Anda di halaman 1dari 13

Tiada Kata Berhenti Untuk

“Belajar”

“Victimology”
Perlindungan Hukum terhadap korban “Kejahatan Kesusilaan”

By
ZARISNOV ARAFAT, S.H., M.H.
Perlindungan

hukum
Perlindungan hukum:

Segala upaya yang ditujukan untuk


memberikan rasa aman kepada korban yang
dilakukan oleh pihak keluarga, advokat,
lembaga sosial, kepolisian, kejaksaan,
pengadilan, atau pihak lainnya baik
sementara maupun berdasarkan penetapan
pengadilan.
© zarisnov arafat
Kesusilaan

Norma kesusilaan merupakan norma yang membimbing


manusia untuk hidup sesuai dengan nilai kemanusiaannya. Menjadi
aturan yang tidak tertulis namun memiliki sanksi yang berat berupa
pencelaan terhadap siapapun yang melanggarnya. Kejahatan terhadap
kesusilaan diartikan sebagai pelanggaran atau kejahatan terhadap nilai
susila masyarakat (adat istiadat yang baik, sopan santun, dan
keadaban) dalam hal seksual.

Perbuatan asusila ialah segala macam bentuk perilaku yang


berkonotasi seksual yang dilakukan secara sepihak dan tidak
diharapkan oleh orang yang menjadi sasaran hingga menimbulkan
reaksi negatif, seperti rasa malu, marah, tersinggung dan sebagainya
pada diri orang yang menjadi korban.

© zarisnov arafat
Kejahatan
Kesusilaan
Adapun beberapa kategori perbuatan yang dianggap perbuatan
asusila/kejahatan terhadap kesusilaan adalah:

• Mempertunjukkan atau mempertontonkan dirinya atau berupa


Gambar dan Tulisan yang merusak nilai kesusilaan (Ps 281, 282, 283
KUHP dan Ps 27 ayat 1 UU No 11 Tahun 2008 Jo UU 19 Tahun 2016)

• Zina (Ps 284 KUHP)

• Perkosaan (Ps 285, 286, 287, 288 KUHP)

• Pencabulan (Ps 289, 290, 292, 293, 294, 295, 296 KUHP)

© zarisnov arafat
Kejahatan
Kesusilaan
Pihak-pihak yang berpotensi besar menjadi korban
dari kejahatan kesusilaan:

• Wanita
• Anak Laki-laki maupun Perempuan (Ps 76 D
dan E UU No 35 Tahun 2014)
• Lansia
• Penyandang Disabilitas
• Orang yang berpendidikan rendah
• Orang yang berada pada tingkat ekonomi bawah
© zarisnov arafat
Perkosaan dan Pencabulan
Tipe-tipe perkosaan dan pencabulan:
• Sadistic Rape : Perkosaan sadistis, pada tipe ini seksualitas dan
agresif berpadu dalam bentuk yang merusak.
• Anger Rape : Yakni penganiayaan seksual yang bercirikan seksualitas
menjadi sarana untuk menyatakan dan melampiaskan perasaan geram
dan marah yang tertahan.
• Domination Rape : Yakni suatu perkosaan yang terjadi ketika pelaku
mencoba untuk gigih atas kekuasaan dan superioritas terhadap korban.
• Seductive Rape : Suatu perkosaan yang terjadi pada situasi-situasi
yang merangsang, yang tercipta oleh kedua belah pihak.
• Victim Precipitatied Rape : Yakni perkosan yang terjadi (berlangsung)
dengan menempatkan korban sebagai pencetusnya.
• Exploitation Rape : Perkosaan yang menunjukkan bahwa setiap
kesempatan melakukan hubungan seksual yang diperoleh oleh laki-laki
dengan mengambil keuntungan yang berlawanan dengan posisi wanita
yang bergantung padanya secara ekonomis dan sosial.
© zarisnov arafat
Akibat
Kekerasan Seksual

Menurut Dionysios D. Spinellis beberapa akibat


yang dialami oleh seseorang yang menjadi korban
kekerasan seksual, yaitu:
a) Cedera tubuh atau kerusakan kesehatan;
b) Kehilangan property (kepemilikan);
c) Kehilangan pendapatan;
d) Merusak reputasi;
e) Gangguan perkawinan dan keluarga, berupa
konsekuensi psikis dan emosional.
© zarisnov arafat
Upaya
Perlindungan Hukum

Adapun upaya perlindungan hukum yang dapat


diberikan kepada korban kejahatan
kesusilaan/seksual adalah:

• Restitusi;
• Bantuan Medis dan Bantuan Psiko-sosial, karena
korban berhak dipulihkan hingga pada keadaan
semula.
© zarisnov arafat
Kendala dalam memberikan
perlindungan hukum
a) Korban enggan melapor karena merasa malu mengenai kejadian
yang dialaminya.
b) Adanya ancaman yang dilakukan oleh pelaku sehingga korban
menjadi tertekan dan takut untuk menceritakan kejadian yang
dialaminya kepada orang lain.
c) Pihak keluarga dan masyarakat yang belum paham tentang tindak
pidana kesusilaan sehingga cenderung menyalahkan korban atas
kejahatan yang dialaminya.
d) Adanya pencabutan laporan dari pihak korban, karena adanya
permintaan kasusnya diselesaikan secara damai.
e) Tersangka melarikan diri, kondisi ini menyulitkan pihak kepolisian
karena tidak adanya tersangka maka kasus tidak dapat dilanjutkan.
f) Kejahatan dilakukan pada malam hari atau karena suasana sepi dan
tidak ada saksi yang melihat (meminimalisir keterangan saksi)

© zarisnov arafat
Lalu upaya apa saja yang dapat
dilakukan dalam menekan maraknya
kejahatan terhadap kesusilaan?

© zarisnov arafat
Upaya yang dilakukan terhadap
kejahatan kesusilaan
Upaya Pencegahan

a. Pemberian penyuluhan atau himbauan kepada masyarakat untuk


saling menghargai, melindungi hak dan harga diri perempuan serta
anak.

b. Meningkatkan kewaspadaan dalam masyarakat untuk menghindari


terjadinya tindak pidana kesusilaan yang dimulai dari keluarga.

c. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang langkah-langkah


praktis dalam penanganan diri dalam pergaulan di lingkungan
masyarakat.

d. Memberikan himbauan kepada masyarakat untuk segera melapor ke


pihak yang berwajib apabila terjadi tindak pidana baik yang menimpa
dirinya atau orang lain.
© zarisnov arafat
Lanjutan
Upaya Tindakan

a. Bagi korban yang takut melapor diberikan pendampingan dan


pemahaman mengenai dampak-dampak yang timbul terhadap korban
asusila di masa yang akan datang apabila peristiwa yang menimpa
dirinya tidak segera dilaporkan kepada pihak kepolisian.

b. Bagi korban, diberi pengertian untuk bersedia dan bersikap


kooperatif terhadap aparatur penegak hukum.

c. Mengatasi hambatan dalam penyidikan dalam hal kesaksian, semua


pihak harus membantu dalam pemberian keterangan yang sebenar-
benarnya untuk proses kelancaran untuk mengungkap tindak pidana.

© zarisnov arafat
Thank you
so much
for the Attentions

Anda mungkin juga menyukai