Anda di halaman 1dari 27

1.

Ghina Tsamara
2. Lia Anggraini
3. Novi Sri Wahyuni
4. Penti Nurmalasari TLM – 3B
5. Riharnadi Seno Rajendra
Pemeriksaan Elektrolit ?

Pemeriksaan untuk memantau keseimbangan cairan di dalam tubuh.
Air atau cairan elektrolit ini berperan penting dalam fungsi kerja syaraf
dan otot.

Tujuan ?
Untuk mendiagnosa dan mengukur manajemen ginjal, endokrin,
asam basa, keseimbangan air, dan kondisi lainnya
Natrium (Na+) •ISE

Kalium (K+) •ISE

Klorida (Cl-) •ISE


Komponen
Pemeriksaan
Kalsium (Ca2+) •Sulkowitch Elektrolit
•Metode CPC

Magnesium (Mg2+) • Xylidyl Blue


• Calmagite

Pemeriksaan Besi (Fe) •Ferritin, SI, & TIBC


Pemeriksaan Natrium, Kalium, dan Klorida Metode Ion Selective Elektroda
(ISE)

PERSIAPAN PASIEN

Tidak ada persiapan


khusus
PENGUMPULAN BAHAN
PEMERIKSAAN

1. Diambil darah vena 3 mL


2. Disimpan pada tabung
bertutup merah atau
bertutup hijau (plasma
heparin)
3. Sampel tidak boleh
hemolisis
Faktor – faktor yang mempengaruhi sampel hemolisis
(secara in-vitro dan in-vivo) :

1. In-vitro Hemolisis


a. Pengocokan atau pencampuran terlalu keras
b. Terguncang-guncang selama pengiriman
c. Pengambilan darah pada daerah yang hematoma
d. Penarikan syringe plunger terlalu cepat
e. Penggunaan jarum terlalu kecil
f. Penggunaan tabung terlalu besar untuk wing needle yang
diameternya kecil
g. Terjadi gelembung darah dari spuit ke tabung dilakukan dengan
tekanan.

2. In-vivo Hemolisis
Karena kondisi patologis bisa disebabkan: penyakit malaria, bisa ular,
anemia hemolitik.
Pemeriksaan Natrium, Kalium, dan Klorida Metode Ion Selective Elektroda
(ISE)

PENGOLAHAN BAHAN SAMPEL

• Darah vena di sentrifuge dengan kecepatan 3000 rpm selama


15 menit.
• Pisahkan serum / plasma dari endapan.
• Serum siap digunakan untuk pemeriksaan. Serum / plasma
stabil selama 24 jam pada suhu 2-8˚C
Pemeriksaan Natrium, Kalium, dan Klorida Metode Ion Selective Elektroda
(ISE)

ALAT
 BAHAN

1. Peralatan  Utama :
pengambilan darah Serum & urin
2. Centrifuge  Alternatif :
3. Tabung tutup merah Plasma lithium
atau hijau heparin
4. Easylite  Reagen :
5. Mikropipet Solution Pack Na/K/Cl
6. Cuvet
7. Blue tip / Yellow tip
Pemeriksaan Natrium, Kalium, dan Klorida Metode Ion Selective Elektroda
(ISE)

PRINSIP
Aliran cairan yang melewati elektrode natrium terbuat dari selang
kaca, yang dibuat sensitif terhadap ion natrium. Elektrode Kalium
terbuat dari selang plastik yang menggunakan valinomycine sebagai
elemen selektif. Elektrode Chloride termasuk tabung plastik,
khususnya diformulasikan untuk selektif terhadap ion Chloride.
Potensial dari setiap elektrode yang terukur dibandingkan terhadap
elektrode referensi yang terbuat dari perak/perak Chloride dengan
voltase (tegangan) yang stabil dan tetap
Pemeriksaan Natrium, Kalium, dan Klorida Metode Ion Selective Elektroda
(ISE)

Cara Kerja


1. Serum dimasukkan ke dalam cuvet sebanyak 250 uL.
2. Dipilih analyze blood dan tekan Yes, maka probe sampel akan
turun.
3. Probe sample dimasukkan ke dalam cuvet yang berisi serum,
kemudian tekan Yes.
4. Biarkan sampai proses pengambilan sampel selesai, probe
tertarik naik dan alat melakukan analisa sampel.
5. Hasil pemeriksaan akan ditampilkan pada display.
6. Hasil yang diperoleh dicatat dan didokumentasikan
Pemeriksaan Natrium, Kalium, dan Klorida Metode Ion Selective Elektroda
(ISE)

