Anda di halaman 1dari 43

MATERI DASAR 2

PROGRAM KERJA SAMA ANTARA PUSKESMAS,


UNIT TRANSFUSI DARAH, DAN RUMAH SAKIT DALAM
PELAYANAN DARAH UNTUK MENURUNKAN
ANGKA KEMATIAN IBU

dr. Kamal Amiruddin, MARS


Direktorat Pelayanan Kesehatan Primer

Peningkatan Kemampuan Teknis Dokter Puskesmas dalam Rangka Pelaksanaan


Quick Wins
Palembang, 13 Maret 2017
CURRICULUM VITAE
• Nama : dr. Kamal Amiruddin, MARS
• Tempat /tanggal lahir : Sidrap, 16 Oktober 1971
• Alamat : Perumahan GWKP Bubulak Bogor

• No Telepon : 081213231181
• Jabatan : Kasie Yankes Subdit Klinik
• Instansi : Kementerian Kesehatan RI
• Riwayat pendidikan : a. TK – SMA RAPPANG
b. FK Unhas Makassar 1990
b. MARS Urindo Jakarta 2008

• Riwayat pekerjaan : a. PTT BSB RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo


b. PNS Subdit Yankes Khusus dan Matra
c. Kasie Yankes Gawat Darurat dan Evakuasi
d. Kasie Bimev Yankes Khusus dan YanDarah
DESKRIPSI SINGKAT

• Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih tinggi  salah satu


penyebab terbanyak adalah karena perdarahan.
• Salah satu upaya untuk menurunkan AKI adalah melalui
pemenuhan kebutuhan darah bagi ibu hamil, melahirkan atau
pasca melahirkan dengan komplikasi perdarahan yang
membutuhkan transfusi.
• Diperlukan pelayanan darah yang aman, berkualitas, dan
ketersediaan darah sesuai kebutuhan.
• Penguatan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi (P4K) melalui kerja sama antara Puskesmas, UTD dan
RS dalam pelayanan darah untuk menurunkan AKI  Peraturan
Menteri Kesehatan No. 92 Tahun 2015
TUJUAN PEMBELAJARAN

A. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU):


Setelah mengikuti pelatihan, peserta mampu memahami Program
Kerja Sama antara Puskesmas, Unit Transfusi Darah dan Rumah Sakit
dalam Pelayanan Darah untuk Menurunkan Angka Kematian Ibu.

B. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)


Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu:
1. Menjelaskan latar belakang dan sasaran Program Kerjasama
2. Menjelaskan peran dan tugas Kementerian Kesehatan dan Dinas
Kesehatan dalam Program Kerja Sama
3. Menjelaskan tahapan pelaksanaan Program Kerja Sama
4. Menjelaskan ruang lingkup kegiatan Program Kerja Sama
5. Menjelaskan alur pelaporan Program Kerja Sama
POKOK BAHASAN

I Latar belakang dan sasaran Program Kerja Sama

Peran dan tugas Kementerian Kesehatan dan


II Dinas Kesehatan dalam Program Kerja Sama

III Tahapan Pelaksanaan Program Kerja Sama

IV Ruang lingkup kegiatan Program Kerja Sama

V Alur pelaporan Program Kerja Sama

2
I. LATAR BELAKANG DAN SASARAN
PROGRAM KERJA SAMA
LATAR BELAKANG
PROGRAM KERJA SAMA
Kesehatan termasuk Hak Asasi Manusia
(Deklarasi HAM, PBB 1948)

Kesehatan merupakan HAM dan salah satu unsur kesejahteraan yang


harus diwujudkan
(Pancasila & UUD 1945)

Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh


akses atas sumber daya di bidang kesehatan
Setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan kesehatan
yang aman, bermutu, dan terjangkau.
(Pasal 5, UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan)
LATAR BELAKANG
PROGRAM KERJA SAMA

 Ketersediaan darah merupakan masalah yang krusial (WHO).


 AKI di Indonesia masih tinggi:
• 359 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI tahun 2012).
• sekitar 31% penyebab kematian ibu adalah perdarahan (Data
rutin Dit. Kesehatan Ibu Tahun 2015)
 Produksi darah secara nasional (tahun 2014) sebanyak 4,6 juta
kantong darah per tahun. Sesuai rekomendasi WHO untuk
memenuhi kebutuhan darah suatu daerah, kebutuhan darah
minimal 2% dari jumlah penduduk atau 5 juta kantong
darah/tahun  masih kurang 400 ribu kantong darah.
 Kekurangan ketersediaan darah meliputi juga jenis golongan darah
langka seperti gol. darah AB, Rhesus Negatif atau lainnya.
LATAR BELAKANG
PROGRAM KERJA SAMA

 Perpres No. 2 Tahun 2015 tentang RPJMN Tahun 2015 – 2019.


 Sistem rujukan dan prinsip portabilitas.
 Program ini dapat bermanfaat ganda, karena darah yang telah
tersedia namun tidak dipakai oleh ibu melahirkan, maka darah
tersebut dapat dipakai oleh pasien lain yang membutuhkan.

Diperlukan pelayanan darah yang aman, berkualitas, dan


ketersediaan darah sesuai kebutuhan.

Program Kerja Sama antara Puskesmas, UTD dan RS dalam


pelayanan darah untuk menurunkan AKI
SASARAN PELAKSANAAN
PROGRAM KERJA SAMA

1. Dinas Kesehatan Provinsi


2. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
3. Puskesmas dan jejaringnya
4. Unit Transfusi Darah
5. Rumah Sakit
2. PERAN DAN TUGAS KEMENTERIAN KESEHATAN
DAN DINAS KESEHATAN DALAM
PROGRAM KERJA SAMA.
PERAN DAN TUGAS
KEMENTERIAN KESEHATAN

1. Menyusun regulasi
2. Menyediakan pembiayaan untuk pelatihan pelatih
pengelolaan program
3. Menyusun pedoman untuk peningkatan kapasitas nakes
di Puskesmas
4. Melakukan sosialisasi dan pembinaan ke tingkat
provinsi
5. Sebagai koordinator lintas wilayah provinsi
6. Melakukan monitoring
7. Melakukan evaluasi program
PERAN DAN TUGAS
DINAS KESEHATAN

DINKES PROVINSI
1. Melakukan sosialisasi dan pembinaan
dalam pelaksanaan program ke DINKES KABUPATEN/KOTA
tingkat kabupaten/kota
2. Pembinaan program dan 1. Menjadi koordinator operasional
pembiayaan pelatihan pengelolaan 2. Melakukan pembinaan program
program 3. Menjadi penggerak, fasilitator
3. Melakukan monitoring dan evaluasi dan evaluator
program 4. Memaksimalkan jejaring yan
4. Menjadi koordinator lintas wilayah darah yang ada di wilayahnya
kabupaten/kota
5. Memaksimalkan jejaring yan darah
yang ada di wilayahnya
3. TAHAPAN PELAKSANAAN
PROGRAM KERJA SAMA.
TAHAPAN PELAKSANAAN PROGRAM

1. Dinas kesehatan mengidentifikasi Puskesmas, UTD,


dan RS yang akan melakukan kerja sama
2. Penandatanganan nota kesepahaman dan/atau
perjanjian kerjasama oleh para pihak
3. Peningkatan kapasitas dan bimbingan teknis bagi
tenaga kesehatan di Puskesmas untuk pengelolaan
program
4. Pelaksanaan program
5. Pencatatan dan pelaporan
6. Monitoring dan evaluasi
4. RUANG LINGKUP KEGIATAN
PROGRAM KERJA SAMA.
RUANG LINGKUP KEGIATAN
PROGRAM KERJA SAMA

1. Pelayanan kesehatan pada ibu hamil

2. Rekrutmen dan seleksi awal donor

3. Pengambilan dan pengolahan darah

4. Permintaan dan distribusi darah

5. Informasi
1. PELAYANAN KESEHATAN
PADA IBU HAMIL

A. Puskesmas
1. Pelayanan kesehatan pada ibu hamil
2. Pendataan semua ibu hamil
3. Penapisan risikonya, serta mengidentifikasi ibu
dengan gol. darah langka

B. Rumah Sakit
Peningkatan kapasitas nakes di Puskesmas untuk
pemeriksaan dan deteksi kehamilan berisiko tinggi
(berkoordinasi dng Dinkes)
2. REKRUTMEN DAN SELEKSI AWAL DONOR

Prinsip
donor darah
sukarela

REKRUTMEN
DAN
SELEKSI
AWAL
calon DONOR
pendonor Golongan
memenuhi darah sama
syarat donor dengan ibu
darah risiko hamil
rendah
REKRUTMEN DAN SELEKSI AWAL DONOR

A. PUSKESMAS
1. Edukasi kepada ibu hamil dan keluarganya untuk penyiapan 4 orang
calon donor pendamping yang siaga
2. Menyiapkan tenaga kesehatan untuk memberikan informasi tentang
persyaratan donor
3. Sosialisasi dan advokasi mengenai donor darah sukarela kepada ibu
hamil & keluarga, serta masyarakat
4. Koordinasi dengan kader kesehatan untuk pengerahan donor
5. Seleksi awal calon donor darah pendamping (14 hari sebelum TP)
6. Pemeriksaan gol. darah calon donor pendamping ibu hamil dan
kesesuaiannya dng gol. darah ibu
7. Pelaporan bulanan:
• data ibu hamil yang akan partus
• calon pendonor pendamping ibu hamil
REKRUTMEN DAN SELEKSI AWAL DONOR

B. UTD
1. Melatih/bimbingan teknis nakes Puskesmas
untuk rekrutmen dan seleksi awal calon donor
darah pendamping.
2. Pembinaan dan pendampingan teknis nakes
Puskesmas terkait perekrutan donor darah
sukarela
3. PENGAMBILAN DAN
PENGOLAHAN DARAH DI UTD

1. Menjamin ketersediaan darah yang aman dan


berkualitas
2. Menerima calon donor darah pendamping di UTD
pendamping (7-10 hari sebelum taksiran partus)
3. Seleksi kembali calon donor darah pendamping
4. Mengambil darah donor (gedung UTD/ mobile unit)
5. Melakukan pemeriksaan uji saring IMLTD,
mengolah, dan menyimpan darah donor
3. PENGAMBILAN DAN
PENGOLAHAN DARAH DI UTD

6. Darah yang disumbangkan oleh donor pendamping


akan menggantikan stok darah di UTD jika persediaan
darah di UTD masih ada (prinsip first in first out).
 jika persediaan darah di UTD tidak ada, maka darah
dari donor pendamping harus ditujukan untuk ibu
hamil yang bersangkutan.
7. Pada kondisi darurat, UTD dapat menggunakan darah
dari donor pendamping ibu hamil untuk pasien gawat
darurat dengan persetujuan dari ibu hamil.
4. PERMINTAAN DAN DISTRIBUSI
DARAH

A. RUMAH SAKIT
1. Menyampaikan ke UTD mengenai
perencanaan kebutuhan darah setiap bulan
2. Melakukan koordinasi dengan UTD mengenai
kebutuhan darah ibu melahirkan yang
memerlukan transfusi darah
3. Merawat dan memberikan transfusi darah
kepada pasien
4. PERMINTAAN DAN DISTRIBUSI
DARAH

B. UTD
1. Mendistribusikan darah dari donor darah
pendamping sesuai data ibu hamil dan donor
pendampingnya
2. Jika darah yang sudah disiapkan oleh UTD
tidak dibutuhkan oleh Rumah Sakit untuk ibu
tersebut, maka UTD atau BDRS dapat
mendistribusikan darah tersebut kepada
pasien lain yang membutuhkan
5. INFORMASI

1. Puskesmas memberikan informasi dan data mengenai


calon donor darah pendamping ke UTD & Dinas
Kesehatan
2. UTD memberikan umpan balik tentang perolehan darah
dari donor pendamping ibu hamil kepada Puskesmas &
Dinas Kesehatan
3. Puskesmas memberikan informasi dan data mengenai
ibu hamil risiko tinggi kepada RS.
KERJA SAMA PUSKESMAS, UTD DAN RS DALAM PELAYANAN
DARAH UNTUK MENURUNKAN AKI

NOTA KESEPAHAMAN DI DINAS KESEHATAN


KAB/KOTA

UTD :
PUSKESMAS
1. Menjamin ketersediaan darah yang aman dan
1. Sosialisasi mengenai donor darah sukarela di wilayah berkualitas
kerjanya 2. Melakukan pembinaan dan pendampingan
2. Mendata semua ibu hamil, mengidentifikasi ibu hamil teknis kepada Puskesmas untuk rekrutmen
dengan risti atau mempunyai gol. Darah langka DDS
3. Mengedukasi ibu hamil dan keluarganya agar 3. Melakukan seleksi donor, pengambilan dan
menyiapkan minimal 4 calon donor pendamping siaga pengolahan darah donor dari donor pendamping
per ibu hamil 4. Pendistribusian darah ke BDRS
4. Memberikan informasi tentang persyaratan donor
5. Melakukan pemeriksaan Hb dan gol darah ibu hamil
dan kesesuaian gol darah calon donor dengan ibu
hamil RS :
6. Melakukan seleksi awal calon donor darah 1. Melakukan koordinasi dengan UTD untuk
7. Menginformasikan daftar ibu hamil dan Taksiran Partus menjamin ketersediaan darah bagi ibu hamil
kepada UTD serta calon donor siaga yang telah yang akan melahirkan
disiapkan 2. Merawat dan memberikan tranfusi darah kepada
8. Mengirimkan donor siaga ke UTD untuk pengambilan pasien
darah (7-10 hari sebelum taksiran patus ibu hamil yg 3. Melakukan koordinasi dengan Dinkes dlm
bersangkutan) peningkatan kapasitas nakes Pusksmas untuk
9. Merujuk ibu hamil risiko tinggi yang akan melahirkan ke pemeriksaan dan deteksi kehamilan dengan
RS Risti

27
AZAS PORTABILITAS DAN DISESUIKAN DENGAN
KONDISI DAERAH MASING-MASING
IMPLEMENTASI PROGRAM
KERJASAMA PUSKESMAS, UTD DAN RS DALAM PELAYANAN DARAH

DINKES KAB/KOTA
NOTA
KESEPAKATA
N
UTD
NOTA
KESEPAKATAN RS
PUSKESMAS

BD
RS
• Terima & simpan Darah
• Uji silang serasi
PREDIKSI KEBUTUHAN • Serahkan darah ke
pasien
* Rekruitmen donor • Lacak reaksi transfusi
darah sukarela BLOOD • Mengembalikan darah
MASYARAKAT  TRANSFUSIO tdk layak ke UTD
DONOR DARAH SUKARELA * Seleksi donor N SERVICE
* Penyadapan
darah
RAWAT
• Edukasi keluarga/siapkan calon donor
• Seleksi awal donor * Uji saring
& pemisahan
komponen
* Penyimpanan
* Periksa &
rujuk pasien * Distribusi
bumil resti

RUJUK / RUJUK BALIK 8


PRINSIP
PROGRAM
KERJA SAMA
30

MELIBATKAN
PUSKESMAS &
MENDUKUNG UTD
MASYARAKAT UNTUK DALAM
AKTIF MENJADI DONOR REKRUITMEN DAN
DARAH : PENDAMPING MENJALANKAN
(PENGGANTI)  FUNGSI UKM DI
DONOR DARAH PKM
SUKARELA (10-15% BPPD)
31

JUMLAH, JENIS &


PEMENUHAN TEPAT WAKTU
KETERSEDIAA
DATA THN 2014
N STOK
 TOTAL PENDONOR : 3,054.747
DARAH DI UTD (BAYARAN : 6.952)
 PRODUKSI : 4,644,863
 KEKURANGAN SESUAI STANDAR
WHO: 400 RB
32

MEMINIMALISASI JUMLAH
DONOR YANG DITOLAK DI
SELEKSI UTD YANG MASIH BISA
DIDETEKSI DI UTD
AWAL DATA THN 2014
DONOR DI  DONOR DARAH YANG DITOLAK: 432.981,
PUSKESMAS AKIBAT
 HB RENDAH, BB RENDAH,
HIPO/HIPERTENSI, PERILAKU BERISIKO
DLL
33

1. DKI : 84.056 (218.153) : 1 : 3


• BB : -
• HB : 52.278
• KONDISI MEDIS LAINNYA: 7.953
• SEBAB MEDIS LAINNYA: 23.825
2. KOTA BANDUNG: 25.522 (119.544) 1 : 4
• BB : 5.514
• HB : 14.568
• KONDISI MEDIS LAINNYA: 4.229
• SEBAB MEDIS LAINNYA: 1.211
3. KAB PARIGI MOUTONG: 793 (1.867) ; 1 : 2
• BB : -
• HB : 337
• KONDISI MEDIS LAINNYA: 347
• SEBAB MEDIS LAINNYA: 109
KUH PERDATA Psl; 1313, 1320,
1338
DALAM  MoU adalah perjanjian yang
berisikan ikatan moral untuk
BENTUK kerjasama antara dua atau lebih
MoU subyek hukum
 Bersifat Perjanjian pendahuluan,
dalam arti nantinya akan diikuti
dan dijabarkan dalam perjanjian
lain yang mengaturnya secara
detail.
36

PELAKSANAAN KERJASAMA DAPAT


DISESUAIKAN DENGAN KONDISI
DAERAH
MASING-MASING

(BAGIAN PENUTUP PERMENKES No. 92/2015)


6. ALUR PELAPORAN
PROGRAM KERJA SAMA.
ALUR PELAPORAN
PROGRAM KERJA SAMA (1)

Pelaporan Bulanan
Dinkes
Kab/Kota
Puskesmas
UTD
(tembusan)
Ket :
Formulir Laporan Bulanan Calon Pendonor Darah Pendamping Ibu Hamil Lolos Seleksi di Puskesmas
ALUR PELAPORAN
PROGRAM KERJA SAMA (2)

Pelaporan Bulanan

Dinkes
Kab/Kota
UTD
Puskesmas
(tembusan)

Ket : Formulir Laporan Bulanan Pendonor Darah Pendamping Ibu Hamil di Unit Transfusi Darah
RANGKUMAN
RANGKUMAN (1)

• Program kerja sama antara Puskesmas, UTD dan RS


adalah upaya untuk menurunkan AKI melalui
pemenuhan kebutuhan darah bagi ibu hamil,
melahirkan atau pasca melahirkan dengan komplikasi
perdarahan yang membutuhkan transfusi.
• Diperlukan pelayanan darah yang aman, berkualitas,
dan ketersediaan darah sesuai kebutuhan.
RANGKUMAN (2)

• Pokok-pokok kerja sama:


a. melibatkan Puskesmas dan masyarakat untuk aktif
menjadi donor darah : pendamping (pengganti) 
DDS
b. seleksi awal donor di Puskesmas  meminimalisasi
jmlh pendonor yg dItolak di UTD yang masih bisa
dideteksi di Puskesmas
c. pemenuhan ketersediaan stok darah di UTD 
jumlah, jenis dan tepat waktu
• Pelaksanaan program kerja sama dapat disesuaikan
dengan kondisi di daerah masing-masing.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai