Anda di halaman 1dari 25

LARUTAN

 Bila dua atau lebih zat yang tidak bereaksi


dicampur  kemungkinan campuran yang
terjadi:
 Campuran kasar
Contoh: campuran tanah dan pasir, gula dan
garam
 Dispersi koloid
Contoh: larutan tanah liat dan air, sol
Fe(OH)3
 Larutan sejati
Contoh: larutan gula dalam air, garam dalam
air
 Campuran kasar dan dispersi koloid
 Bersifat heterogen
 Dapat dipisahkan secara mekanis

 Larutan sejati
 Bersifat homogen
 Tidak dapat dipisahkan secara mekanis

LARUTAN: Campuran homogen antara dua zat


atau lebih
 Keadaan fisik larutan dapat berupa: gas, cair
atau padat
 Contoh peranan larutan dalam kehidupan
sehari-hari:
 Di alam kebanyakan reaksi berlangsung
dalam larutan air.
 Tubuh menyerap vitamin, mineral dan
makanan dalam bentuk larutan
 Tumbuhan mengangkut nutrisi dalam larutan
ke semua bagian jaringannya
 Obat-obatan biasanya merupakan larutan air
atau alkohol dari senyawa fisiologis aktif.
 Banyak reaksi kimia di laboratorium maupun
di industri terjadi dalam larutan
 Komponen larutan:
 Solut:
o zat yang dilarutkan
o Salah satu komponen yang mengandung
jumlah zat yang banyak
 Solvent
o Pelarut
o Komponen lainnya yang mengandung jumlah
zat sedikit
Diskusikan:
o Berikan contoh-contoh larutan dan sebutkan
apa jenis solut dan solvent-nya
o Sirup 60% (terdiri dari gula dan air)  apa
solut dan solvent-nya?
Zat terlarut Pelarut Contoh
Gas Gas O2 , N2 dalam udara
Cair Gas Uap air dalam udara
Padat Gas I2 dalam udara
Gas Cair O2, CO2 Dalam air / darah
Cair Cair Alkohol dalam air
Padat Cair Garam dalam air
Gas Padat N2 dalam paladium (Pd)
Cair Padat Hg dalam Au
Padat Padat Ag dalam Pb / Au
 Pembentukan larutan
Jika zat padat atau cairan larut dalam cairan, maka
dalam campuran terdapat daya tarik menarik
antar melekul (intermolekul) zat terlarut dan
pelarut; serta gaya tarik di dealam molekul
(intramolekul), sehingga molekul atau ionnya
masih tetap bersatu.

 Gaya tarik menarik antara molekul solut dan


pelarut semakin besar  dua senyawa dapat
bercampur (miscible) lebih mudah.
 Air dan alkohol  saling melarutkan dalam
berbagai perbandingan
Langkah 1 Langkah 2

Pelarut Solut
Solut terkembang
Pembentukan
Pelarut terkembang larutan
secara langsung

Langkah 3 Langkah 3

Larutan

Pembentukan larutan cairan


 Pada proses terbentuknya larutan selalu terjadi
dua hal secara bersamaan:
 Molekul solut terpisah (terjadi penguraian) 
prosesnya membutuhkan energi (endotermik)
 Molekul solut bergabung dengan molekul
pelarut dengan melepaskan energi
(eksotermik)

 Solvasi: penggabungan molekul pelarut dengan


molekul solut membentuk gugusan (agregat)
 Jika pelarutnya air  proses tsb disebut hidrasi
 Untuk melarutkan suatu kristal zat berion
membutuhkan energi kisi
 Energi kisi: energi yang dibutuhkan untuk
memutuskan ikatan antara ion positif dan
negatif
 Penguraian kristal  proses endoterm
 Proses hidrasi atau solvasi  eksoterm
 Suatu zat akan larut dengan baik jika
energi yang terjadi pada proses hidrasi
lebih besar daripada energi kisi
 Like dissolves like
Jika molekul solut dan pelarut mirip,
maka keduanya mudah untuk saling
menggantikan  mudah untuk
bercampur

 Senyawa non polar cenderung larut


dalam pelarut yang bersifat non polar
 Zat dikatakan tidak terlarut (insoluble)
Jika zat tersebu larut sangat sedikit
(< 0,1 g dalam 1000 g pelarut)

 Dua cairan tidak dapat larut satu


sama lain (= immicible)
 Contoh: air dan minyak
 Kelarutan
Jumlah zat terlarut yang dapat larut dalam
sejumlah pelarut pada suhu tertentu sampai
membentuk larutan jenuh

Kelarutan Jumlah kira-kira bagian volume


pelarut untuk 1 bagian berat solut
Sangat mudah larut < 1 bagian
Mudah larut 1 bagian sampai 10 bagian
Larut >10 bagian sampai30 bagian
Kurang larut >30 bagian sampai 100 bagian
Sangat sukar larut >100 bagian sampai 10000 bagian
Praktis tidak larut > 10000 bagian
 Larutan jenuh
 Larutan yang telah mengandung zat
terlarut dalam jumlah maksimal
 Terjadi keseimbangan antara solut
yang larut dan solut yang tidak larut
 Kecepatan pelarutan sama dengan
kecepatan pengendapan
 Istilah jenuh dan tidak jenuh tidak
berhubungan secara langsung dengan
larutan pekat dan encer
 Larutan tak jenuh (unsaturated)
 Larutan yang mengandung jumlah solut
lebih sedikit (encer) dibandingkan
larutan jenuhnya
 Larutan lewat jenuh (supersaturated)
 Larutan yang mengandung jumlah solut
lebih banyak (pekat) dibandingkan
larutan jenuhnya pada suhu yang sama
Larutan lewat jenuh tidak berada dalam
kesetimbangan, melainkan dalam sistem
metastabilkpekat dan encer
 Sifat larutan mempunyai hubungan erat dg
konsentrasi dari tiap komponennya.
 Sifat-sifat larutan (rasa, warna, pH dan
kekentalan ) tergantung jenis dan konsentrasi
zat terlarut.
 Ada Sifat fisika yang penting lainnya dari
larutan yang hanya bergantung pada
konsentrasi zat terlarut yang disebut sifat
KOLIGATIF
 Sifat koligatif larutan: sifat larutan yang
tidak tergantung pada jenis zat terlarut,
tetapi semata-mata hanya ditentukan oleh
banyaknya zat terlarut (konsentrasi zat
terlarut).
 Sifat larutan berbeda dari sifat pelarut
murninya.
Contoh : air murni -18oC pasti membeku,
sedangkan air yang dicampur etilen glikol
(zat anti beku untuk radiator kendaraan),
akan tetap cair pada suhu tsb
 Jika suatu pelarut ditambah dengan
sedikit zat terlarut, maka akan didapat
suatu larutan yang mengalami:
o Penurunan tekanan uap jenuh

o Kenaikan titik didih

o Penurunan titik beku

o Tekanan osmosis
Diagram penurunan tekanan uap larutan
 Banyaknya partikel dalam larutan ditentukan
oleh konsentrasi larutan dan sifat larutan itu
sendiri.
 Jumlah partikel dalam larutan non elektrolit
tidak sama dengan jumlah partikel dalam
larutan elektrolit, walaupun konsentrasi
keduanya sama sebab larutan elektrolit terurai
menjadi ion-ionnya, sedangkan larutan non
elektrolit tidak terurai menjadi ion-ion.
 Sifat koligatif larutan dibedakan atas sifat
koligatif larutan non elektrolit dan sifat koligatif
larutan elektrolit.
PENURUNAN TEKANAN UAP JENUH

 Pada setiap suhu, zat cair selalu mempu


nyai tekanan tertentu.
 Tekanan ini adalah tekanan uap jenuhnya
pada suhu tertentu.
 Penambahan suatu zat ke dalam zat cair
menyebabkan penurunan tekanan uapnya.
sebab zat terlarut tsb mengurangi bagian
atau fraksi dari pelarut, sehingga kecepatan
penguapan berkurang.
Gambaran penurunan tekanan uap
LARUTAN IDEAL
 Terjadi jika interaksi antar molekul komponen
larutan sama besar dengan interaksi
antarmolekul komponen-komponen tersebut
pada keadaan murni
 Larutan ideal  berlaku Hukum Raoult, yaitu
tekanan uap pelarut (cair) berbanding lurus
dengan fraksi mol pelarut dalam larutan.
 Larutan yang benar-benar ideal tidak terdapat
di alam, namun beberapa larutan memenuhi
hukum Raoult sampai batas-batas tertentu.
Contoh larutan yang dapat dianggap ideal
adalah campuran benzena dan toluena
LARUTAN IDEAL
 Ciri lain larutan ideal: volumenya
merupakan penjumlahan tepat volume
komponen-komponen penyusunnya.
 Pada larutan non-ideal, penjumlahan
volume zat terlarut murni dan pelarut
murni tidaklah sama dengan volume
larutan.
Campuran ideal dan gaya intermolekuler

Dalam sebuah larutan, beberapa molekul yang


berenergi besar dapat menggunakan energinya
untuk mengalahkan daya tarik intermolekuler
permukaan cairan dan melepaskan diri untuk
kemudian menjadi uap.

Semakin kecil daya intermolekuler, semakin banyak


molekul yang dapat melepaskan diri pada suhu tertentu.

Anda mungkin juga menyukai