Anda di halaman 1dari 33

Anatomi

Kecelakaan

Disusun oleh :
Putri Elvira (1707113849)
Analisis terminologi
skenario kecelakaan untuk
proses Hazard
Pengertian kecelakaan
Kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak diinginkan dan
tidak direncanakan yang dapat menyebabkab luka, cedera,
cacat ataupun kematian pada manusia dan atau
menyebabkan kerusakan material atau lingkungan hidup di
tempat kerja.
Dengan demikian, kecelakaan selalu diikuti kerugian baik
kerugian langsung ataupun tidak langsung.
Klasifikasi kecelakaan kerja
Menurut Direktorat Jenderal Minyak Dan Gas Bumi

1. Meninggal 2. Berat 3. Sedang 4. Ringan


/ fatal

Yaitu kecelakaan kerja Yaitu kecelakaan yang Kecelakaan yang


yang menyebabkan menimbulkan hari Yaitu kecelakaan
menimbulkan hari hilang tidak
kematian tanpa hilang lebih dari 21 kerja yang tidak
lebih dari 21 hari kalender dan
memperhitungkan hari kalender atau menimbulkan hari
tidak menyebabkan kehilangan
tenggang waktu antara yang menyebabkan hilang. Kecelakaan
anggota badan atau fungsi
terjadinya kecelakaan kehilangan anggota yang memerlukan
badan. Menyebabkan pekerja
dengan meninggalnya badan atau fungsi pertolongan ringan
hanya dapat melakukan
korban badan aktifitas terbatas dan yang
menyebabkan pingsan
Kecelakaan yang paling sering
terjadi pada proses industri
besar, diantaranya:
1. Kebakaran Berdasarkan kecelakan yang terjadi
tersebut, dapat terjadi hal-hal sebagai
2. Peledakkan
berikut:
3. Pelepasan zat beracun a. Kematian
b. Luka-luka
c. Kerusakan alam
d. Kerusakan alat
e. Evakuasi
f. Kerugian bisnis
g. Penutupan pabrik
h. Denda atau tuntutan hukum
LOSS EVENT

LOSS EVENT adalah suatu peristiwa dimana terjadi situasi tidak


normal ketika terjadi peristiwa fisik irreversible yang memiliki potensi
kerugian dan dampak buruk

Loss event dapat terjadi karena beberapa kemungkinan beikut:


a. Penanganan bahaya pada proses bahan dan energi
b. Seiring berjalannya waktu untuk penangan pada adanya potensi untuk
terjadinya kerugian atau bahaya
HAZARD (BAHAYA)
Bahaya (hazard) yaitu sesuatu yang bisa mengakibatkan cedera pada manusia
atau kerusakan pada alat atau lingkungan, karena adanyabahan atau energi
yang dapat menyebabkan kerugian atau bahaya.

Berikut adalah macam-macam kategori hazard (Wells, 1996 ; Plog, 2002 ; Donoghue, 2004) :
1. Physical hazards : suara bising, radiasi, getaran, temperatur
2. Chemical hazards : zat beracun, debu, uap berbahaya
3. Mechanical hazards : mesin, alat-alat bergerak
4. Electrical hazards : arus listrik, percikan bunga api listrik
5. Ergonomic hazards : ruangan sempit, mengangkat, mendorong, dll (catatan : sebenarnya ergonomi
bukan hanya melingkupi beberapa hal ini karena ergonomi sebenarnya yaitu prinsip atau azas K3 secara
keseluruhan, tetapi karena istilah ergonomi mulai dikenal dari ranah postur kerja, beban kerja, MSD dan
sejenisnya maka bisa dimaklumi bila hal-hal seperti ini lebih erat dengan istilah ergonomi)
6. Behavioral hazards : tidak mematuhi ketentuan, kurangnya keterampilan kerja
7. Environmental hazards : cuaca buruk, api, berkerja ditempat tidak rata
8. Biological hazards : virus, bakteri, jamur, parasit
9. Psychosocial hazards : waktu kerja yang lama, tekanan atasan, trauma
10. Tidak menggunakan alat pelindung diri seperti pakaian dan sepatu safety
Secara umum ada 3 jenis Hazard, yaitu:
1. Hazard bahan
2. Hazard energi
3. Hazard interaksi kimia

1. Hazard bahan, adalah bahan proses yang


terkandung atau terhubung satu atau lebih
karakteristik berbahaya (hazard)`

2. Hazard energi, adalah beberapa bentuk


energi fisik yang terhubung dengan proses yang
memiliki potensi untuk bahaya dan kerusakan

3. Hazard interaksi kimia, adalah adanya bahan-bahan


dengan potensi untuk bahaya atau lerusalan dengan
adanya interaksi dalam cara yang tidak disengaja dan
tidak terkontrol
HAZARD BAHAN

Karakteristik hazard secara inheren, yaitu :


1. Bahan beracun
2. Korosif
3. Flash point (volatilitas)
4. Panas pembakaran
HAZARD BAHAN

Material Safety Data Sheets (MSDS)

1. Berisi ringkasan dari hazard yang lebih lengkap


2. Dibutuhkan untuk dapat diakses di tempat kerja
3. Semua bahan hazard dapat diakses pada sumber internet
4. Memberikan info rekativitas dasar kimia
5. Sering tidak konsisten dari sumber ke sumber
HAZARD ENERGI
BERIKUT ADALAH AGEN-AGEN FISIK YANG
MENYEBABKAN HAZARD ENERGI:

1. Debu.
Debu dan uap/asap (fume) merupakan salah satu sumber
gangguan yang tidak dapat diabaikan. Dalam kondisi
tertentu debu merupakan bahaya yang dapat
menimbulkan kerugian besar. Tempat kerja yang
HAZARD ENERGI prosesnya mengeluarkan debu atau uap, dapat
menyebabkan pengurangan kenyamanan kerja, gangguan
penglihatan, gangguan fungsi faal paru-paru, bahkan
dapat menimbulkan keracunan umum.
2. Kebisingan.
Bising dapat diartikan sebagai suara yang timbul dari
getaran-getaran yang tidak teratur dan periodik,
kebisingan merupakan suara yang tidak dikehendaki.
Manusia masih mampu mendengar bunyi dengan
frekuensi antara 16-20.000 Hz, dan intensitas dengan nilai
ambang batas (NAB) 85 dB (A) secara terus menerus.
Intensitas lebih dari 85 dB dapat menimbulkan gangguan
dan batas ini disebut critical level of intensity
BERIKUT ADALAH AGEN-AGEN FISIK YANG MENYEBABKAN
HAZARD ENERGI:

3. Suhu Udara.
Suhu tubuh manusia yang dapat kita raba/rasakan tidak hanya didapat
dari metabolisme, tetapi juga dipengaruhi oleh panas lingkungan. Makin
tinggi panas lingkungan, semakin besar pula pengaruhnya terhadap
suhu tubuh. Sebaliknya semakin rendah suhu lingkungan, makin banyak
HAZARD ENERGI pula panas tubuh akan hilang. Dengan kata lain, terjadi pertukaran
panas antara tubuh manusia yang didapat dari metabolisme dengan
tekanan panas yang dirasakan sebagai kondisi panas lingkungan.
Selama pertukaran ini serasi dan seimbang, tidak akan menimbulkan
gangguan, baik penampilan kerja maupun kesehatan kerja.

Tekanan panas yang berlebihan merupakan beban tambahan yang


harus diperhatikan dan diperhitungkan. Beban tambahan berupa panas
lingkungan dapat menyebabkan beban fisiologis misalnya kerja jantung
menjadi bertambah. Nilai ambang batas untuk cuaca (iklim) kerja adalah
21oC – 30oC suhu basah. Suhu efektif bagi pekerja di daerah tropis
adalah 22oC – 27oC. Yang dimaksud dengan suhu efektif adalah suatu
beban panas yang dapat diterima oleh tubuh dalam ruangan. Suhu
efektif akan memberikan efek yang nyaman bagi orang yang berada di
luar ruangan. Cuaca kerja yang diusahakan dapat mendorong
produktivitas antara lain dengan pengondisian udara di tempat kerja.
BERIKUT ADALAH AGEN-AGEN FISIK YANG MENYEBABKAN HAZARD ENERGI:

4. Kelembaban Udara.
Kelembaban adalah: banyaknya air yang terkandung dalam udara, biasa dinyatakan dalam persentase. Kelembaban
ini berhubungan atau dipengaruhi oleh suhu udara, dan secara bersama-sama antara suhu, kelembaban, kecepatan
udara bergerak dan radiasi panas dari udara tersebut akan mempengaruhi keadaan tubuh manusia pada saat
menerima atau melepaskan panas dari tubuhnya. Suatu keadaan dengan suhu udara sangat panas dan kelembaban
tinggi, akan menimbulkan pengurangan panas dari tubuh secara besar-besaran karena sistem penguapan. Pengaruh
HAZARD ENERGI
lain adalah makin cepatnya denyut jantung karena makin aktifnya peredaran darah untuk memenuhi kebutuhan
oksigen, dan tubuh manusia selalu berusaha untuk mencapai keseimbangan antara panas tubuh dengan suhu di
sekitarnya.

5. Pencahayaan.
Pada umumnya pekerjaan memerlukan upaya penglihatan. Untuk melihat manusia membutuhkan pencahayaan. Oleh
sebab itu salah satu masalah lingkungan di tempat kerja yang harus diperhatikan adalah pencahayaan. Pencahayaan
yang kurang memadai merupakan beban tambahan bagi pekerja, sehingga dapat menimbulkan gangguan
performance (penampilan) kerja yang akhirnya dapat memberikan pengaruh terhadap kesehatan dan keselamatan
kerja.

6. Radiasi
Sumber radiasi dapat berasal dari alam dan buatan. Dampak radiasi terhadap kesehatan tergantung pada: lamanya
terpapar, jumlah yang diserap, tipe dan lebih spesifik lagi adalah panjang gelombang. Pancaran yang paling
berbahaya adalah gelombang pendek, termasuk ionisasi dan radiasi sinar ultraviolet. Akibat radiasi ultraviolet pada
umumnya mengenai mata dan kulit, bila mengenai mata dapat menyebabkan conjuctivitis.
HAZARD
AGEN-AGEN KIMIA
INTERAKSI Bahan kimia yang berpotensi menimbulkan bahaya di tempat kerja
adalah:
KIMIA 1. Asam Nitrat (HNO3)
2. Asam Sulfat ( H2SO4)
3. Asam Klorida (HCL)
4. N-Hexane
5. Aseton
6. Asam Peroksida (H2O2)
1. Anatomi kecelakaan
Bagaimana cara
terjadinya loss events?
1. Anatomi kecelakaan
2. Tindakan yang tidak aman dan
kondisi sekitar
1. Anatomi kecelakaan

Menurut Heinrich (1931) dalam risetnya menemukan sebuah teori yang


dinamakan TEORI DOMINO. Teori ini menyebutkan bahwa pada setiap
kecelakaan yang menimbulkan cidera, terdapat lima faktor secara berurutan yang
menggambarkan sebagai lima domino yang berdiri sejajar, yaitu: kebiasaan,
kesalahan seseorang, perbuatan atau kondisi tidak aman (Hazard), kecelakaan,
serta cidera. Heinrich mengemukakan, untuk mencegah terjadinya kecelakaan,
kuncinya adalah dengan memutuskan rangkai sebab-akibat. Misalnya, dengan
membuang hazard, satu domino diantaranya.
Menurut Frank Birds (1967) memodifikasi teori domino heinrich dengan
mengemukakan teori manajemen yang berisikan lima faktor dalam urutan suatu
kecelakaan, yaitu: manajemen, sumber penyebab dasar, gejala, kontak, dan
kerugian. Dalam teorinya Birds mengemukakan bahwa usaha pencegahan
kecelakaan kerja hanya dapat berhasil dengan mulai memperbaiki manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja.
1. HAZARD

2.
Urutan
PENYEBAB
kecelakaan
3. DEVIASI

4.. LOSS EVENT

5. DAMPAK
1. HAZARD

Proses hazard yaitu adanya bahan atau energi yang tersimpan dan
terhubung dengan karakteristik bawaan yang berpotensi
menyebabkan kerugian atau bahaya

2. PENYEBAB

Setiap kecelakaan dimulai dengan penyebab awal yang disebut


dengan kejadian awal atau kasus:
a. Kerusakan mekanis
b. Kesalahan prosedur
c. Kekuatan eksternal
d. Variasi bahan baku
e. Kondisi lingkungan
3. Deviasi
Hasil langsung dari penyebab awal yaitu deviasi (penyimpangan), diantaranya:
a. Tidak ada aliran
b. Suhu rendah
c. Tekanan tinggi
d. Kurang bahan yang ditambahkan
e. Kelebihan kotoran
f. Transfer ke tank yang salah
g. Kehilangan kontainment

Jadi, deviasi merupakan situasi tidak normal, diluar desain yang ditentukan atau
parameter operasional
3. Loss event
Loss event akan terjadi jika penyimpangan berlanjut tanpa koreksi dan
prosesnya tidak dimatikan. Loss event umumnya adanya proses perilisan
bahan/energi.
Berikut adalah jenis loss event yang dapat terjadi:
a. Pelepasan
b. Api
c. Ledakan
d. Shutdown yang tidak terjadwal
e. Batch yang hancur
f. Kegagalan kompresor
4. Dampak
Merupakan kerugian dan cedera yang bisa diakibatkan oleh peristiwa loss event.
Berikut adalah dampaknya:
a. Kematian/fatal
b. Kerusakan properti
c. Kerusakan lingkungan
d. Kerugian bisnis
e. Kerugian pemasaran
f. Kerusakan reputasi
2. Tindakan yang tidak aman dan
Bagaimana cara kondisi sekitar
terjadinya loss events?
1. Anatomi kecelakaan
2. Tindakan yang tidak aman dan
kondisi sekitar
Apa yang haris kita lakukan?
Instalasi inheren yang
lebih aman Lapisan perlindungan

Keselamatan
RAGAGEPS proses/manajemen resiko
(Recognized and
Generally Accepted
Good Engineering
Practices)
1. Instalasi inheren yang lebih aman

Desain secara permanen dan tak terpisahkan akan mengurangi


dan menghilangkan bahaya proses yang terkandung dan
dikendalikan untuk menghindari peristiwa kerugian.
Jadi, instalasi inheren yang lebih aman yaitu desain pabrik untuk
menghindari bahaya daripada mengendalikannya dengan
peralatan pelindung tambahan.
1. Instalasi inheren yang lebih aman

Strategi keselamatan proses :


a. Pengurangan hazard inheren
b. Pasif, proses atau fitur desain peralatan
mengurangi risiko tanpa fungsi aktif dari setiap
perangkat
c. aktif, kontrol teknik
d. Prosedural, kontrol administratif
RAGAGEPS (Recognized and Generally Accepted Good
Engineering Practices)

a. Mengambil manfaat dari pengalaman yang telah ada


b. Melewati pengetahuan akumulasi
c. Mengurangi terulangnya insiden dimasa lalu
d. Keseragaman ekspektasi
Lapisan perlindungan

Lapisan perlindungan
terletak diantara hazard
dan penerima atau disbut
dengan defense in depth
Keselamatan proses/manajemen resiko
OHSAS (Occupational Health Safety Assassement Series) atau sering juga
disebut OHSMS (Occupational Health and Safety Management Systems)
merupakan suatu Sistem Manajemen Keselamatan Kerja yang dijadikan acuan
bagi perusahaan-perusahaan untuk menerapkan manajemen keselamatan kerja
secara sistematis, terdokumentasi dan usaha untuk peningkatan kinerja perusahaan
secara berkelanjutan (continual improvement).

OHSAS 18001 diluncurkan pada


akhir tahun 1999 oleh anggota Lembaga Standardisasi Dunia (ISO) yaitu British
Standards Institution (BSI) dengan badan-badan sertifikasi dunia. OHSAS 18001
memiliki beberapa elemen kunci seperti Tinjauan Status Awal, Kebijakan
Keselamatan Kerja, Perencanaan, Implementasi dan Operasi, Pemeriksaan dan
Perbaikan serta Tinjauan Manajemen. Persyaratan untuk OHSAS 18001 berlaku
untuk semua jenis organisasi tanpa memperhatikan besar kecilnya perusahaan itu
Keselamatan proses/manajemen resiko
Tujuan dari OHSAS 18001 adalah:
1. Membuat sebuah Sistem Manajemen keselamatan kerja yang berguna untuk
mengurangi atau menghilangkan tingkat resiko yang menimpa karyawan atau
pihak terkait yang terkena dampak aktivitas organisasi.
2. Menerapkan, memelihara dan melakukan perbaikan berkelanjutan sebuah
SMK3.
3. Melakukan sertifikasi dan melakukan penelitian sendiri.
Dengan Sistem Manajemen OHSAS 18001 tersebut dapat mengidentifikasi
adanya kegiatan-kegiatan yang tidak mempunyai nilai tambah (added value). Hal
II-24
yang harus diingat OHSAS 18001 bukanlah standar keselamatan produk dan jasa
yang dijual, akan tetapi sebuah sistem manajemen yang mengatur bagaimana
keselamatan kerja diterapkan pada aktivitas-aktivitas organisasi.
Keselamatan proses/manajemen resiko
Kerangka dasar manajemen keselamatan kerja dapat disusun sebagai berikut:
1. Fungsi utama manajemen yang meliputi perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan yang berkaitan dengan
masalah keselamatan kerja yang dianut oleh perusahaan.
2. Kegiatan utama manajemen yang meliputi pembiayaan dan pelaporannya,
pengoperasian, produk pemasaran dan penjualan serta sistem komunikasi dan
informasi. Kegiatan-kegiatan ini merupakan sasaran dan tujuan yang ingin dicapai
oleh perusahaan.
3. Sumber daya dan pembatas yang meliputi manusia, materialisme dan
peralatan, kebutuhan konsumen, kondisi ekonomi masyarakat dan lingkungan
kerja serta peraturan pemerintah dapat merupakan masukan kegiatan manajemen
dan fungsi manajemen.
Keselamatan proses/manajemen resiko
Thank you

Anda mungkin juga menyukai