Anda di halaman 1dari 16

INFEKSI

SUSUNAN SYARAF PUSAT (SSP)


MENINGITIS BAKTERIALIS PADA
NEONATUS
MENINGITIS BAKTERIALIS PADA NEONATUS

• Diperkirakan insidens meningitis bakterialis


neonatal 0,5 kasus per 1000 kelahiran hidup.
• Insidens meningitis pd BBLR 3 X ≥ dibandingkan
pada bayi dgn berat lahir normal.
• Streptococcus group B dan E. coli merupakan
penyebab utama meningitis bakterialis neonatal.
• Gambaran klinis dpt terjadi secara early onset atau
late onset
LANGKAH DIAGNOSTIK
• Anamnesis
• Mengetahui adanya faktor risiko pd ibu maupun pd bayi sangatlah penting, di
samping menilai penampilan klinis.
• Demam, nyeri kepala dan meningismus yg merupakan tanda kardinal meningitis
pd anak sering kali tidak ditemukan.
Pemeriksaan fisis
• Manifestasi klinis meningitis pd bayi baru lahir sering
tdk spesifik, berupa :
• temperatur yg tidak stabil,
• gangguan pernafasan,
• iritabilitas,
• letargi,
• dan sulit makan
• atau muntah.
Pemeriksaan fisis
• Kejang terjadi pd kira-kira 40% bayi dgn
• meningitis bakterial.
• Tanda lainnya yaitu :
• ubun-ubun menonjol,
• hiper/ hipoaktif,
• penurunan kesadaran,
• tremor,
• twitching,
• apnea,
• hemiparesis atau kelumpuhan saraf kranial.
Pemeriksaan penunjang
• Darah perifer lengkap,
• gula darah,
• elektrolit darah,
• biakan darah
• Pungsi lumbal (LP):
• jumlah sel >30/mm pada hitung jenis didapatkan sel PMN
• protein >150 mg/dI,
• glukosa kurang lebih 40 mg/dI,
• Pewarnaan gram, biakan dan uji resistensi,
• Identifikasi antigen (aglutinasi latex)
• Pemeriksaan USG, CT, atau MRI kepala (bila diperlukan)
• Pemeriksaan elektroensefalografi (bila ada indikasi)
TERAPI

• Medikamentosa
• Diawali dgn terapi empirik,
• kemudian disesuaikan dgn hasil pewarnaan gram atau identifikasi
antigen
• dan atau biakan serta uji resistensi.
Terapi empirik
• Umur 0-7 hari ( early onset )
• Ampisilin 150 mg/kgBB/hari setiap 8 jam IV
+ sefotaksim 100 mg/kgBB/hari setiap 12 jam IV atau
• Seftriakson 50 mg/kgBB/hari setiap 24 jam IV
atau
• Ampisilin 150 mg/kgBB/hari setiap 8 jam IV + gentamisin 5 mg/kgBB/hari setiap
12 jam IV.
Terapi empirik

• Umur >7 hari ( late onset )


• Ampisilin 200 mg/kgBB/hari setiap 6 jam IV + gentamisin 7,5
mg/kgBB/hari setiap 12 jam IV
atau
• Ampisilin 200 mg/kgBB/hari setiap 6 jam IV
+ sefotaksim 150 mg/kgBB/hari setiap 8 jam IV
atau
• Seftriakson 75 mg/kgBB/hari setiap 24 jam IV.
• Deksametason
• Tidak diperlukan

• Lama pengobatan
• Tergantung dari etiologi kuman, umumnya 14-21 hari.
Bedah
• Umumnya tidak diperlukan tindakan bedah,
• kecuali bila ada komplikasi seperti :
• empiema subdural,
• abses otak
• atau hidrosefalus.
Suportif
• Perlunya perhatian khusus terhadap ada tidaknya :
• gangguan ventilasi,
• perfusi,
• temperatur,
• keadaan metabolik,
• dan komplikasi penyakit seperti :
• kejang,
• syndrome of inappropriate anti diuretic hormone
(SIADH),
• edema otak,
• hidrosefalus akut,
• efusi subdural,
• dan abses otak.
PEMANTAUAN

• Terapi
• Untuk monitor efek samping penggunaan antibiotik dosis tinggi,
misaInya
•pemeriksaan darah perifer secara serial,
•uji fungsi hati,
•dan uji fungsi ginjal.
Tumbuh kembang
• Angka kejadian sekuele berat 15-20 % dan 25%-35% dengan sekuele
ringan-sedang.
• Pemeriksaan uji pendengaran segera dikerjakan setelah dipulangkan,
selain pemeriksaan klinis neurologis.
• Pemeriksaan penunjang yg lain disesuaikan dgn keadaan temuan klinis
pd saat itu.
LANGKAH PROMOTIF/PREVENTIF
• Mengurangi atau menghilangkan faktor risiko dari
ibu atau bayi, misalnya :
• menurunkan insidens sepsis neonatal,
• kejadian prematuritas,
• ketuban pecah dini,
• korioamnionitis,
• demam pd ibu,
• dan kelahiran traumatik.
• Pemberian kemoprofilaksis intraparturn pd kasus
dgn risiko tinggi dpt dipertimbangkan.

Anda mungkin juga menyukai