Anda di halaman 1dari 32

KESEHATAN JIWA MASYARAKAT

DINKES Prov. Jateng


Blora, 22 Mei 2017
LATAR BELAKANG :
Gempa Tsunami Aceh
Semakin banyak kasus
Gangguan Jiwa di Masyarakat
Perubahan Paradigma 
Promotif & Preventif
Daya Tampung RSJ tidak
sebanding
MENGGUNAKAN PENDEKATAN
MASYARAKAT

Komprehensif
Holistik
Terus-menerus
Paripurna
Fokus pada masy
 Sehat jiwa
 Rentan stres
 Pemulihan
 Pencegahan kekambuhan
Pelayanan Komprehensif

Pencegahan primer
pada anggota masyarakat
yang sehat jiwa,

Pencegahan sekunder
pada anggota masyarakat
yang mengalami masalah
psikososial dan gangguan jiwa,

Pencegahan tersier
pada pasien gangguan jiwa
dengan proses pemulihan.
Pelayanan keperawatan
yang holistik

BIOLOGIS
PSIKOLOGIS
SOSIAL
KULTURAL
SPIRITUAL
Pelayanan Paripurna

Pelayanan yang lengkap


jenjang pelayanannya yaitu
dari pelayanan kesehatan jiwa
spesialistik, pelayanan
kesehatan jiwa integratif dan
pelayanan kesehatan jiwa yang
bersumber daya masyarakat.
RSJ PELAYANAN
PARIPURNA

RSU

PUSKESMAS

Individu
Keluarga
Masyarakat
Konsep kesehatan jiwa komunitas

• Anggota masyarakat sehat jiwa


• Masy yang mengalami gangguan jiwa dapat
dipertahankan di lingkungan masyarakat
• Tidak perlu dirujuk segera ke RS.
PERAN DAN FUNGSI
PERAWAT KESEHATAN
JIWA KOMUNITAS
PEMBERI ASUHAN SECARA LANGSUNG
(PRACTITIONER)

Kemampuan
Perawat Pasien
menyelesaikan masalah
Fungsi kehidupan
meningkat
Askep

Proses
Keperawatan

• Pengelolaan kasus
• Tindakan kep. Indiv & kel
• Kolaborasi
PENDIDIK ( EDUCATOR )

• Mengembangkan kemampuan menyelesaikan


Pendidikan masalah
Kesehatan • Melakukan 5 tugas kesehatan kel.

• Mengenal masalah
• Mengambil keputusan
• Merawat anggota
• Memodifikasi lingkungan
• Memanfaatkan pelayanan
KOORDINATOR (COORDINATOR)
Koordinasi
dalam kegiatan:

Penemuan kasus
Berkoordinasi dengan
masyarakat,TOMA,
anggota tim kes
Rujukan

Bersifat timbal balik


Mempertahankan
kontinuitas pelayanan
PROSES RUJUKAN
Puskesmas
Konsultasi pengobatan
Rujuk Dengan dokter
Konsultasi

TIM Keswamas
Perawatan dirumah
(DKK, Dinsos, Kecamatan,
Desa, Aparat Polisi/TNI)
Individu/keluarga/Kader/Masy

Rujuk

RSU / RSJ
PILAR-PILAR :
PILAR 1 :
MANAJEMEN KESEHATAN JIWA KOMUNITAS

PILAR 2 :
Pemberdayaan Kader Keswa

PILAR 3 :
KEMITRAAN LINTAS SEKTOR DAN LINTAS PROGRAM

PILAR 4 :
MANAJEMEN KASUS KESWA
4 FUNGSI MANAJEMEN KEPERAWATAN
KESEHATAN JIWA KOMUNITAS

1. PERENCANAAN
Kegiatan perencanaan: perumusan visi, misi, filosofi
dan kebijakan.
2. Pengorganisasian layanan keswa di DSSJ
a. Struktur organisasi petugas layanan
perawatan kesehatan jiwa
b. Pengelompokan keluarga pada DSSJ
Struktur organisasi petugas Layanan perawat Keswa
STRUKTUR ORGANISASI PETUGAS LAYANAN
PERAWAT KESWA

Puskesmas

Perawat CMHN Perawat CMHN


(10 Desa) (10 Desa)

1 DESA 9 DESA
TOMA BC- CMHN

100 Keluarga
5 Kader(1 kader 20 Kel)
URAIAN TUGAS KESEHATAN JIWA MASYARAKAT

1. Pendekatan Manajemen (perencanaan dan


pengorganisasian)
a. Perencanaan.
Rencana bulanan disusun bersama perawat CMHN
dan kader kesehatan jiwa
b. Pengorganisasian
- Pembagian wilayah kerja dan tanggung
jawab bersama KKj
- Mendeteksi keluarga yang kondisinya sehat
- Mendeteksi keluarga yang beresiko
- Mendeteksi keluarga yg mengalami ggn jiwa.
2. Asuhan

-Menggerakan keluarga sehat u/ mengikuti


penyuluhan sesuai usia
- Menggerakan keluarga yg beresiko mengalami
masalah psikososial u/mengikuti penyuluhan
- Menggerakan pasien GGn Jiwa u/ mengikuti TAK
& Rehabilitasi
- Melakukan kunjungan rumah pada pasien GGn
Jiwa yang telah mandiri
- Merujuk kasus
- Mendokumentasikan kegiatan yang dilakukan
3. Pengarahan Layanan Kesehatan Jiwa Kom
Dalam pengarahan, pekerjaan harus diuraikan secara
jelas dlm bentuk tugas yg akan dilaksanakan, guna
memaksimalkan kinerja diperlukan: iklim kerja yg
menyenangkan, pengelolaan waktu yg efisien,
ketrampilan komunikasi yg baik, pengelolaan
komplik, kolaborasi, pendelegasian, suverpisi,
negosiasi, advokasi, lintas program dan sektor

4. Pengendalian
 Meliputi: pemantauanpenilaian thd kegiatan yg
sdng dilakukan, evaluasiperbandingan antara hasil
pemantauan dan rencana kegiatan, analisis
datacara yang dilakukan u/ mengukur &
menampilkan data yg diperoleh dari hasil evaluasi.
PILAR 2. PEMBERDAYAAN
KADER KESEHATAN JIWA
Bisa Memiliki Izin dr
Laki-laki Tinggal di membaca komitmen suami
atau pun KSSJ yang dan menulis untuk atau
perempuan bersangkutan Bahasa secara isteri
Indonesia suka rela
Proses Seleksi Calon Kader Kesehatan
Jiwa
1. Perawat CMHN melakukan koordinasi dengan
TOMA atau organisasi masyarakat dalam
menentukan calon kader yang memenuhi syarat
2. Kader terpilih mengisi surat pernyataan bersedia
menjadi kader kesehatan jiwa dan bersedia
menjalankan program CMHN
3. Kader terpilih diwajibkan mengikuti pelatihan
kader kesehatan jiwa
Proses orientasi Kader Kesehatan Jiwa
 Orientasi mencakup informasi budaya kerja dan informasi
umum : visi, misi, folosofi, kebijakan desa siaga sehat jiwa
dan kemampuan kader kesehatan jiwa.
 Orientasi dilakukan menggunakan metode klasik (2 hari),
praktek lapangan (3 hari), praktik penerapan desa siaga
sehat jiwa.
 Materi pelatihan meliputi: program desa siaga sehat jiwa,
deteksi keluarga, peran serta kader dalam menggerakkan
masyarakat, supervisi keliarga dan pasien gangguan jiwa
yang mandiri, perujukan kasus pasien gangguan jiwa,
pelaporan kader kesehatan jiwa.
Penilaian Kinerja Kader
Melalui supervisi langsung atau tidak langsung oleh
perawat CMHN, 1 minggu sekali disesuaikan
kegiatan
 Mendeteksi keluarga didesa siaga sehat jiwa : sehat,
risiko, dan sakit
 Menggerakkan keluarga sehat untuk mengikuti
penyuluhan sehat jiwa, sesuai dengan usia anak
 Menggerakkan keluarga yang berisiko untuk
mengikuti penyuluhan resiko gangguan jiwa
 Menggerakkan keluarga pasien gangguan jiwa untuk
mengikuti penyuluhan tentang cara merawat pasien
Lanjutan………
 Menggerakkan pasien gangguan jiwa : tak dan
rehabilitasi
 Melakukan kunjungan rumah ke keluarga pasien
gangguan jiwa yang telah mandiri
 Merujuk kasus ke perawat CMHN
 Mendokumentasikan kegiatan yang dilakukan
Pengembangan Kader
7 an : membantu kader mencapai kinerja sesuai dg
posisinya dan sebagai penghargaan thd kinerja yg
telah dicapai.

- Penyegaran kader
- Pelatihan lanjutan  kader dg kinerja baik dapat
menjadi narasumber kader baru.
Pilar 3. kemitraan lintas sektoral dan
liNtas program
 Merupakan bentuk kegiatan berupa koordinasi
yang dilakukan secara berjenjang. Mulai tingkat
provinsi, kabupaten /kota sampai tk kecamatan.
 Kemitraan ini adalah bentuk kerjasama antara
tenaga kesehatan dengan sektor terkait baik
pemerintah maupun non pemerintahan dalam
meberikan layanan kesehatan jiwa berdasarkan
kesepakatan mengenai peran dan tanggung jawab
masing - masing
Batasan….
 Kemitraan  upaya membangun &
mempertahankan hubungan dg berbagai profesi &
sektor terkait lain di masyarakat
 Tujuan  menyelesaikan masalah, merancang
program baru & mempertahankan dukungan untuk
meningkatkan kesehatan masyarakat (helvy, 1998)
Skema Kemitraan Lintas Sektor &
Program
PEMERINTAH : KESEHATAN :
PROVINSI, DINKES PROV
KAB/KOTA, DINKES KAB
KEMITRAAN KEMITRAAN
LINTAS SEKTOR LINTAS PROGRAM

KECAMATAN : PKM KECAMATAN


KEMITRAAN KEMITRAAN
LINTAS SEKTOR LINTAS PROGRAM

MMD
(DSSJ)
Pelaksanaan Kemitraan Tingkat
Kelurahan
 Diprakarsai oleh PKM & Tenaga Kesehatan, nego
dengan Kelurahan & jajarannya, Toma serta
lembaga yang ada di masyarakat  untuk
menggalang dana, kebijakan bagi pelaksanaan
program, sarana & prasarana
Pilar 4. Manajemen Kasus
Kesehatan Jiwa di DSSJ

 sesuai kasus & Kebutuhan yg


ada di masyarakat
Reff
 Keliat. 2010. Manajemen Keperawatan Jiwa
Komunitas Desa Siaga. Jakarta. EGC.

Anda mungkin juga menyukai