Anda di halaman 1dari 11

Pengelolaan Sediaan Farmasi

dan Alkes
Penulis
Faridah Baroroh, M.Sc., Apt.
Definisi dan Pentingnya Pengelolaan Sediaan Farmasi
dan Alat Kesehatan

Menurut Undang Undang Kesehatan Nomor.36


Tahun 2009 sediaan farmasi adalah Obat, bahan
Obat, obat tradisional dan kosmetika. Sedangkan alat
kesehatan adalah instrumen, aparatus, mesin dan
atau implan yang tidak mengandung obat yang
digunakan untuk mencegah, mendiagnosis,
menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat
orang sakit, memulihkan kesehatan pada manusia,
dan/atau membentuk struktur dan memperbaiki
fungsi tubuh.
• Pengelolaan sediaan farmasi dan alat kesehatan
merupakan suatu kegiatan untuk
mempertahankan jumlah persediaan pada tingkat
atau jumlah yang dikehendaki.
• Sediaan farmasi dan alat kesehatan (persediaan)
harus dikelola dengan baik, karena persediaan
merupakan salah satu investasi yang
membutuhkan modal besar, mempengaruhi
pelayanan kepada pasien, dan mempunyai
pengaruh pada fungsi pemasaran dan keuangan.
Prosedur Management dan Distribusi
Perbekalan Farmasi
• Prosedur distribusi perbekalan farmasi pada intinya
ada dua yaitu distribusi dengan resep atau tanpa
resep.
– Pelayanan obat tanpa resep
• merupakan pelayanan obat yang diberikan apotek
kepada konsumen atas permintaan langsung pasien
atau tanpa resep dari dokter. Obat yang dapat dilayani
tanpa resep dokter meliputi obat bebas, obat bebas
terbatas, obat keras yang termasuk dalam Daftar Obat
Wajib Apotek (DOWA), obat tradisional, kosmetik, dan
alat kesehatan.
Pelayanan resep
• didahului proses skrining resep yang meliputi
pemeriksaan kelengkapan resep, keabsahan dan
tinjauan kerasionalan obat. Resep yang lengkap harus
ada nama, alamat dan nomor ijin praktek dokter,
tempat dan tanggal resep, tanda R pada bagian kiri
untuk tiap penulisan resep, nama obat dan jumlahnya,
kadang-kadang cara pembuatan atau keterangan lain
(iter, prn, cito) yang dibutuhkan, aturan pakai, nama
pasien, serta tanda tangan atau paraf dokter.
• Tinjauan kerasionalan obat meliputi pemeriksaan dosis,
frekuensi pemberian, adanya polifarmasi, interaksi
obat, karakteristik penderita atau kondisi penyakit yang
menyebabkan pasien menjadi kontra indikasi dengan
obat yang diberikan.
• Agar dalam melayani lebih maksimal, sebaiknya
seorang Tenaga teknis kefarmasian jangan
mengerjakan lebih dari 100 resep setiap hari dinasnya
yang biasanya berkisar antara 6-7 jam. Penjualan obat
melalui resep dapat dilakukan dengan alur sebagai
berikut :
• Pasien membawa resep diserahkan kepada Apoteker /
AA
• Apoteker / AA:
• 1) Mengontrol apakah resepnya syah dan lengkap
• 2) Mengontrol apakah dosis sesuai atau belum
• 3) Mengontrol harga obatnya
Alur Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Alat
Kesehatan
• Pengelolaan ini meliputi
perencanaan, pengadaan, penerimaan, pe
nyimpanan, pemusnahan, pengendalian,
pencatatan dan pelaporan. Namun tenaga
teknis kefarmasian tidak bertanggung jawab
pada pemusnahan dan pelaporan.
Teknik, Prinsip, dan Prosedur Pembuatan Sediaan
Farmasi
• Tugas tenaga teknis kefarmasian adalah :
• 1. Mengerjakan pekerjaan sesuai dengan profesinya, yaitu :
• a. Dalam pelayanan obat bebas dan resep (mulai dari menerima resep dari
pasien sampai menyerahkan obat yang diperlukan)
• b. Menyusun buku defecta setiap pagi (membantu bagian pembeli),
memelihara buku harga sehingga selalu benar dan rapi
• c. Mencatat dan membuat laporan keluar masuknya obat.
• d. Menyusun resep-resep menurut nomor urut dan tanggal, digulung kemudian
disimpan
• e. Memelihara kebersihan ruang peracikan, lemari obat, gudang dan rak obat
• 2. Dalam hal darurat, dapat menggantikan pekerjaan sebagai kasir, penjual obat
bebas dan juru resep.
• Tenaga teknis kefarmasian bertanggung jawab kepada asisten kepala sesuai
dengan tugasnya, artinya bertanggung jawab atas kebenaran segala tugas yang
diselesaikannya, tidak boleh ada kesalahan, kekeliruan, kekurangan, kehilangan
dan kerusakan.
Jenis dan Manfaat Penggunaan Perbekalan Farmasi
dan Alat Kesehatan
• Macam-macam perbekalan farmasi
• Pengertian Sediaan Farmasi menurut Pasal 1
angka 4 Undang-undang No. 36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan (selanjutnya UU Kesehatan)
adalah obat, bahan obat, obat tradisional, dan
kosmetika.
• Obat bebas

• Obat bebas terbatas

• Obat keras
• Obat wajib apotek
• Psikotropika

• Narkotika
• Dengan semakin efisiennya perencanaan
pengadaan dan pembelian perbekalan farmasi
dan alat kesehatan serta berjalannya
pengawasan pada hal-hal yang perlu
diperhatikan maka pemanfaatan penggunaan
perbekalan farmasi untuk pelayanan resep dan
non resep pada pasien akan semakin efektif,
aman dan semakin menghemat biaya
operasional apotek maupun rumah sakit.

Anda mungkin juga menyukai