2 Pengenalan Keswamas Di Puskesmas
2 Pengenalan Keswamas Di Puskesmas
Komprehensif
Holistik
Terus-menerus
Paripurna
Fokus pada masy
Sehat jiwa
Rentan stres
Pemulihan
Pencegahan kekambuhan
Pelayanan Komprehensif
Pencegahan primer
pada anggota masyarakat
yang sehat jiwa,
Pencegahan sekunder
pada anggota masyarakat
yang mengalami masalah
psikososial dan gangguan jiwa,
Pencegahan tersier
pada pasien gangguan jiwa
dengan proses pemulihan.
Pelayanan keperawatan
yang holistik
BIOLOGIS
PSIKOLOGIS
SOSIAL
KULTURAL
SPIRITUAL
Pelayanan Paripurna
RSU
PUSKESMAS
Individu
Keluarga
Masyarakat
Konsep kesehatan jiwa komunitas
Kemampuan
Perawat Pasien
menyelesaikan masalah
Fungsi kehidupan
meningkat
Askep
Proses
Keperawatan
• Pengelolaan kasus
• Tindakan kep. Indiv & kel
• Kolaborasi
PENDIDIK ( EDUCATOR )
• Mengenal masalah
• Mengambil keputusan
• Merawat anggota
• Memodifikasi lingkungan
• Memanfaatkan pelayanan
KOORDINATOR (COORDINATOR)
Koordinasi
dalam kegiatan:
Penemuan kasus
Berkoordinasi dengan
masyarakat,TOMA,
anggota tim kes
Rujukan
TIM Keswamas
Perawatan dirumah
(DKK, Dinsos, Kecamatan,
Desa, Aparat Polisi/TNI)
Individu/keluarga/Kader/Masy
Rujuk
RSU / RSJ
PILAR-PILAR :
PILAR 1 :
MANAJEMEN KESEHATAN JIWA KOMUNITAS
PILAR 2 :
Pemberdayaan Kader Keswa
PILAR 3 :
KEMITRAAN LINTAS SEKTOR DAN LINTAS PROGRAM
PILAR 4 :
MANAJEMEN KASUS KESWA
4 FUNGSI MANAJEMEN KEPERAWATAN
KESEHATAN JIWA KOMUNITAS
1. PERENCANAAN
Kegiatan perencanaan: perumusan visi, misi, filosofi
dan kebijakan.
2. Pengorganisasian layanan keswa di DSSJ
a. Struktur organisasi petugas layanan
perawatan kesehatan jiwa
b. Pengelompokan keluarga pada DSSJ
Struktur organisasi petugas Layanan perawat Keswa
STRUKTUR ORGANISASI PETUGAS LAYANAN
PERAWAT KESWA
Puskesmas
1 DESA 9 DESA
TOMA BC- CMHN
100 Keluarga
5 Kader(1 kader 20 Kel)
URAIAN TUGAS KESEHATAN JIWA MASYARAKAT
4. Pengendalian
Meliputi: pemantauanpenilaian thd kegiatan yg
sdng dilakukan, evaluasiperbandingan antara hasil
pemantauan dan rencana kegiatan, analisis
datacara yang dilakukan u/ mengukur &
menampilkan data yg diperoleh dari hasil evaluasi.
PILAR 2. PEMBERDAYAAN
KADER KESEHATAN JIWA
Bisa Memiliki Izin dr
Laki-laki Tinggal di membaca komitmen suami
atau pun KSSJ yang dan menulis untuk atau
perempuan bersangkutan Bahasa secara isteri
Indonesia suka rela
Proses Seleksi Calon Kader Kesehatan
Jiwa
1. Perawat CMHN melakukan koordinasi dengan
TOMA atau organisasi masyarakat dalam
menentukan calon kader yang memenuhi syarat
2. Kader terpilih mengisi surat pernyataan bersedia
menjadi kader kesehatan jiwa dan bersedia
menjalankan program CMHN
3. Kader terpilih diwajibkan mengikuti pelatihan
kader kesehatan jiwa
Proses orientasi Kader Kesehatan Jiwa
Orientasi mencakup informasi budaya kerja dan informasi
umum : visi, misi, folosofi, kebijakan desa siaga sehat jiwa
dan kemampuan kader kesehatan jiwa.
Orientasi dilakukan menggunakan metode klasik (2 hari),
praktek lapangan (3 hari), praktik penerapan desa siaga
sehat jiwa.
Materi pelatihan meliputi: program desa siaga sehat jiwa,
deteksi keluarga, peran serta kader dalam menggerakkan
masyarakat, supervisi keliarga dan pasien gangguan jiwa
yang mandiri, perujukan kasus pasien gangguan jiwa,
pelaporan kader kesehatan jiwa.
Penilaian Kinerja Kader
Melalui supervisi langsung atau tidak langsung oleh
perawat CMHN, 1 minggu sekali disesuaikan
kegiatan
Mendeteksi keluarga didesa siaga sehat jiwa : sehat,
risiko, dan sakit
Menggerakkan keluarga sehat untuk mengikuti
penyuluhan sehat jiwa, sesuai dengan usia anak
Menggerakkan keluarga yang berisiko untuk
mengikuti penyuluhan resiko gangguan jiwa
Menggerakkan keluarga pasien gangguan jiwa untuk
mengikuti penyuluhan tentang cara merawat pasien
Lanjutan………
Menggerakkan pasien gangguan jiwa : tak dan
rehabilitasi
Melakukan kunjungan rumah ke keluarga pasien
gangguan jiwa yang telah mandiri
Merujuk kasus ke perawat CMHN
Mendokumentasikan kegiatan yang dilakukan
Pengembangan Kader
7 an : membantu kader mencapai kinerja sesuai dg
posisinya dan sebagai penghargaan thd kinerja yg
telah dicapai.
- Penyegaran kader
- Pelatihan lanjutan kader dg kinerja baik dapat
menjadi narasumber kader baru.
Pilar 3. kemitraan lintas sektoral dan
liNtas program
Merupakan bentuk kegiatan berupa koordinasi
yang dilakukan secara berjenjang. Mulai tingkat
provinsi, kabupaten /kota sampai tk kecamatan.
Kemitraan ini adalah bentuk kerjasama antara
tenaga kesehatan dengan sektor terkait baik
pemerintah maupun non pemerintahan dalam
meberikan layanan kesehatan jiwa berdasarkan
kesepakatan mengenai peran dan tanggung jawab
masing - masing
Batasan….
Kemitraan upaya membangun &
mempertahankan hubungan dg berbagai profesi &
sektor terkait lain di masyarakat
Tujuan menyelesaikan masalah, merancang
program baru & mempertahankan dukungan untuk
meningkatkan kesehatan masyarakat (helvy, 1998)
Skema Kemitraan Lintas Sektor &
Program
PEMERINTAH : KESEHATAN :
PROVINSI, DINKES PROV
KAB/KOTA, DINKES KAB
KEMITRAAN KEMITRAAN
LINTAS SEKTOR LINTAS PROGRAM
MMD
(DSSJ)
Pelaksanaan Kemitraan Tingkat
Kelurahan
Diprakarsai oleh PKM & Tenaga Kesehatan, nego
dengan Kelurahan & jajarannya, Toma serta
lembaga yang ada di masyarakat untuk
menggalang dana, kebijakan bagi pelaksanaan
program, sarana & prasarana
Pilar 4. Manajemen Kasus
Kesehatan Jiwa di DSSJ