Anda di halaman 1dari 26

PENGUJIAN AKTIVITAS ANTIFUNGI

Disusun oleh:
Kelompok 7
Shift E

Dini Wahidah 10060316211


Marwa Safira R.A. 10060316213
Farah Yumna Ambaro 10060316215
Dilla Nurul Aisyah 10060316216
Indarti Ulfayani 10060316217
1 TUJUAN PERCOBAAN
1. Menjelaskan Bperbedaan waktu yang diperlukan
uild better presentations in less time

untuk pertumbuhan fungi di laboratorium


dibandingkan dengan bakteri.
2. Mengetahui metode pengujian aktivitas antifungi
dari ekstrak tanaman (infusa daun sirih) dan
antifungi flukonazol.
3. Dapat melakukan eksperimen mengenai
pengujian aktivitas antifungi dari ekstrak
tanaman.
2 TEORI DASAR

FUNGI

Fungi merupakan tumbuhan yang tidak mempunyai klorofil


sehingga bersifat heterotrof, tipe sel eukarotik. Jamur ada yang
uniseluler dan multiseluler. Tubuhnya terdiri dari benang-benang
yang disebut hifa yang dapat membentuk anyaman bercabang-
cabang (miselium). Organisme yang disebut jamur bersifat
heterotrof, dinding sel spora mengandung kitin, tidak berplastid,
tidak berfotosintesis, tidak bersifat fagotrof, umumnya memiliki
hifa yang berdinding yang dapat berinti banyak (multinukleat),
atau berinti tunggal (mononukleat), dan memperoleh nutrien
dengan cara absorpsi (Gandjar dkk, 2006).
FUNGI YANG DIGUNAKAN

Candida albicans adalah flora normal pada membran mukosa


rongga mulut, saluran pernafasan, saluran pencernaan dan
organ genitalia perempuan. Jamur ini adalah bagian dari floral
normal (komensal) selaput lendir di saluran pernapasan,
saluran cerna dan vagina (Tjay dan Rahardja, 2007).

MEDIA YANG DIGUNAKAN

Dalam SDA terdapat 40 gram dekstrosa, 15 gram agar, 5 gram cemaran


enzimatik kasein, serta 5 gram cemaran enzimatik jaringan hewan. Dua
kandungan terakhir tersebut berperan dalam menyediakan kebutuhan
nitrogen dan vitamin untuk pertumbuhan organisme. Konsentrasi
dekstrosa yang tinggi merupakan sumber energy (Pratiwi, 2008).
ANTIFUNGI YANG DIGUNAKAN

Fulkanazol adalah obat golongan azol yang masuk ke dalam kelompok triazol (terdapat 1
kelompok lagi yaitu imidazol) (Onyewu, 2007). Pada umumnya golongan azol bekerja
menghambat biosintesis ergosterol yang merupakan sterol utama untuk mempertahankan
integritas membran sel jamur. Bekerja dengan cara menginhibisi enzim sitokrom P450, C-14-α-
demethylase yang bertanggung jawab merubah lanosterol menjadi ergosterol, hal ini
mengakibatkan dinding sel jamur menjadi permeabel dan terjadi penghancuran jamur (Ashley
et.al., 2006).

Komponen kimia daun sirih adalah minyak atsiri, seskuiterpen, triterpen, terpenoid sitosterol
neolignan dan krotepoksid. Aktivitas anti cendawan diduga berasal dari minyak atsiri daun sirih
yaitu isoeugenol, limonene, β-pinen, dan kariofilena. Minyak atsiri dan ekstrak etanol daun sirih
dilaporkan mempunyai aktifitas anti cendawan terhadap Candida albicans (Moeljano & Mulyono,
2003).
3 ALAT DAN BAHAN
Alat Bahan
Bunsen Aquades steril
Cawan petri Candida albicans
Gelas kimia Daun Sirih
Jarum Ose NaCl fisiologis
Labu Erlenmeyer SDA

Perforator
Mikropipet
Pipet ukur
Rak tabung
4 PROSEDUR PERCOBAAN
4.1. Persiapan dilakukan satu hari sebelum praktikum

Alat dan bahan yang akan


digunakan pada hari
Dibuat biakan segar
praktikum disterilisasi inokulum Candida
terlebih dahulu albicans 24 jam

Disiapkan perhitungan Dibuat juga infusa 50% Daun


untuk membuat Sirih dengan terlebih dahulu
larutan flukonazol 10 disiapkan perhitungan untuk
mg/mL. pengenceran Infusa Daun
Sirih 50% menjadi 40%, 30%,
20% dan 10%
4.2. Pelaksanaan pada Hari Praktikum

Media SDA Candida Dilakukan pengenceran infusa Daun


albicans dibuat Sirih 50% menjadi 40%, 30%, 20%
dicairkan dan dan 10% dengan menimbang
suspensi di
dibiarkan sebanyak 100 gram dan dibuat
dalam aquades dalam 50% yaitu 50mL
suhunya 50ºC steril

Cawan petri dibagi 3 bagian untuk menandai


daerah yang nantinya akan dilubangi dengan
perforator yang akan diisi dengan infusa,
antibiotik dan aquades pada masing-masing Dibuat larutan
lubang. Ketokenazol 10 mg/mL
dalam aquades steril.
Suspensi Candida Media SDA atau Cawan petri
albicans yang telah PDA yang tadi telah diputar diatas
dibuat tadi dicairkan sebanyak meja dan
dituangkan ke dalam 30 mL ke dalam dibiarkan
cawan petri cawan petri. menjadi padat.
sebanyak 0,5 mL

Preinkubasi selama
Infusa daun sirih 50% dan
30 menit, inkubasi 30% serta aquades
selama 24 jam Media dilubangi
masing-masing menggunakan
pada suhu 37ºC dimasukkan ke dalam perforator
dan dilakukan lubang sebanyak 40 μl. sebanyak 3 lubang
pengamatan.
5 Data Pengamatan
Perhitungan dan Penimbanagan
Penimbangan daun sirih= 100 gram
Pengenceran Infusa daun sirih 50% menjadi 40%, 30%, 20%, 10%
 50 % 50 mL  20 % 50 mL
V1. N1= V2.N2 V1. N1= V2.N2
(Induk)= (Baru) V1.100%= 50 mL.20 %
V1.100%= 50 mL V1= = 10 mL
V1 = = 25 mL  10 % 50 mL
 40 % 50 mL V1. N1= V2.N2
V1. N1= V2.N2 V1.100%= 50 mL. 10%
V1.100%= 50 mL. 40% V1= = 5 mL
V1 = = 20 mL

 30 % 50 mL
V1. N1= V2.N2
V1.100%= 50 mL.30%

V1 = = 15 mL
Kelompok Bahan Diameter Hambat (24 Jam)
I Infusa daun sirih 50 %, 30 %, -
dan kontrol aquadest.

Gambar 5.1 Tidak terbentuk zona hambat

II Infusa daun sirih 40 %, 20%, -


dan kontrol aquadest.

Gambar 5.2 Tidak terbentuk zona hambat


-
III Infusa daun sirih 10 %,
flukonazol 10 mg/mL, dan
kontrol aquadest.

Gambar 5.3 Tidak terbentuk zona hambat

IV Infusa daun sirih 50 %, -

30%, dan kontrol aquadest.

Gambar 5.4 Tidak terbentuk zona hambat


V Infusa daun sirih 40 %, 20%, -

dan kontrol aquadest.

Gambar 5.5 Tidak terbentuk zona hambat

VI Infusa daun sirih 10 %, -

flukonazol 10 mg/mL, dan


kontrol aquadest.

Gambar 5.6 Tidak terbentuk zona hambat

VII Infusa daun sirih 50 %, 30 %,


-
dan kontrol aquadest.

