Dalam budaya konsultasi keperawatan itu membutuhkan tingkat kepekaan yang tinggi, pengetahuan dan orang-orang yang berkompeten. Seorang perawat harus memiliki pengetahuan yang tinggi dan skill diantaranya kemampuan berkomunikasi yang interaktif, pemahaman terhadap kebudayaan manusia. Budaya administrasi keperawatan sangat penting untuk memasuki lingkungan hidup manusia yang mana terdapat banyak perbedaan dan kepercayaan. Yang mana dibutuhkan untuk menghormati dan memahami perbedaan setiap manusia di berbagai macam Ras, suku, dan organisasi. Prosesbertanya dan menerima informasi dari ahlinya seputar hal kesehatan sang pasien.
TujuanKonsultasi adalah Menyediakan
pertolongan bagi sasaran dengan berfokus kepada hubungan antarmanusia,membantu sasaran untuk menciptakan persepsi,serta mengetahui kegiatan dilingkungannya. Sasaran dari upaya konsultasi peningkatan kesehatan masyarakat adalah idividu, keluarga, kelompok, dan masyarakat baik yang sehat ataupun yang sakit atau yang mempunyai masalah kesehatan karena ketidaktahuan, ketidakmauan, serta ketidakmampuan prioritas pelayanan perawatan kesehatan masyarakat difokuskan pada keluarga rawan. Keluarga rawan yaitu : Ibu hamil tertentu yang belum ANC Ibu nifas yang persalinannya di tolong oleh dukun dan neonatusnya Balita tertentu Penyakit kronis menular yang tidak bisa diintervensi oleh program Penyakit endemis Penyakit kronis tidak menular Kecacatan tertentu mental atau fisik Keluarga dengan resiko tinggi : Ibu hamil dengan masalah gizi Ibu hamil dengan resiko tinggi perdarahan, infeksi, dan hipertensi Balita dengan BGM Neonatus dengan BBLR Usia lanjut jompo Kasus percobaan bunuh diri Perawat dapat melakukan kegiatan-kegiatan konsultasi dalam meningkatkan derajat kesehatan di dalam masyarakat. a. Memberikan asuhan keperawatan kepada individu, keluarga, dan kelompok khusus melalui "home care" b. Penyuluhan kesehatan c. Konsultasi dan problem solving d. Bimbingan e. Melaksanakan rujukan f. Penemuan kasus g. Sebagai penghubung antara masyarakat dengan unit kesehatan h. Melaksanakan asuhan keperawatan komunitas i. Melaksanakan koordinasi dalam berbagai kegiatan asuhan keperawatan j. Kerja sama lintas program dan lintas sektoral k. Memberikan tauladan l. Ikut serta dalam penelitian I. Pengertian Peran dan Konselor Peran merupakan seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai dengan kedudukan didalam sebuah sistem sedangkan konselor yaitu orang yang memerlukan konseling terhadap masalah yang dialami untuk mengambil keputusan yang dianggap terbaik bagi dirinya. Konseling adalah kegiatan percakapan tatap muka 2 arah antara klien dengan petugas kesehatan (perawat) yang bertujuan memberikan bantuan mengenai berbagai hal yang ada kaitannya dengan penyakit, sehingga klien mampu mengambil keputusan sendiri mengenai trapiotik apa yang terbaik bagi dirinya. II. Tujuan Perawat Sebagai Konselor Perawat sebagai konselor mempunyai tujuan membantu klien dalam memilih keputusan yang akan diambil terhadap penyakit yang dideritanya. Untuk mempermudah didalam mengambil keputusan klien wajib mempertanyakan langkah – langkah yang akan diambil terhadap dirinya. III. Syarat Seorang Konselor Perawat konselor perlu memiliki dan memenuhi persyaratan antara lain : 1.Mempunyai minat dan sikap positif terhadap penyakit yang diderita. 2.Memiliki pengetahuan teknis mengenai perjalanan suatu penyakit. 3.Menguasai dasar – dasar teknis konseling. 4.Memiliki keterampilan. Keperibadian serta sikap yang kondusif untuk terciptanya interaksi yang adekuat antara konselor dengan klien sangat diperlukan didalam mempermudah melakukan proses pelayanan keperawatan secara profesional. IV. Sikap Yang Diperlukan Konselor Sikap seorang konselor didalam melakukan pelayanan terhadap kilen diwaktu terjadinya komseling antara lain : sabar, ramah, empati dan terbuka, menghargai pendapat klien, duduk sejajar dan memposisikan dirinya sejajar dengan klien, menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah mengerti, tidak menilai dan bisa menerima klien apa adanya, mampu membina hubungan antara konselor dengan klien, dapat menemukan kepercayaan dari klien yang dibantunya, memberikan informasi yang lengkap dan rasional kepada klien, menghindari pemberian info yang berlebihan, hanya memberikan informasi yang dibutuhkan oleh klien, membantu klien untuk mengerti dan mengingat. V. Pelayanan Keperawatan Pelayanan keperawatan berupa bantuan, diberikan karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan serta kurangnya kemampuan menuju kepada kemampuan melaksanakan kegiatan hidup sehari – hari secara mandiri. Pada hakikatnya kegiatan / tindakan keperawatan bersifat membantu (assistive in nature). Perawat membantu klien mengatasi efek - efek dari masalah – masalah sehat maupun sakit (health illness problems) pada kehidupan sehati – darinya. VI. Keperawatan Keperawatan berpandangan bahwa manusia dan kemanusiaan merupakan titik sentral upaya pembangunan dengan tujuan menjunjung tinggi nilai – nilai kemanusiaan sesuai dengan pancasila dan undang – undang dasar 1945. bertolak dari pandangan ini disusun paradigma keperawatan yang terdiri atas 4 fokus keperawatan, antara lain : 1. Manusia 2. Kesehatan(pengobatan) 3. Mayarakat &Lingkungan 4. Keperawatan Karakteristik Praktik Keperawatan Profesional : 1. Otoritas (autority) Yaitu memiliki kewenangan sesuai dengan keahliannya yang akan mempengaruhi proses asuhan melalui peran professional. 2. Akuntabilitas (accountability) Yaitu tanggung gugat terhadap apa yang dilaksanakan sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku dan bertanggung jawab kepada klien diri sendiri dan profesi serta mengambil keputusan yang berhubungan dengan asuhan. 3. Pengambilan keputusan yang mandiri (independent decision making) Yaitu sesuai dengan kewenangannya yang dilandasi oleh pengetahuan yang kokoh dan menggunakan pendekatan yang ilmiah dalam membuat keputusan pada setiap tahap proses keperawatan dalam menyelesaikan masalah klien. 4. Kolaborasi (collaboration) Yaitu dapat bekerjasama baik lintas program maupun lintas sector dengan mengadakan hubungan klien dengan berbagai disiplin dalam mengakses masalah klien. 5. Pembelaan / dukungan (advocacy) Yaitu bertindak demi hak klien untuk mendapatkan asuhan yang bermutu dengan mengadakan interaksi untuk kepentingan atau demi klien, dalam mengatasi masalahnya serta berhadapan dengan pihak – pihak lain yang lebih luas (system at large). 6. Fasilitas (facilitas) Yaitu mampu memberdayakan klien dalam upaya meningkatkan derajat kesehatannya dengan memaksimalkan potensi dari organisasi dan sistem klien – keluarga (client – family system) dalam asuhan (chaskailggo). VIII. Tindakan Mandiri Perawat Profesional (Independen)
Adalah aktivitas keperawatan yang dilaksanakan
atas inisiatif perawat itu sendiri dengan dasar pengetahuan dan keterampilannya.dalam hal ini perawat menentukan bahwa klien membutuhkan intervensi keperawatan yang pasti, salah satunya adalah membantu memecahkan masalah yang dihadapi atau mendelegasikan pada anggota keperawatan yang lain dan bertanggung jawab atas keputusan dan tindakannya (akuntabilitas). Kerjasama dengan klien salah satu upaya untuk pemenuhan kebutuhan klien, membela kepentingan klien dan membantu klien memahami semua info dan upaya kesehatan yang diberikan oleh tim kesehatan dengan pendekatan tradisional maupun professional. Tindakan keperawatan kolaboratif (interdependen adalah aktivitas yang dilaksanakan atas kerja sama dengan pihak lain / tim kesehatan lain. Terkadang tindakan ini menimbulkan adanya tumpang tindih pertanggung jawaban diantara personal kesehatan dan hubungan langsung kolega antara profesi kesehatan. X. Tanggung Jawab Perawat. 1. Meningkatkan kesehatan 2. mencegah penyakit 3. memulihkan kesehatan 4. mengurangi penderitaan 1. Melakukan pengkajian kep 2. Merumuskan diagnosis kep 3. Menyusun rencana tindakan kep 4. Melaksanakan tindakan kep 5. Melaksanakan evalusi terhadap tindakan 6. Mendokumentasi hasil kep 7. Melakukan kegiatan konseling kes kepada system klien 8. Melaksanakan tindakan medis sebagai pendelegasian berdasarkan kemampuan 9. Melakukan tindakan diluar kewenangan dalam kondisi darurat yang mengancam nyawa sesuai ketentuan yang berlaku disarana kesehatan. 10. Dalam kondisi tertentu, dimana tindakan ada tenaga yang kompeten. Perawat berwenang melaksanakan tindakan kes diluar kewenangan.