Anda di halaman 1dari 28

PENYULIT/DISTOSIA PERSALINAN

KELOMPOK 10
Definisi Distosia

Distosia adalah persalinan yang panjang, sulit atau abnormal yang timbul akibat berbagai
kondisi yang berhubungan dengan lima factor persalinan.(Bobak, 2004 : 784).
Persalinan distosia adalah persalinan yang memerlukan bantuan dari luar karena terjadi
penyimpangan dari konsep eutosia 3P (power,passage,passenger). (manuaba,"112). Menurut
rustam mochtar, 1998 adalah kesulitan dalam jalannya persalinan.
Secara harfiah diartikan sebagai persalinan sulit yang ditandai dengan kemajuan persalinan
yang lambat (Al-fathdry, 2002)
Etiologi Distosia

1. Distosia karena kelainan tenaga (kelainan His)


His yang tidak normal dalam hal kekuatan atau sifatnya menyebabkan bahwa
rintangan pada jalan lahir yang lazim terdapat pada setiap persalinan, tidak dapat
diatasi, sehingga persalinan mengalami hambatan atau kemacetan.
2. Distosia karena kelainan dan bentuk janin (Passenger)
Persalinan dapat mengalami gangguan atau kemacetan karena kelainan dalam
letak atau bentuk janin yang terlampau besar sehingga sulit memasuki PAP.
3. Distosiakarenakelainanjalanlahir (Passage)
Kelainan dapat berupa ukuran atau bentuk jalan lahir yang relatif kecil atau
sempit sehingga menghalangi kemajuan persalinan atau menyebabkan kemacetan.
Klasifikasi Distosia

1. Distosiakarena HIS
Distosia kelainan tenaga/his adalah tidak normal dalam kekuatan atau sifatnya
menyebabkan rintangan pada jalan lahir, dan tidak dapat diatasi sehingga menyebabkan
persalinan macet.
Dalam persalinan diperlukan his normal yang mempunyai sifat :
• Kontraksi otot rahim mulai dari salah satu tanduk rahim.
• Fundal dominan, menjalar keseluruh otot rahim
• Kekuatanya seperti memeras isi otot rahim
• Otot rahim yang telah berkontraksi tidak kembali ke panjang semula sehingga terjadi
retraksi dan pembentukan segmen bawah rahim.
Jenis jenis kelainan his :
a. His hipotonik atau inersia uteri
Kontrasi uterus lebih lemah, singkat
dan jarang daripada normal. Keadaan
umum biasanya baik, dan rasa nyeri
tidak seberapa.
b. His hipertonik atau his terlampau kuat
His hipertonik disebut juga tetania
LANJUTAN uteri yaitu his yang terlalu kuat. His
terlalu kuat dan terlalu sering
menyebabkan persalinan berlangsung
cepat (<3 jam disebut partus
presipitatus)
c. His tidak terkoordinasi
Adalah his yang berubah-ubah. His ini
disebut Ancoordinat Hypertonic Urine
Contraction
LANJUTAN

2. Distosia karena kelainan dan bentuk janin.


a. Kelainan letak, presentasi atau posisi
1) Posisi oksipitalis posterior persisten
2) Presentasi puncak kepala
3) Presentasi muka
4) Presentasi dahi
5) Letak sungsang
6) Letak lintang
7) Presentasi ganda
b. Kelainan bentuk janin
1) Pertumbuhan janin yang berlebihan
2) Hidrosefalus
3) Kelainan bentuk janin yang lain
a) Janin kembar melekat (double master)
b) Janin perut besar
4) Prolaksus funikuli
LANJUTAN

3. Distosia karena alat kandungan dan jalan lahir


Meliputi alat kelamin luar dan dalam, adapun yang bisa
mempengaruhi kemajuan persalinan sebagai berikut :
a. Pada vulva
b. Pada Vagina
c. Pada uterus
d. Kelainan pada ovarium
e. Kelainan panggul
Manifestasi Klinik

a. Ibu :
- Gelisah
- Letih
- Suhu tubuh meningkat
- Nadi dan pernafasan cepat
- Edem pada vulva dan serviks
- Bisa jadi ketuban berbau
b. Janin :
- DJJ cepat dan tidak teratur
- Distress janin
Pemeriksaan Penunjang

1. MRI
Menggunakan kekuatan magnet dan gelombang radio. Signal dari
medan magnet memantulkan gambaran tubuh dan
mengirimkannya ke komputer, dimana yang kemudian akan
ditampilkan dalam bentuk gambar. Namun penggunaan
MRI masih terbatas dikarenakan biaya mahal, waktu
pemeriksaan yang sulit dan lama, serta ketersediaan alat.
Kegunaannya :
- Pelvimetri yang akurat
- Gambaran fetal yang lebih baik
- Gambaran jaringan lunak di panggul yang dapat menyebabkan
distosia
2. USG
Menggunakan gelombang suara yang dipantulkan untuk
membentuk gambaran bayi di layar yang aman untuk bayi dan ibu.
Kegunaannya :
- Menilai pertumbuhan dan perkembangan bayi dalam kandungan.
LANJUTAN

- Masalah dengan plasenta. USG dapat menilai kondisi


plasenta dan menilai adanya masalah-masalah seperti
plasenta previa dsb.
- Kehamilan ganda/kembar. USG dapat memastikan
apakah ada 1/lebih fetus dirahim.
- Dapat mengetahui kelainan letak janin
- Dapat juga untuk menilai jenis kelamin bayi jika anda
ingin mengetahuinya.
Penatalaksanaan Distosia Persalinan

Penanganan Umum
- Nilai dengan segera keadaan umum ibu dan janin
- Lakukan penilaian kondisi janin : DJJ
- Kolaborasi dalam pemberian :
1) Infus RL dan larutan NaCl isotanik (IV)
2) Berikan analgesik berupa tramandol/peptidin 25 mg (IM)
atau morvin 10 mg (IM)
- Perbaiki keadaan umum
1) Dukungan emosional dan perubahan posisi
2) Berikan cairan
LANJUTAN

Penanganan Khusus
1. Kelainan His
- TD ukur tiap 4 jam
- DJJ tiap ½ jam pada kala I dan tingkatan pada kala II
- Pemeriksaan dalam :VT
- Infus RL 5% dan larutan NaCl isotonic (IV)
- Berikan analgesik seperti petidin, morvin.
- Pemberian oksitoksin untuk memperbaiki his
2. Kelainan letak dan bentuk janin
- Pemeriksaan dalam
- Pemeriksaan luar
- MRI
- Jika sampai kala II tidak ada kemajuan dapat dilakukan
seksio sesaria baik primer pada awal persalinan
maupun sekunder pada akhir persalinan.
LANJUTAN

3. Kelainan jalan lahir


- Persalinan percobaan
Setelah dicapai kesimpulan bahwa ada harapan bahwa persalinan dapat
berlangsung per vaginam dengan selamat, dapat diambil keputusan
untuk menyelenggarakan persalinan percobaan.
- Simfisiotomi
Simfisiotomi ialah tindakan untuk memisahkan tulang panggul kiri dari
tulang panggul kanan pada simfisis agar rongga panggul menjadi lebih
luas.
- Kraniotomi
Pada persalinan yang dibiarkan berlarut-larut dan dengan janin sudah
meninggal, sebaiknya persalinan diselesaikan dengan kraniotomi dan
kranioklasi.
- Seksio sesarea
Seksio sesarea dapa dilakukan secara primer, yakni sebelum persalinan
mulai atau pada awal persalinan, dan secara sekunder, yakni sesudah
persalinan berlangsung selama beberapa waktu
Komplikasi

Distosia yang tidak ditangani dengan segera dapat


mengakibatkan komplikasi antara lain :
a. Pada ibu akan terjadi ruptur jalan lahir akibat his yang
kuat sementara kemajuan janin dalam jalan lahir tertahan
dan juga dapat mengakibatkan terjadinya fistula karena
nekrosis pada jalan lahir.
b. Pada janin distosia akan berakibat fraktura clavicle,
fraktura humerus serta kematian janin karena janin
mengalami hipoksia dan perdarahan.
Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

1. PENGKAJIAN
1) Identitas Klien : nama, umur, pekerjaan, pendidikan, agama, suku/bangsa.
2) Keluhan utama : proses persalinan yang lama menyebabkan adanya keluhan nyeri
dan cemas.
3) Riwayat Kesehatan
 Riwayat Kesehatan Dahulu
Yang perlu dikaji pada klien, biasanya klien pernah mengalami distosia
sebelumnya, biasanya ada penyulit persalinan sebelumnya seperti hipertensi,
anemia, panggul sempit, biasanya ada riwayat DM, biasanya ada riwayat kembar
dll.
 Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya dalam kehamilan sekarang ada kelainan seperti : Kelainan letak janin
(lintang,sunsang dll) apa yang menjadi presentasi dll.
 Riwayat Kesehatan Keluarga
Apakah dalam keluarga ada yang menderita penyakit kelainan darah, DM, eklamsi
dan pre eklamsi.
Lanjutan..

4). Pengkajian pola fungsional


 Aktifitas/istirahat
Melaporkan keletihan, kurang energi, letargi, penurunan penampilan
 SirkulasiTekanan darah dapat meningkat,mungkin menerima magnesium sulfat
untu hipertensikarena kehamilan
 Eliminasi
Distensi usus atau kandng kemih yang mungkin menyertai
 Integritas ego
Mungkin sangat cemas dan ketakutan
 Nyeri atau ketidaknyamanan
Mungkin menerima narkotika atau anastesi pada awal proses kehamilan, kontraksi
jarang, dengan intensitas ringan sampai sedang, dapat terjadi sebelum awitan
persalinan atau sesudah persalinan terjadi, fase laten dapat memanjang
Lanjutan…

 Keamanan
Serviks mungkin kaku atau tidak siap,pemerisaan vagina dapat
menunjukkan janin dalammalposisi,penurunan janin mungkin
kurang dari 1 cm/jam pada nulipara atau kurang dari2 cm/jam
pada mutipara bahkan tidak ada kemajuan.,dapat mengalami versi
eksternalsetelah getasi 34 minggu dalam upaya untuk mengubah
presentasi bokong menjadi presentasi kepala.
 Seksualitas
Dapat primigravida atau grand multipara, uterus mungkin distensi
berlebihan karena hidramnion, gestasi multiple, janin besar atau
grand multiparis
5). Pemeriksaan Fisik
 Kepala
rambut tidak rontok, kulit kepala bersih tidak ada ketombe
 Mata
Biasanya konjungtiva anemis
 Thorak
Inpeksi pernafasan : Frekuensi, kedalam, jenis pernafasan, biasanya ada bagian paru yang
tertinggal saat pernafasan
 Abdomen
Kaji his (kekuatan, frekuensi, lama), biasanya his kurang semenjak awal persalinan atau menurun
saat persalinan, biasanya posisi, letak, presentasi dan sikap anak normal atau tidak, raba fundus
keras atau lembek, biasanya anak kembar/ tidak, lakukan perabaan pada simpisis biasanya blas
penuh/ tidak (untuk mengetahui adanya distensi usus dan kandung kemih).
 Vulva dan Vagina
LakukanVT : biasanya ketuban sudah pecah atau belum, edem pada vulva/ servik, biasanya
teraba promantorium, ada/ tidaknya kemajuan persalinan, biasanya teraba jaringan plasenta
untuk mengidentifikasi adanya plasenta previa
 Panggul
Lakukan pemeriksaan panggul luar, biasanya ada kelainan bentuk panggul dan kelainan tulang
belakang
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b/d tekanan kepala pada servik, partus lama, kontraksi tidak efektif
2. Resiko tinggi cedera terhadap maternal (ibu) b/d penurunan tonus otot/pra
kontraksi otot, obstruksi mekanis pada penurunan janin, keletihan maternal.
3. Resiko kekurangan volume cairan dan elektrolit b/d status hipermetabolik,
muntah, diaforesis hebat, diuresis ringan berhubungan dengan pemberian
oksitosin.
4. Resiko tinggi infeksi b/d rupture membrane, tindakan invasive SC atauVT
5. Cemas b/d persalinan lama
Intervensi Keperawatan
1. Nyeri akut b/d tekanan kepala pada servik, partus lama, kontraksi tidak efektif
Tujuan :Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan masalah nyeri
dapat berkurang atau hilang
Kriteria hasil : Klien tidak merasakan nyeri lagi
Klien tampak rilek
Kontraksi uterus efektif
Kemajuan persalinan baik
Intervensi :
1). Kaji sifat, lokasi dan durasi nyeri, kontraksi uterus, hemiragic dan nyeri tekan abdomen
R/Membantu dalam mendiagnosa dan memilih tindakan, penekanan kepala pada servik yang
berlangsung lama akan menyebabkan nyeri
2). Kaji intensitas nyeri klien dengan skala nyeri
R/ Setiap individu mempunyai tingkat ambang nyeri yang berbeda, dengan skala dapat
diketahui intensitas nyeri klien
3). Kaji stress psikologis/ pasangan dan respon emosional terhadap kejadian
R/ Ansietas sebagai respon terhadap situasi darurat dapat memperberat derajat
ketidaknyamanan karena sindrom ketegangan takut nyeri
4). Identifikasi lingkungan yang nyaman, tenang dan aktivitas untuk mengalihkan nyeri,
bantu klien dalam menggunakan metode relaksasi dan jelaskan prosedur
R/Teknik relaksasi dapat mengalihkan perhatian dan mengurangi nyeri
5). identifikasi dukungan social/ dukungan keluarga
R/ Dengan kehadiran keluarga akan membuat klien nyaman, dan dapat mengurangi tingkat
kecemasan dalam melewati persalinan, klien merasa diperhatikan dan perhatian terhadap
nyeri akan terhindari
6). Kolaborasi dalam pemberian obat (narkotik dan sedatif) sesuai indikasi
R/ Pemberian narkotik atau sedative dapat mengurangi nyeri hebat

2. Resiko tinggi cedera terhadap maternal (ibu) b/d penurunan tonus otot/pra kontraksi
otot, obstruksi mekanis pada penurunan janin, keletihan maternal.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan masalah
cedera maternal dapat berkurang atau hilang
Kriteria hasil : Tidak ada laserasi derajat 3 atau 4
Tidak ada ruptur
Intervensi :
1). Kaji riwayat persalinan, awitan dan durasi
R/ Membantu dalam mengidentifikasi kemungkinan penyebab,kebutuhan pemeriksaan
diagnostik dan intervensi yang tepat
2). Kaji waktu/jenis obat, hindari pemberian narkotik dan anastesi blok epidural sampai
serviks dilatasi 4 cm.
R/ Sedatif yang diberikan terlalu dini dapat menghambat atau menghentikan persalinan.
3). Evaluasi tingkat keletihan yang menyertai, serta aktifitas dan istirahat, sebelum awitan
persalinan
R/ Kelelahan ibu yang berlebihan menimbulkan disfungsi sekunder, atau mungkin akibat
dari persalinan lama
4). Kaji pola kontraksi uterus secara manual atau secara elektronik
R/ Disfungsi kontraksi dapat memperlama persalinan, meningkakan resiko komplikasi
maternal/janin
5). Kaji kondisi serviks, pantau tanda amnionitis, catat peningkatan suhu atau jumlah sel
darah putih; catat bau dan rabas vagina
R/ Serviks kaku atau tidak siap tidak akan dilatasi, menghambat penurunan
janin/kemajuan persalinan. terjadi amniositis secara langsung dihubungkandengan lamanya
persalinan sehingga melahirkan harus terjadi dalam 24 jam setelah pecah ketuban
6). Kaji penonjolan, posisi janin dan presentase janin
R/ Digunakan sebagai indikator dalam mengidentifikasi persalinan yang lama
7). Anjurkan klien berkemih setiap 1-2 jam. Kaji terhadap penuhan kandung kemih diatas
simfisis pubis
R/ Kandung kemih dapat menghambat aktifitas uterus dan mempengaruhi penurunan
janin
R
8). Tempatkan klien pada posisi rekumben lateral dan anjurkan tirah baring atau ambulasi
sesuai toleransi
R/ Ambulasi dapat membantu kekuatan gravitasi dalam merangsang pola persalinan normal
dan dilatasi serviks
9). Bantu dengan persiapan seksio sesaria sesuai indikasi untuk malposisi, CPD atau cincin
bandl
R/ Melahirkan seksio sesaria segera diindifikasikan untuk cincin bandl untuk distres janin
karena CPD

3. Resiko kekurangan volume cairan dan elektrolit b/d status hipermetabolik, muntah,
diaforesis hebat, diuresis ringan berhubungan dengan pemberian oksitosin
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam diharapkan masalah
kekurangan cairan dapat berkurang atau hilang
Kriteria hasil : TTV di batas normal
Kulit elastis
CRT < 2 detik
Mukosa lembab
DJJ 160- 180 x/menit
Intervensi:
1). Kaji masukan dan keluaran cairan
R/ Membandingkan apakah pemasukan dan pengeluaran seimbang sehingga tidak terjadi
dehidrasi
2). Kaji tanda vital. Catat laporan pusing pada perubahan posisi
R/ Peningkatan frekuensi nadi dan suhu ,dan perubahan tekanan darah ortostatik dapat
menandakan penurunan volume sirkulasi
3). Kaji elastisitas kulit
R/ Kulit yang tidak elastis menandakan terjadi dehidrasi
4). Kaji bibir dan membran mukosa oral dan derajat saliva
R/ Membran mukosa atau bibir yang kering dan penurunan saliva adalah indikator lanjut
dari dehidrasi
5). Kaji respon denyut jantung janin yang abnormal
R/ Indikasi menunjukkan efek dehidrasi maternal dan penurunan perfusi
6). Berikan masukan cairan adekuat melalui pemberian minuman > 2500 liter
R/ Pemenuhan cairan dapat mengurangi dehidrasi
7). Berikan cairan secara intravena
R/ Larutan parenteral mengandung elektrolit dan glukosa dapat memperbaiki
ataumencegah ketidakseimbangan maternal dan janin serta dapat menurunkankeletihan
maternal
4. Resiko tinggi infeksi b/d rupture membrane, tindakan invasive SC atauVT
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan masalah
resiko infeksi dapat berkurang atau hilang
Kriteria hasil : Tidak didapatkan tanda-tanda infeksi
Integritas kulit mengalami peningkatan (jika dilakukan SC)
Intervensi :
1). Cuci tangan dengan sabun anti mikroba
R/ Untuk mencegah kontaminasi mikroba
2). Gunakan universal precaution dan sarung tangan steril jika melakukanVaginal Toucher
R/ Mengurangi transmisi mikroba sebagai pencegahan infeksi
3). Kaji suhu badan setiap 4 jam
R/ Peningkatan suhu tubuh merupakan tanda adanya infeksi
4). Kaji turgor, warna, dan tekstur kulit ibu setelah dilakukan SC
R/ Untuk mengetahui adanya tanda-tanda infeksi
5). Berikan perawatan luka yang tepat jika dilakukan SC pada ibu
R/ Perawatan luka yang tepat mengurangi resiko infeksi
6). Kolaborasi pemberian antibiotik sesuai indikasi
R/ Antibiotik berperan sebagai anti infeksi
5. Cemas b/d persalinan lama
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan masalah
cemas dapat berkurang atau hilang
Kriteria hasil : Klien tidak cemas
Penderita tenang
Klien tidak gelisah
Intervensi :
1). Anjurkan klilen untuk mengemukakan hal-hal yang dicemaskan
R/ Untuk mengeksternalisasikan kecemasan yang dirasakan
2). Beri penjelasan tentang kondisi janin
R/ Mengurangi kecemasan tentang kondisi / keadaan janin
3). Beri informasi tentang kondisi klien
R/ Mengembalikan kepercayaan dan klien
4). Anjurkan untuk manghadirkan orang-orang terdekat
R/ Dapat memberi rasa aman dan nyaman bagi klien
5). Menjelaskan tujuan dan tindakan yang akan diberikan
R/ Membina hubungan saling percaya sehingga dapat mengurangi kecemasan
Kesimpulan
Distosia adalah persalinan yang panjang, sulit atau abnormal yang timbul
akibat berbagai kondisi yang berhubungan dengan lima factor persalinan.
(Bobak, 2004 : 784). Distosia dapat disebabkan oleh kelainan tenaga/
power, kelainan jalan lahir/ passage, kelainan letak dan bentuk janin/
passager. Jika distosia tidak ditangani dengan cepat dan tepat akan
menimbulkan komplikasi yang fatal baik komplikasi maternal maupun
fetal.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai