Anda di halaman 1dari 65

LAPORAN KASUS

“ TUMOR KOLON ASCENDENS “

Disusun Oleh :
FERRINA UFIANI
FK UPN

Pembimbing :
Dr. Boediono Soehendro SpB-KBD
KEPANITRAAN KLINIK ILMU BEDAH
RSPAD GATOT SOEBROTO
PERIODE 23 MEI – 6 AGUSTUS 2016
PENDAHULUAN

• Adalah kanker yang menyerang kolon sampai anus


Kanker Kolon • Merupakan keganasan saluran pencernaan terbanyak
dan tersering

• Sampai saat ini belum diketahui secara pasti


• Faktor pencetus seperti lingkungan, gaya hidup &
Etiologi genetik
• Jenis keganasan yang terbanyak adalah
Adenokarsinoma (98%) berawal dari polip

• Merupakan penyebab kematian ke 4 di dunia & ke 3


di Indonesia dengan jumlah kasus 1,8/100.000
Insiden penduduk ( Depkes, 2006 )
• Puncak insiden 90% pada orang dewasa usia 50-70
tahun ( laki-laki >> wanita )
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
 Jenis kelamin : Perempuan
 Umur : 39 tahun
 Tanggal Masuk : 06 Juni 2016 ke Poli Bedah RSPAD
ANAMNESIS
dilakukan pada tanggal 07 Juni 2016, di ruang perawatan bedah lantai 4

 Keluhan Utama : BAB berdarah sejak 2 hari SMRS


 Keluhan tambahan :
 Mual (+)
 Muntah (+)
 Nyeri perut
 Nyeri setelah BAB
 Lemas dan mudah lelah
 BB turun 10 Kg sejak 1 tahun terakhir
 Riwayat Penyakit Sekarang :

Pada bulan Desember 2015 :

•Perutnya sempat kembung dan tidak dapat buang air besar selama 5
hari
•Pada hari ke 6 pasien bisa buang air besar dan merasakan perutnya
tidak kembung lagi.
•Pasien juga merasakan adanya benjolan pada perut bagian bawah
tepatnya dibawah kanan dan apabila ditekan pasien merasakan sakit.
Pada bulan Januari sampai dengan Juni 2016 :

•Pasien mengatakan bahwa pasien setiap buang air besar merasakan nyeri
dengan konsistensi feses cair dan berwarna coklat disertai dengan darah.

• BAB berdarah  sejak 2 hari SMRS


• Pola BAB  > dari 3-5 kali sehari dengan konsistensi cair dan disertai
dengan darah
•Nyeri perut
• Saat BAB pasien terkadang merasakan nyeri
•Muntah, lemas dan mudah lelah
 Riwayat Penyakit Dahulu :
 Penyakit serupa : disangkal
 Penyakit Jantung : disangkal
 Diabetes Melitus : disangkal
 Hipertensi : disangkal
 Riwayat Alergi : disangkal
 Konsumsi Obat-obatan : disangkal

 Riwayat Penyakit Keluarga :


tidak ada keluarga yang mempunyai keluhan yang sama

 Riwayat Kehidupan Sosial :


 Makanan : Pola makan pasien teratur dan pasien mengaku
jarang makan sayur-sayuran dan buah-buahan
 Minuman : Pasien mengaku sering minum air putih
 Pasien tidak merokok
PEMERIKSAAN FISIK
 Keadaan umum : tampak sakit sedang
 GCS : 15 ( E4 M6 V5 )
 Kesadaran : kompos mentis
 Tanda Vital :
 Tekanan Darah : 120/90 mmHg
 Frekuensi Nadi : 84 x/menit
 Frekuensi Nafas : 20 x/menit
 Suhu : 36,5° C
 Status Generalis :
 Kepala : Normocephal
 Mata : konjungtiva anemis +/+, sklera ikterik -/-, refleks
pupil +/+
 THT : tidak ditemukan kelainan
 Leher : tidak ditemukan kelainan
 Thoraks :
 Inspeksi : Normothoraks, Pergerakan dinding dada simetris
kanan & kiri, tidak terlihat adanya jejas
 Palpasi : Vocal fremitus sama pada kedua lapang paru kanan &
kiri
 Perkusi : sonor pada kedua lapang dada
 Auskultasi : Suara nafas vesikuler, Wh (-), Rh (-), BJ I-II regular,
murmur (-), gallop (-)
 Ekstremitas : CRT < 2”, akral hangat, edema (-)
STATUS LOKALIS
 REGIO ABDOMEN KUADRAN KANAN BAWAH
 Inspeksi : Massa (+) pada daerah lumbal dextra
 Auskultasi : BU (+) normal
 Palpasi : Nyeri tekan (+) pada daerah lumbal dextra,
teraba massa dengan konsistensi keras dan tidak dapat
digerakan pada daerah lumbal dextra
 Perkusi :Timpani di seluruh lapang abdomen
RECTAL TOUCHER
 Inspeksi : Anus hiperemis (-), Hemoroid (-), perdarahan
(-)
 Palpasi : TSA baik, mukosa licin, tidak teraba massa,
ampula rekti tidak kolaps, nyeri tekan (-)
 Sarung tangan : darah (+), lendir (-), feses (+)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium

Hematologi Rutin
Hemoglobin : 6.8 g/dL
Hematokrit : 22 %
Eritosit : 3.0 /uL
Leukosit : 17590 /uL
Trombosit : 435.000 /uL
MCV : 72 fl
MCH : 23 pg
MCHC : 31 g/dL
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium

KIMIA KLINIK
Natrium : 136 mmol/L
Kalium : 4.4 mmol/L
Klorida : 103 mmol/L
Pemeriksaan CT-Scan
RESUME
 Pasien datang ke Poli bedah RSPAD  Keluhan Utama : BAB berdarah
sejak 2 hari SMRS
 Keluhan tambahan : mual, muntah, nyeri perut, nyeri saat BAB, lemas,
mudah lelah dan BB turun 10 Kg.
 Pemeriksaan fisik  tampak sakit sedang & kesadaran kompos mentis
Pemeriksaan tanda vital  dalam batas normal
Status generalis  konjungtiva anemis
Pemeriksaan status lokalis Regio Abdomen & RectalToucher :
Pada pemeriksaan status lokalis regio abdomen didapatkan adanya adanya
benjolan pada region lumbal dextra, bising usus (+) normal, nyeri tekan
(+) pada daerah benjolan, teraba massa keras dan tidak bisa digerakan, pada
perkusi didapatkan suara timpani di seluruh lapang abdomen.
 Pemeriksaan Laboratorium  penurunan hemoglobin, hematokrit,
eritrosit, peningkatan leukosit dan penurunan MCV, MCH dan MCHC.
 Pemeriksaan CT-Scan  kesan terdapat massa di daerah colon
ascendens
DIAGNOSIS

Tumor Kolon Ascendens suspek ganas T4NxMx


Terapi
 Pro Laparotomi eksplorasi
PENATALAKSANAAN
 Puasa
 IVFD RL
 Antibiotik
 Analgetik
 Konsultasi toleransi operasi ke IPD, kardiologi, pulmonologi,
anastesi
Laporan Operasi
Tgl. Pembedahan : 7 Juni 2016
Ahli Bedah : dr. Arief Setiawan, Sp.B-KBD
Diagosa Pra Bedah : Tumor Kolon Asendens suspek ganas
T4NxMx
Tindakan Pembedahan :
 Laparotomi eksplorasi
 Hemicolectomi
 Reseksi ileum
 Anastomosis ilio transversum
 Anastomosis ilio ileum
Diagnosa Pasca Bedah :
 Tumor kolon asendens menempel dinding abdomen dan ileum
Uraian Pembedahan

 Pasien diposisikan terlentang dalam anastesi umum.


 Dilakukan asepsis & antisepsis, dengan dipasang duk steril.
 Insisi midline lapis demi lapis sampai dengan peritoneum terbuka
 Dilakukan eksplorasi laparotomy : ditemukan tumor berasal dari
colon asendens menempel ke dinding abdomen dan ileum
 KGB paraaortal
 Hepar nodul (-)
 Jahit luka operasi lapis demi lapis
 Operasi selesai
Laporan Follow Up
Tanggal 8 Juni ( H+1 Post Op )
S : Pasien mengeluhkan nyeri pada luka operasi dan nyeri tenggorokan
O :
KU & Kesadaran : tampak sakit ringan & kompos mentis
Tanda Vital :
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit
RR : 20x/menit
Suhu : 36,7°C
Status lokalis di regio Abdomen :
Inspeksi : Abdomen datar, drain produksi feses belum ada
Auskultasi : Bising usus (+)
Palpasi : Nyeri tekan (+) pada sekitar luka operasi
Perkusi : timpani di seluruh lapang abdomen
Pemeriksaan Lab :
Hb : 6,8
Hematokrit : 22
Eritrosit : 3.0
Leukosit : 17590
Trombosit : 435000
MCV : 72
MCH : 23
MCHC : 31
CEA : 12.5
A : Tumor Kolon Ascendens T4N1M0 pasca laparotomy, hemicolectomi, reseksi ileum, anastomosis ilio transversum dan ilio ileum H+1
P :
Boleh minum teh manis hangat 1 jam/1 sendok
Ceftriaxone 2x1 gr IV
Metronidazole 3x1gr IV
Ketorolac 3x30 gr IV
Omeprazole 1x40gr IV
Neurobion 1x500 mg PO
Transfusi darah PRC 500 cc
Mobilisasi duduk
Laporan Follow Up
Tanggal 9 Juni 2016 ( H+2 Post Op )
S : Pasien mengeluhkan nyeri pada luka operasi dan nyeri tenggorokan
O :
KU & Kesadaran : tampak sakit ringan & kompos mentis
Tanda Vital :
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
RR : 24x/menit
Suhu : 36,7°C
Status lokalis di regio Abdomen :
Inspeksi : Abdomen datar, drain produksi feses belum ada
Auskultasi : Bising usus (+).
Palpasi : Nyeri tekan (+) pada sekitar luka operasi
Perkusi : timpani di seluruh lapang abdomen
A :Tumor Kolon Ascendens T4N1M0 pasca laparotomy, hemicolectomi, reseksi ileum,
anastomosis ilio transversum dan ilio ileum H+2
P :
Diet cair 6 x 150 cc
Ceftriaxone 2x1 gr IV
Metronidazole 3x1gr IV
Neurobion 1x500 mg PO
Mobilisasi duduk
Cek DPL
Laporan Follow Up
Tanggal 10 Juni ( H+3 Post Op )
S : Pasien mengeluhkan nyeri pada luka operasi dan nyeri tenggorokan
O :
KU & Kesadaran : tampak sakit ringan & kompos mentis
Tanda Vital :
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Nadi : 84 x/menit
RR : 20x/menit
Suhu : 36,5°C
Status lokalis di regio Abdomen :
Inspeksi : Abdomen datar, drain produksi feses belum ada
Auskultasi : Bising usus (+).
Palpasi : Nyeri tekan (+) pada sekitar luka operasi
Perkusi : timpani di seluruh lapang abdomen
Pemeriksaan Lab :
Hb : 8,6
Hematokrit : 26
Eritrosit : 3.4
MCV : 78
MCH : 25
Pemeriksaan Histopatologi :
Colon Ascendens : Adenocarsinoma dengan degenerasi musinous, Duke B.
Batas-batas ujung-ujung sayatan operasi dan jaringan KGB : tidak ditemukan sel-sel tumor ganas.
A : Tumor Kolon Ascendens T4N1M0 pasca laparotomy, hemicolectomi, reseksi ileum, anastomosis ilio transversum dan ilio ileum H+3
P :
Diet lunak 150 kal
Ceftriaxone 2x1 gr IV
Metronidazole 3x1gr IV
Neurobion 1x500 mg PO
Mobilisasi duduk
Rawat luka
Cek DPL
Laporan Follow Up
Tanggal 11 Juni ( H+4 Post Op )
S : Pasien mengeluhkan nyeri pada luka operasi
O :
KU & Kesadaran : tampak sakit ringan & kompos mentis
Tanda Vital :
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
RR : 20x/menit
Suhu : 36,5°C
Status lokalis di regio Abdomen :
Inspeksi : Abdomen datar, drain produksi feses ada
Auskultasi : Bising usus (+).
Palpasi : Nyeri tekan (+) pada sekitar luka operasi
Perkusi : timpani di seluruh lapang abdomen
Pemeriksaan Lab :
Hb : 9,6
Hematokrit : 29
Eritrosit : 3.7
MCV : 79
MCH : 26
A : Tumor Kolon Ascendens T4N1M0 pasca laparotomy, hemicolectomi, reseksi ileum, anastomosis ilio transversum dan
ilio ileum H+4
P :
Diet lunak, susu peptamen
Ceftriaxone 2x1 gr IV
Metronidazole 3x1gr IV
Neurobion 1x500 mg PO
Cisapride 2x5 mg PO
Mobilisasi duduk-jalan
Rawat luka
Laporan Follow Up
Tanggal 12 Juni ( H+5 Post Op )
S : Pasien mengeluhkan nyeri pada luka operasi berkurang
O :
KU & Kesadaran : tampak sakit ringan & kompos mentis
Tanda Vital :
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
RR : 20x/menit
Suhu : 36,5°C
Status lokalis di regio Abdomen :
Inspeksi : Abdomen datar, drain produksi feses ada
Auskultasi : Bising usus (+).
Palpasi : Nyeri tekan (+) pada sekitar luka operasi
Perkusi : timpani di seluruh lapang abdomen
A : Tumor Kolon Ascendens T4N1M0 pasca laparotomy, hemicolectomi, reseksi ileum, anastomosis ilio transversum dan
ilio ileum H+5
P :
Diet lunak, susu peptamen
Ceftriaxone 2x1 gr IV
Metronidazole 3x1gr IV
Asam mefenamat 3x500 mg PO
Neurobion 1x500 mg PO
Cisapride 2x5 mg PO
Mobilisasi duduk-jalan
Rawat luka
Laporan Follow Up
Tanggal 13 Juni ( H+6 Post Op )
S : Pasien mengeluhkan nyeri pada luka operasi berkurang
O :
KU & Kesadaran : tampak sakit ringan & kompos mentis
Tanda Vital :
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
RR : 20x/menit
Suhu : 36,5°C
Status lokalis di regio Abdomen :
Inspeksi : Abdomen datar
Auskultasi : Bising usus (+).
Palpasi : Nyeri tekan (+) pada sekitar luka operasi
Perkusi : timpani di seluruh lapang abdomen
A : Tumor Kolon Ascendens T4N1M0 pasca laparotomy, hemicolectomi, reseksi ileum, anastomosis ilio
transversum dan ilio ileum H+6
P :
Diet lunak, susu peptamen
Ceftriaxone 2x1 gr IV
Metronidazole 3x1gr IV
Asam mefenamat 3x500 mg PO
Neurobion 1x500 mg PO
Mobilisasi duduk-jalan
Rawat luka dengan buka jahitan
Rawat jalan
PROGNOSIS
 Quo ad Vitam (hidup) : Dubia ad malam
 Quo ad Sanationam (kambuh) : Dubia ad malam
 Quo ad Fungsionam : Dubia ad malam
TINJAUAN PUSTAKA
ANATOMI
Kolon  organ muskulus berongga, panjang ±
1,5 m, terbentang dari caecum – canalis analis,
letak : rongga abdomen.

Intestinum Crassum :
Caecum, Kolon Ascendens, Kolon
Transversum , Kolon Descendens,
Kolon Sigmoid, Rektum, Canalis
Analis
Vaskularisasi Arteri
 Vaskularisasi kolon merupakan cabang dari pembuluh
darah a. mesenterika superior dan inferior.
 Cabang dari a. mesenterika superior memperdarahi :
caecum, kolom ascendens, kolon transversum sisi kanan
 a. iliokolika
 a. kolika dekstra
 a. kolika media
 Cabang dari a. mesenterika inferior memperdarahi : kolon
trasversum sisi kiri, kolon descendens, kolon sigmoid,
setengah bagian rektum.
 a. kolika sinistra
 a. sigmoid
 a. Hemoroidalis superior
Vaskularisasi Vena
 Pembuluh balik, vena berjalan paralel dengan arteri yaitu
v. mesenterika superior (dari kolon ascendens dan kolon
transversum) dan v. mesenterika inferior (dari kolon
descendens, kolon sigmoid dan rektum) keduanya
mengalirkan darahnya ke v. porta kecuali v. mesenterika
inferior melalui v. lienalis lalu menuju v. cava inferior.
HISTOLOGI

1. Tunika Mukosa
2. Tunika Submukosa
3. Tunika Muskularis
4. Tunika Serosa
FISIOLOGI
KANKER KOLON
Kanker kolon adalah keganasan pada
kolon yang dapat mengenai struktur kolon
mulai dari caceum sampai rektum dan anus.
Dapat terjadi di Intralumen atau
Ekstralumen.
Lokasi tersering:
- kolon ascendens (25%)
- kolon transversum (10%)
- kolon descendens (15%)
- kolon sigmoid (20%)
- rektum (30%).
Pertumbuhan jaringan/tumor biasanya dimulai sebagai Polip non-
kanker pada lapisan dalam kolon yang beberapa dapat berubah menjadi
kanker.
Polip Non-Neoplastik
(Hiperplastik)
2 Jenis Polip
Polip Adenomatous
(Adenoma)

Jenis Kanker :

• Di Kolon Proksimal
Berd. Lokasi • Di Kolon Distal

• Adenokarsinoma
• Tumor karsinoid
Berd. Asal Jaringan • Tumor Stroma Gastrointestinal
• Limfoma
• Sarkoma
FAKTOR RESIKO
 Berhubungan dengan gaya hidup :
 Diet
 Kegemukan
 merokok
 Faktor resiko lain :
 Usia
 Riwayat Polip Adenomatosa (Adenoma)
 Riwayat penyakit Radang Usus
 Familial Adenomatous Polyposis (FAP)
 Riwayat keluarga yang terkena kanker kolorektal/polip adenomatosa
 Hereditary Non-Polyposis Colon Cancer (HNPCC)
ETIOLOGI
 Beum diketahui secara pasti
 Beberapa faktor resiko  meningkatkan terjadinya kanker kolon
 Terdapat adanya perubahan tertentu dalam DNA  sel-sel normal menjadi kanker. Dua
jalur :
 Jalur APC/β-katenin (Hilangnya gen penekan tumor APC, Mutasi K-RAS, Delesi 18q21,
Hilangnya TP53)
 Melalui lesi genetik di DNA mismatch repair genes
GEJALA KLINIS
 Gejala Umum :
 Perubahan pola BAB, bisa diare atau konstipasi
 Perasaan BAB yang tidak puas
 BAB disertai darah segar atau hitam
 Nyeri pada perut
 Perut kembung
 Mual, muntah dan lemas atau malaise
 Penurunan berat badan
GEJALA KARSINOMA KARSINOMA REKTUM
KOLON KANAN KOLON KIRI
Perubahan • Lebih lambat • Sangat menonjol • Sangat menonjol
Pola BAB • Diare / Konstipasi • Kontipasi  Obstruksi • Diare / Konstipasi
• Feses >> cair Total
• feses >> padat

Perdarahan BAB + darah samar BAB + darah BAB + darah segar +


segar/kehitaman dari rektal lendir

Nyeri Perut Berasal dari daerah • Berasal dari daerah Timbul tenesmi
epigastrium dibawah umbilikus dan (keinginan defekasi
timbul lebih sering. disertai rasa sakit)
• Nyeri sering dengan kolik kadang-kadang
terutama di abdomen kiri
bawah

