Anda di halaman 1dari 23

SETTING UP A PAIN

SERVICE AND LEGAL


ASPECT
GET STARTED

Pain is the 5th Vital Sign

Accreditation
End Goal = PAIN
FREE HOSPITAL Commitment !
Vital = Important !
One’s perception of pain different from others
Loading…
Pain free is part of the human rights

Undang-Undang Dasar 1945 pasal 27-34


UUD 1945

Hospital By law

Kebijakan Rumah Sakit

Pengelolaan Nyeri SK Tim Nyeri

Panduan Tim Nyeri

SPO
Loading…
PELAYANAN NYERI DI RS DALAM
STANDAR AKREDITASI KARS
• Standar Hak Pasien Keluarga (HPK. 2.4)
– Rumah sakit mendukung hak pasien untuk mendapatkan asesmen dan pengelolaan
rasa nyeri yang tepat

• Standar Asesmen Pasien (AP 1.7)


– Semua pasien rawat inap dan rawat jalan diperiksa apakah mengalami rasa nyeri dan
diperiksa mengenai nyeri tersebut jika ada

• Standar Pelayanan Pasien (PP. 6)


– Pasien didukung secara efektif dalam mengelola rasa nyerinya
• Standar Pendidikan Pasien Keluarga (PPK. 4)

•Hak pasien untuk mendapat asesmen dan pengelolaan nyeri


•Identifikasi pasien yang nyeri dengan asesmen awal dan ulang
•RS menyediakan pedoman dan protokol pengelolaan nyeri
•Komunikasi dan edukasi pasien & keluarga
•Edukasi praktisi pelayanan kesehatan
PAIN MANAGEMENT IN JCI 6TH, 2017
Standar PFR.2.2
•Rumah sakit mendukung hak pasien untuk mendapat pengkajian
dan manajemen nyeri serta perawatan yang penuh hormat serta
welas asih pada akhir hayatnya
Standar AOP.1.5
•Semua pasien rawat inap dan rawat jalan menjalani skrining
mengenai nyeri dan pengkajian lebih mendalam harus dilakukan
bila terdapat nyeri
Standar COP.6
•Pasien didukung secara efektif dalam mengelola rasa nyerinya
ALUR PELAYANAN NYERI
SESUAI JKN
KEPMENKES 779/MENKES/SK/VIII/2008 TTG
STANDAR PELAYANAN ANASTESIOLOGI DI
RUMAH SAKIT
SK DIREKTUR NOMOR
HK.03.05/C011/2665/III/2013
TENTANG PEMBENTUKAN TIM MANAJEMEN
NYERI RSUP DR HASAN SADIKIN BANDUNG
Tim Nyeri

Pelindung
Penangguna Jawab
Ketua
Wakil Ketua
Multi Disiplin
Sekretaris Ilmu
Divisi Nyeri Akut
Diviti Nyeri Kronik
Divisi Nyeri Kanker
Divisi Nyeri
Pediatrik Farmasi

RSHS
Loading…
KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA NO
HK.02.04/E013/1040/I/2017 TENTANG PANDUAN
MANAJEMEN NYERI
Keputusan direktur utama no HK.02.04/E013/1040/I/2017 tentang
panduan manajemen nyeri
SPO NOMORHS.14.B22.1.0017 11 MARET 2015
PROSEDUR MANAJEMEN NYERI

DPJP melaksanakan manajemen nyeri sesuai jenis dan skala nyeri (sesuai dengan buku panduan nyeri

RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung):

Nyeri ringan (skala nyeri 1-3): non farmakologi


Nyeri sedang (skala nyeri 4-6): tindakan Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi (KFR) +
farmakologi (golongan paracetamol, NSAID, opioid ringan)
Nyeri berat (skala nyeri 7-10): tindakan Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi (KFR) + farmakologi
(golongan opioid dan adjuvan) + terapi intervensi (invasif)

Intractable pain: konsultasi ke tim nyeri


SPO NO HS.1.B06.5.0093 TENTANG
ASESMEN NYERI
HOW TO ASSESS PAIN
SPO HS.14.B22.1.0029 TANGGAL 11 MARET 2015
PROSEDUR TATA LAKSANA NYERI PASCA OPERASI
Nyeri pasca operasi adalah nyeri yang terjadi setelah tindakan operasi
yang berhubungan dengan operasi yang dilakukan.
Penatalaksanaan non farmakologi adalah rehabilitasi medis, Cognitive
Behaviour Therapy, pengelolaan nyeri intervensi, psikoterapi,
radioterapi, dan lain-lain.
DPJP/PPDS/Paramedis anestesi melakukan penilaian nyeri sebelum operasi
pada pasien-pasien yang akan menjalani operasi untuk perencanaan
pemberian analgetik pasca operasi.
DPJP/PPDS anestesi melakukan tatalaksana nyeri dalam 24 jam pasca
operasi.
DPJP anestesi menyerahkan penatalaksanaan nyeri setelah 24 jam
kepada DPJP operator.
DPJP operator mengkonsulkan nyeri yang tidak teratasi (NRS
> 7/10) dalam 2x 24 jamke tim nyeri.
DPJP/PPDS/Paramedis mendokumentasikan hasil
SPO NO HS.14.B22.1.0031 TANGGAL 7 JANUARI
2016
PROSEDUR TATALAKSANA NYERI DI RUANG
PEMULIHAN
SPO NOMOR HS.14.B22.1.0026 11 MARET 2015
TATALAKSANA NYERI AKUT DAN SUBAKUT

Nyeri akut adalah nyeri yang berlangsung kurang dari enam minggu
Nyeri subakut adalah nyeri yang berlangsung antara 6 minggu sampai 3
bulan

DPJP/PPDS/Paramedis melakukan evaluasi klinis terhadap nyeri yang dikeluhkan oleh


pasien.
Pasien menilai sendiri derajat nyerinya berdasarkan skor nyeri.
DPJP/PPDS memberikan terapi nyeri dengan pendekatan
multimodal untuk
mencapai numeric rating scale (NRS) <4.
DPJP/PPDS melakukan tata laksana nyeri selanjutnya sesuai dengan penyakit
dasarnya.
DPJP mengkonsulkan kepada tim nyeri untuk nyeri yang tidak teratasi setelah
mendapat pengobatan adekuat sesuai penyebab dasarnya
DPJP/PPDS/Paramedis mendokumentasikan penilaian dan hasil penatalaksanaan di
dalam rekam medis pasien.
IGD/POLIKLINIK/ODC
(HD/ANGIO/ENDOKEMOTERAPI/OK/ESWL/VK)
Dokter spesialis/dr umum/ perawat melakukan pengkajian
nyeri

Dewasa dan anak > 14 Anak < 14 tahun, tidak Khusus pasien dalam
tahun menggunakan kooperatif menggunakan sedasi atau ventilasi
skala nyeri NRS di Wong Baker di tulis di lembar menggunakan skala
tulis di lembar pengkajian awal nyeri nyeri CCPOT, atau
pengkajian awal NIPS pada neonatus

pasien

Skala nyeri 1-3 Skala nyeri 4-6 Skala nyeri 7-10


Edukasi dan intervensi Edukasi dan intervensi Edukasi dan intervensi
bila diperlukan bila diperlukan bila diperlukan
dilakukan pengkajian dilakukan pengkajian dilakukan pengkajian
1x/shift atau 3x dalam setiap 2 jam setiap 1 jam
24 jam
PENUTUP

• Kebijakan RS dibuat dan digunakan sebagai acuan


dalam pelaksanaan alur tatalaksana nyeri
• Pelaksanaan prosedur sesuai alur yang ditetapkan
akan meningkatkan efektifitas dalam penanganan
nyeri
• Penanganan nyeri disesuaikan dengan standar
akreditasi (KARS/JCI)
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai