFINISI
Tarsal tunnel syndrome (TTS) adalah sekumpulan gejala yang muncul akibat
kompresi N. Tibialis saat melintasi terowongan tarsal yang terletak pada
pergelangan kaki.
EPIDEMIOLOGI
Kejadian TTS merupakan kasus yang jarang ditemui dan diagnosisnya jarang
ditegakkan.
Sejauh ini belum ada penelitian yang menunjukkan prevalensi TTS.
ANATOMI
Gerakan dorsofleksi dan plantar fleksi yang berulang seperti yang terjadi
saat berjalan, berlari dan melompat dapat meningkatkan tekanan dalam
tarsal tunnel dan menyebabkan iritasi.
PATOGENESIS
Etiologi
Iskemia Nyeri
(Kompresi)
PENEGAKKAN DIAGNOSIS
• Keluhan muncul di ibu jari lalu diikuti jari lainnya dan menyebar
hingga tumit.
• Progresif
• Keluhan diperberat dengan berjalan/berdiri lama.
• Memberat malam hari
• Pasien sering meninggikan kaki saat tidur untuk mengurangi
nyeri
TES PROVOKASI TTS
TEST DORSOFLEKSI-EVERSI
TINNEL TEST
(10-15 dt)
DIAGNOSIS BANDING
KONSERVATIF
1. Medikamentosa
Belum ada penelitian yang memberikan data terapi terbaik
Injeksi anestesi lokal + Kortikosteroid ke dalam tarsal tunnel dapat
mengurangi keluhan. Pemberian injeksi berulang tidak direkomendasi
2. Non-Medikamentosa
a. Mengistirahatkan ekstremitas bawah
b. Penggunaan alas tambahan pada sepatu
OPERATIF
Tidak membaik dengan terapi konservatif. :
Nyeri berat Prosedur Operasi secepatnya
Nyeri moderate Terapi konservatif lanjutkan 6 bulan.
Ad Vitam : Bonam
Ad Fungsionam : Dubia ad Bonam
Ad Sanationam : Dubia ad Bonam
DEFINISI
Peroneal Palsi adalah sebuah gejala foot drop akut dan progresif disertai
gangguan sensorik sepanjang regio kruris lateral dan dorsum pedis
yang merupakan neuropati akibat tekanan
EPIDEMIOLOGI
FAKTOR RISIKO
Kerusakan
Kompresi Iskemia
akson
PENEGAKAN DIAGNOSIS
ANAMNESIS
Keluhan Utama : Foot drop dapat terjadi secara akut atau terjadi selama beberapa hari
sampai beberapa minggu. Nyeri biasanya bukan merupakan keluhan utama
Disestesia mungkin muncul di sepanjang lateral kaki, dorsal pedis, dan/atau ibu jari kaki.
PEMERIKSAAN FISIK
Pasien akan berjalan dengan kelemahan atau paralisis dorsofleksor sehingga lutut
ipsilateral akan terangkat lebih tinggi dari lutut yang lain.
PENATALAKSANAAN
KONSERVATIF
PROGNOSIS
Kelumpuhan M.
Ptosis
Mulleri
Kelumpuhan M.
ETIOLOGI Miosis
Dillator Pupil
Gangguan
persarafan simpatis Anhidrosis
kelenjar keringat
ANHIDROSIS dapat mengenai seluruh bagian setengah wajah apabila lesi berada
di serabut preganglion. Apabila mengenai serabut postganglion, anhidrosis hanya
terjadi pada bagian dahi.
PENEGAKKAN DIAGNOSIS
2. Tes hidroksiamfetamin
Hidroksiamfetamin 1% diteteskan ke kedua mata, 24 jam setelah tes kokain dilakukan.
Tes ini berguna untuk menentukan lokasi lesi. Pada lesi preganglion, serabut saraf post ganglion
masih baik sehingga masih dapat melepaskan norepinefrin dan menyebabkan dilatasi pupil. Apabila
lesi terletak postganglion, maka pemberian hidroksiamfetamin tidak menimbulkan dilatasi akibat
ketidakmampuan melepaskan norepinefrin
Pemeriksaan Penunjang
2. Kondisi Khusus
• Pemakaian unilateral obat-obatan miotikum seperti pilocarpine,
neostigmine, physostigmine, carbachol, dan Methacholine dapat
menyebabkan miosis unilateral.
• Keracunan obat-obatan sistemik jenis narkotika dan barbiturat dapat
menyebabkan miosis bilateral.
• Lesi pada pons biasanya berhubungan dengan pin-point pupil. Akan tetapi
dapat ditemukan kehilangan kesadaran, dan tetraparese spastik dengan
refleks yang meningkat.
TATALAKSANA