Anda di halaman 1dari 8

PEMERIKSAAN

DIAGNOSTIK HIV
NASTABELLA ELYSABETH
Tujuan pemeriksaan

 Menegakkan diagnosis
 Menentukan angka kesakitan,infeksi HIV
AIDS (surveillance)
 Mengamankan darah transfusi
Jenis pemeriksaan laboratorium HIV

1. Uji Serologis
 Rapid test: tes yang cukup sensitif dan juga
memiliki spesifitas yang tinggi, dapat mendeteksi baik
antibodi terhadap HIV-1 maupun HIV-2
Rapid Tes hasilnya bisa dilihat dalam waktu kurang
lebih 20 menit.
 Enzyme Linked Immunosorbent Assay (ELISA):
untuk mendeteksi antibodi untuk HIV-1 dan HIV-2
Biasanya hasil uji ELISA mungkin masih akan negatif 6
sampai 12 minggu setelah pasien terinfeksi
Pemeriksaan antibodi → Induplo ( cek ulang dengan
duplikasi ) untuk menghindari teknikal
error dan false positif
Kekurangan :
- Memerlukan waktu yang lama
- Membutuhkan Staff yang terlatih
- Memerlukan biaya yang relatif mahal
 Western Blot
Elektroporesis gel poliakrilamid yang digunakan untuk
mendeteksi rantai protein yang spesifik terhadap DNA
Jika tidak ada rantai protein yang ditemukan berarti tes
negatif. Sedangkan bila hampir atau semua rantai
protein ditemukan berarti western blot positif. Tes ini
harus diulangi lagi setelah 2 minggu dengan sampel yang
sama. Jika western blot tetap tidak bisa disimpulkan
maka tes western blot harus diulangi lagi setelah 6
bulan. Jika tes tetap negatif maka pasien dianggap HIV
negatif.
Lanjutan..

2. Uji Virologis dengan Polymerase Chain


Reaction (PCR)
 HIV DNA kualitatif: untuk diagnosis pada bayi
 HIV RNA kuantitatif : untuk memeriksa jumlah
virus di dalam darah dan dapat digunakan untuk
pemantauan terapi ARV pada dewasa dan
diagnosis pada bayi jika HIV DNA tidak tersedia
Lanjutan....

3. CD4
untuk mengukur status imunodefisiensi
sebagai petunjuk dini progresivitas penyakit
karena jumlah CD4 menurun lebih dahulu
dibandingkan kondisi klinis pasien
Pemantauan CD4 dapat digunakan untuk
memulai pemberian ARV atau penggantian
obat
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai