Anda di halaman 1dari 39

JOURNAL READING

Rabu, 5 Desember 2018


Presentator : dr. Seno Aji Saputro
Moderator : dr. Dian Paramitha W, M.Sc, SpT.H.T.K.L(K)
VISI Prodi Kesehatan T.H.T.K.L.
» Menjadi program studi berstandar global yang inovatif dan unggul, serta
mengabdi kepada kepentingan bangsa dan kemanusiaan dengan dukungan
sumber daya manusia yang profesional dan dijiwai nilai-nilai Pancasila pada
tahun 2020
MISI Prodi Kesehatan T.H.T.K.L.
1. Meningkatkan kegiatan pendidikan, penelitian dan pengabdian
masyarakat berlandaskan kearifan lokal

2. Mengembangkan sistem tata kelola program studi Kesehatan T.H.T.K.L.


yang mandiri dan berkualitas (Good Governance)

3. Membangun kemitraan dan kerjasama dengan rumah sakit yang


berkepentingan dalam rangka mendukung kegiatan pendidikan,
penelitian dan pengabdian masyarakat

3
Perbandingan sedasi sadar dengan anestesi umum pada
sialoendoskopi

Bawazier N,Carvalho J,Djenaoui I,Charpiot A,. Sialendoscopy under


conscious sedation versus general anesthesia. A comparative study. Am j
Otolaryngol. 2018. https://doi.org/10.1016/j.amjoto.2018.09.002

Bawazeer, N., Am J Otolaryngol,


https://doi.org/10.1016/j.amjoto.2018.09.002
PENDAHULUAN

Sialadenitis
• Sialadenitis obstruktif adalah penyakit non-neoplastik yang
paling umum dari kelenjar ludahmuncul pada setengah dari
penyakit kelenjar ludah jinak
• Kalkulus, duktus stenosis, sumbatan fibromukosa dan malformasi
merupakan faktor penyebabstasis dengan obstruksi mekanik.
PENDAHULUAN

Sialoendoskopi
• Sialendoscopy  minimal invasivekonsep tetap menjaga
organ dan mempertahankan fungsinya.
• Pendekatandiagnosis dan pengobatan gangguan sistem duktus
kelenjar saliva dengan visualisasi lumen duktal dan pengobatan
penyakitnya, sehingga mengurangi morbiditas dan kebutuhan
untuk pendekatan bedah terbuka.
PENDAHULUAN

Sialoendoskopi

• Indikasi terapeutik sialendoscopy adalah evakuasi batu


forceps, kawat keranjang atau laser fiber untuk memecah batu
yang lebih besar.
• Stenosis duktal dan striktur guiding wire dan balon dilator atau
suntikan steroid intraductal untuk penyakit inflamasi berulang.
• Di Denmark, penggunaan sialoendoscopypengurangan 26%
dari kebutuhan eksisi kelenjar untuk penyakit kelenjar ludah
nonmalignant
PENDAHULUAN

• Banyak ahli bedahGA standar untuk praktik mereka,


sementara yang lain lebih memilih CS. Sebagian besar didasarkan
pada pengalaman individu karena tidak ada rekomendasi yang
jelas dalam literatur tentang hal ini.
• Dalam penelitian ini, tujuan kamimembandingkan kedua
modalitas dalam hal tingkat keberhasilan operasi, kemampuan
untuk mengakses lokasi pembedahan, komplikasi dan hasil, serta
tolerabilitas pasien.
Sialadenitis, Sialoendoskopi, General Anestesi, Sedasi Sadar
Pertanyaan Penelitian

• Apakah penggunaan CS dibandingkan dengan GA sama


efektifnya dalam sialoendoskopi?

Tujuan Penelitian
•Untuk mengevaluasi efektifitas CS dibandingkan dengan
GA pada pasien yang menjalani Sialoendoskopi
Hipotesis Penelitian

• CS memiliki efektifitas yang sama dibandingkan dengan GA


pada pasien yang menjalani Sialoendoskopi
METODE PENELITIAN

Desain Penelitian

• Retrospective Chart Review

Tempat Penelitian

• RS Hautepierre, Departmen THT, Universitas Strasbourg, Prancis

Waktu Penelitian

• 2014-2016
METODE PENELITIAN

Populasi Target

• Semua pasien Sialedenitis yang menjalani Sialoendoskopi


Populasi Terjangkau

• Semua pasien Sialedenitis yang menjalani Sialoendoskopi di Rumah Sakit


RS Hautepierre, Departmen THT, Universitas Strasbourg, Prancis

Sampel Penelitian

• Semua pasien Sialedenitis yang menjalani Sialoendoskopi di RS


Hautepierre, Departmen THT, Universitas Strasbourg, Prancis yang
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi
Kriteria Inklusi

• Pasien yang mengalami 2 episode gejala


klasik penyakit kelenjar ludah obstruktif
selama 4 bulan terakhir Kriteria Eksklusi
• Batu kelenjar ludah yang teraba pada
pemeriksaan palpasi oral
• Pasien dengan komorbid berat
• Tidak memerlukan pemeriksaan
• Pasien yang tidak bersedia
penunjang berupa USG atau CT-Scan
berpartisipasi karena masalah sosial
• Bersedia menjalani sialoendoskopi
dengan Sedasi sadar pada kelompok CS
dan Anestesi umum pada kelompok GA
• Bersedia mengikuti penelitian dan
meyampaikan rasa nyeri selama operasi
dalam skala 0-10, menyampaikan
tolerabilitas tindakan dan bersedia
dilakukan sedasi sadar apabila perlu
dilakukan tindakan ulang.
ALUR PENELITIAN

SAMPEL N: 70 pasien yang menjalani Sialoendoskopi 2014-2016

Kriteria Inklusi Kriteria Eksklusi

Kelompok Sedasi sadar (CS) Kelompok General Anestesi


(n=36) (n=34)

ANALISIS
Analisa Statistik

•Semua data dianalisis dengan (SPSS) (Versi20).


•Uji Chi-Square, Uji t-tes independen
Hasil Penelitian
Hasil Penelitian

• Rata-rata Durasi Operasi dengan CS : 43 menit


• Rata-rata Durasi Operasi dengan GA : 35 menit
• Tempat obstruksi batu yang paling sering berada di bagian proksimal
saluran (67,7% dari kasus obstruksi batu)
• Bagian distal duktus adalah tempat yang paling sering pada kasus
stenosis (51,3%)
• Diameter batu terbesar yang dapat diambil pada kelompok CS 16mm
• Diameter batu terbesar yang dapat diambil pada kelompok GA 13mm
Hasil Penelitian
Hasil Penelitian

• Dalam kelompok CS, rata-rata perubahan denyut jantung selama


operasi adalah 5,7 denyut per menit (berkisar antara 0 dan 25 bpm)
• Rata-rata perubahan tekanan darah sistolik dan diastolik selama
intervensi adalah 8,7 dan
• 66% pasien melaporkan bahwa mereka tidak mengalami rasa sakit
atau sensasi ketidaknyamanan selama sialendoscopy di bawah CS.
• Semua pasien melaporkan bahwa prosedur ini dapat ditolerir dan
metode yang dapat diterima (di bawah CS)
Hasil Penelitian
Hasil Penelitian

• Nilai rata-rata dari skor nyeri pasca operasi satu jam adalah 1,14 di
grup CS dan 1,44 dalam grup GA (nilai P = 0,525)
• operator menggunakan insisi transoral untuk mengambil batu yang
menyumbat di segmen dalam duktus pada 26,3% pasien CS dan
17,6% pasien GA
• Prosedur sialendoscopic berhasil pada 60 (84,3%) pasien (88,9% pada
kelompok CS dan 79,4% pada kelompok GA). Dengan nilai P 0,276
Hasil Penelitian

• Pembengkakan kelenjarsatu-satunya komplikasi yang dilaporkan


pada kedua kelompok (17,1%)
• Tidak ada perbedaan statistik dalam tingkat komplikasi antara
kelompok CS (16,7%) dan kelompok GA (17,6%) menggunakan uji chi-
square (nilai P = 0,913)
• Follow-up pasien pasca-operasi 3 bulan menunjukkan bahwa 42
pasien (58,6%) perbaikan lengkap gejala, sementara 24 pasien
perbaikan parsial dan hanya lima pasien (7,1%)tidak ada perbaikan
sama sekali. Hasil follow-up tiga bulan sialendoscopy menunjukkan
tidak ada perbedaan yang signifikan antara CS dan pasien GA, dengan
nilai P 0,834.
Diskusi

• Pendekatan penanganan penyakit obstruktif kelenjar


salivasialendoscopy, extracorporeal shock-wave lithotripsy dan
laser intra-corporeal lithotripsy dan radiologi intervensi.
• Tingkat keberhasilan sialoendoskopi yang ada dalam literature83-
89%
• Penggunaan CS memiliki beberapa keuntungan, seperti masa tinggal
di rumah sakit yang lebih pendek, menghindari risiko dan komplikasi
terkait GA dan mengurangi beban sumber daya rumah sakit dan biaya
Diskusi

• Fedok et aldurasi anestesi lebih pendek untuk melakukan tindakan


dalam grup CS.
• CS juga memiliki perbedaan yang signifikan dalam hal waktu
pemulihan yang lebih singkat dan tingkat pengawasan yang lebih
rendah dari perawat.
• Namun demikian, pilihan metode anestesi yang ideal juga harus
memuaskan pasien. Selain itu, GA memiliki toleransi yang absolut
terhadap prosedur untuk pasien serta kesempatan yang baik bagi
dokter bedah pemula dan residen untuk belajar dan mencari
pengalaman.
Diskusi

• Dalam penelitian kami, semua pasien menganggap sialendoscopy di


bawah CS dapat ditoleransi dan melaporkan bahwa mereka akan
memilih jenis anestesi ini jika diperlukan di masa depan. Namun, ahli
bedah percaya bahwa tingkat tolerabilitas sialendoscopy di bawah CS
ini hanya mungkin setelah mengumpulkan pengalaman yang baik
tidak hanya untuk ahli bedah tetapi juga untuk staf medis di ruang
operasi.
• CS dan GA adalah pilihan anestesi yang dapat
diterima dalam praktek klinis dan ditoleransi
dengan baik untuk sialendoscopy dengan tujuan
diagnostik atau intervensi pada pasien yang
menderita baik patologi batu atau stenosis.
MOHON ASUPAN
CRITICAL APPRAISAL
RATING SCALE FOR ARTICLE
ON CAUSATION
VALIDITAS
1 Apakah perkiraan hubungan antara exposure dan 2 1 0 TDD
outcome diberikan ?
2 Apakah penting secara klinis? 2 1 0 TDD
3 Apakah secara tepat bermanfaat? 2 1 0 TDD

PENGUKURAN
4 Apakah diagnosa penyakit dijelaskan dengan baik? 2 1 0 TDD
5 Apakah sumber kasus dijelaskan dengan baik? 2 1 0 TDD
6 Adakah usaha untuk memastikan membuat kasus 2 1 0 TDD
yang lengkap?
ANALISIS STATISTIK
7 Apakah semua subyek dihitung? 2 1 0 TDD
8 Apakah loss to follow up rendah (< 10 %)? 2 1 0 TDD
9 Apakah outcome dan exposure diukur sama pada 2 1 0 TDD
semua group?
10 Apakah penilaian exposure obyektif? 2 1 0 TDD

ANALISIS STATISTIK
11 Apakah faktor tambahan dipertimbangkan? 2 1 0 TDD
12 Apakah metode yang dugunakan sudah tepat? 2 1 0 TDD
13 Apakah ada metode yang tidak biasa diterangkan? 2 1 0 TDD
14 Adakah gredien “dose-response” yang ditunjukkan? 2 1 0 TDD
15 Apakah ada hubungan yang tepat? 2 1 0 TDD
MANFAAT

16 Apakah hasil penelitian membantu dalam memilih 2 1 0 TDD


terapi atau menghindari terhadap exposure?
17 Apakah hasil penelitian membantu dalam 2 1 0 TDD
menenangkan / konsultasi pasien?

TOTAL 30 (A)
Jumah pertanyaan yang digunakan 17 (B)
Skor maksimal 34 (C)
Nilai keseluruhan (A/C dalam %) 88,23%

VALID
Skor 0 : Jawaban tidak
Skor 1 : Jawaban uclear/possibly
Skor 2 : Jawaban ya
Tidak dapat diterepkan : Tidak punya nilai karena data tidak tersedia
(TDD)

≥ 70% : Valid
50-70% : Sedang
≤ 50 : Tidak valid
(Dorland's Illustrated Medical Dictionary, 2012)
Parametrik vs nonparametrik
• Parametrik:
• Menggunakan data yang diperoleh dengan alat ukur yang sudah jelas, tidak
menimbulkan bias interpretasi yang berbeda, misal pengukuran berat
badan.
• Skala data yang digunakan interval dan ratio.
• Sampel besar atau berdistribusi normal

• Nonparametrik:
• hasil ukur tidak mempunyai maksud yang jelas, memungkinkan beda
pendapat, misal derajat kepandaian.
• Skala data ordinal dan nominal.
• Sampel besar atau kecil dan bisa berdistribusi tidak normal

Anda mungkin juga menyukai