Anda di halaman 1dari 53

Diabetes Mellitus

Penelitian epidemiologi  peningkatan angka insidens dan


prevalensi DM tipe-2 di berbagai penjuru dunia
Indonesia, WHO :  8,4 juta (2000)  21,3 juta (2030)
Indonesia (1980); prevalensi DM tipe-2 antara 0,8% (Tanah
Toraja), 6,1% (Manado);
 prevalensi DM 1,7% (1982)  5,7% (1993) 12,8% (2001)
BPS (2003) penduduk >20 tahun  133 juta jiwa penyandang
diabetes  8,2 juta
Definisi
American Diabetes Association (ADA) 2005, Diabetes melitus
suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja
insulin atau kedua-duanya
(WHO 1980) : diabetes melitus  suatu kumpulan problema
anatomik dan kimiawi akibat dari sejumlah faktor di mana
didapat defisiensi insulin absolut atau relatif dan gangguan
fungsi insulin
Klasifikasi
Diagnosis diabetes melitus

Kecurigaan adanya DM perlu dipikirkan apabila terdapat keluhan


klasik DM seperti tersebut di bawah ini
• Keluhan klasik DM berupa : poliuria, polidipsia, polifagia, dan
Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya.
• Keluhan lain dapat berupa : lemah badan, kesemutan, gatal,
mata kabur dan disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus
vulvae pada wanita
Kadar gula darah penyaring DM
Langkah-langkah diagnostik DM dan gangguan GD
Penatalaksanaan

Tujuan umum :  kualitas hidup penyandang diabetes


• Jangka pendek: hilangnya keluhan dan tanda DM, rasa
nyaman dan tercapainya target pengendalian glukosa
darah
• Jangka panjang: tercegah dan terhambatnya progresivitas
penyulit mikroangiopati, makroangiopati dan neuropati

Tujuan akhir pengelolaan adalah turunnya morbiditas dan


mortalitas DM
Pilar penatalaksanaan DM

1. Edukasi
2. Terapi gizi medis
3. Latihan jasmani
4. Intervensi farmakologis
Terapi gizi medis

Prinsip pengaturan makan penyandang DM sama dengan


Non DM yaitu makanan yang Seimbang dan sesuai dengan
kebutuhan kalori dan zat gizi masing-masing individu
Pada penyandang diabetes perlu ditekankan pentingnya
keteraturan makan dalam hal jadwal makan, jenis dan
jumlah makanan, terutama pada mereka yang menggunakan
obat penurun glukosa darah atau insulin
Kegiatan jasmani sehari-hari dan latihan jasmani secara teratur
3-4 kali seminggu selama kurang lebih 30 menit
Intervensi Farmakologis

Ditambahkan jika sasaran glukosa darah belum


1. Obat hipoglikemik oral (OHO)
• pemicu sekresi insulin (insulin secretagogue): sulfonilurea
dan glinid
• sensitivitas terhadap insulin: metformin, tiazolidindion
• penghambat glukoneogenesis (metformin)
• penghambat absorpsi glukosa: penghambat glukosidase 
• Analog peptida : incretin mimetic (GLP-1 & GIP-1), DPP-4
inhibitor, amylin analogue
Sulfonilurea: meningkatkan sekresi insulin oleh sel ß pankreas,
pilihan utama untuk pasien dengan BB normal dan kurang.
Penggunaan SU kerja panjang tidak dianjurkan orang tua,
gangguan faal ginjal dan hati, kurang nutrisi
Glinid :meningkatkan sekresi insulin fase pertama
Golongan ini terdiri dari 2 macam obat yaitu: Repaglinid (derivat
asam benzoat) dan Nateglinid (derivat fenilalanin), diabsorpsi
dengan cepat dan diekskresi secara cepat melalui hati
Tiazolidindion (rosiglitazon dan pioglitazon) berikatan pada
Peroxisome Proliferator Activated Receptor Gamma (PPAR-γ),
suatu reseptor inti di sel otot dan sel lemak menurunkan
Resistensi insulin dengan  jumlah protein pengangkut
glukosa,   ambilan glukosa di perifer
Kontraindikasi : gagal jantung klas I-IV Ok/ dapat memperberat
edema/retensi cairan dan gangguan faal hati
Metformin:  produksi glukosa hati (glukoneogenesis),
memperbaiki ambilan glukosa perifer. Terutama dipakai pada
Penyandang diabetes gemuk
ikontraindikasikan pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal
dan hati, serta pasien hipoksemia (misalnya penyakit serebro-
vaskular, sepsis, renjatan, gagal jantung)
Metformin dapat memberikan efek samping mual
Penghambat Glukosidase Alfa (Acarbose)
Obat ini bekerja dengan mengurangi absorpsi glukosa
di usus halus,  menurunkan kadar GD sesudah makan
Acarbose tidak menimbulkan efek samping hipoglikemia,
Efek samping yang paling sering ditemukan ialah kembung dan
flatulens
Incretin mimetics :
GLP-1 & GIP. Dihambat enzim dipeptidyl peptidase-4 (DPP-4)
GLP ↑ sekresi insulin dan menekan glukagon
Exenatide (Byetta- Elly Lily) adalah GLP-1 pertama yang telah di
approve EMEA & FDA untuk DM
Liraglutide (Victoza- Novo Nordisk) dalam pengembangan
Taspuglotid Phase III Clinical Trials (Hoffman La Roche)
:  motilitas lambung  mual dan  BB
Gastric inhibitory peptide (GIP) analogs None are FDA approved
DPP-4 inhibitors : ↑ konsentrasi GLP-1 dengan menghambat
Enzim dipeptidyl peptidase-4 :
Vidagliptin (Galvus) EU Approved 2008
Sitagliptin (Januvia) FDA approved Oct 2006
Saxagliptin (Onglyza) FDA Approved July 2009.

Amylin analog: pramlintide


www.diabetesclinic.ca
2. Insulin :
Penurunan berat badan yang cepat, Hiperglikemia berat ang
disertai ketosis, KAD, Hiperglikemia hiperosmolar non ketotik,
Hiperglikemia dg asidosis laktat, Gagal dengan kombinasi OHO
dosis hampir maksimal, Stres berat (infeksi sistemik, operasi
besar, IMA, stroke), Kehamilan dengan DM/diabetes melitus
gestasional yang tidak terkendali dengan perencanaan makan,
gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat, Kontraindikasi/
alergi terhadap OHO
Berdasar lama kerja, insulin terbagi menjadi empat
jenis, yakni:
• insulin kerja cepat (rapid acting insulin)
• insulin kerja pendek (short acting insulin)
• insulin kerja menengah (intermediate acting insulin)
• insulin kerja panjang (long acting insulin)

Insulin campuran tetap, kerja pendek dan menengah


(premixed insulin)
Breakfast Lunch Supper
75
Insulin
Insulin 50
(µU/mL)
25

0 Basal insulin

9.0
Glucose
6.0
Glucose
(mmo/L) 3.0
Basal glucose
0
7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9
a.m. p.m.
Time of Day

www.diabetesclinic.ca 23
Normal Blood Glucose Levels

Blood Glucose (mmols)

10-

8-

6-

4-

2-

0
8am noon 6pm 2am 4am 8am

Time

www.diabetesclinic.ca 24
Normal Blood Glucose Levels

Blood Glucose (mmols)

10-

8-

6-

4-

2-

0
8am noon 6pm 2am 4am 8am

Time

www.diabetesclinic.ca 25
www.diabetesclinic.ca
Profil farmakokinetik insulin manusia dan insulin analog. Terlihat lama kerja relatif
berbagai jenis insulin. Lama kerjanya bervariasi antar dan intra perorangan. Sumber: Hirsh IB.
N Engl J Med 2005; 352: 174-183
Blood Glucose (mmols)

10-
Two injections/day
8-

6-

4-

2-
R or H + N in AM R or H + N at Supper
0
8am noon 6pm 2am 4am 8am

Time

www.diabetesclinic.ca 28
Blood Glucose (mmols)

10-
Three injections/day
8-

6-

4-

2- R or H + N in R or H at N before bed
AM Supper
0
8am noon 6pm 2am 4am 8am

Time
www.diabetesclinic.ca 29
Blood Glucose (mmols)

10- Four injections/day


8-

6-

4-

2-
R or H at every meal N or U once or twice/day
0
8am noon 6pm 2am 4am 8am

Time

www.diabetesclinic.ca 30
Blood Glucose (mmols)

10- Continuous Infusion


8-

6-

4-

2-

0
8am noon 6pm 2am 4am 8am

Time

www.diabetesclinic.ca 31
Diabetes dengan Ibadah Puasa

DM yang terkendali diet dapat berpuasa, perlu dicermati adanya


perubahan jadwal, jumlah & komposisi. Waspada hipoglikemia.
hipoglikemia pada siang hari: dianjurkan jadwal makan sahur
mendekati waktu imsak/subuh, kurangi aktivitas fisik pada siang
hari dan bila beraktivitas fisik dianjurkan pada sore hari
OHO dosis tunggal, boleh berpuasa, diberikan Saat berbuka
Hati-hati hipoglikemia pada OHO dengan dosis maksimal
OHO dosis terbagi: dosis sebelum berbuka lebih besar dari pada
dosis sahur
Insulin: kerja menengah saat berbuka
Hipoglikemiapantau lebih ketat & penyesuaian dosis &
jadwal suntikan insulin  puasa dihentikan
Insulin dosis multipel dianjurkan untuk tidak berpuasa dalam
bulan Ramadhan
Terapi Insulin untuk Pasien Hiperglikemia yang
Dirawat di Rumah Sakit
• Dibagi ke dalam dua kelompok.
• Kelompok pertama pasien yang memerlukan perawatan di
ruang intensif misalnya pasien ketoasidosis, pascaoperasi,
atau pasien penyakit gawat seperti sepsis
• Kelompok kedua adalah pasien yang tidak memerlukan
perawatan di ruang intensif, misalnya pasien praoperatif atau
pasien dengan penyakit yang tidak gawat
• Ruang intensif umumnya memerlukan terapi intensif dengan
cara pemberian insulin infus (drip) intravena atau secara
intramuskular
• Ruang biasa umumnya tidak memerlukan terapi insulin infus
intravena. Cukup dengan pemberian subkutan atau dengan
pompa insulin (CSII) bahkan dengan obat antidiabetik oral
• Sekresi insulin dibagi menjadi sekresi insulin basal (saat puasa atau
sebelum makan) dan insulin prandial (setelah makan)

• Insulin basal adalah jumlah insulin eksogen per unit waktu yang
diperlukan untuk mencegah hiperglikemia puasa akibat
glukoneogenesis serta mencegah ketogenesis yang tidak terdeteksi

• Insulin prandial adalah jumlah insulin yang dibutuhkan untuk


engkonversi bahan makanan ke dalam bentuk energi cadangan
sehingga tidak terjadi hiperglikemia postprandial

• istilah “insulin koreksi” atau insulin suplemen adalah jumlah


insulin yang diperlukan pasien di rumah sakit akibat kenaikan
kebutuhan insulin yang disebabkan adanya suatu penyakit atau
stres.
• Secara umum, kebutuhan insulin dapat diperkirakan sebagai
berikut:
• insulin basal adalah 50% kebutuhan total insulin per hari atau
0,02 U/kgBB; insulin prandial adalah 50% dari kebutuhan total
insulin per hari; dan insulin koreksi sekitar 10-20% dari
kebutuhan total insulin per hari
• Insulin infus intravena

• a. Sasaran kadar glukosa darah


tergantung dari setiap kasus yang dihadapi. Pada pasien bedah yang
kritis (sakit berat/gawat) lebih rendah daripada pasien penyakit
kritis nonbedah atau penyakit bedah tidak kritis
• b. Indikasi insulin infus intravena
Penyakit berat atau kritis memerlukan terapi insulin. misalnya pada
pasien kritis/akut seperti hiperglikemia gawat darurat, infark
miokard akut, stroke, fraktur, infeksi sistemik, syok kardiogenik,
pasien transplantasi organ, edema anasarka, kelainan kulit yang
luas, persalinan, pasien yang mendapat terapi glukokortikoid dosis
tinggi, dan pasien pada periode perioperatif
Peralihan insulin infus intravena ke insulin subkutan
• Setelah kadar glukosa darah stabil dan pasien mulai
mendapatkan makanan, terapi insulin dapat dialihkan menjadi
jalur subkutan dengan tetap memperhatikan kaidah terapi
insulin basal dan bolus, disesuaikan respon insulin fisiologis.
• Sebelum terapi insulin infus intravena dihentikan, terapi
insulin subkutan sebaiknya sudah dimulai supaya diperoleh
waktu yang cukup untuk awitan kerja insulin. Terapi insulin
infus intravena dapat dihentikan 2 jam setelah pemberian
insulin subkutan
• Kebutuhan insulin subkutan dihitung berdasarkan
total kebutuhan insulin infus intravena dalam 24
jam.
• Dosis total harian insulin subkutan adalah 80%
dari dosis total insulin infus intravenaselama 24
jam.
• Dosis total harian tersebut dibagi menjadi dosis
insulin basal dan insulin bolus subkutan. Dosis
insulin basal adalah sebesar 50% dari dosis harian
total.
• Jenis insulin yang diberikan long acting insulin (lebih
baik digunakan insulin yang tidak memiliki puncak
kerja/peak, seperti insulin glargine atau detemir)
• Dosis insulin bolus subkutan adalah 50% dari dosis
harian total subkutan. dosis dibagi rata sesuai jumlah
kali makan, umumnya 3 kali/hari. Jenis insulin yang
diberikan berupa short atau rapid acting insulin
Insulin subkutan
• Pasien DM yang dirawat di RS
• Pemberian insulin subkutan : insulin terjadwal (scheduled
atau programmed insulin) dan insulin koreksi
• Program pemberian insulin :
Insulin basal : pompa insulin, insulin kerja intermediate
(NPH atau premixed) 2-4 kali sehari, atau insulin analog
kerja panjang.
Insulin prandial : insulin kerja cepat (insulin regular atau
rapid acting insulin analog diberikan sebelum makan atau
setelah makan (hanya untuk penggunaan rapid acting
insulin analog) apabila jadwal dan jumlah asupan makanan
tidak pasti
Kesimpulan
• Penggunaan Insulin meningkat
• Pemberian insulin bertujuan mengontrol GD
sesuai target
• Cara pemberian, jenis insulin, dosis insulin dan
target GD berbeda sesuai dengan kondisi dan
keadaan pasien
• INSULIN -----------INDIVIDUAL
Sekian
Terima Kasih

The Age of Enlightment


Administering Insulin - Subcutaneous (SC) Injection
• Abdomen (not within a 5cm radius of the umbilicus), upper arms, , anterior/lateral thigh,
buttocks.
• Alcohol is no longer recommended for topical preparation of the skin; soap & H2O adequate.
• Give insulin injections at a 90° angle subcutaneously to ensure adequate absorption.
• DO NOT pinch skin {Pinching of the skin prior to injection is only necessary when using a 12
• mm pen/syringe needles, if the individual is thin and/or in children. (Most needles 6-10mm)}
• People with a BMI > 27 kg/m2 may use the 12mm length needle (Becton Dickson
recommendation)
• If leaking is occurring at the injection site, check that the client is:
• Injecting at a 90° angle & using the appropriate needle length
• Leaving the needle under the skin for 5 seconds after injecting
• [Insulins generally given SC, but rapid & short acting formulations can be given IV]

Anda mungkin juga menyukai