Page 2
1. Operasi penerimaan BBM melalui laut/sungai
Nominasi
(1). Jika nominasi atau rencana kedatangan tanker telah diterima, maka Kepala
Lokasi wajib meneliti persediaan dan mengatur penerimaan sampai dengan
tanggal kedatangan tanker tersebut dan memastikan bahwa terdapat ruang
kosong (ullage) yang cukup di tangki-tangki lokasi untuk menerima muatan yang
dinominasikan.
(2). Penelitian dan pengaturan serupa juga dilakukan, jika menerima berita langsung
(master cable) dari tanker perihal kedatangannya, yang mungkin tidak termasuk
dalam nominasi yang diterima sebelumnya.
Dalam hal demikian, Kepala Lokasi harus segera menghubungi kepala S&D
atau yang mewakili untuk mendapatkan kepastian apakah tanker tersebut
benar-benar untuknya.
Page 3
Persiapan Sandar
Semua penyelesaian formalitas penyandaran tanker seperti mengurus ijin
berlabuh, mooring, pandu dan sebagainya sepenuhnya dilakukan oleh
keagenan.
(1). Untuk tiap kedatangan tanker, harus sudah ditetapkan jalur pipa dan
tangki penerima di darat dalam kondisi siap untuk menerima BBM,
dimana seluruh jalur perpipaan sudah diyakini terisi minyak.
(2). Demi keselamatan kerja, maka daerah di sekitar dermaga minyak dan
jalur pipa harus bebas dari pekerjaan-pekerjaan lain yang bisa
menimbulkan kebakaran ataupun hambatan aktivitas pembongkaran.
Page 4
Persiapan Pembongkaran Muatan
(1). Sejak tanker tiba sampai selesainya pelaksanaan pembongkaran,
hendaknya selalu dijalin kerja sama (team work) yang sebaik-baiknya
antara petugas darat dan petugas tanker, karena berhasilnya
pelaksanaan pekerjaan dengan baik (tanpa hambatan/delay) banyak
tergantung dari kerja sama tersebut.
(2). Petugas darat harus terlatih dalam pekerjaan ini dan siap menerima tali
tanker serta dapat membantu Nahkoda tanker untuk mengatur posisi
manifold darat dan manifold tanker sedemikian rupa sehingga
mengurangi banyaknya penggunaan slang.
(3) Kelonggaran slang harus tetap ada, guna menjaga terjadinya
pergerakan tanker yang disebabkan pasang surutnya air dan naiknya
tanker, bila telah selesai pembongkaran.
(4). Dalam pelaksanaan penyandaran tanker tersebut, petugas darat dapat
mengajukan usul atau saran kepada perwira jaga tanker didalam
pengaturan posisi tanker.
Page 5
Persiapan Pembongkaran Muatan
(5). Tidak diperbolehkan naik tanker selama bendera kuning berkibar,hal
ini disebabkan karena kapal baru tiba dari pelabuhan yang sedang
berjangkit penyakit menular.
(7). Tidak boleh membawa korek api dan tidak boleh merokok kecuali
ditempat yang telah ditentukan.
(8). Kepala Lokasi atau petugas yang ditunjuk diminta oleh Nahkoda untuk
menanda tangani surat pernyataan kesediaan menerima muatan
(Notice of Readiness).
Page 6
Persiapan Pembongkaran Muatan
(9). Nahkoda menyerahkan dokumen muatan lengkap terdiri atas :
a. Bill of Lading (B/L)
b. Certificate of Quantity Loaded
c. Compartement Logsheet After Loading
d. Certificate of Quality
e. Notice of Readiness (NOR)
f. Letter of Protest After Loading
g. Certificate of Origin (ex import)
Page 7
Persiapan Pembongkaran Muatan
(11). Setelah semua persyaratan selesai, maka Kepala Lokasi atau yang
mewakilinya harus naik ke tanker untuk menyerahkan surat yang
memuat syarat-syarat pembongkaran kepada Nahkoda dan Nahkoda
wajib membubuhkan tanda tangannya.
Page 8
Pengukuran Sebelum Pembongkaran Muatan
(1). Kepala Lokasi atau petugas yang ditunjuk harus melakukan pengukuran
tinggi air, tinggi minyak, suhu, density dan appearance dengan cermat
pada semua tangki tanker (compartment) sekalipun muatan tanker
tersebut tidak seluruhnya dibongkar di lokasi yang di bawah tanggung
jawabnya.
Page 9
Pelaksanaan Pembongkaran Muatan
Page 10
Pelaksanaan Pembongkaran Muatan
(4). Slang yang dipakai harus cukup panjang agar ada toleransi yang
memungkinkan tanker dapat bergerak dengan mudah pada waktu
pasang surut atau karena semakin berkurangnya muatan.
(5) . Semua hubungan slang antara darat, tanker dan jalur pipa penyaluran
perlu diperiksa sebelum dan selama pemompaan, untuk melihat
kemungkinan adanya kebocoran.
(6) . Selama jam pertama pemompaan, juru ukur tangki darat harus tetap
berada diatas tangki dan melakukan pengukuran (dipping) tiap 5 menit.
Page 11
Pelaksanaan Pembongkaran Muatan
(8). Hasil pengukuran dicatat dalam buku “Laporan Pemompaan” yang ada
di setiap lokasi (Discharge Record).
(9). Kepala Lokasi atau petugas yang ditunjuk harus mengusahakan agar
Compartment Log Sheet Before Dischange diisi selengkap-lengkapnya
oleh pihak tanker (Chief Officer) dengan angka yang sebenarnya dan
telah disetujui bersama.
Page 12
Pelaksanaan Pembongkaran Muatan
Page 13
Pengambilan sampel muatan (sampling)
(1). Setiap muatan yang sejenis harus diambil satu “composite sample”
dari setiap kompartemen tanker untuk diadakan pemeriksaan mutu.
Kemudian beberapa sample yang telah dicampur sebagai “Multiple
tank Composite Sample” disimpan sampai parcel muatan yang
diterima habis disalurkan.
Jika terdapat suatu perbedaan spesifikasi antara muatan dalam
kompartemen tanker dengan apa yang tercantum pada certificate of
quality muatan tanker, maka untuk pemeriksaan lebih lanjut dari
muatan yang diragukan tersebut harus diambil sampel pada “upper”,
“middle” dan “lower” dari masing-masing kompartemen tanker
kemudian di test ulang dan sebagian harus disimpan terpisah sampai
ada ketentuan lebih lanjut dalam arti, apakah muatan tersebut
memenuhi spesifikasi atau tidak.
Dalam hal demikian, Kantor Pusat Direktorat Pemasaran dan Niaga
akan memberikan instruksi tentang muatan tersebut.
Page 14
Pengambilan sampel muatan (sampling)
(2). Pengambilan sampel dari avgas dan avtur, baik dari tanker maupun
dari tangki darat telah diuraikan secara jelas dalam “Buku Panduan
Pengelolaan BBM dan Non BBM Penerbangan”. Instruksi tersebut
harus ditaati setiap waktu.
(5). Bila terjadi sesuatu pengalihan pemompaan dari kompartemen tanker, penggantian
tangki darat (penerima) dan penggantian jalur pipa, maka pengambilan sample jetty
tersebut harus di ulangi.
Page 16
Pengambilan sampel muatan (sampling)
b. MULTI GRADE DISCHARGE
Pengambilan sample dan pemeriksaan visual selama 60 menit pemompaan pertama :
- Pengambilan sampel sebanyak 1000 cc dan pemeriksaan sample pertama 5 menit
setelah start pemompaan harus dilakukan di “sample cock” manifold dermaga untuk
meyakinkan bahwa muatan yang dibongkar sudah sampai di manifold.
- Pengambilan dan pemeriksaan sampel kedua diambil 5 menit sesudah pengambilan
dan pemeriksaan sampel pertama.
- Pengambilan dan pemeriksaan sampel ketiga diambil 5 menit sesudah pengambilan
dan pemeriksaan sampel kedua.
- Pengambilan dan pemeriksaan sampel keempat diambil 15 menit sesudah
pengambilan dan pemeriksaan sampel ketiga.
- Pengambilan dan pemeriksaan sampel kelima diambil 30 menit sesudah
pengambilan dan pemeriksaan sampel keempat.
- Selanjutnya secara periodik sampel diambil setiap jam sampai dengan pelaksanaan
pembongkaran selesai. Aktifitas pengambilan dan pemeriksaan sample yang sama
dilakukan kembali apabila terjadi perpindahan pemompaan produk di kompartemen
kapal.
Page 17
Pengambilan sampel muatan (sampling)
Seluruh data tersebut dituangkan kedalam formulir discharged Record
Dermaga sebelum BBM dimasukkan ke dalam tangki.
(7). Kepala Lokasi segera meneliti laporan tersebut (pada butir 6) untuk
mengambil tindakan pemompaan perlu dihentikan atau tidak. Jika
ternyata spesifikasi BBM meragukan, maka Ka. Lokasi dapat segera
menghentikan pemompaan. Melakukan pemeriksaan atas contoh yang
diragukan dan melaporkan hasilnya kepada Kantor UPms untuk
meminta petunjuk/instruksi selanjutnya.
Page 18
Selesai Pembongkaran dan Angka Penerimaan
1. Persediaan dalam tangki darat harus dihitung pada suhu observed
(observed temperature) dan dikonversikan pada suhu standard (liter
150 C atau bbl, 600 F) dengan menggunakan Tabel 54 ASTM (Volume
Reduction Factor).
3. Apabila isi tangki darat di mana muatan yang diterima telah tenang,
maka contoh minyak (upper, middle and lower sample) dapat diambil.
Page 20
Selesai Pembongkaran dan Angka Penerimaan
8. Proses Penerbitan Dry Certificate :
• Jika pembongkaran telah selesai, maka petugas darat melakukan
pemeriksaan seluruh kompartemen.
• Sebelum menandatangani “Dry Certificate” petugas
Instalasi/Terminal Transit/Depot/DPPU harus menyaksikan sendiri
untuk meyakinkan bahwa seluruh kompartemen dinyatakan telah
kering.
• Bilamana dari hasil pemeriksaan ternyata masih terdapat sisa
minyak yang tidak dapat dipompa maka petugas lokasi harus minta
pernyataan tertulis (Berita Acara) dari Nahkoda menyangkut jumlah
dan sebab-sebabnya.
Page 21
Split Cargo, Divert Cargo, Return Cargo, Back
Loading
Split Cargo, New B/L (B/L lanjutan).
Page 22
Split Cargo, New B/L (B/L lanjutan)
(2). Bila karena suatu hal, muatan yang semula dimaksudkan hanya untuk
satu lokasi penerima saja, namun kenyataannya harus dibagikan
kepada beberapa lokasi lainnya, sehingga muatan tanker yang
menurut B/L semula diperuntukkan bagi satu lokasi, menjadi harus
dibongkar dibeberapa tempat, maka sipenerima pertama dari
loadingport menjadi sipengirim bagi sipenerima kedua, sipenerima
kedua menjadi sipengirim ketiga dan seterusnya.
Agar beberapa port penerima dapat mengetahui loading port asal dan
setiap Unit Pemasaran dapat mengkonsolidasikan selisih lebih/kurang
penerimaan dari tanker per voyage maka tindakan yang harus
dilakukan untuk setiap port yaitu :
Page 23
Split Cargo, New B/L (B/L lanjutan)
a. Port Pertama :
- Pihak darat bersama petugas tanker ikut melaksanakan
pengukuran Ship’sFigures After Discharged.
- Pihak darat membuat New B/L ke port kedua berdasarkan angka
Ship’s Figures After Discharged (ROB) di Port Pertama, New B/L
ditanda tangani oleh Nakhoda Kapal.
- Port pertama mengirimkan dokumen kepada port kedua ; Copy B/L
asli ex loading port, New B/L, Ship’s figures (A/L, B/D) dan CQD.
- Bila terjadi selisih melebihi batas toleransi antara angka ship’s
figures before discharged dengan angka actual receipt (CQD)
ditambah angka ship’s figures after discharged, pihak darat
mengajukan letter of protest kepada pihak kapal.
Page 24
Split Cargo, New B/L (B/L lanjutan)
b. Port Kedua :
- Pihak darat bersama petugas tanker ikut melaksanakan
pengukuran Ship’s Figures After Discharged.
- Pihak darat membuat New B/L ke port ketiga berdasarkan angka
Ship’s Figures After Discharged (ROB) di Port Kedua, New B/L
ditanda tangani oleh Nakhoda Kapal.
- Port kedua mengirimkan dokumen kepada port ketiga ; Copy B/L
asli ex loading port, New B/L ex Port Pertama, New B/L Port
Kedua, Ship’s figures (A/L, B/D) dan CQD.(Port Pertama dan
Port Kedua).
- Bila terjadi selisih melebihi batas toleransi antara angka ship’s
figures before discharged dengan angka actual receipt (CQD)
ditambah angka ship’s figures after discharged, pihak darat
mengajukan letter of protest kepada pihak kapal.
Page 25
Split Cargo, New B/L (B/L lanjutan)
c. Port Ketiga:
- Pihak darat bersama petugas tanker ikut melaksanakan pengukuran
Ship’sFigures After Discharged.
- Pihak darat membuat New B/L ke port keempat berdasarkan angka
Ship’s Figures Before Discharged di Port Ketiga, ditanda tangani oleh
Nakhoda Kapal.
- Port ketiga mengirimkan dokumen kepada port keempat ; Copy B/L
asli ex loading port, New B/L ex Port Pertama ,New B/L ex Port
Kedua, New B/L ex Port Ketiga, Ship’s figures (A/L, B/D) dan CQD.
(Port Pertama, Port Kedua dan Port Ketiga).
- Bila terjadi selisih melebihi batas toleransi antara angka ship’s figures
before discharged dengan angka actual receipt (CQD) ditambah
angka ship’s figures after discharged, pihak darat mengajukan letter
of protest kepada pihak kapal.
- Demikian seterusnya untuk kegiatan split cargo ke port berikutnya.
Page 26
Divert Cargo
Ammended B/L
• Dalam hal tersebut diatas, B/L dan muatan yang tadinya untuk depot
penerima A misalnya menjadi untuk depot penerima B.
• Setelah muatan dibongkar seluruhnya ditempat B, B/L ditahan di B
untuk pembukuan, selanjutnya Instalasi/Depot /DPPU akan
menerima ammended B/L dan loading port sebagai ralat B/L
pertama.
• Jika sebagian muatan ternyata harus dikirimkan oleh B kedepot
penerima lainnya (C), maka yang dilakukan tersebut adalah proses
Split Cargo dengan pedoman dan ketentuan split cargo.
Page 27
Return Cargo
Return cargo ialah sebagian atau seluruh muatan tanker yang
dikembalikan ke loading port oleh salah satu lokasi karena:
Page 28
Back Loading
Page 29
2. Operasi Penerimaan BBM Import
Salah satu bentuk operasi penerimaan BBM melalui laut yang dilakukan
oleh PT PERTAMINA (Persero) adalah import BBM. Dalam pelaksanaan
kegiatan Import BBM mengacu pada Prosedur Penyelesaian Kepabeanan
dan Undang-Undang No.10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagai
berikut :
Prosedur Import:
1. PT Pertamina (Persero) Bidang Suplai dan Distribusi menetapkan
rencana import BBM.
2. PT Pertamina (Persero) Bidang Niaga Produk Minyak meminta ijin ke
Dirjen Migas dan Deperindag luar negeri tentang rencana import BBM
tersebut.
Page 30
Prosedur Import:
Page 31
Prosedur Import:
6. Pembuatan PIB (Pemberitahuan Import Barang) Penangguhan ke Bea &
Cukai berdasarkan dokumen-dokumen tersebut diatas. Sebelum PIB
definitif dibuat maka terlebih dahulu dibuat PIB penangguhan yang
berlaku 60 hari untuk proses penyelesaian Bea Masuk, PPN, PPH apabila
tidak dipenuhi akan dikenakan denda 10% dari Bea Masuk + 2% bunga
tiap bulan. Bila PIB penangguhan telah dipenuhi baru diproses PIB
definitif, BBM import bisa dibongkar setelah PIB penangguhan dibuat dan
dikeluarkan Surat Keputusan (SKEP) dari Bea & Cukai.
7. Nominasi suplai import BBM:
- Proses import BBM dilaksanakan oleh fungsi Niaga Produk Minyak dan
fungsi Keuangan berdasarkan kebutuhan BBM yang diajukan oleh
fungsi Suplai dan Distribusi.
- Pengaturan operasi penerimaan BBM ditentukan oleh fungsi Suplai &
Distribusi PT PERTAMINA (PERSERO) Kantor Pusat.
Page 32
Penerimaan BBM Import di STS
(Ship To Ship transfer)
Sebelum Penerimaan.
1. Terima Notice of Readiness ( NOR )
2. Cek dokumen pendukung import meliputi :
– Bill of Lading ( B/L )
– Manifest
– Invoice
– Certificate of Origin
– Certificate of Quality
– Certificate of Quantity Loaded
3. Periksa Sea Chest dalam keadaan tertutup dan disegel
4. Terima master sample
5. Ambil sample dari all compartment dan lakukan short test
6. Ukur ullage minyak dan air di compartment kapal
Page 33
7. Hitung jumlah muatan BBM dalam volume liter observed, volume
standard liter 15oC dan barrel’s 60o F serta beratnya dalam Long Tons
yang dinyatakan dalam Compartment Logsheet Before Discharge.
8. Pasang slang manifold dan bounding cable
9. Tunggu hasil analisa dari laboratorium yang menyatakan minyak telah
memenuhi persyaratan spesifikasi dari Dirjen Migas
10. Discharge agreement antara pihak darat dan kapal
11. Pembongkaran dapat dilaksanakan
Page 34
3. OPERASI PENERIMAAN BBM MELALUI
DARAT
OPERASI PENERIMAAN BBM MELALUI DARAT.
Operasi Penerimaan BBM Dengan RTW dan Mobil Tangki/Isotank
Persiapan Pembongkaran:
1. Yakinkan ada ullage di tangki penimbunan
2. Siapkan fasilitas pembongkaran
3. Yakinkan tersedia peralatan fire & safety
4. Periksa kelengkapan dokumen
5. Lakukan pemeriksaan segel, dan yakinkan ketinggian cairan sampai pada baut tera,
apabila tinggi cairan tidak mencapai baut tera dibuat Berita Acara
6. Lakukan pengambilan sampel untuk pemeriksaan visual, bila tidak sesuai /
meragukan pembongkaran ditunda, sambil menunggu sampel diperiksa di
laboratorium
7. Pasang bounding cable
8. Hubungkan slang pembongkaran
9. Buka kerangan jalur pipa produk yang akan dibongkar
10. Hidupkan pompa
Page 35
Selama Pembongkaran BBM:
1. Awasi jalur pipa dari kemungkinan adanya kebocoran.
2. Yakinkan bahwa BBM sudah mengalir ke tangki yang dipersiapkan.
3. Bila terjadi kebocoran lakukan perbaikan seperlunya dan laporkan kepada
atasan.
4. Petugas harus selalu berada ditempat selama pengisian berlangsung.
Page 36
Operasi Penerimaan BBM Melalui Pipa
Terdapat 2 sistem pelaksanaan pengiriman BBM menggunakan sarana
pipa :
– Sistem single line, single product/grade
– Sistem single line, multi product/grade
Perbedaan kedua system tersebut adalah bahwa pada sistem single line
multi product/grade saat ini digunakan pada produk tertentu (Premium,
Kerosine dan Solar), dan tidak dapat dihindari akan terjadi Interface
product.
Page 37
Pedoman umum Operasi Penerimaan BBM melalui
Pipa :
Sebelum Pemompaan BBM
Selama Pemompaan.
Melaksanakan pemeriksaan visual test di sample cock sebelum manifold
pada menit pertama, kelima, kesepuluh, kelima belas, ketiga puluh dan
setiap jam untuk meyakinkan produk yang diterima benar benar sesuai
dengan produk yang dipompakan.
Page 41
Operasi Penerimaan BBM Melalui Pipa dengan system Single Line
Single Product/Grade
Page 43
1. Penerimaan produk murni Premium, Kerosine (Minyak Tanah), dan
Solar
Page 45