Anda di halaman 1dari 38

SMF THT FK UNIMAL

RSU CUT MEUTIA


LHOKSEUMAWE 2017

LAPORAN KASUS

“ABSES LEHER DALAM”


By :
Muhamad Agung Satria, S.Ked
120611014

Preceptor :
Dr. dr. Indra Zachreini, Sp.THT-KL(K)
ABSES adalah kumpulan nanah yang terakumulasi di
sebuah kavitas jaringan karena adanya proses infeksi
atau karena adanya benda asing

ABSES LEHER DALAM adalah terkumpulnya


nanah di dalam ruang potensial di antara fasia
leher dalam sebagai akibat penjalaran dari
berbagai sumber infeksi, seperti gigi, mulut,
tenggorok, sinus paranasal, telinga dan leher

ABSES LEHER DALAM dapat berupa:


• ABSES PERITONSIL
• ABSES RETROFARING
• ABSES PARAFARING
• ABSES SUBMANDIBULA
• ANGINA LUDOVICI (Ludwig’s Angina)
IDENTITAS
• Nama : Nn. NN
• Umur : 20 tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Suku : Aceh
• Agama : Islam
• Pekerjaan : Pelajaar
• Alamat : Lhoksukon
• Tanggal pemeriksaan : 5 Januari 2018
ANAMNESIS

Keluhan Utama :
Bengkak pada leher sebelah kiri

Keluhan Tambahan :
Nyeri pada leher kiri, sakit gigi, nyeri menelan, dan demam
ANAMNESIS

Pasien datang dengan keluhan bengkak pada leher kiri


sejak 1 minggu sebelu masuk rumah sakit. Pasien mengaku
bengkak awalnya kecil dan perlahan membesar dalam
seminggu. Menurut pengakuan pasien awalnya pasien sakit
gigi pada gigi yang berlubang dan hanya makan obat anti
nyeri. Lalu rahang sebelah kiri pasien mulai membengkak
dan perlahan bertambah besar hingga ke leher sebelah kiri.
ANAMNESIS

Pasein mengaku bengkak terasa sangat nyeri dan pasien


susah membuka mulut karena mulutnya kaku. Pasien juga
mengeluh nyeri saat menelan dan nyeri saat mulut
digerakkan sehingga pasien sulit makan sejak 3 hari sebelum
masuk rumah sakit. Pasien juga mengeluhkan demam yang
tidak turun turun sejak leher membengkak.
ANAMNESIS

Riwayat penyakit dahulu


Pasien mengaku sudah sering sakit gigi sejak 6 bulan yang
lalu terutama pada tempat gigi berlubang.

Riwayat penyakit keluarga :


Keluarga pasien mengaku tidak ada memiliki keluhan
yang sama dengan pasien
VITAL SIGN

Compos 120/70 91 x/i 23 x/i 38,1’C


Mentis mmHg
STATUS LOKALIS

Dalam batas Dalam batas


normal normal

Dalam batas
normal
STATUS LOKALIS

Dalam batas
normal

Dalam batas
normal
STATUS LOKALIS
Trismus

Faring hiperemis

Tonsil
T1/T1

Lidah terangkat dan


terdorong
kebelakang

Karies dentis
molar 1 sinistra
STATUS LOKALIS
Massa
• Lokasi a/r submandibula
sinistra
• unilateral
• soliter
• Diameter +- 10 cm
• immobile
• Fluktuasi positif
• Permukaan rata
• Nyeri tekan ada
• Suhu raba hangat
3 Januari 2018
Hb 12,7
Leukosit 9,8
Hematokrit 42,7
MCV 82,0
MCH 28,8
Trombosit 324
KGDS 110
CT 2’
BT 5’
X-Ray Dental Panoramic
USUL PERMERIKSAAN
1. Kultur Abses
2. CT Scan
DIAGNOSIS BANDING

• Abses Submandibula Sinistra + Karien Dentis Molar 1


Sinistra
• Angina Ludovici Sinistra
• Abses Parafaring

DIAGNOSIS KERJA

ABSES SUBMANDIBULA SINISTRA + KARIES DENTIS MOLAR 1


SINISTRA
TERAPI
Bedah : Eksplorasi Abses (5 Januari 2018)

Medikamentosa :
• IVFD RL s/s Dekstrose 5% 20 gtt/i
• Ij Cefotaxime 1gr/12j
• Ij Ranitidin 50mg/12j
• Ij Ketorolac 30mg/12j
• Metronidazole 3 x 250mg
• Paracetamol 3 x 500mg

Anjuran Terapi : Filling / Ekstraksi Dentis Molar 1


Sinistra
LAPORAN OPERASI
Eksplorasi Abses 5 Januari 2018
• Pasien dibius umum (GA)
• Pasien dilakukan sterilisasi di daerah yang akan dilakukan tindakan
• Pasien dipasangkan MOUTHGATE dan dibuka selebar +- 5cm
• Pasien dilakukan insisi pada gingival daerah molar 1 sinistra
• Dilakukan massase untuk mengeluarkan abses dan disuction
• Cairan yang keluar yaitu pus bercampur darah
• Jumlah cairan abses yang keluar +- 10cc
• Kontrol perdarahan
• Pasien ditampon sementara menggunakan pada daerah insisi
• KU post op baik
PEMANTAUAN POST OP
• Tanda tanda komplikasi (Mediastinitis)
• Perdarahan
• Parese Nervus Fascialis

PROGNOSIS
• Quod ad vinam : Dubia ad Bonam
• Quod ad sanam : Dubia ad Bonam
• Quod ad fungsionam : Dubia ad Bonam
TINJAUAN
PUSTAKA
ANATOMI LEHER
• Pada daerah leher terdapat beberapa ruang potensial yang dibatasi
oleh fasia servikal

• Fasia servikalis
• Fasia servikalis superfisialis
• Ruang antar Fascia
• Fasia servikalis profunda
• Lapisan superfisial
• Lapisan media
• Divisi Muscular
• Divisi Viscera
• Lapisan Profunda
• Divisi alar
• Divisi Prevertebra
RUANG POTENSIAL LEHER DALAM

• Retrofaring space
• Danger space
• Prevertebral space
• Suprahyoid Space
• Infrahyoid Space
RUANG FARINGEAL
• Retrofaringeal Space
• Anterior yaitu fasia bukkofaringeal (divisi
viscera lapisan media fasia servikalis
profunda) yang mengelilingi faring, trakea,
esofagus dan tiroid
• Posterior yaitu divisi alar lapisan profunda
fasia servikalis profunda
• Lateral yaitu selubung karotis (carotid
sheath) dan daerah parafaring (fosa
faringomaksila)

• Ruang Parafaring
RUANG SUBMANDIBULAR

• Ruang Sublingual
• Ruang Submandibula
ABSES LEHER
DALAM
ABSES adalah kumpulan nanah yang terakumulasi di
sebuah kavitas jaringan karena adanya proses infeksi
atau karena adanya benda asing

ABSES LEHER DALAM adalah terkumpulnya


nanah di dalam ruang potensial di antara fasia
leher dalam sebagai akibat penjalaran dari
berbagai sumber infeksi, seperti gigi, mulut,
tenggorok, sinus paranasal, telinga dan leher

ABSES LEHER DALAM dapat berupa:


• ABSES PERITONSIL
• ABSES RETROFARING
• ABSES PARAFARING
• ABSES SUBMANDIBULA
• ANGINA LUDOVICI (Ludwig’s Angina)
EPIDEMIOLOGI
Huang dkk, dalam penelitiannya pada tahun 1997
sampai 2002, menemukan kasus infeksi leher dalam
sebanyak 185 kasus. Abses submandibula (15,7%)
merupakan kasus terbanyak ke dua setelah abses
parafaring (38,4), diikuti oleh Ludwig’s angina (12,4%),
parotis (7%) dan retrofaring (5,9%)
EPIDEMIOLOGI
Yang dkk, pada 100 kasus abses leher dalam yang
diteliti April 2001 sampai Oktober 2006 mendapatkan
perbandingan antara laki-laki dan perempuan 3:2.
Lokasi abses lebih dari satu ruang potensial 29%. Abses
submandibula 35%, parafaring 20%, mastikator 13%,
peritonsil 9%, sublingual 7%, parotis 3%, infra hyoid
26%, retrofaring 13%, ruang karotis 11%.
EPIDEMIOLOGI
Di Bagian THT-KL Rumah Sakit dr. M. Djamil Padang
selama 1 tahun terakhir (Oktober 2009 sampai
September 2010) didapatkan abses leher dalam
sebanyak 33 orang, abses peritonsil 11 (32%) kasus,
abses submandibula 9 (26%) kasus, abses parafaring 6
(18%) kasus, abses retrofaring 4 (12%) kasus, abses
mastikator 3(9%) kasus, abses pretrakeal 1 (3%) kasus.
Penyebab Jumlah %

Gigi 77 43

Penyalahgunaan obat suntik 21 12

Faringotonsilitis 12 6,7

Fraktur mandibula 10 5,6

Infeksi kulit 9 5,1

Tuberculosis 9 5,1

Benda asing 7 3,9

Peritonsil abses 6 3,4

Trauma 6 3,4

Sialolitiasis 5 2,8

Parotis 3 1,7

Lain-lain 10 5,6

Tidak diketahui 35
Jenis Kuman Jumlah %

Streptocccus α haemoliticus 6 37

Klepsiella sp 4 25

Enterobacter sp 3 19

Staphylococcus aureus 2 12,5

Staphilococcus epidermidis 1 6

E. Coli 1 6

Proteus vulgaris 1 6
ABSES SUBMANDIBULAR
• Abses submandibula adalah suatu peradangan yang
disertai pembentukan pus pada daerah submandibula

• Keadaan ini merupakan salah satu infeksi pada leher


bagian dalam (deep neck infection)

• Pada umumnya sumber infeksi pada ruang


submandibula berasal dari proses infeksi dari gigi, dasar
mulut, faring, kelenjar limfe submandibula
ETIOLOGI
• Infeksi dapat bersumber dari gigi, dasar mulut, faring,
kelenjar liur, atau kelenjar limfa submandibula

• Mungkin juga sebagian kelanjutan infeksi ruang leher


dalam lain

• Sebagian besar abses leher dalam disebabkan oleh


campuran berbagai kuman, baik kuman aerob, anaerob,
maupun fakultatif anaerob
PATOFISIOLOGI
1. Iritasi
Pulpa

2. Hiperemic
Pulpa

3. Pulpitis

4. Ganggren
pulpa

5. Abses
MANIFESTASI KLINIS
• Demam
• Nyeri leher disertai pembengkakan di bawah mandibula
dan atau di bawah lidah
• Hipersalivasi
• Trismus
• Disfagia dan sesak nafas akibat sumbatan jalan nafas
oleh lidah yang terangkat ke atas dan terdorong ke
belakang
• Pembengkakan di daerah submandibula yang fluktuatif,
dan nyeri tekan
• Pada insisi didapatkan material yang bernanah atau
purulent (merupakan tanda khas)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• LABORATORIUM
• Darah Rutin
• Hitung Jenis Leukosit
• Uji Biakan Pus

• RADIOLOGI
• X Ray Panoramic
• X Ray Thorax
• CT Scan
TERAPI
• Antibiotik
• Uji Resistensi Antibiotik

• Evakuasi Abses
• Insisi Abses

• Trakeostomi

Anda mungkin juga menyukai