dan Sunnah (ucapan dan perilaku Nabi Muhammad), sejarah Muslim, dan elemen gerakan politik baik di dalam ataupun di luar Islam. Konsep politik tradisional dalam Islam antara lain kepemimpinan oleh penerus Nabi, yang disebut sebagai Kalifah (Imam dalam Syiah); pentingnya mengikuti hukum Syariah; kewajiban bagi pemimpin untuk berkonsultasi dengan dewan Syura dalam memerintah negara; dan kewajiban menggulingkan pemimpin yang tidak adil. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian politik sebagai kata benda ada tiga, yaitu : 1. Pengetahuan mengenai kenegaraan (tentang sistem dan dasar pemerintahan) 2. Segala urusan dan tindakan (kebijaksanaan, siasat dan sebagainya) mengenai 3. Kebijakan, cara bertindak (dalam menghadapi atau menangani suatu masalah). Politik itu identik dengan siasah, yang secara pembahasannya artinya mengatur. Dalam fikih, siasah meliputi : 1. Siasah Dusturiyyah (Tata Negara dalam Islam) 2. Siasah Dauliyyah ( Politik yang mengatur hubungan antara satu negara Islam lainnya) 3. Siasah Maaliyah (Sistem ekonomi negara) Norma Politik Dalam Islam
Norma-norma ini merupakan karakteristik pembeda politik Islam
dari system poltik lainnya. Diantara norma-norma itu ialah : 1. Poltik merupakan alat atau sarana untuk mencapai tujuan, bukan dijadikan sebagai tujuan akhir atau satu-satunya. 2. Politik Islam berhubungan dengan kemashlahatan umat. 3. Kekuasaan mutlak adalah milik Allah. 4. Manusia diberi amanah sebagai khalifah untuk mengatur ala mini secara baik. 5. Pengangkatan pemimpin didasari atas prinsip musyawarah. 6. Ketaatan kepada pemimpin wajib hukumnya setelah taat kepada Allah dan Rasul . 7. Islam tidak menentukan secara eksplisit bentuk pemerintahan Negara. Kedudukan Politik Dalam Islam
Terdapat tiga pendapat di kalangan pemikir muslim
tentang kedudukan politik dalam syariatislam. Yaitu : 1. Kelompok yang menyatakan bahwa islam adalah suatu agama yang serba lengkap didalamnya terdapat pula antara lain system ketatanegaraan atau politik. Kemudian lahir sebuah istilah yang disebutdengan fikih siasah (system ketatanegaraan dalam islam) merupakan bagianintegral dari ajaran islam. 2. Kelompok yang berpendirian bahwa islam adalah agama dalam pengertian barat. Artinya agama tidak ada hubungannya dengan kenegaraan. Menurut aliran ini nabi Muhammadhanyalah seorang rasul, seperti rasul-rasul yang lain bertugas menyampaikan risalah tuhan kepada segenap alam. Nabi tidak bertugas untuk mendirikan danmemimpin suatu Negara. 3. Menolak bahwa islam adalah agama yang serba lengkap yang terdapat didalamnya segala sistem ketatanegaraan, tetapi juga menolak pendapat bahwa islam sebagaimana pandangan barat yang hanya mengatur hubungan manusia dengan tuhan. Aliran ini berpendirian bahwa dalam islam tidak terdapat sistem ketatanegaraan, tetapi terdapat seperangkat tata nilai etika bagi kehidupan bernegara. Demokrasi Dalam Islam
Demokrasi islam dianggap sebagai sistem yang
mengekuhkan konsep-konsep islam yang sudah lama berakar, yaitu musyawarah {syura}, persetujuan {ijma’}, dan penilaian interpretative yang mandiri {ijtihad}. Masyarakat Madani Masyarakat madani adalah masyarakat yang beradap, menjunjung tinggi nilai-nilaikemanusiaan, yang maju dalam penguasaan ilmu pengetahuan, dan teknologi. Masyarakat madani sebagai masyarakat ideal memiliki karakteristik sebagai berikut : a) BerTuhan b) Damai c) Tolong-menolong d) Toleran e) Keseimbanagn antara hak dan kewajiban social f) Berperadaban tinggi g) Berakhlak mulia Prinsip-Prinsip Politik Luar Negeri Dalam Islam (Siasah Dauliyyah) Dalam Al-Quran, ditemui beberapa prinsip politik luar negeri dalam Islam, yaitu : a) Saling menghormati fakta-fakta dan traktat-traktat, lihat QS.8:58, QS.9:4, QS.16:91, QS.17:34. b) Kehormatan dan Integrasi Nasional, lihat QS.16:92 c) Keadilan Universal (Internasional), lihat QS. 5:8. d) Menjaga perdamaian abadi, lihat QS.5:61. e) Menjaga kenetralan negara-negara lain, lihat QS.4:89,90. f) Larangan terhadap eksploitasi para imperialis, lihat QS.6:92. g) Memberikan perlindungan dan dukungan kepada orang-orang Islam yang hidup di negara. lihat QS.8:72. h) Bersahabat dengan kekuasaan-kekuasaan netral, lihat QS.60:8,9. i) Kehormatan dalam hubungan Internasional, lihat QS.55:60. j) Persamaan keadilan untuk para penyerang, lihat QS.2:195, QS.16:126, dan QS.42:40. Prinsip-Prinsip Dasar Politik Islam Sistem politik berdasarkan atas tiga (3) prinsip yaitu : A. Hakimiyyah Ilahiyyah Hakimiyyah atau memberikan kuasa pengadilandan kedaulatan hukum tertinggi dalam sistem politik Islam hanyalah hak mutlak Allah. Bahawasanya hukum Allah adalah suatu yang benar sebabhanya Dia sahaja yang Mengetahui hakikat segala sesuatu dan di tanganNyalahsahaja penentuan hidayah dan penentuan jalan yang selamat dan lurus. Hakimiyyah Ilahiyyah membawa arti bahwa terasutama kepada sistem politik Islam ialah tauhid kepada Allah di segi Rububiyyahdan Uluhiyyah. B. Risalah Risalah berarti bahwa kerasulan beberapa orang lelaki di kalangan manusia sejak Nabi Adam hingga kepada Nabi Muhammad s.a.w adalah suatu asas yang penting dalam sistem politik Islam. Dalam sistem politik Islam, Allah telah memerintahkan agar manusia menerima segala perintah dan larangan Rasulullah s.a.w. Manusia diwajibkan tunduk kepada perintah-perintah Rasulullah s.a.w dan tidak mengambil selain daripada Rasulullah s.a.w untuk menjadi hakim dalam segala perselisihan yang terjadi di antara mereka C. Khalifah Khalifah berarti pemimpin/perwakilan. Kedudukan manusia di atas muka bumi ini adalah sebagai wakil Allah. Oleh itu, dengan kekuasaan yang telah diamanahkan ini, maka manusia hendaklah melaksanakan undang-undang Allah dalam batas yang ditetapkan. Seseorang khalifah hanya menjadi khalifah yang sah selama mana ia benar-benar mengikuti hukum-hukum Allah. Ia menuntun agar tugas khalifah dipegang oleh orang-orang yang memenuhi syarat-syarat berikut: 1. Terdiri dari pada orang-orang yang benar-benar boleh menerima dan mendukung prinsip-prinsip tanggng jawab yang terangkum dalam pengertian kkhilafah. 2. Tidak terdiri dari pada orang-orang zalim, fasiq, fajir dan lalai terhadap Allah serta bertindak melanggar batas-batas yang ditetapkan olehNya. 3. Terdiridaripada orang-orang yang berilmu, berakal sihat, memiliki kecerdasan, kearifanserta kemampuan intelek dan fizikal. 4. Terdiri daripada orang-orang yang amanah sehingga dapat dipikulkan tanggungjawab kepadamereka dengan yakin dan tanpa keraguan. Prinsip-Prinsip Utama Sistem Politik Islam 1. Musyawarah Asas musyawarah yang paling utama adalah pemilihan ketua negara dan orang-orang yang akan menjabat tugas- tugas utama dalam pentadbiran ummah. Asas musyawarah yang kedua adalah berkenaan dengan penentuan jalan dan cara pelaksanaan undang- undang yang telah dimaktubkan di dalam Al-Quran dan As- Sunnah. Asas musyawarah yang seterusnya ialah berkenaan dengan jalan-jalan bagi menetukan perkara-perkara baru yang timbul di dalangan ummah melalui proses ijtihad. 2. Keadilan Prinsip ini adalah berkaitan dengankeadilan sosial yang dijamin oleh sistem sosial dan sistem ekonomi Islam. 3. Kebebasan Kebebasan yang dipelihara oleh sistem politik Islam ialah kebebasan yang berteraskan kepada makruf dan kebajikan. 4. Persamaan Mendapatkan dan menuntut hak, persamaan dalam memikul tanggungjawab menurut peringkat-peringkat yang ditetapkan oleh undang-undang perlembagaan dan persamaan berada di bawah kuatkuasa undang-undang. 5. Hak Menghisab Pihak Pemerintah Hak rakyat untuk disyurakan adalah bererti kewajipan setiap anggota dalammasyarakat untuk menegakkan kebenaran dan menghapuskan kemungkaran. Tujuan Politik Dalam Islam
Tujuan sistem politik Islam adalahuntuk membangunkan
sebuah sistem pemerintahan dan kenegaraan yang tegak di atasdasar untuk melaksanakan seluruh hukum syariat Islam. Tujuan utamanya ialah menegakkan sebuah negara Islam atau Darul Islam. Syarat Kepemimpinan Dalam Islam
Beberapa syarat kepemimpinan politik dalam Islam
antara lain; 1. Amanah yaitu bertanggung jawab dengan tugas dan kewenangan yang diemban 2. Adil yaitu mampu menempatkan segala sesuatu secara tepat dan proporsional 3. Taat kepada Allah dan Rasul 4. Menjadikan Quran dan sunnah sebagai referensi utama. Perbedaan prinsip antara konsep HAM dalam pandangan Islam dan Barat
Ada perbedaan prinsip antara hak-hak asasi manusia
dilihat dari sudut pandangan Barat dan Islam. Hak asasi manusia menurut pandangan Barat semata-mata bersifat antroposentris, artinya segala sesuatu berpusat pada manusia. Sedangkan hak asasi manusia menurut pandangan Islam bersifat teosentris, artinya segala sesuatu berpusat kepada Tuhan. Kontribusi Umat Islam dalam Perpolitikan Nasional Kontribusi agama Islam dalam kehidupan politik berbangsa dan bernegara ialah : 1. Politik ialah: Kemahiran 2. Menghimpun kekuatan 3. Meningkatkan kwantitas dan kwalitas kekuatan 4. Mengawasi kekuatan dan 5. Menggunakan kekuatan, untukmencapai tujuan kekuasaan tertentu didalamnegara atau institut lainnya. Kontribusi umat Islam dalam perpolitikan Nasional sudah dimulai semenjak masa penjajahan (prakemerdekaan). Kesimpulan
Politik merupakan pemikiran yang mengurus kepentingan masyarakat.
Pemikiran tersebut berupa pedoman, keyakinan hokum atau aktivitas dan informasi. Beberapa prinsip politik islam berisi: mewujudka persatuan dan kesatuan bermusyawarah, menjalankan amanah dan menetapkan hukum secara adil atau dapat dikatakan bertanggung jawab, mentaati Allah, Rasulullah dan Ulill Amr (pemegang kekuasaan) dan menepati janji. Korelasi pengertian politik islam dengan politik menghalalkan segala cara merupakan dua hal yang sangat bertentangan. Islam menolak dengan tegas mengenai politik yang menghalalkan segala cara.