Anda di halaman 1dari 36

REFERAT

Chronic Kidney Disease

Oleh : IRENE OLIVIA SALIM Pembimbing : dr. I KETUT SUJANA, SpPd


Definisi
1. Kerusakan ginjal (renal damage) yang terjadi lebih dari 3 bulan, berupa
kelainan struktural atau fungsional, dengan atau tanpa penurunan laju filtrasi
glomerulus (LFG), dengan manifestasi:
- kelainan patologis
- terdapat tanda kelainan ginjal, termasuk kelainan dalam komposisi darah
atau urin, atau kelainan dalam tes pencitraan (imaging tests)

2. Laju filtrasi glomerulus (LFG) kurang dari 60 ml/menit/1,73m2 selama 3 bulan,


dengan atau tanpa kerusakan ginjal

(Sumber: Suwitra K., 2009)


Klasifikasi
Atas Dasar Derajat (stage) Penyakit
LFG
Derajat Penjelasan
(ml/mnt/1,73m2)
Kerusakan ginjal dengan LFG
1 > 90
normal atau ↑
Kerusakan ginjal dengan LFG
2 60 – 89
↓ ringan
Kerusakan ginjal dengan LFG
3 30 – 59
↓ sedang
Kerusakan ginjal dengan LFG
4 15 - 29
↓ berat
5 Gagal ginjal < 15 atau dialisis
Klasifikasi atas dasar derajat penyakit, dibuat
atas dasar LFG yang dihitung dg
mempergunakan rumus “Kockcroft-Gault”

LFG (ml/menit/1,73m2) = (140-umur) x BB x (0,85 pada wanita)


72 x serum kreatinin
Atas Dasar Diagnosis Etiologi
Penyakit Tipe Mayor (contoh)
Penyakit ginjal diabetes Diabetes tipe 1 dan 2
Penyakit ginjal non -Penyakit glomerular (penyakit autoimun, infeksi sistemik,
diabetes obat, neoplasia)
-Penyakit vascular (penyakit pembuluh darah besar,
hipertensi, mikroangiopati)
-Penyakit tubulointerstitial (pielonefritis kronik, batu,
obstruksi, keracunan obat)
-Penyakit kistik (ginjal polikistik)
Penyakit pada - Rejeksi kronik
transplantasi - Keracunan obat (siklosporin/takrolimus)
- Penyakit recurrent (glomerular)
- Transplant glomerulopathy

(Sumber: NKF., 2002)


patofisiologi
Prevalence of Abnormalities at each level of GFR

Hypertension* Hemoglobin < 12.0 g/dL


Unable to walk 1/4 mile Serum albumin < 3.5 g/dL
Serum calcium < 8.5 mg/dL Serum phosphorus > 4.5 mg/dL
90
Proportion of population (%)

80
70
60
50
40
30
20
10
0
15-29 30-59 60-89 90+
Estimated GFR (ml/min/1.73 m2)

*>140/90 or antihypertensive medication p-trend < 0.001 for each abnormality


Manifestasi
Klinis
Gejala Klinis
 Sesuai dengan penyakit yang mendasari
 Sindrom uremia :
 lemah, letargi, anoreksia, mual muntah, nokturia,
kelebihan volume cairan (volume overload),
neuropati perifer, pruritus, uremic frost,
perikarditis, kejang-kejang sampai koma
 Gejala komplikasinya antara lain :
 hipertensi, anemia, osteodistrofi renal, payah
jantung, asidosis metabolik, gangguan
keseimbangan elektrolit (sodium, kalium,
khlorida)
Diagnosa
Pendekatan diagnosis gagal ginjal kronik (GGK)
mempunyai sasaran berikut:
 Memastikan adanya penurunan faal ginjal (LFG)
 Mengejar etiologi GGK yang mungkin dapat
dikoreksi
 Mengidentifikasi semua faktor pemburuk faal
ginjal (reversible factors)
 Menentukan strategi terapi rasional
 Meramalkan prognosis
Pemeriksaan Penunjang
• Urine test: protein urin, sel
darah merah, easts dan kristal,
dan CCT
• Blood test: kreatinin, ureum,
BUN, elektrolit (K, P, Ca), asam
basa, dan Hb
• Ultrasound: untuk mengetahui
adanya pembesaran ginjal,
korteks yang menipis, kristal,
batu ginjal, dan mengkaji aliran
urin dalam ginjal
• Biopsi ginjal
• Radiologi
 Foto polos abdomen: dapat
terlihat batu radio opak
 IVP
 USG abdomen
Gambaran laboratorium penyakit ginjal kronik:

• Sesuai dengan penyakit yang mendasarinya


• Penurunan fungsi ginjal berupa peningkatan kadar ureum dan
kreatinin serum, dan penurunan LFG yang dihitung
mempergunakan rumus Kockroft-gault.
• Kelainan biokimiawi darah meliputi penurunan kadar
hemoglobin, peningkatan kadar asam urat, hiper atau
hipokalemia, hiponatremia, hiper atau hipokloremia,
hipofosfatemia, hipokalsemia, asidosis metabolik.
• Kelainan urinalisis meliputi, proteinuria, hematuri, leukosuria,
cast, isostenuria.
Pemeriksaan radiologis penyakit ginjal
kronik :
• Foto polos abdomen
• Pielografi intravena Pielografi antegrad atau
retrograd dilakukan dengan indikasi
• Ultrasonografi ginjal bisa memperlihatkan
ukuran ginjal yang mengecil, korteks yang
menipis, adanya hidronefrosis, atau batu
ginjal, kista, massa, kalsifikasi
• Pemeriksaan pemindaian ginjal atau renografi
dikerjakan bila ada indikasi.
Biopsi dan Pemeriksaan Histopatologi Ginjal
 Dilakukan pada pasien dengan ukuran ginjal yang
masih mendekati normal, dimana diagnosis
secara noninvasif tidak bisa ditegakkan.
 Bertujuan untuk mengetahui etiologi,
menetapkan terapi, prognosis, dan mengevaluasi
hasil terapi yang telah diberikan.
 Kontra indikasi pada ukuran ginjal yang tidak
terkendali, infeksi perinefrik, gangguan
pembekuan darah, gagal nafas, dan obesitas
Penatalaksanaan
 Terapi spesifik terhadap penyakit dasarnya
 Pencegahan dan terapi terhadap kondisi komorbid
(comorbid condition)
 Memperlambat pemburukan (progression) fungsi
ginjal
 Pencegahan dan terapi terhadap penyakit
kardiovaskular
 Pencegahan dan terapi terhadap komplikasi
 Terapi pengganti ginjal berupa dialisis atau
transplantasi ginjal
TATALAKSANA

TERAPI
KONSERVATIF PENGGANTI
AN GINJAL

NON
FARMAKO HEMODIALISIS
FARMAKO DIALISIS
PERITONEAL
TRANSPLANTASI
GINJAL
Terapi Nonfarmakologis
(Konservatif)
Tujuan : Meredakan / memperlambat
perburukan progresif gangguan fungsi Garam (NaCl): 1-2 gram/hari
ginjal Kalium: 40-80 mEq/kgBB/hari
Tindakan konservatif akan dimulai bila Fosfor: 5-10
penderita mengalami azotemia. mg/kgBB/hari. Pasien HD: 17
Pengaturan asupan protein : mg/hari
• Pasien non dialisis 0,6-0,7 Kalsium: 1400-1600 mg/hari
gram/kgBB ideal/hari sesuai Besi: 10-18 mg/hari
dengan CCT dan toleransi pasien.
• Pasien hemodialisis 1-1,2 Magnesium: 200-300 mg/hari
gram/kgBB/hari Asam folat pasien HD: 5 mg
• Pasien peritoneal diaisis 1,3 Air: jumlah urin 24 jam + 500 ml
gram/kgBB/hari (insensible water loss).
Pengaturan asupan kalori : 35 kal/kgBB Pada CAPD Continuous
ideal/hari Ambulatory Peritoneal Dialysis)
Pengaturan asupan lemak: 30-40% air disesuaikan dengan jumlah
dari kalori total dan mengandung dialisa yang keluar.
jumlah yang sama antara asam lemak
bebas jenuh dan tidak jenuh
Pengaturan asupan karbohidrat : 50-
60% dari kalori total
Farmakologis
• Kontrol Tekanan Darah (Hipertensi) :
 ACE inhibitor (kaptopril) dosis 25-100 mg dibagi dalam 2 dosis.
 Evaluasi kreatinin dan kalium serum, bila terdapat peningkatan kreatinin
>35% atau timbul hiperkalemia harus dihentikan.
 Calsium Channel Blocker (verapamil) dosis 240-320 mg dibagi dalam 3
dosis
• Pada pasien DM, kontrol gula darah dan hindari pemakaian Metformin atau
obat-obat Sulfonilurea dengan masa kerja panjang. Target HbA1C untuk DM
tipe 1 0,2 di atas nilai normal tertinggi, untuk DM tipe 2 adalah 6%.
• Koreksi anemia dengan target Hb 10-12 gr/dl.
• Kontrol Hiperfosfatemia: Kalsium karbonat atau kalsium asetat
• Kontrol renal osteodistrofi: Kalsitriol.
• Koreksi asidosis metabolik dengan target HCO3 20-22 mEq/l.
• Koreksi hiperkalemi (Kayexalate) dosis 50-100 gram per rektal dicampur 200-
300 ml air
• Kontrol dislipidemia dengan target LDL < 100 mg/dl, dengan golongan Statin.
• Tatalaksana ginjal pengganti: Transplantasi ginjal, dialisis
Rencana Tatalaksana PGK Sesuai dengan Derajatnya

LFG
Derajat Rencana Tatalaksana
(ml/menit/1,73m2)

Terapi penyakit dasar, kondisi komorbid,


evaluasi pemburukan (progression) fungsi
1 > 90
ginjal, memperkecil resiko kardiovaskular

Menghambat pemburukan (progression)


2 60 – 89
fungsi ginjal

3 30 – 59 Evaluasi dan terapi komplikasi

4 15 – 29 Persiapan untuk terapi pengganti ginjal

5 < 15 Terapi pengganti ginjal


Clinical Practice Guidelines for Management
of Hypertension in CKD
Type of Kidney Disease Blood Pressure Preferred Agents Other Agents
Target for CKD, with or to Reduce CVD Risk
(mm Hg) without and Reach Blood
Hypertension Pressure Target
Diabetic Kidney Disease

ACE inhibitor Diuretic preferred,


Nondiabetic Kidney
or ARB then BB or CCB
Disease with Urine Total
Protein-to-Creatinine
Ratio 200 mg/g
<130/80
Nondiabetic Kidney Diuretic preferred,
Disease with Spot Urine then ACE inhibitor,
Total Protein-to-Creatinine ARB, BB or CCB
ratio <200 mg/g None preferred

Kidney Disease in Kidney CCB, diuretic, BB,


Transplant Recipient ACE inhibitor, ARB
Pencegahan dan Terapi
terhadap Kondisi Komorbid

• Gangguan keseimbangan cairan

• Hipertensi yang tidak terkontrol

• Infeksi traktus urinarius

• Obstruksi traktus urinarius

• Obat-obat nefrotoksik

• Bahan radiokontras
Memperlambat Perburukan Fungsi Ginjal

LFG Asupan Protein Fosfat


(ml/menit) (g/kg/hari) (g/kg/hari)

> 60 Tidak dianjurkan Tidak dibatasi


0,6 – 0,8/kg/hari, termasuk > 0,35 gr/kg/hr
25 – 60 < 10 g
nilai biologi tinggi
0,6 – 0,8/kg/hari, termasuk > 0,35 gr/kg/hr
5 – 25 protein nilai biologi tinggi atau tambahan < 10 g
0,3 g asam amino esensial atau asam keton
< 60 0,8/kg/hr (+1 gr protein / g proteinuria atau
(Sindrom 0,3 g / kg tambahan asam amino esensial <9g
Nefrotik) atau asam keton
Pencegahan dan Terapi terhadap
Komplikasi
• Anemia

• Osteodistrofi renal

• Mengatasi hiperfosfatemia

• Pembatasan cairan dan elektrolit


Terapi Pengganti Ginjal

• Penyakit ginjal kronik st. V,


yaitu LFG < 15 ml/mnt

• Terapi pengganti :
hemodialisis, peritoneal
dialisis, transplantasi ginjal
Peritoneal
dialisis
Prognosis

• PGK tidak dapat disembuhkan

• Prognosis jangka panjang  buruk

• Tatalaksana  bertujuan untuk mencegah


progresifitas dari PGK
thank you

Anda mungkin juga menyukai