Gejala Lain Anemia, Kelemahan umum, Dispepsia, Malaise, Pe↓an BB


DIAGNOSIS
 Anamnesa
 Pemeriksaan Fisik
 Pemeriksaan Penunjang
 Pemeriksaan Laboratorium
 Skreening Kanker Kolon :
 High-sensitivity fecal occult blood test (FOBT)
 Sigmoidoskopi
 Kolonoskopi Standar
 Double-Contrast Barium Enema (DCBE)
 Carsinoembrionic Antigen (CEA)
 CT-Scan
Klasifikasi Kanker Kolon berdasarkan TNM Karsinoma Kolon
Klasifikasi Kanker Kolon berdasarkan Dukes
Klasifikasi TNM Staging
DIAGNOSIS BANDING
 Polip rektum
 Hemoroid interna
TERAPI
I. PERBAIKAN KEADAAN UMUM
- Dekompresi
- Koreksi cairan & elektrolit
- Tranfusi
- Nutrisi enteral / parenteral
II. MODALITAS
- Operasi kuratif
- Kemotx
paliatif
- Radiasi
TEHNIK OPERASI
 Hemicolectomy kanan
- T. Cecum
- T. Colon ascendent
 Reseksi colon transversum
- T. Colon transversum
 Hemicolectomy kiri
- T. colon decendent
 Reseksi signoid
- T. di colon signoid
TATALAKSANA
 Bedah
 Kolostomi
 Adalah tindakan pembedahan membentuk suatu hubungan antara kolon dengan
permukaan luar kulit pada dinding perut (stoma).
 Loop Colostomy : seluruh usus dibawa ke permukaan kulit dan dibuka untuk
membuat bagian distal, atau ujung kolon yang tidak difungsikan lagi. Sisi distal
juga disebut fistula lendir karena menghasilkan sekresi lendir yang
normal.bagian proksimal atau ujung kolon yang berfungsi mengeluarkan
kotoran.
 Kemoterapi
 Radiasi
Loop colostomy
PENCEGAHAN

 Pencegahan Primer
Untuk mencegah timbulnya kanker dengan menghilangkan dan/atau
melindugi tubuh dari kontak dengan karsinogen
 Pencegahan Sekunder
dapat dilakukan dengan Skrinning :
 Pemeriksaan rectal touche untuk semua usia lebih dari 40 tahun
 Sigmoideskopi tiap 3-5 tahun untuk tiap orang usia lebih dari 50 tahun
 Pecegahan Tersier
Dilakukan setelah kanker selesai diobati seperti, pengaturan pola
makan dan cara hidup sehat
PROGNOSIS
 Tergantung ada atau tidaknya metastasis & tingkat keganasan
sel tumor.
 Angka harapan hidup 5 tahun penderita karsinoma kolon :
 Stadium I : 70 – 95 %
 Stadium II : 54 – 65 %
 Stadium III : 39 – 60 %
 Stadium IV : 0 – 16 %
Daftar Pustaka
 Abdullah, Murdani. 2006. Tumor Kolorektal dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam edisi
IV jilid I. FKUI : Jakarta hal: 373-378
 Colon Cancer Colon Adenocarsinoma. 2011. Collage of American Pathologists.
 http://emedicine.medscape.com/article/277496-treatment
 http://www.cancer.org/acs/groups/cid/documents/webcontent/003096-pdf.pdf
 http://www.cancer.gov/cancertopics/pdq/treatment/colon/Patient/page2
 Junquiera LC dan Carneiro J. 2005. Basic Histology tect & atlas 11th Edition. Brazil.
 Kumar, Abbas, Fausto & Mitchell. 2007. Basic Pathology 8th Edition. Elsevier.
 Publishers Ltd, Nature Publishing Group. http://www.els.net
 Sabiston, David C. 1994. Buku Ajar Bedah Bagian 2. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Jakarta. Hal: 14-18, 36-42.
 Sherwood L. 2010. Human Physiology From Cells to Systems 7th Edition. USA :
Brooks.
 Sjamsuhidajat, R, De Jong, Wim. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC.
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai