UJI DESKRIPSI
Uji Deskripsi penilaian sensorik berdasarkan sifat-sifat sensori yang
lebih komplek, meliputi berbagai jenis sensori yang
menggambarkan keseluruhan sifat komoditi tersebut.
Uji ini dapat digunakan dalam industri pangan untuk menilai tingkat
pengembangan kualitas produk, mempertahankan/menyeragamkan mutu,
sebagai alat diagnosis dan dapat berfungsi sebagai pengukuran
pengawasan mutu.
Organisasi Pengujian
Jumlah Panelis
Sangat terlatih : 3-8 orang
Cara Penilaian
Penilaian contoh sama dengan Uji Rating karena untuk setiap parameter
tentunya dilakukan Uji Rating.
Uji Deskripsi diawali dengan penentuan atribut mutu yang akan dianalisis.
Misalnya untuk makanan bayi adalah kehalusan/ukuran granula, warna,
bau, dan rasa yang merupakan sifat-sifat umum, namun dapat juga
dititikberatkan pada sifat rasa saja sehingga atribut rasa dapat dijabarkan
lebih detail lagi (Gambar 6.3).
Cara Analisis
Data yang diperoleh dari panelis dirata-ratakan terlebih dahulu sebelum
ploting pada grafik majemuk.
Titik pusat dari grafik dinyatakan sebagai titik 0. Contoh analisis
makanan bayi A dan B dapat dilihat pada Tabel 6.1 dan Gambar 6.4.
Nama Panelis :
Tanggal Pengujian :
Jenis Produk : Makanan bayi
Instruksi : Cicipilah makanan bayi ini dan setelah memahami
sifatnya secara keseluruhan, berikan pada setiap atribut
mutu dengan memberi tanda √. Gambar 6.3. Contoh formulir isian
Kode contoh :
untuk uji deskripsi
Atribut Mutu Penilaian
6 5 4 3 2 1
Rasa asam
Rasa pahit
Manis akhir
Rasa mentah
Rasa sangray
Rasa kacang
Manis awal
Rasa biji-bijian
Rasa asin
Rasa pati
Rasa susu
Rasa karamel
Tabel 6.1. Hasil pengujian skoring/rating makanan bayi untuk uji deskripsi
Dari hasil analisis yang tergambar pada grafik, dapat langsung terlihat keadaan
masing-masing produk dan perbedaan diantara kedua produk tersebut.
Selain itu dapat pula diindikasi atribut-atribut mutu yang perlu diperbaiki
(ditambah ataupun dikurangi) dalam pengembangan produk tersebut.
Adapun kelemahan dari uji ini adalah kebutuhan akan panelis yang sangat
terlatih, juga diperlukan konsentrasi serta kepekaan yang tinggi dari panelisnya
karena banyaknya atribut mutu yang berlainan dan semuanya harus diuji oleh
panelis.
VII. APLIKASI UJI
A. UJI AMBANG RANGSANGAN
Ambang rangsangan atau threshold adalah suatu konsentrasi
bahan terendah yang mulai dapat menghasilkan kesan yang
wajar.
Ambang rangsangan terdiri dari 4 macam, yaitu :
Ambang mutlak sejumlah ukuran rangsangan terkecil yang dapat
menghasilkan kesan.
Ambang pengenalan bila jenis rangsangan terkecil tersebut sudah dapat
dikenali.
Ambang pembedaan perbedaan terkecil atau dalam hal ini konsentrasi
dari dua rangsangan yang dapat dikenali adanya perbedaan.
Ambang batas konsentrasi terkecil dimana didapat kesan maksimum.
Cara Penyajian
Contoh
Misalnya akan diuji ambang rangsangan 4 dasar maka dibuat suatu
larutan stok dari garam, gula, asam, dan kafein atau kina untuk kemudian
dilakukan pengenceran hingga diperoleh 7 konsentrasi.
Dalam hal ini pelarut yang harus digunakan adalah air bebas ion ber-pH
netral.
Tahap-tahap penyajian contoh
Pengenceran larutan
Asin : 0 ; 0,0064 ; ... ; 0,4096 M (8 konsentrasi)
Manis : 0 ; 0,064 ; ... ; 4,096 M (8 konsentrasi)
Asam : 0 ; 0,0008 ; ... ; 0,0064 M (8 konsentrasi)
Pahit : 0 ; 0,0002 ; ... ; 0,0016 M (8 konsentrasi)
Cara Penilaian
Panelis diminta mencicipi setiap contoh secara berurutan dan diminta untuk
menunjukkan kesannya seperti dapat dilihat pada Gambar 7.2.
Nama Panelis :
Tanggal Pengujian :
Jenis Contoh : Larutan garam, gula, asam, dan kafein
Instruksi : Cicipilah contoh-contoh di dalam wadah berikut ini
secara berurutan, setiap contoh hanya dicicipi satu kali
dan tidak diperkenankan mencicip ulang.
Tuliskan kesan anda sebagai berikut :
0 = tidak terasa apa-apa, seperti rasa air
x = berbeda dengan air, tetapi jenis rasa belum dapat dikenali
+ = rasa sudah dapat dikenali
1 = lemah
2 = sedang
3 = kuat
4 = sangat kuat
5 = amat sangat kuat
1 0 0 1 1 2 3 4 5
2 0 0 0 1 2 3 4 5
3 0 X 1 1 2 3 5 5
4 0 X 1 1 2 3 5 5
5 0 0 0 1 2 2 4 5
6 X X 1 1 1 2 4 5
7 X X 1 1 1 3 5 5
8 0 0 0 0 1 3 5 5
9 0 0 0 0 2 4 5 5
10 0 0 0 1 2 4 5 5
Daya Deteksi (%) 20 40 50 80 100 100 100 100
Gambar 7.4. Grafik Hubungan Antara Konsentrasi (M) Dengan
Daya Deteksi (%) Terhadap Larutan Gula
Cara Penilaian
Seperti halnya Uji Pasangan maka panelis diminta untuk menilai contoh
dengan membandingkannya pada larutan standar. Apabila panelis
menemukan adanya perbedaan maka respon yang dituliskan dalam formulir
adalah kode 1 (satu) dan bila terdapat perbedaan dituliskan kode 0 (nol).
Cara Analisis
Dalam pengukuran tingkat kemanisan dapat digunakan rumus:
k
K .100%
p
Keterangan :
K = derajat kemanisan
k = konsentrasi standar (dalam hal ini larutan sukrosa 1%)
p = konsentrasi larutan contoh yang tidak berbeda nyata dengan
pembanding (dalam hal ini dicari nilai konsentrasi terendah yang
menyatakan suatu larutan berbeda dengan konsentrasi standar)
100 = nilai kemanisan sukrosa
Tabel 7.3. Hasil uji pasangan untuk kemanisan gula merah
Konsentrasi (%)
Panelis
0,3 0,6 0,9 1,2 1,5 1,8
1 1 1 0 1 0 1
2 0 0 0 0 1 1
3 1 1 1 0 1 1
4 0 1 1 1 1 1
5 1 0 0 0 1 1
6 1 1 1 1 1 1
7 1 0 1 1 1 1
8 1 1 0 0 1 1
9 1 1 0 1 0 1
10 0 1 1 1 1 1
11 1 1 1 0 0 1
12 1 1 1 1 1 1
13 1 1 1 0 1 1
14 0 0 1 1 1 1
15 1 0 0 1 1 0
16 0 1 0 1 0 1
17 0 1 1 1 1 1
18 1 1 1 0 0 1
Jumlah 12 13 11 11 13 17
Dari Tabel 7.3 terlihat bahwa perbedaan konsentrasi yang paling sedikit
adalah pada konsentrasi 0,9 dan 1,2% yang dipilih oleh 11 orang
panelis, dan konsentrasi kemanisannya dapat diketahui dengan
menggunakan perhitungan sebagai berikut :
0,9 1,2
P( KonsentrasiLaru tan)
2
1,05
1
K .100% 95,24%
p
TERIMAKASI
H