Gambar 5.7 Tidak terbentuk zona hambat


PEMBAHASAN

Nilai Konsentrasi hambat minimal (KHM) suatu antifungi dapat


melihat kadar terkecil dari suatu antifungi yang dibutuhkan
untuk menghambat pertumbuhan jamur.

Sebelum melakukan percobaan ini, semua peralatan


percobaan harus disterilisasi untuk memastikan peralatan
benar-benar bersih dan hasil percobaan tidak dipengaruhi oleh
mikroba yang mungkin terdapat di atas permukaan peralatan.

Cara yang digunakan yaitu metode difusi agar dengan sumur.


Dari hasil pengamatan, pada media yang mengandung larutan
kontrol berupa aquades, tidak terbentuk zona hambat. Hal ini
disebabkan karena aquades tidak mempunyai aktivitas untuk
menghambat pertumbuhan fungi.

Dari hasil pengamatan, pada media yang mengandung infusa


daun sirih dengan konsentrasi 30%, dan konsentrasi 50% tidak
terbentuk diameter hambat. Menurut Moeljano dan Mulyono,
ekstrak kasar daun sirih dilaporkan dapat berfungsi sebagai
antibakteri terhadap Streptococcus mutans dengan
mempengaruhi pertumbuhan dan pembentukan glukan.

Dari hasil pengamatan, pada media yang mengandung


flukonazol pun tidak terbentuk zona hambat. Menurut tjay,
flukonazol merupakan fungistatikum, sehingga seharusnya
dapat menghambat pertumbuhan jamur. Hal inipun mungkin
sama dengan kasus sebelumnya, yaitu suspensi Candida
albicans yang dibuat konsentrasinya terlalu tinggi, karena
dapat dilihat dari warna larutan suspensinya yang sangat
keruh.
Kesimpulan
Special thanks to all people who made and share
these awesome resources for free:

Presentation template designed by Slidesmash

Photographs by pexels.com and unsplash.com


DAFTAR PUSTAKA

Ashley ES et.al. (2006). Pharmacology of systemic antifungal agents. ClinicalInfectious Disease D;43
(Suppl 1):28-39.
Mulyanto, R. D. dan Mulyono. (2003). Khasiat dan Manfaat Daun Sirih: Obat Mujarab dari Masa ke
Masa. AgroMedia Pustaka: Jakarta.
Gandjar, I, dkk. (2006). Mikologi Dasar dan Terapan. Yayasan Obor Indonesia: Jakarta.
Pratiwi, S.T. (2008). Mikrobiologi Farmasi. Erlangga: Jakarta.
Tjay, Tan Hoan dan Kirana Rahardja. (2007). Obat-Obat Penting Khasiat, Penggunaan dan Efek-Efek
Sampingnya, Edisi Keenam. PT. Elex Media Komputindo: Jakarta.
Onyewu C, Heitman J. (2007). Unique Aplications of Novel Antifungal Drug Combinations. Anti-Infective
Agents in Medicinal Chemistry; 6: 3-15
Thanks You!
Any questions?
Shapes to explain ideas

TITLE 01 TITLE 02 TITLE 03

Itself is what the end- Itself is what the end- Itself is what the end-
user derives value user derives value user derives value
from from from
Features with icons

Service 01 Service 02 Service 03


Features with icons

Content A Content B Content B


Itself is what the end-user Itself is what the end-user Itself is what the end-user
derives value from also can derives value from also can derives value from also can
refer to the information refer to the information refer to the information

Content C Content D Content D


Itself is what the end-user Itself is what the end-user Itself is what the end-user
derives value from also can derives value from also can derives value from also can
refer to the information refer to the information refer to the information
Use Charts to present
data
86%

59%
50%
37%

Q1 Q2 Q3 Q4
Mobile
Project
Itself is what the end-user derives value
from also can refer is what the end-user
derives value from also can refer.
Laptop
Project
Itself is what the end-user
derives value from also can
refer.
Desktop
Project
Itself is what the end-user derives
value from also can refer is what.

Anda mungkin juga menyukai