Oleh :
Muh. Fadel Sesario Muskamal
Dalam rongga mulut terdapat 3 kelenjar liur besar
yaitu kelenjar parotis, kelenjar submandibularis,
dan kelenjar sublingualis. Kelenjar parotis
merupakan kelenjar liur utama yang terbesar dan
menempati ruangan di depan procesus mastoideus
dan liang telinga luar.
2. MALIGNANT
A. MUCOEPIDERMOID CARCINOMA
B. ADENOID CYSTIC CARCINOMA
C. ACINIC CELL TUMOUR
MANIFESTASI KLINIS
Benjolan massa pada atau dekat rahang atau dalam leher
atau rongga mulut
Pada perabaan didapatkan massa kenyal padat,
permukaan licin, kadang berbenjol-benjol
Tidak terlekat pada kulit dan dasar.
Rasa baal di wajah
Kelemahan otot wajah
Nyeri menetap pada area kelenjar liur(tanda invasi
perineural)
Sukar menelan
Sukar membuka mulut dengan luas
Pembesaran KGB lokal(tanda metastasis)
Nyeri telinga
DIAGNOSIS
Pemeriksaan radiologis:
Foto polos
Foto polos sekarang jarang digunakan untuk
mengevaluasi kelenjar saliva mayor. Foto polos
paling baik untuk mendeteksi adanya radioopaque
pada sialolithiasis, kalsifikasi, dan penyakit gigi.
Foto mandibula AP/Eisler dikerjakan bila tumor
melekat pada tulang. Sialografi dibuat bila ada
diagnosa banding kista parotis/submandibula.
Foto toraks terkadang dilakukan untuk mencari
metastase jauh.
USG
USG pada pemeriksaan penunjang berguna
untuk evaluasi kelainan vaskuer dan
pembesaran jaringan lunak dari leher dan
wajah, termasuk kelenjar saliva dan kelenjar
limfe. Cara ini ideal untuk membedakan
massa yang padat dan kistik. Kerugian USG
pada daerah kepala dan leher adalah
penggunaannya terbatas hanya pada struktur
superfisial karena tulang akan mengabsorpsi
gelombang suara.
CT-Scan
Gambaran CT tumor parotis adalah suatu penampang
yang tajam dan pada dasarnya mengelilingi lesi homogen
yang mempunyai suatu kepadatan yang lebih tinggi
dibanding jaringan glaandular. Tumor mempunyai
intensitas yang lebih besar ke area terang (intermediate
brightness foci) dengan intensitas signal rendah (daerah
gelap/radiolusen) biasanya menunjukkan area fibrosis
atau kalsifikasi distropik. Kalsifikasi ditunjukkan dengan
tanda kosong (signal void) pada neoplasma parotis
sebagai tanda diagnosa.
MRI
Pemeriksaan MRI bisa membantu untuk
membedakan massa parotis yang bersifat
benigna atau maligna. Pada massa parotis
benigna, lesi biasanya memiliki tepi yang halus
dengan garis tepi yang kaku. Namun demikian,
pada lesi maligna dengan grade rendah
terkadang mempunyai lesi pseudokapsul dan
memiliki gambaran radiografi seperti lesi
benigna. Lesi maligna dengan grade tinggi
memiliki tepi dengan gambaran infiltrasi.
Pemeriksaan patologis
FNAB
Pemeriksaan sitologik (patologi anatomi)
sangat penting dalam menentukan diagnosis
pembesaran kelenjar parotis yang dicurigai
tumor. Dengan metode ini pada umumnya
dapat dicapai diagnosis kerja sementara dan
pada mayoritas tumor jinak, tidak diperlukan
lagi pemeriksaan tambahan dengan
pencitraan.
PENATALAKSANAAN
Identitas:
Nama : Tn. HK
Umur : 42 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. BTN Korpri Palu
Tanggal MRS : 26-2-2019
Anamnesis :
Keluhan utama :
Bengkak pada pipi sebelah kiri
Riwayat Pengobatan :
Tidak ada
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum pasien : Baik
Kesadaran : Kompos mentis
Tanda-tanda vital : TD : 130/90 mmHg
RR : 20 x/menit
N : 78 x/menit
S : 36.6 °C
Status generalis:
Kepala:
Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Hidung : tidak ada secret/bau/perdarahan
Telinga : tidak ada secret/bau/perdarahan
Mulut : bibir tidak sianosis, tidak ada pigmentasi,
mukosa tidak pucat.
Pipi : Tampak benjolan berukuran 3x3 cm, batas
tegas, sulit digerakan, teraba hangat dan nyeri saat di
tekan
Leher:
Dalam batas normal
Thoraks:
Cor:
I: ictus cordis tidak tampak
P: ictus cordis teraba di ICS IV MCLS
P: batas jantung ICS IV PSL dekstra sampai ICS V MCL sinistra
A: S1S2 tunggal
Pulmo:
I: Simetris, tidak ada retraksi
P: Fremitus raba normal
P: Sonor
A: Vesikuler +/+, Ronkhi-/- Wheezing -/-
Abdomen:
I: permukaan datar, massa (-), jejas (-)
A: bising usus (+) kesan normal
P: tympani seluruh lapang abdomen
P: tidak ada nyeri tekan
Ekstremitas:
Akral Hangat Atas : +/+ Edema atas :
-/-
Bawah : +/+
bawah : -/-
Status lokalis
◦ Pemeriksaan
Inspeksi
Lokasi/regio : 1/3 distal wajah kiri sampai post
aurikular mastoid
Bentuk kelainan : Massa difus dengan lokasi primer di
regio angulus yang meluas ke arah infraorbita
Warna : normal
Palpasi
Suhu : Hangat
Batas : Tegas
Mudah digerakan/tidak : Susah digerakan
Permukaan : Tidak rata
Kosistensi : Keras
Nyeri tekan : Positif
Fluktuasi : Negatif
Ukuran : 3x3 cm
Kelenjar getah bening : Servikal kiri membesar
Pemeriksaan penunjang
Histopatologi
FNAB
Medikamentosa :
Instruksi post op:
IVFD RL : DS 1000cc/24jam
Inj. Ceftriaxone 1 gr/24 jam
Inj. Ketorolac 1 ampul/8 jam
Inj. Ranitidin 1 ampul/ 12 jam
Inj. Asam mefenamat/8 jam
Non Medikamentosa :
Tirah baring
FOLLOW UP
Jumat S: nyeri pada luka bekas operasi (+), demam (-) BAB (+) P :
1.3.2019 dan BAK (per kateter) Cefixime 2x200 mg
O: TD 110/70 mmHg As.Mefenamat 3x500mg
N 84x/menit Neurodex 1x1
S 36,5°c Aff Kateter
P 20x/menit
A: Adenoma Pleumorfik Parotis Sinistra Post OP H-1
Sabtu S: nyeri pada luka bekas operasi P:
2.3.19 (-) BAB (+) dan BAK (+) biasa Aff drain
O: TD 110/70 mmHg Cefixime 2x200 mg
N 84x/menit As.Mefenamat 3x500mg
S 36,5°c Neurodex 1x1
P 20x/menit Rawat Jalan
A: Adenoma Pleumorfik Parotis Sinistra Post OP H-2
PEMBAHASAN
Pasien berjenis kelamin laki-laki, berusia 42 tahun, dengan
keluhan benjolan pada pipi sebelah kiri , disertai dengan rasa
nyeri yang hilang timbul sejak empat tahun yang lalu dan makin
membesar sejak satu bulan yang lalu. Tumor didefinisikan
sebagai pertumbuhan baru suatu jaringan dengan multiplikasi sel
sel yang tidak terkontrol dan progresif disebut neoplasma. Pada
kasus ini dicurigai berasal dari kelenjar parotis, salah satu dari
tiga kelenjar liur mayor, hal ini didasarkan letak anatomis
kelenjar parotis yang terletak, didepan telinga dibawah meatus
akustik ekstrenus diantara mandibula dan otot
strenocleidomastoid.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan massa diffuse dengan primer
di regio angulus yang meluas ke arah infraorbita, berbatas tegas,
berukuran 3 cm x 3 cm , permukaan tidak rata, permukaan
terasa hangat, konsistensi keras..
Pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis yang utama adalah
dengan pemeriksaan FNAB (Fine Needle Aspiration Biopsy).
Karena dengan FNAB dapat menghilangkan diagnosis banding
dan dapat mengetahui klasifikasi dan staging dari massa. Pada
pemeriksaan FNAB didapatkan hasil Makroskopik: R. Parotis
sinistra (anterior auricular), lesi ukuran 3x3 cm, berbenjol, batas
tegas, kurang mobile, aspirat FNAB (2x) = darah. Mikroskopik :
sedian hapusan seluler terdiri dari matrix miksod, fibrilar dengan
sebaran indifidual sel-sel mioepitel inti spindle diantaranya dan
tampak kelompokan-kelompokan sel mioepitel inti ovoid spindle,
cenderung monoton, kromatin halus, 1-2 fokus metaplasia
sebaseous dan metaplasia squamous, latar belakang eritrosit.
Berdasarkan TNM staging system, pasien ini termasuk stage
II, karena ukuran tumor 3 cm x 3cm , dimana pada
penderita ini tumor belum meluas sampai kedaerah
mandibula, maka pada unsur tumor (T), dikategorikan T2.
Pada unsur Node (N), pada pasien ini tidak terdapat
pembesaran lymph node, maka pada unsur Node (N)
dikategorikan N0. Pada unsur Metastase (M), pada pasien ini
belum ditemukan adanya metastase, sehingga pada unsur
Metastase (M) dikategorikan M0. Sehingga sesuai TNM
staging pada pasien ini adalah T2N0M0. Penemuan ini
mengarahkan diagnosis pada pasien ini adalah tumor
kelenjar parotid stadium II.
Pengobatan tumor parotis adalah multidisiplin ilmu
termasuk bedah, neurologis, radiologi diagnostic dan
inventersional, onkologi dan patologi. Factor tumor dan
pasien harus diperhitungkan termasuk keparahannnya,
besarnya tumor, tingkat morbiditas serta availibilitas tenaga
ahli dalam bedah, radioterapi dan kemoterapi.
Penatalaksanaan yang tepat pada pasien ini adalah tindakan
pembedahan. Terapi utama tumor operable adalah
pembedahan berupa parotidektomi superficial, dilakukan
pada tumor jinak parotis lobus superficial.