0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
21 tayangan12 halaman
Bertani di desa dapat berupa gaya hidup maupun mata pencarian. Sebagai gaya hidup, bertani dilakukan untuk kebutuhan sendiri dan dipengaruhi faktor sosial budaya. Sebagai mata pencarian, bertani dilakukan untuk mencari keuntungan dan pasar menjadi fokus. Saat ini banyak petani beralih dari gaya hidup menjadi mata pencarian dengan memperhatikan harga pasar dan teknologi pertanian.
Bertani di desa dapat berupa gaya hidup maupun mata pencarian. Sebagai gaya hidup, bertani dilakukan untuk kebutuhan sendiri dan dipengaruhi faktor sosial budaya. Sebagai mata pencarian, bertani dilakukan untuk mencari keuntungan dan pasar menjadi fokus. Saat ini banyak petani beralih dari gaya hidup menjadi mata pencarian dengan memperhatikan harga pasar dan teknologi pertanian.
Bertani di desa dapat berupa gaya hidup maupun mata pencarian. Sebagai gaya hidup, bertani dilakukan untuk kebutuhan sendiri dan dipengaruhi faktor sosial budaya. Sebagai mata pencarian, bertani dilakukan untuk mencari keuntungan dan pasar menjadi fokus. Saat ini banyak petani beralih dari gaya hidup menjadi mata pencarian dengan memperhatikan harga pasar dan teknologi pertanian.
( a way of life) Bertani sbg suatu mata pencarian (a way of making living) Bertani sbg Gaya Hidup
Produksi usaha tani dipakai/dikonsumsi
sendiri Cenderung sebagai prestise Tidak bermotif mencari keuntungan Tidak Dominan (bertani bukan segala- galanya) Dipengaruhi faktor: ekonomi,kekeluargaan,keagamaan,sosial & budaya Bertani sbg Mata Pencarian
Sebagian besar untuk memenuhi kebutuhan
orang lain/pasar/eksport. Motif untuk mengejar keuntungan sebesar- besarnya dr usaha tani tsb. Bertani sbg hal yg utama yg lain sekunder Ex : Usaha tani dataran tinggi karo. Perubahan sistem dr gaya hidup kearah mata pencarian Perubahan sistem dr gaya hidup kearah mata pencarian Masy tani berusaha memenuhi kebutuhan orang lain/ pasar/eksport Cenderung membeli beras daripada menanam padi untuk kebutuhan rumah tangganya Dlm usaha tani mereka mengunakan teknologi pertanian modern yg lebih maju. Faktor Produksi Pertanian Tanah/ Lahan Tenaga/ Energi (Manusia,hewan,mesin) Modal/ Uang
Meningkat atau berkurangnya prod pertanian
berkaitan dgn 3 faktor tsb. Bertani sbg Gaya hidup, mk faktor produksi amat tergantung pada :
Luas Lahan dgn TK kesuburan (L)
Tenaga kerja (E) Tk Produksi (P) fungsi (f)
Shg dlm Modelnya digambarkan :
P=f(L.E) (malasis, 1975;1989) Pada saat peralihan dr Usaha tani sbg gaya hidup ke arah Mata pencarian mk mereka memerlukan uang dan modal (C).
Shg Modelnya : P = f ( L.E.C)
Tk produksi (P) dapat meningkat dgn
menambah masukan faktor C dan E, akan tetapi tetap dipengaruhi oleh cuaca dan alam. Pengetahuan dan ketrampilan Petani Memerlukan Tanah (lahan) untuk bercocok tanam. Bgmn lahan bisa berprod Teknologi untuk pengelolaan lahan Loyalitas thd kebiasaan &adat istiadat Lingkungan Sosialnya Petani subsisten: Petani berpindah-pindah (membabat hutan,ditanami 2-3 th lalu ditinggal) Percaya bahwa tanah akan subur kembali jika ditanam bergiliran (rotasi) dgn hara. Terkadang menggunakan kotoran u pupuk (man& hewan)
Perhatian utama petani Subsisten:
Bagaimana keptsn u memanfaatkan lahan Tan apa yg sebaiknya ditanam Adat Istiadat setempat Kapan hrs ,mulai tanam Hewan terrnak apa yg hrs dipelihara Pengetahuan dan ketrampilan Petani Modern :
Harga pasar lokal & international
Situasi Politik mempengaruhi prilaku petani Teknologi Usaha tani yg canggih Faktor prod air alami (irigasi)
Jika petani sdh meninggalkan pola subsisten, mk
pertimbangan harga pasar lokal & international dr komoditi yg mempengaruhi penggunaan lahan usaha tani. Pemakaian Tenaga Kerja TK pada pertanian Subsisten : TK berasal dr anggota keluarga, terkadang hanya kepala keluarga Dibantu sanak keluarga (Meurup istilah aceh) Gotong royong
TK pada UT Modern : Lahan tidak digarap sendiri, disewakan pd org lain Lahan digarap dgn bagi hasil Kelompok Tani yg menjual tenaga (Migran laborers)