Anda di halaman 1dari 27

By.

Ade Arinia Rasyad


1. Pathophisiology; Clinical concepts of Disease
Processes, Sylvia A. Price & Lorraine M. Wilson
, Sixth Edition vol 2
2. Pharmacotherapy A Pathophisiology Approach,
Joseph T. Dipiro etc, Sixth Edition
3. Iso Farmakoterapi,isfi Penerbitan
Secara garis besar penyebab penyakit pada
sistem endokrin dibagi 2 :

1. Gangguan Primer yang mengubah


konsentrasi hormon (hipo atau hiper)

2. Gangguan primer pada mekanisme reseptor


dan pasca reseptor
1. Penyakit akibat kekurangan sekresi hormon
→ diobati dengan penggantian hormon
(terapi substitusi).
2. Penyakit akibat hipersekresi hormon →
lebih sulit, karena banyaknya pilihan
pengobatan yang tersedia
Alternatif : pengangkatan seluruh atau
sebagian kelenjer yang menghasilkan
hormon yang berlebihan.
1. Respon thd stress atau cedera ( melalui
aktifitas hipotalamus-hipofisis-adrenal)
2. Pertumbuhan & perkembangan
3. Reproduksi (hipotalamus-hipofisis-adrenal)
4. Metabolisme energi (melalui hormon tiroid
dan pankreas)
5. Metabolisme cairan & elektrolit (ADH,
Aldosteron dan paratiroid)
6. Respon kekebalan tubuh, kortisol mengontrol
pelepasan sitokin yang berperan dalam
imunitas yang diperantarai sel dan sitokin
seperti IL-6 dapat menstimulasi sekresi ACTH
dan kortisol.
PATOFISIOLOGI DAN FARMAKOTERAPI

By. Ade Arinia Rasyad


1. Hipofisa Posterior
 Oksitoxin
 Vasopresin atau antiduretik (ADH)
2. Hipofisa Anterior
 ACTH
 MSH
 TSH
 LH
 FSH
 PROLAKTIN
Hormon Hormon pelepas Sasaran Fungsi (Merangsang)
ACTH CRH Korteks adrenal Steroidogenesis
MSH CRH Melanosit Pigmentasi
TSH TRH Folikel tiroid T3 & T4
LH (Laki-laki) GnRH Sel Leydig Testosteron
FSH (Laki2) GnRH Tubulus Spermatogenesis
Seminiferus
LH (wanita) GnRH Korpus luteum Progesteron
FSH ( Wanita) GnRH Sel Folikel Estrogen
Prolaktin TRH (+) Kel. Mamae Lktasi
Dopamin (-)
GH GnRH (+) Sistemik Pertumbuhan
Stomatostatin (-)
1. Hipopitutarisme

2. Gigantisme dan Akromegali

3. Tumor Hipofisa penghasil prolaktin


(Hiperprolaktinemia)
Beberapa proses patologi yang dapat
mengakibatkan insufisiensi hipofisa dengan cara
merusak sel-sel hipofisa normal :
1. Tumor hipofisa
2. Trombosis vaskular yang mengakibatkan nekrosis
kel. Hipofisa normal
3. Penyakit granulomatosa infiltratif
4. Idiopatik atau mungkin penyakit yang bersifat
autoimun.

Manifestasi klinis : gabungan pengaruh metabolik


akibat ber (-) nya sekresi masing2 hormon hipofisa
Pada Anak-anak :
1. Dwarfism (Kerdil) : gangguan pertumbuhan
somatis akibat defisiensi GH
2. Ketika pubertas → tanda2 sex sekunder
dan genitalia eksterna gagal berkembang
3. Insufisiensi adrenal dan hipotiroidisme →
perkembangan intelektual lamban kulit
pucat (krn tdk ada MSH)
Pada Orang dewasa
1. Defisiensi GH, tinggi normal manifestasi:
timbulnya kepekaan luar biasa terhadap insulin
2. Hipogonadisme→ pada pria : penurunan libido,
impotensi, pe(-)an pertumbuhan rambut dan bulu
ditubuh, perkembangan otot ber (-)
Pada wanita : berhentinya siklus menstruasi atau
amenore, atropi payudara dan genitalia eksterna
3. Hipotiroidisme
4. Insufisiensi adrenal
1. Tidak merespon ketika diberikan hormon
perangsang (CRH, TRH, Prolaktin dan GnRH)
2. Hanya bisa dilakukan dg penggantian
hormon2 yang kurang, misalnya :
- Defisiensi ACTH → hidrokortison oral
- Defisiensi TSH → tablet tiroksin
- Defisiensi GnRH → pemberian
androgen dan estrogen
- Defisiensi GH → suntikan GH setiap
hari
Adenoma pada Hormon Pertumbuhan
(growth Hormone)
 Suatu tumor yang disebabkan oleh
hipersekresi hormon pertumbuhan,
disertai dengan keadaan Akromegali pada
orang dewasa atau Gigantisme pada anak-
anak.
gigantisme ditandai oleh peningkatan
ukuran tubuh secara menyeluruh dengan
lengan dan tungkai yang memanjang
secara tidak proporsional.
Jika peningkatan GH terjadi pada orang
dewasa, yang timbul adalah akromegali
dengan pembesaran kepala, tangan, kaki,
rahang, lidah, dan jaringan lunak.
Akromegali pada orang dewasa

Gigantisme pada anak


1. Kadar GH dan IGF-1 tinggi
2. Pemberian Glukosa oral pada orang normal
menekan kadar GH, ttp pada gigantisme &
akromegali tidak menekan kadar GH.
3. CT Scan dan MRI : mikroadenoma hipofisa dan
makroadenoma yang meluas ke luar sela.

Tujuan pengobatan : Menekan kadar GH < 1 mcg/ L.


Terapi non Farmakologi : Operasi dan Radiasi,
apabila pasien kontra indikasi dg operasi dan
radiasi, terapi farmakologi menjadi pilihan.
1. agonis dopamin seperti bromokriptin (2,5 mg/tablet & 5
mg/kapsul), pergolida, atau cabergoline (dosis kecil dan
biaya murah) dan lisuride.

2. analog somatostatin
Octreotide (analog somatostatin long acting kira-kira 40 kali
lebih kuat dalam menghambat sekresi GH daripada endogen
somatostatin) lebih efektif daripada agonis dopamin,
mengurangi konsentrasi GH dan normalisasi IGF-I kira-kira 50%
sampai 60% pasien.
3. Kombinasi agonis dopamin dan analog somatostatin
4. Antagonis reseptor GH, pegvisomant. Pegvisomant adalah
antagonis reseptor GH yang baru disetujui yang sangat
efektif, menormalisasi konsentrasi IGF-I sampai 97% pasien.
Namun, tambahan jangka panjang data diperlukan untuk
membangun keamanan dan kemanjuran pegvisomant pada
pengelolaan akromegali.
 Kadar prolaktin normal : 2 – 25 ng/ml

 Pada adenoma hipofisa : 100 - 1000 ng/ml


 Galaktore (Kadar prolaktin yang tinggi) bisa
terjadi tanpa adanya adenoma.
 Kombinasipengeluaran air susu terus menerus
dan tdk adanya menstruasi → galaktore
amenore
 Prolaktin
dapat menghambat sekresi GnRH dari
hipotalamus.
1. Pengangkatan tumor hipofisa penghasil
prolaktin.
2. Pengurangan sekresi prolaktin dengan obat2an
seperti : bromokriptin atau pergolid (suatu
derivat ergot yang bekerja sebagai agonis
reseptor dopamin).

Anda mungkin juga menyukai