Anda di halaman 1dari 27

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK

DENGAN
DENGUE HAEMORRHAGIC FEVER
(DHF)

OLEH :
DERA ALFIYANTI
Penyakit dengue adalah infeksi akut
yang disebabkan oleh arbovirus
(arthropodborn virus) dan ditularkan
melalui gigitan nyamuk Aedes (Aedes
albopictus dan Aedes aegypti)
Penyakit ini dinamakan juga knokkel
koorts karena pasien mengeluh sakit
pada sendi-sendi.
 Virus dengue  arbovirus B
 Vektor  nyamuk, e.g. Ae.
Aegypti dan Ae. Albopictus
Virus dengue  masuk tubuh
melalui gigitan nyamuk Aedes 
terbentuknya kompleks virus-
antibodi  mengaktivasi sistem
komplemen (C3 dan C5) 
pelepasan histamin & merupakan
mediator kuat bg tingginya
permeabilitas dinding pembuluh
darah & m’hilangkan plasma
melalui endotel dinding tsb.
Terjadi trombositopenia,
menurunnya fungsi trombosit, dan
menurunnya faktor koagulasi
(protrombin, faktor V, VII, IX, X, dan
fibrinogen)  perdarahan hebat
terutama perdarahan GI tract
Patofisiologi utama yg menentukan
berat penyakit : meningginya
permeabilitas dinding pembuluh
darah, menurunnya volume plasma,
hipotensi, dan trombositopenia.
Nilai hematokrit meningkat bersamaan
dengan menghilangnya plasma melalui
endotel dinding pembuluh darah  volume
plasma menurun  anoksia jaringan 
asidosis metabolik  kematian.
Kelainan yg paling sering ditemukan pd
autopsi : petekia, perdarahan di saluran
pencernaan, paru, dan jaringan periadrenal.
Dijumpai pembesaran hepar
KRITERIA WHO (1975) UNTUK MEMBUAT
DIAGNOSIS DHF :
• Demam mendadak & terus-menerus
selama 2-7 hari.
• Manifestasi perdarahan, termasuk
setidak-tidaknya uji tornikuet (+) &
salah 1 bentuk lain (petekia, purpura,
ekimosis, epistaksis & perdarahan
gusi), hematemesis dan atau melena.
Pembesaran hati (sudah bisa diraba
sejak permulaan sakit)
Syok, yang ditandai nadi lemah,
cepat, disertai tekanan nadi yg
menurun (mjd 20 mmHg atau
kurang), TD menurun (tek.sistolik
smp 80 mmHg / kurang) disertai
kulit yg teraba dingin & lembab
terutama pada ujung hidung, jari &
kaki ; pasien mjd gelisah, timbul
sianosis di sekitar mulut.
DERAJAT DHF (WHO, 1975)
Derajat I  demam disertai gejala tidak khas
dan satu-satunya manifestasi perdarahan adl
uji tornikuet positif.
Derajat II  derajat I disertai perdarahan
spontan di kulit & atau perdarahan lain
Derajat III  ditemukan kegagalan sirkulasi
yaitu nadi cepat & lembut, tek.nadi menurun (<
20 mmHg) atau hipotensi disertai kulit dingin,
lembab, dan penderita gelisah
Derajat IV  renjatan berat dengan nadi yang
tdk dapat diraba & tekanan darah yg tdk dpt
diukur.
 Trombositopenia (100.000 mm3
atau kurang)
 Hemokonsentrasi (meningginya nilai
hematokrit sebanyak 20% atau
lebih)

Cukup untuk menegakkan diagnosis


DHF
KOMPLIKASI
DSS (DENGUE SHOCK SYNDROM)
Kegagalan sirkulasi  kulit lembab &
dingin, sianosis di sekitar mulut, nadi cepat
& lembut, penderita gelisah & lesu/lemah,
mengeluh nyeri perut sesaat sblm renjatan
timbul.
Tek.nadi krg dr/= 20 mmHg & TD sistolik <
80 mmHg.
Penatalaksanaan tdk adekuat  asidosis
metabolik, hipoksia, perdarahan GI
 Pemeriksaan Laboratorium ditemukan :
Trombosit < 100.000/mm3 dan
hemokonsentrasi.
 Hasil lainnya yg sering ditemukan :
hipoproteinemia, hiponatremia, peninggian
sedikit transaminase serum dan urea
nitrogen darah.
 Pada beberapa penderita ditemukan
asidosis metabolik.
 Jumlah leukosit b’variasi (leukositopenia &
leukositosis).
 Albuminuria ringan & sementara
DBD/DHF TANPA RENJATAN
Minum banyak  1,5 – 2 liter dlm 24 jam
(air teh manis, susu, sirup, atau oralit)
Hiperpireksia (suhu 40ºC / lebih) 
antipiretik & b/p surface
cooling/kompres dingin.
Kejang  antikonvulsan : luminal scr IM
 75 mg (>1th), 50 mg (<1th)  15’ tdk
b’henti : luminal diulang 3 mg/kgbb.
>1th  50 mg, <1 th  30 mg
Infus diberikan pd pasien DBD
tanpa renjatan bila :

 Muntah terus-menerus 
minum per oral (-)  ancaman
dehidrasi
 Nilai Ht yang cenderung terus
meningkat
DBD/DHF DISERTAI
RENJATAN (DSS)
Cairan iinfus  Ringer laktat 
unresponse : plasma / plasma ekspander
(20-30 ml/kgBB)  membaik : 10
ml/kgBB/jam  dipertahankan slm 2 hari
Pasien dg renjatan berat  pemberian
cairan 100-200 ml dg semprit kmd guyur /
loss klem
Px. Ht secara periodik & px. Vital sign
Transfusi darah  p’darahan GI hebat
PERAWATAN PASIEN DBD
DERAJAT I
 Istirahat mutlak
 Observasi tanda vital setiap 3 jam
(t.u. tekanan darah & nadi)
 Periksa Ht, Hb & Trombo scr
periodik
 Berikan minum 1,5 – 2 L/24 jam
 Berikan antipiretik & kompres
 Tampung urin  obs. oliguria
 Th/ intravena jika ada indikasi
PERAWATAN PASIEN DBD
DERAJAT II
 Berikan cairan intravena
 Jika perlu  IV th/ 2 line
 Awasi nilai Ht, Ht & trombosit
serta vital sign
 Perhatikan gejala2 renjatan 
nadi kecil&cepat, TD turun,
anuria, sakit perut dll.
 Beri minum banyak
PERAWATAN PASIEN DBD
DERAJAT III / IV
 Berikan cairan RL 20 ml/kgBB/jam 
loss klem  perlancar dg
memasukkan cairan dg spuit 20-30 cc
sbnyak 100-200 ml mll selang infus
 Akibat kebocoran plasma pd paru 
akumulasi cairan di rongga pleura 
dispnea  berikan posisi semi fowler
& O2
 Observasi TTV setiap 15 menit
 Evaluasi haluaran urine
 Periksa Hb, Ht, dan trombo secara
periodik
• Keadaan umum anak, tingkat
kesadaran
• Tanda-tanda vital (terutama nadi
dan tekanan darah)
• Nilai laboratorium (Ht, Hb, dan
trombosit)
• Tanda-tanda dehidrasi/shock
hipovolemik
• Tanda-tanda perdarahan
Kegagalan Sirkulasi Darah
 Diakibatkan krn adanya
kebocoran plasma dr pembuluh
darah ke jar.ekstravaskuler.
 Hematokrit meninggi >20%
 Perlu pengawasan TTV
 Penting untuk px.Ht, Hb, dan
trombosit
 Perhatikan produksi urin
Risiko Terjadi Perdarahan
 Adanya trombositopenia, menurunnya
fungsi trombosit & faktor koagulasi 
penyebab perdarahan hebat
 Evaluasi adanya perdarahan spt
ekimosis, purpura, petekia & perdarahan
spontan lainnya.
 Jika tjd perdarahan spontan 
perawatan sesuai derajat DBD
 Pantau TTV dan nilai laboratorium
 Berikan transfusi b/p.
Peningkatan Suhu Tubuh

 Terjadi pd hari 2-7, kadang2


terjadi hiperpireksia dan kejang
 Perlu pemberian antipiretika &
antikonvulsan
 Pemberian kompres dingin
Perubahan Nutrisi Kurang
Dari Kebutuhan Tubuh

• Terjadi akibat anoreksia, mual, dan


muntah
• Kaji status nutrisi, berikan
makanan kesukaan anak, sajikan
dalam keadaan menarik/hangat,
berikan dlm porsi sedikit tp sering
• Kolaborasi pemberian antiemetik
Kecemasan
Sebagai bagian dari efek hospitalisasi
dan prosedur traumatik selama
dirawat di RS
Lakukan prinsip “Atraumatic care”
dalam melakukan tindakan
Libatkan keluarga/teman dekat
selama perawatan
Berikan terapi bermain
Kurang Pengetahuan Orang
Tua Mengenai Penyakit
 Kaji pengetahuan keluarga ttg
penyakit DHF/DBD
 Berikan pendidikan kesehatan
tentang :
penyakit (def, etio/predisp,
tanda/gejala, px.diagns, komplikasi,
dan penatalaksanaan medis
perawatan sebelum anak dibawa
ke RS
cara pemberantasan nyamuk &
pemutusan rantai penularan
 KEADAAN UMUM PASIEN, KESADARAN
 TANDA-TANDA VITAL
 TANDA-TANDA PERDARAHAN
 TANDA-TANDA DEHIDRASI/SYOK
 NILAI LABORATORIUM
 PSIKOLOGIS ANAK
 PENGETAHUAN ORANG TUA

Anda mungkin juga menyukai