Anda di halaman 1dari 25

Gangguan Alam Perasaan

SUASANA HATI
 Keadaan Emosional berkepanjangan yang mempengaruhi
seluruh kepribadian dan fungsi kehidupan seseorang.
 Emosi atau suasana hati menyediakan peran adaptif sama
seperti aspek lain dari kepribadian
 Fungsi adaptif suasana hati:
 Komunikasi sosial
 Gairah fisiologis
 Kesadaran objektif
 Pertahanan psikodinamik
RENTANG RESPON
EMOSIONAL (Stuart)

R. Adaptif R. Maladaptif

Respons Reaksi Supresi Reaksi Depresi/


Emosional berduka Emosi berduka Mania
rumit tertunda
Respons Emosional
• Menyiratkan keterbukaan dan kesadaran akan perasaan
• Perasaan memberikan pengalaman belajar yang berharga
• Pengalaman  barometer yang memberikan umpan balik ttg:
– Diri Pribadi Individu
– Hubungan individu
– Membantu individu berfungsi lebih efektif
Reaksi Berduka Rumit
• Respons Adaptif dalam menghadapi stress
• Reaksi yang menyiratkan individu sedang menghadapi realitas
kehilangan dan tenggelam dalam kondisi berduka
Supresi Emosi
• Merupakan respons maladaptif
• Merupakan penolakan perasaan atau keteguhan diri seseorang
• Bersifat sementara diperlukan untuk mengatasi kondisi
tertentu
Reaksi Berduka Tertunda
• Merupakan respons maladaptif
• Melibatkan supresi emosi yang memanjang
• Mengganggu fungsi efektif
Depresi dan Mania
• Respons paling maladaptif
• Gangguan Suasana hati yang parah dilihat dari:
– Intensitas
– Kegunaan
– Gangguan fungsi sosial
– Gangguan fungsi fisiologis
PENGERTIAN DEPRESI

• Adalah gangguan alam perasaan yang ditandai


oleh kesediaan yang berlebihan, Hd rendah dan
perasaan kosong.
• Berfokus pada kegagalan dan menuduh diri 
ada ide bunuh diri.
• Tidak berminat pada Pemeliharaan Diri dan
Aktifitas sehari-hari.
TINGKATAN DEPRESI
1. DEPRESI RINGAN
Adanya rasa sedih
Perubahan proses pikir

2. DEPRESI SEDANG
Afek: murung, marah,menangis.
Proses fikir: Perhatian sempit, berfikir lambat, ragu,
putus asa.
Sensasi somatis dan aktivitas motorik bicara,gerak
lambat, mengeluh sakit kepala, dada, tugas terasa
berat.
Komunikasi: Bicara lambat
Sosial: menarik diri, mudah tersinggung
3. DEPRESI BERAT
Mempunyai 2 episode yang berlawanan melankolia (depresi, mania).
Gangguan afek: Pandangan kosong, hampa, murung, putus asa, inisiatif
berkurang.
Gangguan proses: Halunisasi, Waham, Pikir konsentrasi menurun pikiran
merusak diri.
Sensasi somatik dan aktivitas motorik Diam dalam waktu yang lama,
hiperaktif, merawat diri berkurang , makan berkurang, berat badan
menurun.
Komunikasi sosial Verbal berkurang, menarik diri.
Pengertian MANIA

Perasaan hati yang tinggi,


meluas
Tidak mengenal lelah
Hiperaktif
Perilaku tidak terkontrol
Keadaan berat  panik
Gejala MANIA
Gangguan afek emosi:
Eforia/elasi, suka humor, HD meningkat, tidak mau kritik, rasa
malu/bersalah berkurang.
Gangguan proses pikir:
Ambisius, pikiran mudah pecah, flight of ideas, waham
kebesaran.
Gangguan fisik:
Dehidrasi, nutrisi berkurang, suka tidur, Berat badan menurun.
Perubahan tingkah laku:
Agresif, hiperaktif, meningkat aktivitas motorik mudah tersinggung,
suka berdebat, mudah jengkel, kebersihan diri berkurang.
Asuhan Keperawatan
GANGGUAN ALAM PERASAAN

FAKTOR PREDISPOSISI

Faktor Genetik
Agresi berbalik pada diri sendiri
Kehilangan obyek
Model kognitif
Faktor ketidakberdayaan
Model perilaku
Model biokimia
Faktor PRESIPITASI

• Putus/kehilangan hubungan
• Kejadian besar dalam kehidupan
• Peran
• Sumber koping
• Perubahan fisik
Faktor Perilaku
– Berhubungan dengan reaksi kehilangan yang
memanjang: rasa bermusuhan, perasaan kosong
tidak mampu ekspresikan perasaan, HD menurun.
– Perilaku yang berhubungan dengan depresi mania

Koping Mekanisme
– Denial, Represi, Regresi yang menghambat proses
berduka
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Berduka Rumit
Keputusasaan
Ketidakberdayaan
Distres spiritual
Resiko bunuh diri
Resiko perilaku kekerasan
PERENCANAAN
Modifikasi respons emosional maladaptif klien
Mengembalikan fungsi kerja dan psikososial klien
Meningkatkan kualitas hidup klien
Minimalkan kemungkinan kambuh
INTERVENSI

Depresi ditunjukkan pada potensial bunuh diri


Mania: menghindari ancaman kecelakaan
Keduanya ditempatkan pada tempat yang aman
HUBUNGAN
PERAWAT – KLIEN
Depresi  menarik diri respon berkuran intervensi perawat
bicara jelas dan lambat Sikap Perawat empati, hangat dan
menerima dan beri waktu klien untuk berfikir

Mania  senang bicara, konsentrasi menurun, bicara lambat


Intervensi perawat bicara sederhana, jelas dan kontrol dari
lingkungan yang konsisten Tekhnik Komunikasi Focusing
AFEKTIF

Pada Klien Depresi sulit mengekspresikan perasaan

Intervensi perawat dorong untuk ekspresikan perasaan,


bantu untuk analisa, sadari perasaan, bersama klien
selesaikan masalah
KOGNITIF
Klien Depresi perasaan negatif diri  Harga Diri Rendah
Intervensi perawat pikiran negatif  positif, meningkatkan
kontrol diri, meningkatkan Harga Diri

PERILAKU
Mengaktifkan Klien  diarahkan pada tujuan yang realitas 
beri pujian pada klien yang telah menunjukkan perilaku
konstruktif
SOSIAL
• Kaji kemampuan, dukungan, minat klien.
• Bimbing klien untuk melaksanakan hubungan interpersonal.
• Beri umpan balik  Hubungan yang bertambah dengan klien
lain
• Dorong klien untuk hubungan sosial yang lebih luas.
Treatment Depresi & Bepolar
• Tahap Tritmen Akut:
– Tujuan tritmen akut  menghilangkan gejala
– Jika membaik dengan tritmen mereka dikatakan memiiki respons terapi
– Fase ini biasanya  berlangsung 6-12 minggu
• Tahap Tritmen Lanjutan
– Mencegah kakambuhan berupa kembalinya gejala dan mempromosikan
pemulihan
– Resiko kambuh tinggi 4-6 bulan
– Fase ini  4-9 bulan
• Tahap Pemilharaan
– Mencegah kekambuhan dan munculnya penyakit baru

Anda mungkin juga menyukai