1. Empiema merupakan penumpukan pus dan jaringan nekrotik di dalam rongga pleura. .
(Kowalak, Jenifer P., 2014, Buku Ajar PATOFISIOLOGI, Penerbit Buku Kedokteran EGC)
2. Empiema merupakan penumpukan pus dan jaringan nekrotik di dalam rongga pleura. Darah
(hemotoraks) dan kilus atau cairan getah bening kilotoraks dapat pula terkumpul di daerah ini.
(Iman Somantri, 2008,Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem Pernapasan,
penerbit buku: Salemba Medika)
3. Empiema adalah nanah di rongga suatau alat tubuh biasanya di rongga paru ( KBBI)
Kesimpulan:
Empiema merupakan suatu
penyakit paru dimana
rongga pleura yang
mengalami penumpukan
cairan darah dan
bercampur dengan getah
bening sehingga menjadi
pus/ nanah yang sering kali
disebabkan oleh komplikasi
dari infeksi pulmonal.
ETIOLOGI
STAPHYLOCOCCUS
• Kelompok bakteri ini menyebabkan banyak
penyakit. Mereka dapat menyebabkan
penyakit secara langsung oleh infeksi atau
secara tidak langsung melalui produk yang
mereka hasilkan, misalnya racun yang
menyebabkan keracunan makanan.
Penyakit yang berhubungan dengan Staph
dapat mencakup dari ringan dan tidak
memerlukan perawatan sampai
berat/parah dan berpotensi fatal.
• Biasanya terdapat pada rongga mulut,
permukaan kulit, hidung, kelenjar keringat
dan saluran usus.
PNEUMOCOCCUS
Empiema Kronis
Tanda-tanda utama empiema kronis adalah sebagai berikut:
a. Demam keingat malam
b. Nyeri pleural
c. Dispnea
d. Anoreksia dan penurunan berat badan
e. Auskultasi dada, ditemukan penurunan suara napas
f. Perkusi dada, suara flatness
g. Palpasi, ditemukan penurunan fremitus
Dikatakan kronis karena gejala diatas melebihi 3 bulan
Gejala lainnya
INVASI
SALURAN
NAPAS
JAMUR
PERISTALTIK USUS SALURAN ALVEOLI
PADA
MENINGKAT TERGANGGU
MULUT
INEFEKTIF POLA
NAPAS
Pemeriksaan Diagnostik
1. Aukultasi pada dada akan mengungkapkan penurunan bunyi
nafas.
2. Perkusi, akan di temukan bunyi pekak di daerah efusi yang
tidak berubah ketika pasien bernafas.
3. Foto rontgen torax memperlihatkan cairan radiopaqeue pada
daerah-daerah yang terletak paling rendah ( Dependent areas)
4. Pemeriksaan yang paling berguna adalah torakosintesis karena
hasil analisis cairan pleura yang di aspirasi memperlihatkan
PENATALAKSANAAN MEDIS
PENGAMBILAN NANAH /PUS
1. PENGAMBILAN NANAH /PUS
A. Closed drainage-tube thoracostomy-water seal drainage (WSD)
indikasi :
nanah sangat kental dan sukar diaspirasi
nanah terus terbentuk setelah 2 minggu
2. ANTIBIOTIKA
A. Dekortikasi
letak empiema sukar dicapai dengan drain
b. Torakoplasti
jika empiema tidak mau sembuh karena adanya fistula bronkopleural.
3. PENGOBATAN TAMBAHAN
Perbaiki keadaan umum, fisioterapi dada untuk membebaskan jalan nafas.
KOMPLIKASI
• Emfisema adalah kondisi dimana kantung udara di paru-paru secara bertahap hancur,
membuat napas lebih pendek
(http://kamus kesehatan.com/arti/emfisema/ )
• Emfisema adalah salah satu bentuk penyakit paru obstruktif menahun, emfisema
merupakan pelebaran asinus yang abnormal, permanen dan disertai destruksi dinding
alveoli paru.
(Kowalak, Jenifer P., 2014, Buku Ajar PATOFISIOLOGI, Penerbit Buku Kedokteran EGC)
Kesimpulan:
HIPOTESIS
FAKTOR SOSIAL &
FAKTOR GENETIK ELASTASE- ROKOK & POLUSI PENGARUH USIA
EKONOMI
ANTIELASTASE
EMPISEMA
MENYEBABKAN
BENTUK PARU
INFEKSI SALURAN
BERUBAH
NAPAS
EMPISEMA PPOK
EMPISEMA
Tanda dan gejala:
1. Pemeriksaan radiologis
2. Pemeriksaan kedistal fungsi paru
3. Analisis gas darah
4. Pemeriksaan EKG
PENATALAKSANAAN MEDIS
NIC
• peningkatan ventilasi dan oksigenasi yang adekuat
• Memelihara kebersihan paru paru dan bebas dari tanda tanda distress pernafasan
• Dapat melakukan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu
bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips)
• Mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips)
• Jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas
abnormal)
• Mampu mengidentifikasikan dan mencegah factor yang dapat menghambat jalan nafas normal
• memperbaiki ventilasi dengan membuka jalan napas dan membersihkan jalan napas dari sputum.
• Oksigen akan memperbaiki hipoksemi
• Antibiotik mungkin diresepkan untuk mencegah atau mengatasi infeksi
•
IMPLEMENTASI
• Mengajarkan dan memberikan dorongan penggunaan teknik pernapasan diafragmaik dan
batuk.
• Membantu dalam pemberian tindakan nebuliser, inhaler, atau IPPB.
• Melakukan drainage postural dengan perkusi dan vibrasi pada pagi hari dan malam hari
sesuai yang diharuskan.
• Menginstruksikan pasien untuk menghindari iritan, seperti asap rokok, aerosol, dan asap
pembakaran.
• Memberikan antibiotik sesuai yang diresepkan.
• Memberikan bronkodilator sesuai yang diresepkan.
• Mengevaluasi tindakan nebuliser, inhaler dosis terukur, atau IPPB.
• Menginstruksikan dan berikan dorongan pada pasien pada pernapasan diafragmatik dan
batuk efektif.
• Memberikan oksigen
• Memonitor TTV
SEKIAN & TERIMAKASIH
SEMOGA BERMANFAAT…