Nilai Normal
Natrium :135 - 145 mEq/L
Kalium : 3,5 - 5,2 mEq/L
Klorida : 98 - 106 mEq/L

Nilai Kritis
Natrium : <120 atau >160 mEq/L
Kalium Dewasa : <2,5 atau >6,5 mEq/L
Kalium Anak-anak :<2,5 atau >8 mEq/L
Klorida : <70 atau > 120 mEq/L

Bila hasil masuk dalam nilai kritis segera lapor ke bagian


keperawatan untuk kemudian di teruskan melapor kepada
dokter yang merawat
Indikasi Klinis

• Muntah
• Gagal ginjal
• Luka bakar
• Pengguanaan obat
diuretik
• Hipernatremia
• Dehidrasi
• Jantung kronis
• Penggunaan obat kortison,
antibiotik, laksansia dan
obat batuk
Indikasi Klinis

• Hipokalemia

 • Dehidrasi
• Malnutrisi
• Hiperkalemia
• Diet ketat, trauma
• Aritmia jantung
• Luka bakar
• Gangguan ginjal
• Alkalosis metabolik
• Oliguri, anuria
• Penggunaan obat
• Asidosis metabolik
kortison, insulin,
• Penggunaan obat
diuretik dan aspirin
sefalosporin, heparin,
epinefrin dan histamin
Indikasi Klinis

• Dehidrasi • Muntah
• Asidosis metabolik • Luka bakar
• Gangguan ginjal • Gagal jantung kronis
• Asidosis metabolic • Oliguri, anuria
• Obat Amonium Chlorid • Asidosis respiratorik
(OBH) • Alkalosis metabolik
• Penggunaan obat • Penggunaan obat
kortison dan Thiazid, diuretik, dan
asetazolamid bikarbonat
Pemeriksaan Kalsium (Ca2+)
METODE
SULKOWITCH

PERSIAPAN SAMPEL

1. Diperlukan urin 24
jam ALAT DAN
2. Urin ditampung di BAHAN
PERSIAPAN wadah bersih
PASIEN 1. Tabung Reaksi
bertutup ulir 2. Pipet pasteur
Tidak ada bermulut lebar 3. Reagen
persiapan 3. Sampel baiknya Sulkowitch
khusus langsung di periksa 4. Urin 24 jam
tanpa penundaan sebanyak 6 mL
Pada tabung 1 tambahkan 3 mL
Masukkan 3 mL urin ke dalam masing- reagen Sulkowitch, campur dan
masing 2 tabung reaksi. biarkan selama 2-3 menit.
Tabung reaksi kedua hanya dipakai
sebagai kontrol

Negatif : tidak terjadi kekeruhan


Positif 1 : terjadi kekeruhan yang halus
Positif 2 : kekeruhan sedang
Positif 3 : kekeruhan agak berat yang timbul
dalam waktu kurang dari 20 detik
Positif 4 : Kekeruhan berat yang terjadi
seketika
Pemeriksaan Kalsium (Ca2+)
METODE
PRA PERSIAPAN PASIEN Cresolphtalein
ANALITIK Compleks (CPC)
Tidak diperlukan persiapan khusus.

ALAT DAN BAHAN

PERSIAPAN REAGEN 1. Beacker glass


2. Parafilm
1. Masukkan reagen 1 (Ion Kalsium) dan
reagen 2 (Cresolphtalein Compleks ) ke 3. Tabung reaksi
dalam beaker glass kecil dengan 4. Mikropipet
perbandingan 1:1 5. Tip biru atau
2. Campur sampai homogen, tutup dengan kuning
parafilm. 6. Fotometer
3. Inkubasi selama 10 menit pada suhu 7. Reagen CPC
20°C – 25°C.
PRINSIP

Kalsium yang terdapat dalam sampel akan bereaksi dengan


CPC (Cresolphtalein Compleks) membentuk warna ungu.
Kadarnya diukur pada panjang gelombang 578 nm

Blanko Standar Sampel


Standar - 20 µL -
Serum - - 20 µL Nilai Normal
Reagen 1000 µL 1000 µL 1000 µL 8,1 - 10,4 mg/dL
CPC
Kocok, inkubasi selama 10 menit pada suhu 20-25°C
Baca pada panjang gelombang 578 nm
Faktor-faktor yang mempengaruhi Nilai Kritis Total Kalsium:
kadar kalsium :
1. < 6 mg/dL (1,5 mmol/L)
1. Hormon paratiroid bekerja pada tulang
untuk melepaskan kalsium ke dalam dapat menyebabkan tetanus
darah, meningkatkan absorpsi kalsium dan kejang
di usus dan meningkatkan reabsorbsi
2. 13 mg/dL (3,25 mmol/L)
kalsium di ginjal.
2. Vitamin D menstimulasi absorpsi dapat menyebabkan
kalsium di usus. kardiotoksisitas, aritmia, dan
3. Estrogen meningkatkan simpanan
koma
kalsium dalam tulang
4. Androgen, glukokortikoid dan 3. Terapi cepat pada
kelebihan hormon tiroid dapat hiperkalsemia adalah
menyebabkan hipokalsemia dan
kalsitonin
kekurangan kalsium dalam
Indikasi Klinis

• Hipokalsemia
• Hiperfosfatemia
• Hiperkalsemia • Osteomalasia
• Neoplasma (kanker) • Alkalosis
• Paratiroid adenoma • Penggunaan laksatif
• Leukimia
• Penyakit Addison
• Asidosis respirstorik
Pemeriksaan Magnesium
(Mg+) Metode
Xylidyl Blue

ALAT DAN BAHAN

PERSIAPAN PASIEN 1. Tabung reaksi


2. Mikropipet
Tidak ada persiapan khusus 3. Tip biru atau
kuning
4. Fotometer
5. Sentrifuge
6. Serum pasien
PRINSIP

Magnesium yang terdapat dalam sampel akan bereaksi


dengan Xylidyl Blue dalam suasana alkalis membentuk
kompleks berwarna ungu. Rekasi spesifik untuk
magnesium karena dengan penambahan EDTA
kalsium membentuk kompleks ion kalsium EDTA .

Blanko Standar Sampel


Nilai Normal :
Standar - 10 µL -
Serum - - 10 µL Serum CSF
Reagen 1000 µL 1000 µL 1000 µL
Calmagite 1,8-2,5 2,5-3,5
mg/dL mg/dL
Campur, inkubasi selama 5 menit pada suhu 20-25°C
Baca pada panjang gelombang 546 nm
Indikasi Klinis

• Hipomagnesemia
• Diare

• Hipermagnesemia • Hemodialisis

• Dehidrasi berat • Sindrom malabsorbsi

• Gangguan ginjal • Pankreatitis akut

• Diabetik asidosis
• Leukimia limpasitik
• Mielositik
Pemeriksaan Besi (Fe)
Ferritin

Ferritin protein cadangan-zat


PERSIAPAN PASIEN besi, diproduksi di hati, limpa,
disimpan dalam jaringan tubuh.
Tidak ada persiapan khusus
& tidak perlu puasa

ALAT DAN BAHAN Nilai Normal :

1. Pipet
Laki – laki Perempuan
2. Labu ukur
3. spektrofotometer 12 - 150 ng/L 12 – 300 ng/L
4. Sentrifuge
Serum Iron (SI)


Serum iron (SI) adalah penghitungan
langsung jumlah yang berikatan ke Nilai Normal
transferin (glikoprotein yang termasuk
golongan serum globulin yang 50 – 150 g/dL
berfungsi sebagai pengusung ion zat
besi didalam sirkulasi tubuh menuju
hati, limpa, sumsum tulang).
Total Iron Binding Total iron binding capacity (TIBC) adalah
Capacity (TIBC)

jumlah besi yang dapat berikatan dengan
transferin.

 Cara menghitung Persen


saturasi transferin :
Nilai Normal
(SI/TIBC x 100 % = persen
saturasi)
300 – 360 g/dL
Nilai Persen saturasi :
20 – 50 persen
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keseimbangan Cairan dan
Elektolit. Menurut Tarwoto & Wartonah (2006)

Usia

Temperatur
Lingkungan

Diet

Stres

Sakit

Anda mungkin juga menyukai