DISAMPAIKAN PADA PEMBINAAN DAN MONITORING/PENGAWASAN ORMAS / LSM SE KABUPATEN BANYUMAS OLEH KEPALA KANTOR KESBANGPOL KAB. BANYUMAS
Purwokerto, 13 Nopember 2012
LANDASAN HUKUM PP NO 38 TAHUN 2007 : TENTANG PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN ANTARA PEMERINTAH,PEMERINTAH PROVINSI DAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KESATUAN BANGSA DAN POLITIK DALAM NEGERI MELIPUTI SUB BIDANG : BINA IDEOLOGI DAN WAWASAN KEBANGSAAN KEWASPADAAN NASIONAL KETAHANAN SENI , BUDAYA, AGAMA DAN KEMASYARAKATAN POLITIK DALAM NEGERI DAN KETAHANAN EKONOMI INDIKATOR PENCAPAIAN SASARAN • MENINGKATNYA AKUNTABILITAS MASYARAKAT SIPIL DAN ORMAS DLM BERMASYARAKAT, BERBANGSA DAN BERNEGARA; • MENINGKATNYA IKLIM KEPATUHAN KPD PRANATA HUKUM; • MENINGKATNYA PARTISIPASI POLITIK DAN BERKURANGNYA DISKRIMINASI DLM PEMENUHAN HAK DAN KEWAJIBAN; • MENINGKATNYA KUALITAS LAYANAN INFORMASI DAN KOMUNIKASI PEMERINTAH; • BERKEMBANGNYA FORUM DIALOG MASYARAKAT DLM MENDUKUNG PROSES DEMOKRATISASI DAN PENYELESAIAN KONFLIK; • PENINGKATAN PELAYANAN TERHADAP ORMAS/LSM. PERAN PEMERINTAH 1. Melakukan pembinaan umum dan pembinaan teknis dalam bentuk bimbingan, pengayoman, dan pemberian dorongan dalam rangka pertumbuhan organisasi yang sehat dan mandiri; 2. Bimbingan dilakukan dengan cara memberikan saran, anjuran, petunjuk, pengarahan, nasehat, pendidikan dan latihan atau penyuluhan agar organisasi kemasyarakatan dapat tumbuh secara sehat dan mandiri serta melaksanakan fungsinya dengan baik; 3. Pengayoman dilakukan dengan cara memberikan perlindungan hak sesuai dengan peraturan perundang - undangan yang berlaku. 4. Pemberian dorongan dilakukan dengan cara menggairahkan, menggerakkan kreativitas dan aktivitas yang positif, memberikan penghargaan dan kesempatan untuk mengembangkan diri agar dapat melaksanakan fungsinya secara maksimal untuk mencapai tujuan organisasi. KEDUDUKAN PEMERINTAH SEBAGAI FASILISATOR
1. Kewenangan Pemerintah dalam mengatur Ormas/LSM
tidakdiartikan sebagai bentuk penggunaan kekuasaan untuk membatasi ruang gerak warga negara, melainkan sebagai wujud pelaksanaan kewajiban konstitusional negara untuk memberdayakan potensi seluruh elemen masyarakat dalam berorganisasi secara modern dan profesional. 2. Peran Pemerintah diarahkan agar ormas/LSM taat azas,aturan, hukum negara, dan pemeliharaan kepentingan umum yang lebih luas. 3. Ormas/LSM berkedudukan sebagai kekuatan civil society dan mitra strategis Pemerintah dalam pembangunan tergantung pada kemandirian dan independensi Ormas/LSM dalammengaktualisasikan dirinya dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara baik dalam wilayah privat maupun publik, TUJUAN UTAMA KEBIJAKAN/REGULATOR SEKTOR ORKEMAS DAN LEMBAGA NIRLABA LAINNYA 1. Menjamin keseimbangan antara perwujudan kebebasan dengan perlindungan pada kepentingan publik; 2. Menjamin adanya efektivitas sektor nirlaba (ormas) agar sektor ini dapat berfungsi sesuai dengan visi, tujuan dan misi keberadaannya; 3. Melindungi dan menghindari sektor ini dari berbagai kemungkinan penyimpangan (missue) dan penyalahgunaan (abuse) dalam rangka mendukung nilai-nilai baik/luhur yang terdapat dalam sektor ini. PENDEKATAN KEBIJAKAN 1. Ormas/LSM harus menyadari bahwa pelaksanaan hak konstitusional untuk bebas berkumpul dan berserikat tidak dapat diartikan sebagai kebebasan seluas-luasnya, akan tetapi masih terdapat kewenangan Negara untuk mengatur dalam rangka terwujudnya ketertiban dan keseimbangan dalam kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara. 2. Ormas/LSM dalam aktivitasnya akan berinteraksi dengan elemen sosial domestik lainnya, Pemerintah, bahwa dengan pihak luar negeri, artinya akan bersinggungan dengan stelses hukum yang memiliki batas-batas yuridiksi negara. 3. Konsekuensi logis dari stelsel hukum ini adalah kewajiban Pemerintah untuk melindungi keberadaan dan perkembangan ormas/LSM, dengan tetap perlunya pengaturan terhadap aktivitas ormas/LSM dalam menggunakan wilayah publik. PENDEKATAN KEBIJAKAN “ Secara makro harus menyinggung soal perimbangan antara kebebasan dan tanggung jawab untuk menjaga kepentingan publik.” Kepentingan publik , secara sederhana dapat diartikan sebagai kepentingan bersama baik bersifat situasional (rasa aman dan nyaman), material (fasilitasi publik, kualitas lingkungan hidup) hingga yang bersifat simbolik seperti nilai-nilai solidaritas, toleransi, pluralitas dan sebagainya. PERAN ORMAS DLM BERBAGAI REGULASI/ KEBIJAKAN PEMERINTAHAN • PEMERCEPAT PERUBAHAN ( ENABLER ) • PERANTARA ( MEDIATOR ) • PENDIDIK ( EDUCATOR ) • PERENCANA ( PLANNER ) • ADVOKASI ( ADVOCATION ) • AKTIVIS ( ACTIVIST ) • PELAKSANA TEKNIS ( TECHNICAL ROLES ) • VOLUNTEER ( KELOMPOK SUKARELAWAN ) DASAR PEMBENTUKAN FORUM ORKEMAS DAN LEMBAGA NIRLABA LAINNYA Pasal 8 UU Nomor 8 Tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan : Untuk lebih berperan dalam melaksanakan fungsinya, Organisasi Kemasyarakatan berhimpun dalam satu wadah pembinaan dan pengembangan yang sejenis. MAKSUD DAN TUJUAN 1. Dengan tidak mengurangi kebebasannya untuk lebih berperan dalam melaksanakan fungsinya, Ormas/LSM berhimpun dalam suatu wadah pembinaan dan pengembangan yang sejenis.
2. Yang dimaksud dengan wadah pembinaan dan pengembangan
yang sejenis adalah suatu wadah yang dapat menghimpun organisasi kemasyarakatan yang sejenis, tanpa menghilangkan identitas masing-masing organisasi, baik dalam gabungan organisasi, perserikatan organisasi, atau perorangan yang mewakili unsur dari organisasi yang bergabung.
3. Wadah pembinaan dan pengembangan dimaksud untuk
memudahkan Pemerintah dalam rangka pemberian bimbingan,perlindungan, dan dorongan tanpa mengurangi kemandirian organisasi yang bersangkutan. KEBERADAAN FORUM ORMAS 1. Telah ada beberapa wadah organisasi sejenis, seperti: KNPI (organisasi kepemudaan), GOW (organisasi kewanitaan), PWI, AJI, (organisasi kewartawanan), dsb.
2. Bagi LSM pun dapat dibentuk beberapa
Forum/Aliansi/Sebutan Lainnya yang mewadahi beberapa LSM sejenis, seperjuangan, atau memiliki kesamaan ideologi, azas, tujuan, dsb. 3. Pemerintah tidak membatasi jumlahForum /Aliansi /Sebutan Lainnya dalam satu wilayah. DATA ORMAS/LSM YANG TERDAFTAR DI KANTOR KESBANGPOLKAB.BANYUMAS 1. Organisasi Kemasyarakatan, 96 organisasi 2. Lembaga Swadaya Masyarakat, 24 organisasi. 3. Yayasan, 24 organisasi. SEKIAN DAN TERIMA KASIH