Anda di halaman 1dari 18

KELOMPOK :

DENI RAHMANSYAH(1072171010)
USWATUN HASANAH(1072171030)
 Permasalahan yang dihadapi dalam bidang kependudukan khususnya
pada dekade terakhir abad ke-20, yang menyangkut permasalahan
kependudukan kini tidak lagi berakitan dengan indikator umum
kependudukan, seperti pengendalian jumlah penduduk, penurunan
angka fertilitas, penurunan angka kematian bayi, dan migrasi penduduk,
tetapi telah bergeser pada isu-isu yang lebih luas lagi berkaitan
lingkungan hidup, HAM, pengangguran, kesehatan reproduksi,dan
kemiskinan.

 Dengan demikian rumusan kebijakan kependudukan yang tepat dan


dapat diterapkan merupakan suatu keharusan terlebih lagi dari semua
pihak pada kebijakan kependudukan tersebut.
 Seperti diketahui bahwa perubahan perubahan dramatis telah terjadi
dibidang demografi pada abad ke-20 yang khususnya difokuskan pada
pertumbuhan penduduk cepat di negara yang mempunyai fertilasi tinggi
seperti banyak terjadi di negara berkembang di Afrika dan Asia.
Indstrumen utama yang digunakan dalam kebijakan kependudukan itu
adalah program KB yang tujuan utamanya untuk membatasi kelahiran
guna menekan pertumbuhan penduduk. Tahun 1950 dan 1960 kelompok
neo-Malthusian memberi perhatian khusus pada tingkat pertumbuhan
penduduk yang begitu tinggi.

 Oleh karena itu, lembaga-lembaga kependudukan mendukung dan


mengampanyekan pentingnya pengendalian kelahiran, pembangunan
teknologi kontrasepsi yang lebih baik dan program KB diseluruh dunia.
 Pada Konferensi Internasional tentang Kependudukan dan
Pembangunan (International Conference of Population and
Development – ICDP) September 1944 di Kairo, Mesir.
Menghasilkan program aksi yang mengandung strategi baru
dalam kebijakan kependudukan yang menekankan adanya
keterkaitan secara integral antara penduduk dan
pembangunan dengan fokus diarahkan pada kesesuaian
kepentingan individu antara laki-laki dan perempuan, dan
salah satu pencapaian terbesar dalam ICDP Kairo 1994 adalah
adanya keinginan untuk memberdayakan perempuan, baik
untuk kepentingan dirinya sendiri maupun sebagai kunci
untuk memperbaiki kulaitas hidup keluarga, sejak saat itu
program KB dengan pradigma baru, yaitu pelayanan KB yang
lebih berpotensi pada klien, dan pada akhir dekade abad ke-
20 terjadi perubahan visi dalam kebijakan kependudukan.
Sen, Germain, dan Chen (1944) menyatakan bahwa
mempertimbangkan kembali kebijakan kependudukan
penting dilakukan untuk memriksa etika, dasar, tujuan, dan
metologi. Dan ada 3 hal penitng dalam kaitanya dengan
kebijakan kependudukan :
. Dan ada 3 hal penitng dalam
kaitanya dengan kebijakan
kependudukan :

1. kebijakan kependudukan harus 3. kebijakan kependudukan


berubah dan mencerminkan adanya mempunyai prioritas strategi
suatu komitmen yang mendasar pada pemberdayaan perempuan
etika dan HAM. dan strategi pelayanan
kesehatan reproduksi.

2. kebijakan kependudukan yang lebih dari


sekedar pengendalian fertilisasi hanya akan efektif
apabila menjadi bagian dari pendekatan
pembangunan yg lebih luas yang menciptakan
lingkungan dimana orang-orang memperoleh
kesehatan dan haknya
Kebijakan kependudukan dibedakan
kedalam dua tujuan besar,yaitu:

2. kebijakan bertujuan pada perbaikan tingkat


1. Kebijakan sosaial & ekonomi, di negara berkembang
bertujuan untuk pengertian kebijakan kependudukan sering
mengembalikan dihubungan dengan program KB, Dan di negara
pertumbuhan berkembang sangat menonjol dalam pelaksanaan
kependuduk. program KB, peran pemerintah usia program KB
dan berkembangnya kondisi social & ekonomi
penduduk dalam organisasi kemasyarakatan atau
LSM dalam program KB pun meningkat.
 Kebijakan Pronatalis versus Antinatalis
Kebijakan kepenudukan secara umum sifatnya dapat dibedakan
menjadi dua yaitu, kebijakan pronatalis & kebijakan antinatalis

Kebijakan kependudukan yang di anut saat ini adalah kebijakan


antinatalis, yang mempunyai tujuan untuk menurunkan angka
kelahiran dan negara-negara yang melakukan program KB termasuk
kedalam negara yang antinatalis.
Tranmigrasi
Kebijakan kependudukan di Indonesia dimulai sejak jaman Hindia Belanda, pada
saat itu menyadari bahwa kepadatan penduduk di pulau Jawa semakin tinggi. Hasil
sensus penduduk (SP) pertama yang di lakukan di Jawa tahun 1905 penduduk Jawa
mencapai 30 juta jiwa, pemerintahan kolonial mulai memikirkan adanya proyek
pemukiman, yakni penempatan petani dari pulau Jawa yang padat penduduk ke
desa-desa baru disebut “koloni” daerah diluar Jawa yang belum ada atau sedkit
penduduknya, hal ini dipandang sebagai salah satu cara memecahkan masalah
kemiskinan.
Undang Undang No. 3 tahun 1972 memberikan tujuan
yang luas yang hanya merupakan satu dari tujuh
sasaran yang terdiri atas :

1.Peningkatan taraf 5. Pemanfaatan sumber-sumber


hidup alam & tenaga manusia

2. Pembangunan Daerah 6. Kesatuan & persatuan bangsa

3. Keseimbangan penyebaran 7. Memperkuat pertahanan &


penduduk keamanan nasional

4. Pembangunan yang merata


di seluruh Indonesia
Salah satu kebijakan dalam bidang kependudukan yang sangat penting di
Indonesia & telah menunjukan keberhasilanya adalah kebijakan pengendalian
jumlah penduduk melalui program KB melalui program yang dilaksanakan
sejak awa 1970-an, angka fertilisasi total Indonesia menurun drastis dari 5,6
per ibu menurut SP 1971 menjadi 2,6 anak per ibu menurut SDKI 1997, jadi
kalau dulu TFR digunakan dalam fertilisasi maka perempuan Indonesia
mempunyai anak rata-rata 5 s/d 6 orang, kini hanya berkisar antara 2 s/d 3
orang saja, ada beberapa hal yang menjadi perhatia pada program KB di
Indonesia,
1. program KB telah dapat mengubah pandangan masyarakat yang
pronatalism, yang melihat penduduk dari sudut kuantitas saja menjadi
pandangan antinatalis, yang melihat pada kesejahteraan masing-masing
keluarga melalui pengaturan kelahiran.

2. kenyataan bahwa dukungan masyarakat cukup besar pada program KB


dan tantangan dari beberapa pihak dapat dianggap kurang berarti.

3. Indonesia dapat membuktikan bahwa program KB dapat dilaksanakan di


pedesaan secara efektif.

4. untuk menjadikan gerakan KB sebagai suatu Lembaga atau pranata sosial


maka KB harus diusahakan menjadi bagian integral dari kehidupan
masyarakat dalam bentuk norma keluarga kecil bahagia sejahtera (NKKBS).

5. program KB juga merupakan usaha untuk melaksanakan kegiatan beyond


family planning. Konsep ini merupakan usaha untuk mempertemukan tiga
pandangan yaitu:
1. Pernyataan yang menyatakan bahwa penurunan fertilitas hanya dapat
dicapai melalui pembangunan ekonomi. Apabila ekonomi terbangun maka
fertilitas akan turun dengan sendirinya.

2. Pandangan dalam masyarakat tentang peran anak dalam kehidupan


keluarga dan sebagai jaminan hari tua maupun tenaga bantuan untuk
keluarga. Kalau pandangan ini berubah maka keinginan untuk mempunyai
banyak anak berkurang sehingga fertilitas akan turun dengan sendirinya.

3. Pandangan yang menyatakan bahwa dengan program KB yang dikelola


dengan baik, fertilitas akan dapat diturunkan.
 Hasil yang Dicapai dan Pengaruh Program KB pada Bidang
Kependudukan
 Program KB nasional yang kemudian diubah menjadi gerakan KB
nasional sudah dilakukan lebih dari 30 tahun di Indonesia. Ada
beberapa indikator yang dapat digunakan untuk melihat bagaimana
kondisi kependudukan di Indonesia telah mengalami kemajuan sebagai
akibat langsung maupun tidak langsung dari program pelaksanaan KB,
penurunan angka fertilitasi (TFR), penurunan angka kematian bayi
(IMR), penurunan angka kematian kasar (CDR), penurunan angka
kelahiran kasar (CBR), dan peningkatan angka harapan hidup saat lahir.
 Setelah berlangsung lebih dari 30 tahun,program KB telah diakui
mempunyai andil yang besar dalam perubahan demografis di
indonesia,khususnya dalam hal pengendalian tingkat fertilitas.
keberhasilan ini tampaknya perlu dipertahankan mengingat tantangan
dalam bidang kependudukan pada masa depan semakin besar.
 Turunnya tingkat kesejahteraan masyarakat yang kemudian disusul dengan
menurunnya daya beli sangat mempengaruh kepada permintaan alat
kontrasepsioleh masyarakat.konsep KB mandiri yang diperkenalkan
kepada masyarakat melalui KB lingkaran biru (libi) dan lingkaran emas
(limas)tampaknya akan menghadapi masyarakat golongan bawah.
 Selain itu,mutu pelayanan kontrasepsi tampaknya perlu ditingkatkan pada
masa mendatang di samping meningkatkan aksesibilitas alat kontrasepsi itu
sendiri agar mudah diperoleh oleh masyarakat.peningkatan kualitas
pelayanan kini menjadi hal yang penting mengingat pola pelayanan KB
pada masa depan memang harus sudah bergeser ke arah peningkatan
kualitas pelayanan yang semakin baik sesuai keinginan dan tuntutan klien.
 Seperti telah diutarakan dibagian sebelumnya, konferensi ini
menghasilkan program aksi yang mendukung suatu strategi baru dalam
kebijakan kependudukan ,yaiyu dengan memberi penekana pada
pentingnya hubungan integral antara penduduk dan pembangunan serta
fokus dan perhatian lebih pada tercapainya kebutuhan individu laki-laki
dan perempuan dari pada pencapaian target-target demografis semata

 Mengacu pada hasil ICPD 1994 (UN,1995) kebijakan kependudukan saat


ini memiliki pendekatan baru, yakni memberi penekanan pada isu
perdayaan perempuan dengan memberi kepada mereka lebih banyak
akses pada bidang pendidikan dan pelayanan kesehatan.
ICPD kairo 1994 menghasilkan rumusan-rumusan program aksi (action plan)
Yang menekankan program-program kependudukan yang sifatnya mengikat
bagi negara-negara anggota perserikatan bangsa-bangsa (PBB).
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai