Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder (DSM-5), autisme adalah kondisi perkembangan yang meliputi kekurangan dalam kemampuan sosial dan komunikasi, dan ketertarikan yang terbatas (American Psychiatric Association, 2013). Keadaan ini terjadi sejak usia 2-3 tahun tanpa memandang sosial ekonomi mapan maupun kurang, atau atau dewasa dan semua etnis Pervasive Developmental Disorder Not Otherwise Specified (PDD-NOS) PDD-NOS juga mempunyai gejala gangguan perkembangan dalam bidangkomunikasi, interaksi maupun perilaku, namun gejalanya tidak sebanyak seperti pada Autisme Masa Kanak. Kualitas dari gangguan t ersebut lebih ringan,sehingga kadang-kadang anak-anak ini masih bisa bertatap mata, ekspresi fasialtidak terlalu datar, dan masih bisa diajak bergurau ADD Seorang anak yang didiagnosa dengan ADD memiliki kesulitan dalam mempertahankan kemampuan memusatkan perhatiannya. Seorang anak hiperaktif dengan ADD diberi label ADHD Asperger’s Syndrome Istilah ini digunakan untuk mendeskripsikan seorang anak autistik yang dapat berfungsi pada tingkat yang lebih tinggi. merupakan anak-anak yang luar biasa cerdas. Mereka menggunakan dan mengerti perbendaharaan kata secara luas, tetapi mereka memiliki minat yang sangat sempit dan menunjukkan banyak kekurangan dari segi sosial. Seorang anak dengan Asperger’s Syndrome bisa sangat ahli mengenai mesin cuci, tapi mesin cuci adalah satu-satunya hal yang mau ia bicarakan. Retts Sindrom Adalah gangguan perkembangan yang hanya dialami oleh anak wanita.Kehamilannya normal, kelahiran normal, perkembangan normal sampai sekitar umur 6 bulan. Lingkaran kepala normal pada saat lahir. Mulai sekitar umur 6 bulan mereka mulai mengalami kemunduran perkembangan. pertumbuhan kepalamulai berkurang antara umur 5 bulan sampai 4 tahun. Gerakan tangan menjadi takterkendali, gerakan yang terarah hilang, disertai dengan gangguan komunikasi dan penarikan diri secara sosial. Gerakan- Gejala-gejala lain yang sering gerakan otot tampak makin tidakte menyertai adalah gangguan rkoordinasi. pernafasan, otot-otot yang makin Seringkali memasukkan tangan ke kaku, timbul kejang, skoliosis tulang mulut, menepukkan tangan punggung, pertumbuhanterhambat danmembuat gerakan dengan dua dan kaki makin mengecil tangannya seperti orang sedang (hypotrophik). Pemeriksaan EEG mencuci baju. Hal ini terjadi antara biasanyamenunjukkan kelainan umur 6-30 bulan. (Levy, 2009) Terjadi gangguan berbahasa, perseptif maupunekspresif disertai kemunduran psikomotor yang hebat. Gejala-Gejala 1. Isolasi sosial Banyak anak autis yang menarik diri dari kontak sosial kedalam suatu keadaan yang disebut extreme autistic alones. Hal ini akan semakin terlihat pada anak yang lebih besar, dan ia akan bertingkah laku seakan-akan orang lain tidak ada. 2. Kelemahan kognitif Anak autis sebagian besar (±70%) mengalami retardasi mental (IQ < 70) disebut dengan autis dengan tuna grahita tetapi anak autis infertil sedikit lebih baik, contohnya dalam hal yang berkaitan dengan hal sensor motorik. Anak autis dapat meningkatkan hubungan sosial dengan temannya, tetapi hal itu tidak berpengaruh terhadap retardasi mental yang dialami. 