Anda di halaman 1dari 85

Pemeriksaan

Hematologi
Yora Nindita
• Pemeriksaan panel hematologi (hemogram) terdiri dari
leukosit, eritrosit, hemoglobin, hematokrit, indeks
eritrosit dan trombosit.
• Pemeriksaan hitung darah lengkap terdiri dari hemogram
ditambah leukosit diferensial yang terdiri dari neutrofil
(segmented dan bands), basofil, eosinofil, limfosit dan
monosit.
• Rentang nilai normal hematologi bervariasi pada bayi,
anak anak dan remaja, umumnya lebih tinggi saat lahir
dan menurun selama beberapa tahun kemudian.
• Nilai pada orang dewasa umumnya lebih tinggi
dibandingkan tiga kelompok umur di atas.
• Pemeriksaan hemostasis dan koagulasi digunakan untuk
mendiagnosis dan memantau pasien dengan perdarahan,
gangguan pembekuan darah, cedera vaskuler atau trauma.
• Nilai normal:
Pria : 40% - 50 % SI unit : 0,4 - 0,5
Wanita : 35% - 45% SI unit : 0.35 - 0,45

• Deskripsi:
Hematokrit menunjukan persentase sel darah merah
terhadap volume darah total.

Hematokrit (Hct)
• Implikasi klinik:
• Penurunan nilai Hct merupakan indikator anemia (karena berbagai sebab),
reaksi hemolitik, leukemia, sirosis, kehilangan banyak darah dan
hipertiroid.
• Penurunan Hct sebesar 30% menunjukkan pasien mengalami anemia
sedang hingga parah.
• Peningkatan nilai Hct dapat terjadi pada eritrositosis, dehidrasi, kerusakan
paru-paru kronik, polisitemia dan syok.
• Nilai Hct biasanya sebanding dengan jumlah sel darah merah pada ukuran
eritrosit normal, kecuali pada kasus anemia makrositik atau mikrositik.

Hematokrit (Hct)
• Implikasi klinik:
• Pada pasien anemia karena kekurangan besi (ukuran sel darah merah lebih
kecil), nilai Hct akan terukur lebih rendah karena sel mikrositik terkumpul
pada volume yang lebih kecil, walaupun jumlah sel darah merah terlihat
normal.
• Nilai normal Hct adalah sekitar 3 kali nilai hemoglobin.
• Satu unit darah akan meningkatkan Hct 2% - 4%.

Hematokrit (Hct)
• Faktor pengganggu
• Individu yang tinggal pada dataran tinggi memiliki nilai Hct yang
tinggi demikian juga Hb dan sel darah merahnya.
• Normalnya, Hct akan sedikit menurun pada hidremia fisiologis pada
kehamilan
• Nilai Hct normal bervariasi sesuai umur dan gender. Nilai normal
untuk bayi lebih tinggi karena bayi baru lahir memiliki banyak sel
makrositik. Nilai Hct pada wanita biasanya sedikit lebih rendah
dibandingkan laki-laki.
• Juga terdapat kecenderungan nilai Hct yang lebih rendah pada
kelompok umur lebih dari 60 tahun, terkait dengan nilai sel darah
merah yang lebih rendah pada kelompok umur ini.
• Dehidrasi parah karena berbagai sebab meningkatkan nilai Hct.

Hematokrit (Hct)
• Hal yang harus diwaspadai
• Nilai Hct <20% dapat menyebabkan gagal jantung dan kematian;
• Hct >60% terkait dengan pembekuan darah spontan

Hematokrit (Hct)
• Nilai normal :
• Pria : 13 - 18 g/dL SI unit : 8,1 - 11,2 mmol/L
• Wanita : 12 - 16 g/dL SI unit : 7,4 – 9,9 mmol/L

Hemoglobin (Hb)
• Deskripsi:
• Hemoglobin adalah komponen yang berfungsi sebagai alat transportasi
oksigen (O2) dan karbon dioksida (CO2).
• Hb tersusun dari globin (empat rantai protein yang terdiri dari dua unit
alfa dan dua unit beta) dan heme (mengandung atom besi dan porphyrin:
suatu pigmen merah).
• Pigmen besi hemoglobin bergabung dengan oksigen.
• Hemoglobin yang mengangkut oksigen darah (dalam arteri) berwarna
merah terang sedangkan hemoglobin yang kehilangan oksigen (dalam
vena) berwarna merah tua.
• Satu gram hemoglobin mengangkut 1,34 mL oksigen. Kapasitas angkut ini
berhubungan dengan kadar Hb bukan jumlah sel darah merah.

Hemoglobin (Hb)
• Deskripsi:
• Penetapan anemia didasarkan pada nilai hemoglobin yang berbeda secara
individual karena berbagai adaptasi tubuh (misalnya ketinggian, penyakit
paru-paru, olahraga).
• Secara umum, jumlah hemoglobin kurang dari 12 gm/dL menunjukkan
anemia.
• Pada penentuan status anemia, jumlah total hemoglobin lebih penting
daripada jumlah eritrosit.

Hemoglobin (Hb)
• Implikasi klinik :
• Penurunan nilai Hb dapat terjadi pada anemia (terutama anemia karena
kekurangan zat besi), sirosis, hipertiroidisme, perdarahan, peningkatan
asupan cairan dan kehamilan.
• Peningkatan nilai Hb dapat terjadi pada hemokonsentrasi (luka bakar),
penyakit paru-paru kronik, gagal jantung kongestif dan pada orang yang
hidup di daerah dataran tinggi.
• Konsentrasi Hb berfluktuasi pada pasien yang mengalami perdarahan dan
luka bakar.
• Konsentrasi Hb dapat digunakan untuk menilai tingkat keparahan anemia,
respons terhadap terapi anemia, atau perkembangan penyakit yang
berhubungan dengan anemia.

Hemoglobin (Hb)
• Faktor pengganggu
• Orang yang tinggal di dataran tinggi mengalami peningkatan nilai
Hb demikian juga Hct dan sel darah merah.
• Asupan cairan yang berlebihan menyebabkan penurunan Hb
• Umumnya nilai Hb pada bayi lebih tinggi (sebelum eritropoesis
mulai aktif)
• Nilai Hb umumnya menurun pada kehamilan sebagai akibat
peningkatan volume plasma
• Ada banyak obat yang dapat menyebabkan penurunan Hb. Obat
yang dapat meningkatkan Hb termasuk gentamisin dan metildopa
• Olahraga ekstrim menyebabkan peningkatan Hb

Hemoglobin (Hb)
• Hal yang harus diwaspadai
• Kondisi gangguan produksi eritrosit dapat menyebabkan penurunan
nilai ketiganya Hb, Hct dan sel darah merah.
• Nilai Hb <5,0g/dL adalah kondisi yang dapat memicu gagal jantung
dan kematian. Nilai >20g/dL memicu kapiler clogging sebagai
akibat hemokonsenstrasi

Hemoglobin (Hb)
• Tatalaksana
• Dalam situasi terjadi penurunan darah yang akut, transfusi merupakan
terapi pilihan.
• Dalam situasi terjadi kekurangan atau penurunan nutrisi maka diperlukan
penggantian besi, vitamin B12 atau asam folat.
• Pada penurunan fungsi ginjal dan penggunaan sitostatika, anemia biasanya
terjadi karena menurunnya produksi eritropoetin sehingga terapi yang
tepat adalah pemberian eritropoetin, namun apabila ada kendala biaya
yang mahal, dapat diganti dengan tranfusi darah.
• Jika anemia terjadi akibat menurunnya produksi eritropoetin maka terapi
penggantian eritropoetin dapat mengurangi kebutuhan tranfusi.

Hemoglobin (Hb)
• Nilai normal:
• Pria : 4,4 - 5,6 x 106 sel/mm3 SI unit: 4,4 - 5,6 x 1012 sel/L
• Wanita : 3,8-5,0 x 106 sel/mm3 SI unit: 3,5 - 5,0 x 1012 sel/L

Eritrosit (sel darah merah)


• Deskripsi:
• Fungsi utama eritrosit adalah untuk mengangkut oksigen dari paru-
paru ke jaringan tubuh dan mengangkut CO2 dari jaringan tubuh ke
paru-paru oleh Hb.
• Eritrosit yang berbentuk cakram bikonkaf mempunyai area
permukaan yang luas sehingga jumlah oksigen yang terikat dengan
Hb dapat lebih banyak.
• Bentuk bikonkaf juga memungkinkan sel berubah bentuk agar lebih
mudah melewati kapiler yang kecil.
• Jika kadar oksigen menurun hormon eritropoetin akan menstimulasi
produksi eritrosit.

Eritrosit (sel darah merah)


• Deskripsi:
• Eritrosit, dengan umur 120 hari, adalah sel utama yang dilepaskan
dalam sirkulasi. Bila kebutuhan eritrosit tinggi, sel yang belum
dewasa akan dilepaskan kedalam sirkulasi.
• Pada akhir masa hidupnya, eritrosit yang lebih tua keluar dari
sirkulasi melalui fagositosis di limfa, hati dan sumsum tulang (sistem
retikuloendotelial).

Eritrosit (sel darah merah)


• Deskripsi:
• Proses eritropoiesis pada sumsum tulang melalui beberapa tahap:
• 1. Hemocytoblast (prekursor dari seluruh sel darah);
• 2. Prorubrisit (sintesis Hb);
• 3. Rubrisit (inti menyusut, sintesa Hb meningkat);
• 4. Metarubrisit (disintegrasi inti, sintesa Hb meningkat;
• 5. Retikulosit (inti diabsorbsi);
• 6. Eritrosit (sel dewasa tanpa inti).

Eritrosit (sel darah merah)


• Implikasi klinik :
• Secara umum nilai Hb dan Hct digunakan untuk memantau derajat
anemia, serta respon terhadap terapi anemia
• Jumlah sel darah merah menurun pada pasien anemia leukemia,
penurunan fungsi ginjal, talasemin, hemolisis dan lupus eritematosus
sistemik. Dapat juga terjadi karena obat (drug induced anemia).
Misalnya: sitostatika, antiretroviral.
• Sel darah merah meningkat pada polisitemia vera, polisitemia
sekunder, diare/dehidrasi, olahraga berat, luka bakar, orang yang
tinggal di dataran tinggi.

Eritrosit (sel darah merah)


• Perhitungan : MCV (femtoliter) = 10 x Hct (%) : Eritrosit (106 sel/μL)
• Nilai normal : 80 – 100 (fL)
• Deskripsi :
• MCV adalah indeks untuk menentukan ukuran sel darah merah, sebagai
Normositik (ukuran normal), Mikrositik (ukuran kecil < 80 fL), atau
Makrositik (ukuran kecil >100 fL).

Mean Corpuscular Volume (MCV)


(Volume korpuskuler rata – rata)
• Implikasi klinik :
• Penurunan nilai MCV terlihat pada pasien anemia kekurangan besi,
anemia pernisiosa dan talasemia, disebut juga anemia mikrositik.
• Peningkatan nilai MCV terlihat pada penyakit hati, alcoholism, terapi
antimetabolik, kekurangan folat/vitamin B12, dan terapi valproat, disebut
juga anemia makrositik.
• Pada anemia sel sabit, nilai MCV diragukan karena bentuk eritrosit yang
abnormal.
• MCV adalah nilai yang terukur karenanya memungkinkan adanya variasi
berupa mikrositik dan makrositik walaupun nilai MCV tetap normal.
• MCV pada umumnya meningkat pada pengobatan Zidovudin (AZT) dan
sering digunakan sebagi pengukur kepatuhan secara tidak langsung.

Mean Corpuscular Volume (MCV)


• Perhitungan : MCH (picogram/sel) = hemoglobin/sel darah merah
Nilai normal : 28– 34 pg/ sel
• Deskripsi:
• Indeks MCH adalah nilai yang mengindikasikan berat Hb rata-rata di
dalam sel darah merah, dan oleh karenanya menentukan kuantitas
warna (normokromik, hipokromik, hiperkromik) sel darah merah.
MCH dapat digunakan untuk mendiagnosa anemia.

Mean Corpuscular Hemoglobin (MCH)


(Hemoglobin Korpuskuler rata – rata)
• Implikasi Klinik:
• Peningkatan MCH mengindikasikan anemia makrositik
• Penurunan MCH mengindikasikan anemia mikrositik.

Mean Corpuscular Hemoglobin (MCH)


• Perhitungan : MCHC = hemoglobin/hematokrit
• Nilai normal : 32 – 36 g/dL

• Deskripsi:
Indeks MCHC mengukur konsentrasi Hb rata-rata dalam sel darah
merah; semakin kecil sel, semakin tinggi konsentrasinya.
Indeks ini adalah indeks Hb darah yang lebih baik, karena ukuran sel
akan mempengaruhi nilai MCHC, hal ini tidak berlaku pada MCH.

Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration (MCHC)


(Konsentrasi Hemoglobin Korpuskuler rata – rata)
• Implikasi Klinik:
• MCHC menurun pada pasien kekurangan besi, anemia mikrositik, anemia
karena piridoksin, talasemia dan anemia hipokromik.
• MCHC meningkat pada sferositosis, bukan anemia pernisiosa.

Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration (MCHC)


• Perhitungan :
• Retikulosit (%)
• = [Jumlah retikulosit / Jumlah eritrosit] X 100
• Nilai normal : 0,5-2%

• Deskripsi:
• Retikulosit adalah sel darah yang muda, tidak berinti merupakan bagian
dari rangkaian pembentukan eritrosit di sumsum tulang.
• Peningkatan jumlah retikulosit mengindikasikan bahwa produksi sel darah
merah dipercepat; penurunan jumlah retikulosit mengindikasikan produksi
sel darah merah oleh sumsum tulang berkurang.

Retikulosit
• Implikasi Klinik:
• Jumlah retikulosit dapat membedakan antara anemia karena kerusakan sumsum
tulang dengan anemia karena pendarahan atau hemolisis (kerusakan sel darah)
• Perdarahan atau hemolisis akan menstimulasi pembentukan retikulosit pada
pasien dengan sumsum tulang yang normal.
• Jumlah retikulosit akan meningkat pada pasien anemia hemolitik, penyakit sel
sabit dan metastase karsinoma.
• Jika jumlah retikulosit tidak meningkat pada pasien anemia, hal ini menandakan
sumsum tulang tidak memproduksi eritrosit yang cukup (misal anemia
kekurangan besi, anemia aplastik, anemia pernisiosa, infeksi kronik dan terapi
radiasi).
• Setelah pengobatan anemia, peningkatan retikulosit menandakan efektifitas
pengobatan. Setelah pemberian dosis besi yang cukup pada anemia kekurangan
besi, jumlah retikulosit akan meningkat 20%; peningkatan secara proporsional
terjadi ketika dilakukan transfusi pada anemia pernisiosa. Peningkatan maksimum
diharapkan terjadi 7-14 hari setelah pengobatan (suplemen besi).

Retikulosit
• Nilai normal : 3200 – 10.000/mm3 SI : 3,2 – 10,0 x 109/L

• Deskripsi:
• Fungsi utama leukosit adalah melawan infeksi, melindungi tubuh dengan
memfagosit organisme asing dan memproduksi atau mengangkut/
mendistribusikan antibodi.
• Ada dua tipe utama sel darah putih:
• • Granulosit: neutrofil, eosinofil dan basofil
• • Agranulosit: limfosit dan monosit

Leukosit (sel darah putih)


• Leukosit terbentuk di sumsum tulang (myelogenous), disimpan dalam
jaringan limfatikus (limfa, timus, dan tonsil) dan diangkut oleh darah
ke organ dan jaringan. Umur leukosit adalah 13-20 hari. Vitamin, asam
folat dan asam amino dibutuhkan dalam pembentukan leukosit. Sistem
endokrin mengatur produksi, penyimpanan dan pelepasan leukosit.

Leukosit (sel darah putih)


• Perkembangan granulosit dimulai dengan myeloblast (sel yang belum
dewasa di sumsum tulang), kemudian berkembang menjadi
promyelosit, myelosit (ditemukan di sumsum tulang), metamyelosit
dan bands (neutrofil pada tahap awal kedewasaan), dan akhirnya,
neutrofil.
• Perkembangan limfosit dimulai dengan limfoblast (belum dewasa)
kemudian berkembang menjadi prolimfoblast dan akhirnya menjadi
limfosit (sel dewasa). Perkembangan monosit dimulai dengan
monoblast (belum dewasa) kemudian tumbuh menjadi promonosit dan
selanjutnya menjadi monosit (sel dewasa).

Leukosit (sel darah putih)


• Implikasi klinik:
• Nilai krisis leukositosis: 30.000/mm3. Lekositosis hingga 50.000/mm3
mengindikasikan gangguan di luar sumsum tulang (bone marrow). Nilai
leukosit yang sangat tinggi (di atas 20.000/mm3) dapat disebabkan oleh
leukemia.
• Penderita kanker post-operasi (setelah menjalani operasi) menunjukkan
pula peningkatan leukosit walaupun tidak dapat dikatakan infeksi.
Biasanya terjadi akibat peningkatan 1 tipe saja (neutrofil). Bila tidak
ditemukan anemia dapat digunakan untuk membedakan antara infeksi
dengan leukemia
• Waspada terhadap kemungkinan leukositosis akibat pemberian obat.

Leukosit (sel darah putih)


• Implikasi klinik:
• Perdarahan, trauma, obat (mis: merkuri, epinefrin, kortikosteroid),
nekrosis, toksin, leukemia dan keganasan adalah penyebab lain
leukositosis.
• Makanan, olahraga, emosi, menstruasi, stres, mandi air dingin dapat
meningkatkan jumlah sel darah putih
• Leukopenia, adalah penurunan jumlah leukosit <4000/mm3. Penyebab
leukopenia antara lain:
• Infeksi virus, hiperplenism, leukemia.
• obat (antimetabolit, antibiotik, antikonvulsan, kemoterapi)
• Anemia aplastik/pernisiosa
• Multipel mieloma

Leukosit (sel darah putih)


• Implikasi klinik:
• Prosedur pewarnaan: Reaksi netral untuk netrofil; Pewarnaan asam untuk
eosinofil; Pewarnaan basa untuk basofil
• Konsentrasi leukosit mengikuti ritme harian, pada pagi hari jumlahnya
sedikit, jumlah tertinggi adalah pada sore hari
• Umur, konsentrasi leukosit normal pada bayi adalah (6 bulan-1 tahun)
10.000-20.000/mm3 dan terus meningkat sampai umur 21 tahun
• Manajemen neutropenia disesuaikan dengan penyebab rendahnya nilai
leukosit

Leukosit (sel darah putih)


Sel Darah Putih Differensial
• Sel Darah Putih Differensial
Nilai Normal :
Nilai Normal :
Neutrofil- Neutrofil Eosinofil Basofil Limfosit Monosit
Segment -Bands

Persentase % 36-73 0-12 0-6 0-2 15-45 0-10

Jumlah 1.260-7.300 0-1440 0-500 0-150 800-40.00 100-800


absolute
3
(/mm )
• Deskripsi:
• Neutrofil melawan infeksi bakteri dan gangguan radang
Deskripsi:
• Eosinofil melawan gangguan
• Neutrofil alergi
melawandan infeksi
infeksi parasit
bakteri dan gangguan radang
• Basofil melawan diskrasia
• darah
Eosinofi dan gangguan
l melawan penyakit myeloproliferatif
alergi dan infeksi parasit
• •
Limfosit melawan infeksi virus
Basofi dan diskrasia
l melawan infeksidarah
bakteri
dan penyakit myeloproliferatif

• • Limfosit
Monosit melawan infeksi yang melawan
hebatinfeksi virus dan infeksi bakteri
• Monosit melawan infeksi yang hebat

Leukosit (sel darah putih)


1) Neutrofil
Nilai normal: Segment : 36% - 73% SI unit : 0,36 – 0,73
Bands : 0% - 12% SI unit : 0,00 – 0,12
• Nilai normal:
• Segment : 36% - 73% SI unit : 0,36 – 0,73
• Bands : 0% - 12% SI unit : 0,00 – 0,12

• Deskripsi
• Neutrofil adalah leukosit yang paling banyak. Neutrofil terutama
berfungsi sebagai pertahanan terhadap invasi mikroba melalui
fagositosis. Sel ini memegang peranan penting dalam kerusakan jaringan
yang berkaitan dengan penyakit noninfeksi seperti artritis reumatoid,
asma dan radang perut.

Neutrofil
• Implikasi klinik:
• Neutrofilia, yaitu peningkatan persentase neutrofil, disebabkan oleh
infeksi bakteri dan parasit, gangguan metabolit, perdarahan dan
gangguan myeloproliferatif.
• Neutropenia yaitu penurunan persentase neutrofil, dapat disebabkan oleh
penurunan produksi neutrofil, peningkatan kerusakan sel, infeksi
bakteri, infeksi virus, penyakit hematologi, gangguan hormonal dan
infeksi berat.
• Shift to left atau peningkatan bands (sel belum dewasa) terjadi ketika
neurofil muda dilepaskan kedalam sirkulasi. Hal ini disebabkan oleh
infeksi, obat kemoterapi, gangguan produksi sel (leukemia) atau
perdarahan.

Neutrofil
• Implikasi klinik:
• Shift of the right atau peningkatan segment (sel dewasa) terjadi pada
penyakit hati, anemia megalobastik karena kekurangan B12 dan asam
folat, hemolisis, kerusakan jaringan, operasi, obat (kortikosteroid)
• Peningkatan jumlah neutrofil berkaitan dengan tingkat keganasan
infeksi.
• Derajat neutrofilia sebanding dengan jumlah jaringan yang mengalami
inflamasi.
• Jika peningkatan neutrofil lebih besar daripada peningkatan sel darah
merah total mengindikasikan infeksi yang berat.
• Pada kasus kerusakan jaringan dan nekrosis (seperti: kecelakaan, luka
bakar, operasi), neutrofilia terjadi akibat peningkatan zat neutrofilik atau
mekanisme lain yang belum diketahui.

Neutrofil
• Faktor pengganggu
• Kondisi fisiologi seperti stres, senang, takut, marah, olahraga
secara sementara menyebabkan peningkatan neutrofil.
• Wanita yang melahirkan dan menstruasi dapat terjadi neutrofilia
• Pemberian steroid: puncak neutrofilia pada 4 hingga 6 jam dan
kembali normal dalam 24 jam (pada infeksi parah, neutrofilia
tidak terjadi)
• Paparan terhadap panas atau dingin yang ekstrim

Neutrofil
• Faktor pengganggu
• Umur:
• Anak-anak merespon infeksi dengan derajat leukositosis neutrofilia yang
lebih besar dibandingkan dewasa
• Beberapa pasien lanjut umur merespon infeksi dengan derajat netrofil
yang lemah, bahkan ketika terjadi infeksi parah
• Resistensi
• Orang pada semua kisaran umur dalam kondisi kesehatan lemah tidak
merespon dengan neutrofilia yang bermakna
• Myelosupresif kemoterapi

Neutrofil
• Hal yang harus diwaspadai
• Agranulositosis (ditandai dengan neutropenia dan leukopenia) sangat
berbahaya dan sering berakibat fatal karena tubuh tidak terlindungi
terhadap mikroba. Pasien yang mengalami agranulositosis harus
diproteksi terhadap infeksi dengan penekanan pada teknik pencucian
tangan.

Neutrofil
• Nilai normal : 0% - 6%

• Deskripsi
• Eosinofil memiliki kemampuan memfagosit, eosinofil aktif terutama
pada tahap akhir inflamasi ketika terbentuk kompleks antigen-antibodi.
Eosinofil juga aktif pada reaksi alergi dan infeksi parasit sehingga
peningkatan nilai eosinofil dapat digunakan untuk mendiagnosa atau
monitoring penyakit.

Eosinofil
• Implikasi klinik:
• Eosinofilia adalah peningkatan jumlah eosinofil lebih dari 6% atau
jumlah absolut lebih dari 500. Penyebabnya antara lain: respon tubuh
terhadap neoplasma, penyakit Addison, reaksi alergi, penyakit collagen
vascular atau infeksi parasit.
• Eosipenia adalah penurunan jumlah eosinofil dalam sirkulasi. Eosipenia
dapat terjadi pada saat tubuh merespon stres (peningkatan produksi
glukokortikosteroid).

Eosinofil
• Implikasi klinik:
• Eosinofil cepat hilang pada infeksi pirogenik
• Jumlah eosinofil rendah pada pagi hari dan meningkat pada sore hari
hingga tengah malam.
• Eosinofilia dapat disamarkan oleh penggunaan steroid dan dapat
meningkat dengan L-triptofan.

Eosinofil
• Faktor pengganggu
• Ritme harian: jumlah eosinofil normal terendah pada pagi hari, lalu
meningkat dari siang hingga setelah tengah malam. Karena itu, jumlah
eosinofil serial seharusnya berulang pada waktu yang sama setiap hari.
• Situasi stres, seperti luka, kondisi pasca operasi, tersengat listrik
menyebabkan penurunan eosinofil
• Setelah pemberian kortikosteroid, eosinofil menghilang.

Eosinofil
• Hal yang harus diwaspadai
• Eosinofil dapat tertutup oleh penggunaan steroid. Berikan perhatian
pada pasien yang menerima terapi steroid, epinefrin, tiroksin atau
prostaglandin.

Eosinofil
• Nilai normal : 0% - 2%

• Deskripsi:
• Fungsi basofil masih belum diketahui. Sel basofil mensekresi heparin
dan histamin. Jika konsentrasi histamin meningkat, maka kadar basofil
biasanya tinggi. Jaringan basofil disebut juga mast sel.

Basofil
• Implikasi klinik :
• Basofilia adalah peningkatan basofil berhubungan dengan
leukemia granulositik dan reaksi alergi
• Basopenia adalah penurunan basofil berkaitan dengan infeksi akut,
reaksi stres, terapi steroid jangka panjang.

Basofil
• Nilai normal : 0%-11%

• Deskripsi:
• Monosit merupakan sel darah yang terbesar. Sel ini berfungsi sebagai
lapis kedua pertahanan tubuh, dapat memfagositosis dengan baik dan
termasuk kelompok makrofag. Manosit juga memproduksi interferon.

Monosit
• Implikasi klinik:
• Monositosis berkaitan dengan infeksi virus, bakteri dan parasit tertentu
serta kolagen, kerusakan jantung dan hematologi.
• Monositopenia biasanya tidak mengindikasikan penyakit, tetapi
mengindikasikan stres, penggunaan obat glukokortikoid, myelotoksik
dan imunosupresan.

Monosit
• Nilai normal : 15% - 45%

• Deskripsi:
• Merupakan sel darah putih yang kedua paling banyak jumlahnya. Sel ini
kecil dan bergerak ke daerah inflamasi pada tahap awal dan tahap akhir
proses inflamasi. Merupakan sumber imunoglobulin yang penting dalam
respon imun seluler tubuh. Kebanyakan limfosit terdapat di limfa,
jaringan limfatikus dan nodus limfa. Hanya 5% dari total limfosit yang
beredar pada sirkulasi.

Limfosit
• Implikasi klinik:
• Limfositosis dapat terjadi pada penyakit virus, penyakit bakteri
dan gangguan hormonal
• Limfopenia dapat terjadi pada penyakit Hodgkin, luka bakar dan
trauma.
• Virosites (limfosit stres, sel tipe Downy, limfosit atipikal) adalah
tipe sel yang dapat muncul pada infeksi jamur, virus dan
paratoksoid, setelah transfusi darah dan respon terhadap stres.
• Perubahan bentuk limfosit dapat digunakan untuk mengukur
histokompabilitas.
• Jumlah absolut limfosit < 1000 menunjukkan anergy.

Limfosit
• Faktor pengganggu
• Limfositosis pada pediatri merupakan kondisi fisiologis pada bayi
baru lahir yang meliputi peningkatan sel darah putih dan limfosit
yang nampak tidak normal yang dapat keliru dengan keganasan
sel
• Olahraga, stres emosional dan menstruasi dapat menyebabkan
peningkatan limfositosis

• Hal yang harus diwaspadai:


• Penurunan limfosit < 500/mm3 menunjukkan pasien dalam bahaya dan
rentan terhadap infeksi, khususnya infeksi virus. Harus dilakukan
tindakan untuk melindungi pasien dari infeksi

Limfosit
• Nilai normal : 170 – 380x103/mm3 SI : 170 – 380x109/L

• Deskripsi
• Trombosit adalah elemen terkecil dalam pembuluh darah. Trombosit
diaktivasi setelah kontak dengan permukaan dinding endotelia.
Trombosit terbentuk dalam sumsum tulang. Masa hidup trombosit
sekitar 7,5 hari. Sebesar 2/3 dari seluruh trombosit terdapat disirkulasi
dan 1/3 nya terdapat di limfa.

Trombosit (platelet)
• Implikasi klinik:
• Trombositosis berhubungan dengan kanker, splenektomi, polisitemia
vera, trauma, sirosis, myelogeneus, stres dan arthritis reumatoid.
• Trombositopenia berhubungan dengan idiopatik trombositopenia
purpura (ITP), anemia hemolitik, aplastik, dan pernisiosa. Leukimia,
multiple myeloma dan multipledysplasia syndrome.
• Obat seperti heparin, kinin, antineoplastik, penisilin, asam valproat
dapat menyebabkan trombositopenia
• Penurunan trombosit di bawah 20.000 berkaitan dengan perdarahan
spontan dalam jangka waktu yang lama, peningkatan waktu perdarahan
petekia/ekimosis.
• Asam valproat menurunkan jumlah platelet tergantung dosis.
• Aspirin dan AINS lebih mempengaruhi fungsi platelet daripada jumlah

Trombosit (platelet)
platelet.
• Faktor pengganggu
• Jumlah platelet umumnya meningkat pada dataran tinggi; setelah
olahraga, trauma atau dalam kondisi senang, dan dalam musim dingin
• Nilai platelet umumnya menurun sebelum menstruasi dan selama
kehamilan
• Kontrasepsi oral menyebabkan sedikit peningkatan

Trombosit (platelet)
• Hal yang harus diwaspadai
• Pada 50% pasien yang mengalami peningkatan platelet ditemukan
keganasan
• Nilai kritis: penurunan platelet hingga < 20 x 103/mm3 terkait dengan
kecenderungan pendarahan spontan, perpanjangan waktu perdarahan,
petekie
• Jumlah platelet > 50 x 103/mm3 tidak secara umum terkait dengan
perdarahan spontan

Trombosit (platelet)
• Perawatan pasien
• Interpretasi hasil pemeriksaan dan lakukan monitor yang sesuai. Amati
tanda dan gejala perdarahan saluran cerna, hemolisis, hematuria,
petekie, perdarahan vagina, epistases dan perdarahan gusi. Ketika
nampak hemorrhage, lakukan tindakan emergensi untuk mengendalikan
perdarahan dan hubungi dokter
• Transfusi patelet dilakukan jika jumlah platelet <20 x 103/mm3 atau
terjadi perdarahan lesi tertentu. Satu unit konsentrasi platelet
meningkatkan jumlah 15 x 103/mm3

Trombosit (platelet)
• Tata Laksana Trombositopenia
• Pada kondisi rendahnya platelet yang kritis, transfusi platelet dapat
dilakukan untuk memberikan peningkatan sementara. Transfusi platelet
biasanya memiliki waktu paruh yang lebih pendek dan kecuali jika
kondisi penyebab sudah diatasi, maka sering diperlukan transfusi ulang.
• Dalam kondisi nilai platelet yang rendah secara signifikan (kurang dari
50 x 109/L) penting memastikan tidak ada obat yang mempengaruhi
fungsi platelet yang ada. Termasuk semua obat antiplatelet dan obat
antiinflamasi non steroid.
• Trombositopenia yang terkait dengan auto-imun biasanya diatasi dengan
kortikosteroid. Jika diduga terjadi reaksi karena alergi obat, maka
hentikan obat yang diduga menyebabkan reaksi alergi tsb.

Trombosit (platelet)
• Tatalaksana Trombositemia
• Jika terjadi inflamasi dapat diberikan kortikosteroid dan bila terjadi
infeksi diberikan antibiotik dan harus dilakukan pemantauan ketat
munculnya efek samping yang tidak diinginkan.
• Pada kondisi terjadi peningkatan produksi platelet di atas 1500 x 109/ L,
dapat diberikan obat antiproliferatif, namun dapat mengalami trombosis.
• Oleh karena itu pemberian aspirin atau obat antiplatelet lain dapat
dipertimbangkan bagi pemberian pasien yang mengalami risiko
kardiovaskular, serebrovaskular, atau pasien yang pernah mengalami
trombotik karena tingginya nilai platelet.

Trombosit (platelet)
• Nilai normal:
• Pria <15mm/1 jam Wanita <20mm/1 jam
• Deskripsi:
• LED atau juga biasa disebut Erithrocyte Sedimentation Rate (ESR)
adalah ukuran kecepatan endap eritrosit, menggambarkan komposisi
plasma serta perbandingan eritrosit dan plasma.
• LED dipengaruhi oleh berat sel darah dan luas permukaan sel serta
gravitasi bumi.

Laju Endap Darah (LED)


• Implikasi klinik
• Nilai meningkat terjadi pada: kondisi infeksi akut dan kronis,
misalnya tuberkulosis, arthritis reumatoid, infark miokard akut,
kanker, penyakit Hodkin’s, gout, Systemic Lupus Erythematosus
(SLE), penyakit tiroid, luka bakar, kehamilan trimester II dan III.
• Peningkatan nilai LED > 50mm/ jam harus diinvestigasi lebih lanjut
dengan melakukan pemeriksaan terkait infeksi akut maupun kronis,
yaitu: kadar protein dalam serum dan protein, immunoglobulin, Anti
Nuclear Antibody (ANA) Tes, reumatoid factor.
• Sedangkan peningkatan nilai LED >100mm/jam selalu dihubungkan
dengan kondisi serius, misalnya: infeksi, malignansi.

Laju Endap Darah (LED)


• Implikasi klinik
• Nilai menurun terjadi pada: polisitemia, gagal jantung kongesti,
anemia sel sabit, Hipofibrinogenemia, serum protein rendah.
• Interaksi obat dengan hasil laboratorium: etambutol, kuinin, aspirin,
dan kortison.

Laju Endap Darah (LED)


• Nilai normal: 10 – 15 detik (dapat bervariasi secara bermakna antar
laboratorium)

• Deskripsi:
• Mengukur secara langsung kelainan secara potensial dalam sistem
tromboplastin ekstrinsik (fibrinogen, protrombin, faktor V, VII dan X).

Waktu protrombin
(Prothrombin time/PT)
• Implikasi klinik:
• Nilai meningkat pada defisiensi faktor tromboplastin ekstrinsik,
defisiensi vit.K, DIC (disseminated intravascular coagulation),
hemorrhragia pada bayi baru lahir, penyakit hati, obstruksi bilier,
absorpsi lemak yang buruk, lupus, intoksikasi salisilat. Obat yang
perlu diwaspadai: antikoagulan (warfarin, heparin)
• Nilai menurun apabila konsumsi vit.K meningkat

Waktu protrombin
(Prothrombin time/PT)
• Nilai normal: 0,8 – 1,2

• Deskripsi:
• Digunakan untuk memantau penggunaan warfarin

• Implikasi klinik: sama dengan PT

International Normalized Ratio


(INR)
• Nilai normal : 21 – 45 detik ( dapat bervariasi antar laboratorium)
• Rentang terapeutik selama terapi heparin biasanya 1,5 – 2,5 kali nilai
normal (bervariasi antar laboratorium)

• Deskripsi :
• Mendeteksi defisiensi sistem thromboplastin intrinsik (faktor I, II, V,
VIII, IX, X, XI dan XII). Digunakan untuk memantau penggunaan
heparin.

aPTT
(activated Partial Thromboplastin Time)
• Implikasi klinik:
• Meningkat pada penyakit von Willebrand, hemofilia, penyakit hati,
defisiensi vitamin K, DIC. Obat yang perlu diwaspadai: heparin,
streptokinase, urokinase, warfarin)
• Menurun pada DIC sangat awal, hemorrhagia akut, kanker meluas
(kecuali mengenai hati)

aPTT
(activated Partial Thromboplastin Time)
• Nilai normal : dalam rentang 3 detik dari nilai kontrol (nilai kontrol:
16-24 detik), bervariasi antar laboratorium.

• Deskripsi:
• pemeriksaan yang sensitif untuk defisiensi fibrinogen

Waktu Thrombin (Thrombin Time/TT)


• Implikasi klinik:
• Meningkat pada DIC, fibrinolisis, hipofibrinogenemia, multiple
mieloma, uremia, penyakit hati yang parah. Obat yang perlu diwaspadai:
heparin, low-molecular-weight heparin/LMWH, urokinase,
streptokinase, asparaginase. 60% kasus DIC menunjukkan TT
meningkat. Pemeriksaan TT kurang sensitif dan spesifik untuk DIC
dibandingkan pemeriksaan lain
• Menurun pada hiperfibrinogenemia, hematokrit >55%

Waktu Thrombin (Thrombin Time/TT)


• Nilai normal: 200 – 450 mg/dL atau 2,0 – 4,5 g/L (SI unit)
• Nilai kritis: < 50 atau > 700 mg/dL

• Deskripsi:
• Memeriksa lebih secara mendalam abnormalitas PT, aPTT, dan TT.
Menapis adanya DIC dan fibrinogenolisis.

Fibrinogen
• Implikasi klinik:
• Meningkat pada: penyakit inflamasi contoh: arthritis reumatoid, infeksi,
infark miokard akut, stroke, kanker, sindrom nefrotik, kehamilan dan
eklampsia
• Menurun pada: DIC, penyakit hati, kanker, fibrinolisis primer,
disfibrinogenemia, meningkatnya antitrombin III

Fibrinogen
• Nilai normal: Negatif atau < 0,5 mcg /mL atau < 0,5 mg/L SI
• Peningkatan palsu: pada kondisi titer reumatoid faktor yang tinggi,
adanya tumor marker (penanda) CA-125, terapi estrogen dan
kehamilan normal.

• Deskripsi:
• Menilai salah satu produk degradasi fibrin.
• Terdiri dari berbagai ukuran fibrin terkait silang (cross-linked)

D – Dimer
• Implikasi klinik:
• meningkat pada DIC, DVT, Emboli paru, gagal hati atau gagal ginjal,
kehamilan trimester akhir, preeklamsia, infark miokard, keganasan,
inflamasi, infeksi parah, pembedahan dan trauma

D – Dimer
• Nilai normal :
• ≥ 7 tahun : 70 - 100 mg/dL SI unit : 3,89 - 5,55 mmol/L
• 12 bulan - 6 tahun: 60-100 mg/dL SI unit : 3,33 - 5,55 mmol/L

• Deskripsi:
• Glukosa dibentuk dari hasil penguraian karbohidrat dan perubahan
glikogen dalam hati.
• Pemeriksaan glukosa darah adalah prosedur skrining yang menunjukan
ketidakmampuan sel pankreas memproduksi insulin, ketidakmampuan
usus halus mengabsorpsi glukosa, ketidakmampuan sel mempergunakan
glukosa secara efisien, atau ketidakmampuan hati mengumpulkan dan
memecahkan glikogen.

Glukosa (Fasting Blood Sugar/FBS)


• Implikasi klinik:
• Peningkatan gula darah (hiperglikemia) atau intoleransi glukosa (nilai
puasa > 120 mg/dL) dapat menyertai penyakit cushing (moon face), stres
akut, feokromasitoma, penyakit hati kronik, defisiensi kalium, penyakit
yang kronik, dan sepsis.
• Kadar gula darah menurun (hipoglikemia) dapat disebabkan oleh kadar
insulin yang berlebihan atau penyakit Addison.
• Obat-obat golongan kortikosteroid dan anestetik dapat meningkatkan
kadar gula darah menjadi lebih dari 200 mg/dL.
• Bila konsentrasi glukosa dalam serum berulang-ulang > 140 mg/dL, perlu
dicurigai adanya diabetes mellitus.
• Dengan menghubungkan konsentrasi serum glukosa dan adanya glukosa
pada urin membantu menentukan masalah glukosa dalam ginjal pasien.

Glukosa (Fasting Blood Sugar/FBS)


• Faktor pengganggu
• Merokok meningkatkan kadar glukosa
• Kadar glukosa normal cenderung meningkat dengan penambahan umur
• Penggunaan kontrasepsi oral jangka panjang dapat menyebabkan glukosa
meningkat secara signifikan pada jam kedua atau spesimen darah
berikutnya
• Penyakit infeksi dan prosedur operasi mempengaruhi toleransi glukosa.
Dua minggu setelah pulih merupakan waktu yang tepat untuk mengukur
kadar glukosa

Glukosa (Fasting Blood Sugar/FBS)


• Faktor pengganggu
• Beberapa obat menggangu kadar toleransi glukosa
• Insulin
• Hipoglikemi oral
• Salisilat dosis besar
• Diuretik tiazid
• Kortikosteroid
• Estrogen dan kontrasepsi oral
• Propranolol;
• Jika memungkinkan, obat tersebut seharusnya dihentikan selama paling
kurang 3 hari sebelum pemeriksaan.
• Tirah baring jangka panjang mempengaruhi hasil toleransi glukosa.

Glukosa (Fasting Blood Sugar/FBS)


Tatalaksana Hiperglikemia
• Diabetik ketoasidosis
• Terapi awal dari hiperglikemia adalah rehidrasi, kemudian dilanjutkan
dengan pemberian larutan insulin secara bolus sebesar 10 unit IV dan
diteruskan dengan pemberian infus insulin berikutnya antara 2-5 unit per
jam tergantung kondisi klinik pasien. Terapi asidosis metabolik yang
terbaik adalah dengan pemulihan kondisi rehidrasi dan perbaikan fungsi
ginjal.

Glukosa (Fasting Blood Sugar/FBS)


Tatalaksana Hiperglikemia
• Koma non ketotik hiperosmolar hiperglikemi
• Tatalaksananya sama dengan diabetik ketoasidosis. Sangat penting
dilakukan penggantian cairan. Larutan hipotonik sebaiknya tidak
diberikan secara rutin karena akan menyebabkan udem serebral.

Glukosa (Fasting Blood Sugar/FBS)


Tatalaksana hipoglikemi
• Pada awalnya berikan glukosa sekitar 10 - 20/g glukosa secara oral.
Glukosa 10/g setara dengan dengan 2 sendok teh gula, 20/0mL susu.
Jika diperlukan kembali dalam 10 - 15 menit.
• Glukagon dapat diberikan pada kondisi hipoglikemi akut karena
pemberian insulin. Namun pemberian ini tidak tepat untuk
pemberian hipoglikemi kronik. Glukagon merupakan hormon
polipeptida yang dihasilkan oleh sel alfa langerhans, yang bekerja
meningkatkan konsentrasi glukosa plasma dengan memobilisasi
cadangan glikogen di hati. Glukagon dapat diinjeksi secara IV, IM
ataupun Subkutan, dalam dosis 1 mg (1 unit) jika injeksi intravena
tidak dapat atau sulit diberikan. Jika pemberian glukagon tidak
efektif dalam 10 menit pemberian glukosa intravena dapat dilakukan.

Glukosa (Fasting Blood Sugar/FBS)


• Nilai normal :
• Pria ; ≥ 15tahun: 3,6-8,5mg/dL SI unit :214-506 μmol/L
• Wanita;> 18 tahun: 2,3 – 6,6 mg/dL SI unit : 137 – 393 μmol/L

• Deskripsi:
• Asam urat terbentuk dari penguraian asam nukleat.
• Konsentrasi urat dalam serum meningkat bila terdapat kelebihan
produksi atau destruksi sel (contoh : psoriasis, leukemia) atau
ketidakmampuan mengekskresi urat melalui ginjal.

Asam Urat
Implikasi klinik:
• Hiperurisemia dapat terjadi pada leukemia, limfoma, syok,
kemoterapi, metabolit asidosis dan kegagalan fungsi ginjal yang
signifikan akibat penurunan ekskresi atau peningkatan produksi
asam urat.
• Nilai asam urat di bawah nilai normal tidak bermakna secara klinik.
• Obat yang dapat meningkatkan kadar urat darah meliputi: tiazid,
salisilat (< 2 g/hari), etambutol, niasin dan siklosporin.
• Obat yang dapat menurunkan kadar urat darah meliputi: allopurinol,
probenesid, sulfinpirazon dan salisilat (> 3 g/hari).

Asam Urat
• Perawatan pasien
• Interpretasikan hasil pemeriksaan dan monitor fungsi ginjal, tanda gout
atau gejala leukemia. Kadar asam urat seharusnya turun pada pasien
yang diterapi dengan obat yang bersifat uricosuric seperti allopurinol,
probenesid, dan sulfinpirazon.

Asam Urat
Terima
Kasih
Selamat belajar

Anda mungkin juga menyukai