Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
dasar, cita-cita
Ideologi
Logos : ilmu
Secara harfiah, ideologi berarti ilmu mengenai
pengertian dasar, ide.
Definisi ideologi berkembang menjadi suatu paham
mengenai seperangkat nilai atau pemikiran yang
dipegang oleh seorang atau sekelompok orang untuk
menjadi pegangan hidup.
• Menurut Gunawan Setiardja
Ideologi seperangkat ide asasi tentang manusia
dan seluruh realitas yang dijadikan pedoman dan
cita-cita hidup
• Menurut Soejono Soemargono
Ideologi kumpulan gagasan, ide, keyakinan,
kepercayaan yang menyeluruh dan sistematis, yang
menyangkut bidang: politik, sosial, kebudayaan, dan
agama
1. Sebagai tujuan atau cita-cita yang hendak dicapai
bersama dalam kehidupan bermasyarakat.
2. Sebagai pemersatu masyarakat dan juga menjadi
prosedur penyelesaian konflik yang terjadi di dalam
masyarakat.
3. Pendidikan bagi seseorang atau masyarakat untuk
memahami, menghayati serta memolakan tingkah
lakunya sesuai dengan orientasi dan norma-norma yang
terkandung di dalamnya (Soerjanto, 1991: 48).
4. Sebagai kekuatan yang mampu memberi semangat dan
motivasi individu, masyarakat, dan bangsa untuk
menjalani kehidupan dalam mencapai tujuan.
(Hidayat, 2001)
1. Liberalisme 2. Fasisme
3. Sosialisme 4. Komunisme
Inti pemikiran : Kebebasan Individual
Landasan : Negara dan pemerintah harus bertindak keras agar “ditakuti” oleh
rakyat, intinya negara diperlukan untuk mengatur masyarakat.
Ciri-ciri :
- Kekuasaan dipegang oleh pemerintah dapat berupa koalisi sipil, militer,
atau partai yang berkuasa saat itu.
- Rakyat diperintah dengan intimidasi agar patuh terhadap negara.
- Pemerintah mengatur segala yang boleh maupun tidak boleh dilakukan
oleh rakyatnya.
Inti pemikiran : Kolektivitas (Kebersamaan, Gotong Royong)
Ciri-ciri :
- Kesamaan kesempatan bagi semua orang
- Penghapusan sebagian besar hak-hak milik pribadi dan negara.
- Negara tanpa strata
Inti pemikiran : Perjuangan kelas dan penghapusan kelas-kelas dimasyarakat,
sehingga negara hanya sasaran antara.
Latar belakang : Manifest der Kommunistischen yang ditulis oleh Karl Marx dan
Friedrich Engels, sebuah manuskrip politik yang pertama kali diterbitkan pada
21 Februari 1848.
Ciri-ciri :
- Kesamaan kesempatan bagi semua orang
- Penghapusan seluruh hak-hak milik pribadi dan negara.
- Negara tanpa strata (tanpa kelas)
- Pemerintahan otoriter
Pancasila sebagai ideologi :
cara pandang dan metode bagi seluruh
bangsa Indonesia untuk mencapai cita-
citanya, yaitu masyarakat yang adil dan
makmur sesuai dengan nilai-nilai yang
terkandung dalam pancasila.
Hakikat Pancasila sebagai Ideologi
Negara
Hakikat Pancasila sebagai ideologi negara memiliki tiga dimensi
sebagai berikut:
Dimensi realitas
Mengandung makna bahwa nilai-nilai dasar yang terkandung dalam dirinya
bersumber dari nilai-nilai real yang hidup dalam masyarakatnya. Hal ini mengandung
arti bahwa nilai-nilai Pancasila bersumber dari nilai-nilai kehidupan bangsa Indonesia
sekaligus juga berarti bahwa nilai-nilai Pancasila harus dijabarkan dalam kehidupan
nyata sehari-hari baik dalam kaitannya dengan kehidupan bermasyarakat maupun
dalam segala aspek penyelenggaraan negara.
Dimensi idealitas
Mengandung cita-cita yang ingin dicapai dalam berbagai bidang kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Hal ini berarti bahwa nilai-nilai dasar
Pancasila mengandung adanya tujuan yang dicapai sehingga menimbulkan harapan
dan optimisme serta mampu menggugah motivasi untuk mewujudkan cita-cita.
Hakikat Pancasila sebagai Ideologi
Negara
Dimensi fleksibilitas
Mengandung relevansi atau kekuatan yang merangsang masyarakat
untuk mengembangkan pemikiran-pemikiran baru tentang nilai-nilai dasar
yang terkandung di dalamnya. Dengan demikian, Pancasila sebagai ideologi
bersifat terbuka karena bersifat demokratis dan mengandung dinamika
internal yang mengundang dan merangsang warga negara yang meyakininya
untuk mengembangkan pemikiran baru, tanpa khawatir kehilangan hakikat
dirinya (Alfian, 1991: 192 – 195).
Peran konkret Pancasila sebagai
ideologi
Menerima reformasi.