Anda di halaman 1dari 30

DEMINERALISASI DAN

REMINERALISASI GIGI

BUSMAN
(TIM BLOK III)
LATAR BELAKANG
• Dalam kebiasaan masyarakat sehari-hari banyak jenis
makanan dan minuman yang kita konsumsi mengandung
ấsam dengan tingkat pH yang berbeda-beda sehingga dapat
mempengaruhi pH mulut seseorang. pH yang asam (<7) tentu
dapat merusak enamel gigi yang dapat menyebabkan
terjadinya demineralisasi. Walaupun begitu, kita tidak perlu
khawatir karena berkat saliva (air ludah) yang ada, asam yang
ada di mulut bisa dinetralkan menjadi pH normal (pH=7) dan
mengakibat terjadinya remineralisasi. Bagaimana
remineralisasi itu berlangsung? Serta bagaimana cara
mencegah terjadinya demineralisasi gigi supaya enamel gigi
tidak rusak? Dalam bahan ini akan dibahas mengenai
hubungan keduanya yaitu antara demineralisasi dan
remineralisasi serta bakteri penyebab karies
9/10/04 2
PENGERTIAN DEMINERALISASI
DAN REMINERALISASI

• DEMINERALISASI merupakan proses hilangnya


atau terbuangnya garam mineral yaitu mineral
kalsium pada hidroksiapatit (Ca10(PO4)6(OH)2) pada
enamel gigi. Faktor yang terbesar penyebabnya
adalah makanan dan minuman yang asam. Suasana
mulut yang asam dapat melarutkan enamel sehingga
merusak mineral-mineral pendukung gigi. Tidak
hanya asam, karbohidrat (gula) yang dipermentasi
juga menyebabkan hal ini karena bakteri
(Streptococcus mutans) memfermentasikan gula
menjadi asam laktat dalam mulut.
• Bakteri S. sanguis mrpk bakteri pionir rongga
mulut
• Proses demineralisasi terjadi bila enamel bereaksi
dengan ion asam asam (H+) dan akan melarutkan
hidroksiapatit (Ca10(PO4)6(OH)2 menjadi ion
kalsium (Ca2+), air (H2O) dan ion phospat (PO4)3-.
Proses ini terjadi jika pH saliva dibawah 5,5 atau
pH kritis. Proses ini berlangsung hanya dalam
waktu setengah jam.
H+
• (Ca10(PO4)6(OH)2 (Ca2+), (H2O), (PO4)3-
9/10/04 4
• Tanda awal terjadinya karies akan terlihat bercak putih
seperti kapur, yang beda warnanya dan tampak jelas lebih
putih dari gigi, dalam istilah disebut sebagai white spot
lession. White spot lession adalah proses awal terjadinya
karies gigi namun pada fase ini permukaan gigi masih
utuh. Pada bercak putih (White spot) timbul akibat
pelepasan ion kalsium dan fosfat dari email gigi yang
disebut dengan demineralisasi. Biasanya white spot
terbentuk di bagian gigi yang dekat dgn perbatasan gusi.
• Kabar baiknya, white spot ini bersifat reversibel artinya ion
– ion yang terlepas dapat diletakkan kembali ke dalam gigi.
Proses ini disebut dengan remineralisasi yang dijalankan
oleh ludah (saliva). Ludah akan menetralkan asam sehingga
ion – ion mineral dari cairan di sekitar gigi dapat diletakkan
kembali pada gigi. Dengan kata lain, proses gigi berlubang
dianggap sebagai hasil ketidakseimbangan antara proses
demineralisasi dan remineralisasi yang terjadi terus
menerus.

9/10/04 6
• Jika white spot lession dibiarkan saja, akan
berkembang menjadi gigi berlubang yang dalam
keadaan parah bisa menyerang hingga beberapa gigi
(gigis). White spot lession dapat diatasi dengan rajin
menjaga kebersihan mulut, melakukan aplikasi
fluor dan mengganti pola diet.

9/10/04 7
Remineralisasi

Merupakan kebalikan dari demineralisasi dimana


penempatan garam-garam mineral kembali ke
enamel gigi. Remineralisasi dapat terjadi jika pH
saliva kembali normal dan terdapat ion kalsium
(Ca2+) dan ion phospat (HPO4)2- dan ion Flouride
dalam rongga mulut. Saliva menaikkan kembali
pH asam rongga mulut secara perlahan sehingga
(PO4)3+ dan (Ca2+) dapat membentuk kristal
flouroapatit (Ca10(PO4)6F2 dan menutupi daerah
yang terdemineralisasi. Untuk remineralisasi
penuh ini dibutuhkan waktu beberapa jam.
9/10/04 8
• Akibat terjadi invasi bakteri dan kematian pulpa
serta penyebaran infeksi ke jaringan yang dapat
menyebabkan nyeri.

• Terdapat empat faktor yang dapat menimbulkan


karies yaitu host dan gigi (permukaan gigi),
substrat (karbohidrat dalam makanan),
mikroorganisme, dan waktu.

9/10/04 9
HUBUNGAN DEMINERALISASI-REMINERALISASI

9/10/04 10
• Enamel merupakan lapisan terluar gigi yang paling
anorganik dan dapat mengalami penguraian atau
demineralisasi akibat asam yang dihasilkan dari fermentasi
gula oleh bakteri plak. Proses demineralisasi berdampak
terhadap kekerasan dan kekuatan enamel gigi. Kekerasan
enamel gigi sangat mempengaruhi kekuatan gigi sehingga
akan mempengaruhi ketahanan gigi terhadap faktor-faktor
yang dapat menyebabkan demineralisasi lebih lanjut dari
gigi. Keberadaan karies akan membuat gigi menjadi rapuh.
Gigi yang lebih rapuh tentunya akan lebih rentan terhadap
demineralisasi sehingga kerusakan gigi yang terjadi akan
semakin parah (Arteaga, 2013).
• R

9/10/04 11
Komposisi Enamel
• Enamel pada gigi permanen yang telah erupsi terdiri dari
96-98% materi anorganik dan sisanya merupakan air dan
materi organik. Komponen anorganik enamel terdiri dari
kristal hidroksiapatit (Ca10(PO4)6(OH)2 yang juga dapat
ditemukan pada tulang, kartilago terkalsifikasi, dentin dan
sementum. Persentase kandungan kalsium dalam enamel
adalah 35,8%, sedangkan kandungan fosfatnya berjumlah
17,4%.
• Kekerasannya enamel sangat tinggi, kekuatan tarik rata-
rata 100 kg/cm, tahanan kompresi mencapai 2110-3500
kg/cm. Semakin ke arah dentin, kekerasan enamel
semakin berkurang
9/10/04 12
Proses demineralisasi dan Remineralisasi

9/10/04 13
Gambar 1. Demineralisasi ketika sukrosa, glukosa dan
fruktosa diubah menjadi asam. Enamel remineralization:
controlling the caries disease or treating early caries lesions?.
Brazilian Oral Research.
9/10/04 14
Proses Demineralisasi.

Berdasarkan reaksi di atas, pada proses asidifikasi


(berkontak dengan asam), OH- akan diubah oleh H+
menjadi H2O sedangkan PO43- akan dirubah menjadi HPO42-
yang apabila kontak dengan asam lebih lama maka akan
berubah menjadi H2PO4-. Ini akan menyebabkan
berkurangnya OH- dan PO43- pada persamaan di sebelah
kanan. Apabila mencapai tahap akhir, bahan yang solid akan
masuk ke dalam larutan sedangkan Ca2+ tidak ada
perubahan. Demineralisasi yang terus menerus akan
membentuk pori-pori kecil pada enamel yang disebut juga
porositas yang dapat menyebabkan kekerasan enamel
menurun (Cury dan Tenuta, 2009). (Gambar 1)
9/10/04 15
Proses Remineralisasi
• Remineralisasi merupakan proses pengembalian ion-ion mineral ke
dalam struktur hidroksiapatit. Ion-ion yang hilang pada proses
demineralisasi dapat dikembalikan apabila pH dinetralkan serta
terdapat ion Ca2+ dan PO43- yang cukup di lingkungan. Dissolusi
produk apatit dapat mencapai netralitas melalui buffering, sedangkan
ion Ca2+ dan PO43- pada saliva dapat menghambat proses pelarutan
melalui common ion effect. Hal ini mengakibatkan pembangunan
kembali sebagian zat kristal apatit yang terlarut dan disebut dengan
remineralisasi. Interaksi ini dapat ditingkatkan dengan keberadaan ion
fluoride pada daerah reaksi (Cury dan Tenuta, 2009). (Gambar 2)
• Hampir semua ahli dalam ilmu kedokteran gigi percaya bahwa prinsip
kerja fluor adalah meningkatkan resistensi email terhadap asam pada
plak gigi yang dihasilkan oleh bakteri plak.

9/10/04 16
Gambar 2. Setelah enamel tidak lagi terpapar gula, saliva
berperan mengubah asam menjadi garam.

9/10/04 17
• Kondisi yang diperlukan dalam remineralisasi gigi adalah
tingkat kalsium dan fosfat yang cukup tinggi, pH yang
cukup tinggi, matriks organik dan anorganik yang tepat
untuk pertumbuhan kristal, adanya faktor-faktor salivary
nucleating, serta kontrol terhadap dan berbagai faktor-
faktor penghambat pertumbuhan kristal lainnya.
• Remineralisasi secara in vitro dilakukan dengan membuat
larutan remineralisasi. Larutan remineralisasi buatan
harus memenuhi beberapa syarat, yaitu :
a. Hidrofilik
b. Memiliki viskositas yang rendah
c. Antibakteri
d. Bereaksi cepat
9/10/04 18
Ada 3 mekanisme aksi mendasar untuk mencegah dan menghambat
terjadinya karies, yaitu:
1. Menghambat metabolisme bakteri.
dalam bentuk HF, fluor dapat menembus dinding sel bakteri dan
mengubahnya menjadi asam sehingga metabolisme bakteri
terhambat.
2. Menghambat demineralisasi; Fluor yang diadsorpsi ke
permukaan kristal (mineral email) dan menyebabkan mekanisme
proteksi yang poten melawan disolusi asam pada permukaan kristal
pada gigi, sehingga demineralisasi dapat dihambat.
3. Meningkatkan remineralisasi; Fluor akan meningkatkan
remineralisasi dengan mengadsorpsi pada permukaan kristal
menarik ion kalsium diikuti dengan ion fosfat untuk pembentukan
mineral baru

Sehingga dalam mencegah terbentuknya karies pada gigi dibutuhkan


asupan flour yang efisien dan efektif, yaitu sekitar 0.1 ppm.
9/10/04 19
Pencegahan Demineralisasi

• Dalam semboyan kesehatan, lebih baik mencegah daripada mengobati.


Jangan sampai demineralisasi yang berlebihan menyebabkan rusaknya
enamel gigi. Bila itu terjadi tentu kita akan rugi baik dalam segala
aspek biaya, waktu, dan kesehatan. Pencegahan dapat dilakukan
dengan berbagai cara seperti:
• Penggunaan fluorida. Fluorida berasal dari buatan ataupun alami.
Contoh florida dari buatan yaitu pasta gigi berfluorida. Contoh fluorida
alami yaitu daging, buah, sayur, biji-bijian, dan daun teh.
1. Makanan yang mengandung kalsium tinggi. Kalsium berfungsi
untuk membantu mineralisasi gigi terutama pada bagian enamel dan
dentin, dan pencegahan pendarahan pada akar.
2. Tidak terlalu sering mengkonsumsi makanan yang terlalu asam.
3. Setelah makan, terutama yang mengandung karbohidrat,
membersihkan gigi dari sisa makanan yang menyelip. Seminimal
mungkin berkumur-kumur. Fungsinya untuk menghindari proses
fermentasi oleh bakteri rongga mulut yang menimbulkan sifat asam.
9/10/04 20
Beberapa Bahan/senyawa untuk Remineralisasi.
1. Casein Phosphopeptide Amorphous Calcium Phosphate (CPP-ACP)
2. Fluoridated carbamide peroxide
3. Amine fluoride
4. Garam-garam fluoride seperti antara lain Calsium Fluoride (Ca F2),
Fluorapatite (C10 (PO4)6 F2), Cryolite, dan lain sebagainya.

9/10/04 21
Bakteri Penyebab Karies
Mulut merupakan tempat berkembanganya banyak bakteri,
namun hanya sedikit bakteri penyebab karies, yaitu
Streptococcus mutans dan Lactobacilli di antaranya.
Khusus untuk karies akar, bakteri yang sering ditemukan
adalah Lactobacillus acidophilus, Actinomyces viscosus,
Nocardia spp., dan Streptococcus mutans.
Bakteri pionir rongga mulut adalah Streptococcus sanguis merupakan
bakteri pionir
Menurut hasil penelitian bakteri Streptococcus mutans berperan dalam
inisiasi terjadinya karies sedangkan Lactobacillus lactis berperan
dalam perkembangan dan kelanjutan karies.

9/10/04 22
Sifat kariogenik dari Streptococcus mutans pada biofilm
adalah karena kemampuan bakteri ini menghasilkan enzim
ekstraseluler yang dikenal glukosiltranferase (Gtf) yg
mampu mensintesa sukrosa hingga menghasil polisakarida
ekstraseluler yg dapat memfasilitasi perlekatan bakteri thd
permukaan gigi, mempertahankan integritas biofilm,
mengubah porositas biofilm dan meningkatkan
demineralisasi email serta bersifat adesif, kohesif dan
suasana asam.

9/10/04 23
• Streptococcus mutans menghasil 5 jenis Glukosiltranferase
(Gtf) yakni GtfA, GtfB, GtfC, GtfD dan Gtf G yg dikode
di dalam kromosom.
• GtfB berfungsi menghasil glukan yg sukar larut dlm air
• GtfC berfungsi menghasilkan glukan tidak larut dan glukan
larut dlm air
• GtfD berfungsi menghasilkan glukan yg dapat larut dlm air
dan berfungsi sebagai primer untuk GtfB dan sebagai
cadangan polisakarida yg dpt dimetabolisme oleh bakteri
plak.
• Namun yg berfungsi menghasilkan glukan pada biofilm
adalah GtfB, GtfC, GtfD

9/10/04 24
Bakteri yang paling berperan dalam proses
terjadinya karies adalah :
Streptococcus mutans
Streptococcus mitis
Streptococcus sanguis
Streptococcus salivatorius
Actinomyces viscosus
Lactobacillus lactis

9/10/04 25
Bakteri Streptococcus mutans Bakteri Lactobacillus lactis

9/10/04 26
PEMBENTUKAN PLAK GIGI
 Setelah S. mutans serotipe C membentuk dekstran ekstra seluler, baru terjadi pelekatan dan
agregasi kuman lain pada email yang diikuti peningkatan pembentukan kolonisasi.
 Agregasi kuman terjadi karena adanya reseptor dekstran pada permukaan sel bakteri sehingga
terjadi intereaksi antar sel selama pembentukan plak.
 S. mutans (C)

sukrosa

dekstran alpha (1-3)


- tidak larut dlm air
- dinding sel kuman punya reseptor dan berikatan dgn dekstran

Tidak tercuci
terjadi pembentukan plak dan
peningkatan kolonisasi dlm plak
S. sanguis

sukrosa

dekstran alpha (1-6)


- larut dlm air
- kuman tidak punya reseptor dan
tidak berikatan berikatan dgn dekstran

tercuci

tidak terbentuk plak


S. Mutan ( C )
S. Salivarius
Actinomyces viscosis

sukrosa

Levan

Dihidrolisis oleh kuman lain

Tercuci

Tidak terbentuk plak


TERIMA KASIH

9/10/04 30

Anda mungkin juga menyukai