Aajurding - Infeksi Virus Campak Pada Anak Yang Divaksinasi Dan Belum Di Vaksinasi
Aajurding - Infeksi Virus Campak Pada Anak Yang Divaksinasi Dan Belum Di Vaksinasi
RISK FACTORS
Ausi Indriani1 Nelly Amalia Risan2 Titing Nurhayati3
1 Faculty of Medicine Universitas Padjadjaran, 2 Department of Child Health Faculty of Medicine Universitas
Padjadjaran/Dr. Hasan Sadikin General Hospital Bandung, 3Department of Anatomy, Biology Cell and
Physiology Faculty of Medicine Universitas3 Padjadjaran
Oleh:
Salma Romnalia Ashshofa G99171040/D23
Pembimbing:
dr. Fadhilah Tia Nur, Sp.A(K), M.Kes
gejala infeksi
Metode
Koleksi Sampel
Dari data rekam medis pasien kejang di RSHS pada periode 1 Januari 2009 hingga 31
Desember 2013 ada 154 pasien dengan kejang demam dimana 37,6% mengalami kejang
demam berulang (58 pasien).
• Pasien dengan kejang demam pertama <12 bulan memiliki persentase tertinggi.
• Jumlah laki-laki lebih banyak 2x dari wanita.
• Durasi kejang demam <24 jam memiliki persentase tertinggi.
• Pasien kejang demam dengan riwayat keluarga positif kejang demam < daripada
pasien yang tidak memiliki riwayat yang kejang demam pada keluarganya.
• Sebagian besar pasien tidak memiliki riwayat keluarga yang epilepsi.
DISKUSI
Diskusi
Persentase jumlah kejang demam berulang dalam penelitian ini lebih dari
jumlah persentase dalam penelitian yang dilakukan oleh Marudur et al.12 pada
tahun 2012, yaitu 28,6%. Namun, itu kurang dari penelitian yang dilakukan di
Jepang10 yaitu 45%.
Usia adalah faktor risiko paling konsisten yang menyebabkan kejang demam
berulang. usia pasien ketika kejang demam pertama terjadi di bawah 12
bulan memiliki presentase tertinggi.
Ini disebabkan oleh kejang demam yang diturunkan melalui gen dominan
autosomal dan berbagai gen tunggal yang terkait dengan kejang demam.4
ANALISIS PICO
Diskusi
Ada keterbatasan dalam penelitian ini:
1. Data banyak catatan medis pasien tidak tersedia, oleh karena itu banyak data
pasien tidak dapat digunakan dalam penelitian ini.
2. Beberapa catatan medis tidak dituliskan usia ketika kejang demam pertama terjadi,
durasi demam sampai kejang, tipe kejang demam dan riwayat keluarga kejang
demam
3. Catatan medis tidak berisi data tentang suhu tubuh selama kejang demam;
seharusnya ditanyakan kepada orang tua tentang suhu tubuh anak-anak mereka
ketika kejang terjadi.
Karena pentingnya rekam medis ini sebagai sumber penelitian, sistem rekam medis di
RSHS harus memperhatikan kelengkapan dalam mencatat data pasien. Selain itu, studi
dengan data primer perlu dilakukan sehingga data yang diperoleh mungkin lebih
akurat, selain itu studi analitik terkait faktor risiko kejang demam berulang juga
diperlukan.
Kesimpulan