Anda di halaman 1dari 9

PENATAlKSANAANDEmAmBERDARA

HPADAANAK

Kelompok 4 :
Karina Andika Putri 04021281722032
Meilani Kemala Fadhilla 04021381722037
Dwi Nur Ariyanto 04021381722043
Adhawiyah azizah 04021381722048
Dewi Monica Putri 04021381722049
Nurjannah 04021381722051
Agnes Pais Lorenza 04021381722060

Dosen PengampuBLOK KEPERAWATAN ANAK I


:
Firnaliza Rizona, S.Kep.,Ns.,M,Kep
REVIEW JURNAL DBD
• LATAR BELAKANG
 Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan suatu penyakit endemik
di daerah tropis yang memiliki tingkat kematian tinggi terutama pad
a anak-anak.Indonesia merupakan negara dengan tingkat kejadian D
BD maupun Demam Dengue (DD) yang tinggi. Berdasarkan publikasi

World Health Organization (WHO) dalam Dengue


Guidelines for Diagnosis, Treatment, Prevention and Control , DBD
merupakan masalah kesehatan masyarakat yang besar di Indonesia.
Sejak pertama kali ditemukan di Indonesia pada tahun 1968, angka
kejadian DBD di Indonesia terus meningkat
TINJAUAN PUSTAKA

Perkembangan DBD
• Perkembangan golongan non-communicable diseases (NCD)
dan penyakit infeksi sebagai double burden diseases dinyatakan
sebagai penyakit penyebab permasalahan dan kerugian
multidimensi dunia, salah satu nya adalah infeksi virus dengue.
1,2 Penyakit ini memiliki spektrum klinis beragam dari fase
infeksi asimtomatik sampai syok (shock). Demam berdarah
dengue (DBD) atau dengue hemorrhagic fever (DHF)
merupakan penyakit demam akut (acute febrile illness) akibat infeksi
virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk betina Aedes
aegypti dan Aedes albopictus.1,3,4 Menurut data World Health
Assembly, dewasa ini terdapat 17 jenis penyakit tropis terabaikan.
Kegawatan DBD
Manifestasi klinik utama demam berdarah
dengue(DBD) adalah demam tinggi (>39 oC
sampai hiperpireksi40-41oC), hepatomegali,
fenomena perdarahandan gagal sirkulasi. Sering
terdapat keluhan epigastrik,nyeri tekan pada
pinggir kosta kanan, nyeri abdomen menyeluruh dan mungkin
disertai kejang.KegawatanDBD
adalah kegawatan medik akut yang terutama
melibatkan sistem hematologi dan
kardiovaskular
PEMBAHASAN
• Penatalaksanaan Trombositopenia Pada Anak E Dengan Dhf
Intervensi yang penulis lakukan pada tanggal 14 Maret 2014 adalah kaji KU dan Tanda-tanda Vital, anjurka
n minum banyak dan minum jus jambu, kolaborasi pemeriksaan laboratorium khususnya data trombosit. K
emudian untuk implementasi yang dilakukan pada hari pertama yaitu tanggal 14 areti 2013 jam 21.30 me
monitor KU dan Tanda-tanda Vital dengan hasil KU tampak lemah, Tekanan Darah: 100/60 mmHg, Nadi 10
2 x / menit irama teratur, Respirasi Rate: 20 x / menit, dan Suhu: 38ºC, melakukan kolaborasi dalam pemeri
ksaan laboratorium dengan hasil trombosit 57.000 mm³ (kurang) nilai normalnya 150.000 sampai 400.000
mm³, untuk Implementasi hari kedua dilakukan pada tanggal 15 Mei 2013 jam 21.45 memonitor KU dan Ta
nda-tanda Vital dengan hasil KU tampak tidak lemah, Tekanan Darah: 110/60 mmHg, Nadi 98 x / menit ira
ma teratur, Respirasi Rate: 20 x / menit, dan Suhu: 36,5ºC, jam 22.00 menganjurkan minum banyak dengan
hasil pasien sudah mau minum air, tetapi pasien lebih suka minum jus jambu, melakukan kolaborasi dalam
pemeriksaan laboratorium dengan hasil trombosit 60.000 mm³ (kurang) nilai normalnya 150.000 sampai 40
0.000 mm³.
Setelah dilakukan pengelolaan selama 2x24 jam pada tanggal 16 Mei 2013 penulis menyimpulkan bahwa
masalah teratasi sebagian karena dari beberapa tujuan yang direncanakan sebelumnya pasien mengalami
kenaikan pada data penunjang khususnya pada trombosit mengalami peningkatan pada hari ke dua yaitu
dari 57.000 mm³ menjadi 60.000 mm³
Gambaran Pola Penatalaksanaan Demam Berdarah Dengue (DBD) Pada Anak Di In
stalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Buleleng Tahun 2013

• Dapat diketahui bahwa sebagian besar pasien lelaki, yaitu sebanyak 26 orang (51%) dan tergolong mi
ddle childhood (6-11 tahun) sejumlah 22 orang (43,1%). Dari segi derajat penyakitnya, subyek lebih d
ominan grade I sejumlah 37 orang (72,5%). Sebagian besar pasien yang datang memiliki durasi pera
watan rumah sakit kurang dari 7 hari, yaitu sebesar 46 orang (90,2%).dapat dijelaskan bahwa semua p
asien anak dengan diagnosis DBD pasca masuk ke rumah sakit telah diberikan penanganan awal beru
pa cairan intravena kristaloid isotonis, dimana rincian jenis cairannya sebagian besar berupa ringer lak
tat 45 orang (88,2%) sedangkan sisanya adalah glukosa lima persen di dalam larutan NaCl 0,45% (D
½ NS) sebanyak 6 orang (11,8%). Berdasarkan aspek antipiretik-analgetik, 98% subyek sudah mendap
at terapi, dengan obat parasetamol sebesar 41 orang (80,4%), terapi kombinasi (parasetamol dengan i
buprofen) pada 1 orang (2%), dan terapi analgetik (Antrain) sebanyak 8 orang (15,7%). Subyek yang ti
dak mendapat terapi antipiretik maupun analgetik hanya 1 orang (2%). Pemberian obat antibiotik dila
kukan pada 21 orang (41,2%). Jenis antibiotik yang diberikan dimana antibiotik yang dominan diberik
an adalah cefotaxime (third generation cephalosporin) berjumlah 16 orang (76,2%). Pemberian terapi
tambahan seperti antiemesis, antiinflamasi, imunomodulator, dan vitamin masing-masing sebesar 47,
1 %, 15,7 %, 23,5 %, dan 47,1 %. Menunjukkan bahwa telah rutin dilakukan pemberian rehidrasi intrav
ena dan antipiretiksedangkanpemberian antibiotik dan terapi tambahan belum rutin diberikan.
Kegawatan Demam Berdarah Dengue pada Anak
Transisi SSD terkompensasi ke ireversibel berlangsungcepat sekali, karena itu intervensi agresif untuk
penyelamatan hidup perlu dilakukan segera. Intervensidilakukan sebelum terjadi anuria, hipotensi, asi
dosisdan koma, yaitu saat terdapat tanda hipovolemia,hipoperfusi dan takikardia.Tata laksana kegawa
tanDBD berorientasi pada pendekatan patofisiologimultisistem terpadu yang diarahkan pada pemenu
hankebutuhan oksigen dan nutrien, melalui optimalisasicurah jantung dan perfusi jantung, otak dan
ginjalsehingga fungsi homeostasis kembali normal, nutrisidapat diberikan dan kesembuhan dapat dih
arapkan.Tataaksanakegawatdaruratannyaadaahsebagaiberikut: 1. Penimbangan berat badan.
2. Pemberian tunjangan hidup dasar.
3. Pemasangan akses vena.
4. Pemasangan kateter urin.
5. Pemasangan pipa oro / nasogastrik.
6. Resusitasi cairan.

 
KESIMPULAN
• Hal-hal yang bisa meningkatkan trombosit salah satunya dengan
pemberian jus jambu, jus jambu memiliki kandungan flavonoid
atau yang disebut sebagai quarsentin, senyawa yang di duga
berperan penting adalah quarsentin. Quarsentin bekerja
meningkatkan jumlah sitokin.
• Tata laksana kegawatan demam berdarah denguedengan syok
perlu dilakukan secara agresif dansimultan, dimulai dengan
resusitasi jantung paru untukmemastikan keterbukaan jalan napas, k
ecukupan ventilasi dan suplai oksigen, resusitasi cairan untuk
meningkatkan preload yang diberikan secara cepat,kurang dari
sepuluh menit

Anda mungkin juga menyukai