3. Kekurangan dalam bahasa Lebih dari setengah autis tidak dapat berbicara, yang lainnya hanya mengoceh, merengek, atau menunjukkan ecocalia, yaitu menirukan apa yang dikatakan orang lain. Beberapa anak autis mengulang potongan lagu, iklan TV atau potongan kata yang terdengar tanpa tujuan. Beberapa anak autis menggunakan kata ganti dengan cara yang aneh 4. Tingkah laku stereotif Anak autis sering melakukan gerakan yang berulang-ulang secara terus menerus tanpa tujuan yang jelas. Seperti berputar- putar, berjingkat-jingkat dan lain sebagainya. Gerakan ini dilakukan berulangulang disebabkan karena kerusakan fisik, misalnya ada gangguan neurologis. Anak autis juga mempunyai kebiasaan menarik-narik rambut dan menggigit jari. Walaupun sering kesakitan akibat perbuatannya sendiri, dorongan untuk melakukan tingkah laku yang aneh ini sangat kuat dalam diri mereka. Anak autis juga hanya tertarik pada bagianbagian tertentu dari sebuah objek misalnya pada roda mobil-mobilan. Anak autis juga menyukai keadaan lingkungan dan kebiasaan yang monoton. PRAVELENSI insidensi autisme diUSA, Inggris, Timur Tengah dan Asia mencakup 1 : 250 anak, suatu angka yangcukup besar perbandingan penderita autisantara laki-laki dan perempuan adalah 2,6 - 4 : 1, namun anak perempuan yang terkena akan menunjukkan gejala yang lebih berat. Di Indonesia, pada tahun 2013 diperkirakan terdapat lebih dari 112.000 anak yang menderita autisme dalam usia 5- 19 tahun; sedangkan prevalensi penyandang autisme di seluruh dunia menurut data UNESCO pada tahun 2011 adalah 6 di antara 1000 orang mengidap autisme (Republika Online). Aktivitas Otak Volume Otak Lebih Berat dan berlebihan Donders dan Hunter (2010) dalam bukunya Principles and Practice of Lifespan Developmental Neuropsychology, menjelaskan bahwa volume dari keseluruhan otak, seperti pada area lobus frontalis, lobus temporalis, dan lobus parietalis pada anak autis mengalami peningkatan secara signifikan antara 3.4% dan 9.0%. Schumann, Bloss, dan Barnes (2010) menjelaskan bahwa peningkatan volume otak pada anak autis dipengaruhi oleh peningkatan volume white matter. Perkembangan yang tidak normal dari white matter cortex dan perbedaan jumlah cerebrospinal fluid (CSF) berkontribusi terhadap peningkatan volume otak.
Studi yang dilakukan pada kelompok anak autis ini mengungkapkan
bahwa gangguan awal terjadi pada pembentukan white matter neurosirkuit otak dibandingkan gangguan perkembangan grey matter pada anak autis. White matter berfungsi dalam menghubungkan pusat- pusat informasi dan grey matter berfungsi dalam menganalisa informas Ukuran kepala dan otak lebih besar Para ahli meneliti sekelompok anak berusia 2 tahun , dan menemukan bahwa seorang anak pengidap autisme memiliki otak dengan ukuran 5% hingga 10% lebih besar dibandingkan anak yang tidak mengalami gangguan tersebut. Otak anak autis juga memiliki berat 17,5 persen lebih berat dibanding anak tanpa gangguan ini. Pertumbuhan yang berlebihan dan disfungsi pada korteks prefrontal serta area-area otak lainnya Sebuah studi dari para peneliti di University of California, Autism Center of Excellence San Diego, menunjukkan bahwa pertumbuhan otak pada anak penderita autis melibatkan jumlah neuron yang berlebihan di area otak yang berhubungan dengan sosial, komunikasi dan perkembangan kognitif. studi ini menemukan bahwa anak-anak penderita autisme memiliki kelebihan neuron hingga 67 persen pada korteks prefrontalnya. Beberapa penelitian melaporkan bahwa anak autis memiliki kelainan pada hampir semua struktur otak. Tetapi kelainan yang paling konsisten adalah pada otak kecil (cerebellum). Berkurangnya sel purkinye di otak kecil diduga dapat merangsang pertumbuhan akson, blia dan myelin sehingga terjadi pertumbuhan otak yang abnormal, atau sebaliknya pertumbuhan akson yang abnormal dapat menimbulkan sel purkinye mati. Otak kecil berfungsi mengontrol fungsi luhur dan kegiatan motorik, juga sebagai sirkuit yang mengatur perhatian dan pengindraan.