Anda di halaman 1dari 17

Hukum pajak materiil adalah: “Hukum pajak yang mengatur

norma-norma yang menerangkan keadaan-keadaaan,


perbuatanperbuatan dan peristiwa-peristiwa hukum yang
harus dikenakan pajak, siapa-siapa yang harus dikenakan
pajak, berapa besar pajaknya”.
Hukum pajak materiil menjelaskan pengertian tentang:
a) Subjek dan objek pajak
b) Tarif dan batasan pengenaan pajak
c) Dasar pengenaan pajak
d) Utang pajak dan piutang pajak
e) Kredit pajak
f) Pemotongan dan pemungutan pajak
Hukum pajak formil adalah: “hukum pajak yang mengatur
mengenai bentuk dan tata cara untuk menjalankan
ketentuan pada hukum pajak materiil”. Hukum pajak formil
mengatur antara lain persayaratan permohonan NPWP,
persyaratan permohonan PKP, tata cara pemeriksaan pajak,
persyaratan keberatan, banding, gugatan.
• Sistem Pemungutan Pajak
• Sistem pemungutan pajak dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:
• 1. Official Assessment System → Sistem pemungutan pajak yang memberi
wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang
terutang. Ciri-ciri sistem pemungutan official assessment system:
• a. Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang berada pada fiskus,
• b. Wajib pajak bersifat pasif, dan
• c. Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh fiskus.
• Contoh jenis pajak yang menggunakan sistem pemungutan ini adalah SKP dan PBB.
• 2. Self Assessment System → Sistem pemungutan pajak yang memberikan
kepercayaan dan tanggung jawab kepada wajib pajak untuk menghitung,
memperhitungkan, menyetor, dan melaporkan sendiri pajak terutang. Contoh jenis
pajak yang menggunakan sistem pemungutan ini adalah PPh Tahunan.
• 3. Witholding System → Sistem ini pemungutan pajak yang memberi
wewenang kepada pihak ketiga untuk memotong atau memungut besarnya pajak
yang terutang oleh wajib pajak. Contoh jenis pajak yang menggunakan sistem
pemungutan ini adalah PPh Pasal 21.
• Jenis-Jenis Tarif Pajak
• Tarif pajak dibagi keladam empat jenis, yaitu:
• 1. Tarif Proposional (A Proportional Tax Rate Structure)
Tarif pajak yang presentasenya tetap walaupun terjadi
perubahan dasar pengenaan pajak. Contohnya adalah PPN
dimana semua tingkat harga barang dikenakan pajak PPN
sebesar 10%.
• 2. Tarif Regresif (A Regressive Tax Rate Structure)
• Tarif pajak menurun ketika dasar pengenaan pajak meningkat.
Contoh perhitungan:
• Tarif Progresif (A Proressive Tax Rate
Structure)
• Tarif pajak akan semakin naik sebanding
dengan naiknya dasar pengenaan pajak.
Contohnya adalah tarif PPh yang dikalikan
dengan nilai Pendapatan Kena Pajak (PKP).
• Tarif Degresif (A Degresive Tax Rate Structure)
• Kenaikan persentase tarif pajak akan semakin
rendah ketika dasar pengenaan pajaknya
semakin meningkat
• Tahun Pajak
• Tahun pajak menurut Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
(UU KUP) Pasal 1 ayat 7 adalah jangka waktu satu tahun kalender/tahun takwim
kecuali bila wajib pajak menggunakan tahun buku yang tidak sama dengan
kalender. Tahun kalender dimulai dari tgl 1 Januari – 31 Desember.

• I. Hapusnya Utang Pajak


• Timbulnya hutang pajak terbagi menjadi dua, yaitu:
• 1. Ajaran Formil → Karena dikeluarkannya surat ketetapan pajak (official
assessment system).
• 2. Ajaran Materil → Karena undang-undang (self assessment system).
• Adapun terhapusnya hutang pajak dapat disebabkan oleh:
• 1. Pembayaran
• 2. Kompensasi
• 3. Kadaluarsa
• 4. Pembebasan
• 5. Penghapusan
• PKP “A” dalam bulan Januari 2001 menjual
tunai Barang Kena Pajak kepada PKB “B”
dengan harga jual Rp. 25.000.000,00
• PPN yang terutang yang dipungut oleh PKP “A”
= 10% x Rp. 25.000.000,00 = Rp. 2.500.000,00
• PPN sebesar Rp. 2.500.000,00 tersebut
merupakan Pajak Keluaran yang dipungut oleh
Pengusaha Kena Pajak “A”.
Pengusaha Kena Pajak “D” menimpor Barang Kena Pajak yang tergolong Mewah dengan Nilai Impor sebesar Rp. 50.000.000,00
Barang Kena Pajak yang tergolong mewah tersebut selain dikenakan PPN juga dikenakan PPnBM misalnya dengan tarif 20%
(dua puluh persen).
Penghitungan PPN dan PPnBM yang terutang atas impor Barang Kena Pajak yang tergolong mewah tersebut adalah:

a.Dasar Pengenaan Pajak Rp. 50.000.000,00

b.PPN = 10% x Rp. 50.000.000,00 = Rp. 5.000.000,00

c.PPn BM = 20% x Rp. 50.000.000,00 = Rp. 10.000.000,00

Kemudian PKP “D” menggunakan BKP yang diimpor tersebut sebagai bagian dari suatu BKP yang atas penyerahannya dikenakan
PPN 10% dan PPnBM dengan tarif misalnya 35% (tiga puluh lima persen).

Oleh karena PPnBM yang telah dibayar atas BKP yang diimpor tersebut tidak dapat dikreditkan, maka PPnBM sebesar Rp.
10.000.000,00 dapat ditambahkan ke dalam harga BKP yang dihasilkan oleh PKP “D” atau dibebankan sebagai biaya.

Misalnya PKP “D” menjual BKP yang dihasilkannya kepada PKP “X” dengan harga jual Rp. 150.000.000,00 maka penghitungan PPN
dan PPnBM yang terutang adalah:

a.Dasar Pengenaan Pajak Rp. 150.000.000,00

b.PPN = 10% x Rp. 150.000.000,00 = Rp. 15.000.000,00

c.PPnBM =35% x Rp. 150.000.000,00 = Rp. 52.500.000,00

PKP “D” dapat mengkreditkan PPN sebesar Rp. 5.000.000,00 yang dibayar pada saat impor BKP tersebut terhadap PPN sebesar
Rp. 15.000.000,00
Sedangkan PPnBM sebesar Rp. 10.000.000,00 tidak dapat dikreditkan baik dengan PPN sebesar Rp. 15.000.000,00 maupun
dengan PPnBM sebesar Rp. 52.500.000,00
• PT Java Triangle Solutions adalah PKP yang sudah dikukuhkan pada tanggal
15 Januari 1995. Administrasi perpajakannya diketahui sbb :
- SPT Masa PPN untuk Masa Agustus 2001 tidak dimasukan walaupun
sudah ditegur
- Wajib Pajak juga tidak melakukan pembukan sebagaimana disebutkan
dalamPasal 28 dan 29
Terhadap Wajib Pajak ini dilakukan pemeriksaan dan menghasilkan Kurang
Bayar sebesar Rp 200.000.000,00. SKPKB diterbitkan Januari 2002
Terhadap kasus tersebut dapat diterbitkan SKPKB beserta sanksinya :
• SKPKB Pokok Pajak kurang dibayarRp 200.000.000Sanksi Pasal 13 ayat (3)
100%Rp 200.000.000Sanksi Pasal 13 ayat (2) (5 X
2%) Rp 20.000.000STP Rp 50.000Pajak yang harus dibayarRp
420.050.000
• Catatan :
Pada kasus di atas Wajib Pajak melakukan tindak pelanggaran dua kali
tetapi sanksi yang dikenakan tetap satu kali yaitu 100%
• Kasus Pasal 8 ayat (2) Undang-Undang Nomor 16 TAHUN 2000
• PT JTS memasukan SPT Tahunan 2000 pada tanggal 30 Maret 2001
dengan kondisi Kurang Bayar Rp 100.000.000 yang disetor tanggal
25 Maret 2001. Pada tanggal 10 Juni 2001 PT JTS melakukan
pembetulan SPT Tahunan dengan kondisi Kurang bayar Rp
200.000.000. Pajak yang kurang bayar Rp 100.000.000 dibayar
tanggal 11 Juni 2001
Dari kasus ini akan diterbitkan STP dengan sanksi 2%
• STP Pajak Kurang Bayar berdasarkan SPT sebelum
pembetulanRp100.000.000
• Pajak Kurang Bayar berdasarkan SPT setelah
pembetulanRp200.000.000P
• ajak kurang bayarRp100.000.000Sanksi (2% X 3 X
100.000.000)Rp6.000.000
• Pajak yang harus dibayarRp6.000.000
• Pengertian PPnBM
• Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM)
merupakan pajak yang dikenakan kepada wajib
pajak atas penjualan suatu barang mewa.
Penetapan PPnBM sendiri bertujuan untuk
melindungi pedagang kecil agar tidak tergerus
oleh keberadaan pedagang besar yang menjual
komoditas impor. Sebelum membahas lebih jauh
tentang rumus perhitungan PPnBM, mari terlebih
dahulu kita bahas lebih mendalam tentang
PPnBM.
• Tarif PPN saat ini sebesar 10% yang meliputi:
• Ekspor BKP berwujud.
• Ekspor BKP tidak berwujud.
• Ekspor JKP.
• Sedangkan untuk PPnBM, tarifnya diklasifikasikan ke dalam beberapa
kategori yaitu:
• Tarif 10% untuk kendaraan bermotor kategori tertentu, alat rumah tangga,
hunian mewah, alat pendingin, televisi, minuman non-alkohol.
• Tarif 20% untuk kendaraan bermotor kategori tertentu, peralatan olahraga
impor, berbagai jenis permadani, alat fotografi dan barang sanitary.
• Tarif 25% untuk kendaraan bermotor berat dan berbahan bakar solar,
misalnya minibus, combi, pick up.
• Tarif 35% untuk minuman bebas alkohol, batu kristal, barang berbahan
kulit impor, barang pecah belah, bus.
• Nah, setelah mengetahui tarif PPN dan PPnBm di atas, selanjutnya mari
kita mempelajari cara perhitungan PPnBM. Salah satu rumus mudah untuk
menghitung PPN adalah:
• PPN = Tarif PPN x (Harga Barang – PPnBM)
• Bapak Ahmad merupakan seorang pengusaha di bidang
produksi film, pada suatu saat beliau membeli sebuah
mobil sport mewah dengan harga Rp900.000.000.
Berdasarkan DPP, mobil tersebut terkena tarif PPnBM
sebesar 40%. Lalu, berapakah nilai uang yang harus
dibayarkan Bapak Ahmad untuk membawa masuk
mobilnya ke Indonesia?
• PPN = Tarif PPN x (Harga Barang – PPnBM)
PPN = 10% x (Rp900.000.000 – (Rp900.000.000 x 40%))
PPN = 10% x (Rp900.000.000 – 360.000.000)
PPN = 10% x Rp540.000.000 =Rp54.000.0000
• Berarti total harga mobil yang harus dibayarkan Bapak
Ahmad adalah:
• Harga Mobil + PPN + PPnBM = Rp1.314.000.000
• Akan terjadi hal seperti ini :
Misal PPh Pasal 25 bulan Juni diatas dibayar 50 juta tanggal 10 Juli.
Sisanya tidak dibayar lagi. 31 Juli terbit STP
Maka, tagihan dalam STP adalah :
PPh Pasal 25/ bulan......................................100 juta
Dilunasi.......................................... ...............50 juta -
PPh 25 Kurang bayar......................................50 juta
Sanksi bunga
2% x 1 bulan x 50 juta.....................................1 juta
Total tagihan STP...........................................51 juta
Perhitungan yang sama juga akan terjadi bila pembayaran 50 juta dilakukan pada tanggal
20 juli, maka, tagihan dalam STP:
PPh Pasal 25/ bulan......................................100 juta
Dilunasi.......................................... ...............50 juta -
PPh 25 Kurang bayar......................................50 juta
Sanksi bunga
2% x 1 bulan x 50 juta.....................................1 juta
Total tagihan STP...........................................51 juta
Mengapa demikian?
Dasarnya :
Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam Surat Tagihan Pajak sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf a dan huruf b ditambah dengan sanksi administrasi berupa bunga
sebesar 2% (dua persen) per bulan untuk paling lama 24 (dua puluh empat)
bulan, dihitung sejak saat terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak, bagian Tahun
Pajak, atau Tahun Pajak sampai dengan diterbitkannya Surat Tagihan Pajak.
• Misalkan Pengusaha A menjual tunai Barang Kena Pajak
Berupa Handphone seharga Rp 3.000.000. Atas pembelian
handphone tersbeut pengusaha A menerima Faktur Pajak
Masukan (FPM) sebesar Rp 300.000. Laptop tersebut
kemudian dijual kembali dengan harga Rp. 4.000.000.
Setelah laku terjual berpa PPN yang ditetapkan oleh
pengusaha A kepada pembeli hanpohone tersebut?
• Ini lah rumusnya
• PPN dipungut = Dasar Pengenaan Pajak (DPP) x Tarif
• = Rp 4.000.000 x 10%
• Dan, mengetahui Kewajiban PPN yang disetor adalah
dengan mengurangi PPN Dipungut dengan Kredit Pajak
(FPM), yaitu Rp. 400.000 – Rp 300.000 = Rp 100.000.
• Kasus Pasal 8 ayat (3) Undang-Undang Nomor 16
TAHUN 2000
• PT JTS sedang dilakukan pemeriksaan dan belum
dilakukan penyidikan, tetapi PT JTS dengan kemauan
sendiri mengungkapkan ketidakbenaran pengisian SPT
Tahunannya sehingga SPT Tahunannya terdapat kurang
bayar Rp 250.000.000.
Dari kasus ini diterbitkan SKPKB dan sanksi sbb :
• SKPKB Kurang bayarRp250.000.000
• Sanksi 2 X Pajak kurang bayarRp500.000.000
• Pajak yang harus dibayarRp750.000.000

Anda mungkin juga menyukai