Anda di halaman 1dari 30

DISKUSI TOPIK

PENURUNAN KESADARAN DAN


STATUS EPILEPTIKUS

Wenni Juniarni Tripani


I4061171013
Pembimbing :
dr. Ranti Waluyan

KEPANITERAAN KLINIK EMERGENSI


RSUD ABDUL AZIZ SINGKAWANG
2019
Pendahuluan
 Penurunan kesadaran merupakan kegawatan medis yang memerlukan
intervensi segera, termasuk tunjangan hidup dasar (basic life support),
identifikasi penyebab koma, dan pemberian terapi yang spesifik.
 Evaluasi dan penatalaksanaan awal yang terpenting pada pasien
penurunan kesadaran adalah untuk memastikan jalan nafas,
pernafasan, dan sirkulasi (airway, breathing, circulation / ABC) yang
adekuat.

 Status epileptikus merupakan suatu kondisi kegawatdaruratan neurologis


dengan morbiditas dan mortalitas yang bergantung pada durasi kejang.
 Insidensi tertinggi terjadi pada usia di bawah 10 tahun (14,3 per 100.000)
dan pada usia lebih dari 50 tahun (28,4 per 100.000) dengan angka
kematian tertinggi pada populasi lansia
 Terapi status epileptikus yang tepat dan cepat akan mengurangi mortalitas
dan morbiditas
D
D
PENURUNAN KESADARAN
Definisi

Kesadaran
Kesadaran adalah suatu keadaan dimana seseorang
sadar penuh atas dirinya sendiri dan lingkungan sekitarnya

Komponen yang dinilai:


Kualitas
Isi

Sistem regulasi:
Kedua hemisfer serebri
Ascending Reticular Activating System (ARAS)
Definisi

Penurunan kesadaran merupakan suatu keadaan


individu yang tidak dapat mengenali tanggapan
yang adekuat terhadap rangsangan visual,
auditorik, dan sensorik
Patofisiologi dan Assesment

Penurunan Kesadaran
Kegawatan neurologi  petunjuk kegagalan fungsi
integritas otak dan sebagai “final common pathway” dari
gagal organ seperti kegagalan jantung, nafas dan sirkulasi
akan mengarah kepada gagal otak.

Penilaian Kesadaran
Kualitatif: Kompos mentis – somnolen – sopor/stupor –
semikoma/soporokoma – koma
Kuantitatif: GCS dan Four Score
Etiologi
Berdasarkan regio otak
Etiologi Penurunan Kesadaran
Assesment

Identification / Primary Survey Resusitation Secondary Survey


recognition (ABCDE) • Anamnesis
• Pemeriksaan fisik
• Pemeriksaan
penunjang
Primary Survey
Lakukan anamnesis singkat disela tindakan sambil mencari kemungkinan penyebab
dan tindakan selanjutnya

Airway  Dibutuhkan sebuah tim


 Bebaskan jalan napas:
• Position kegawatdaruratan
• Suction  Dokter sebagai leader akan
• Orapharyngeal Airway ?
Breathing memberi instruksi dan
 Oksigenasi memimpin tindakan, segera:
 Atasi pneumotoraks
• Vital Signs
• Oksigenasi
• Cek GDS
• Akses Vena => 2 jalur?
• Laboratory
• DC
Primary Survey

Circulation
 Segera atasi syok
 Pada kasus perdarahan dengan Tekanan Darah Menurun dan atau Takikardia serta urine
output < 0,5 cc/kgBB/jam => guyur RL maksimal 2L.

Disability
 Nilai Pupil, GCS, dan Status Neurologi

Expose
 Bebaskan pakaian, evaluasi, cegah hipotermi.
Secondary Survey
Secondary Survey

 Onset mendadak  etiologi vaskuler  Pemeriksaan Head to Toe


 Onset progres cepat dan lateralisasi 
 Tanda-tanda trauma
perdarahan intraserebral
 Onset yang berlangsung dalam  Pemeriksaan tanda vital
beberapa hari dan minggu disebabkan  Pemeriksaan tanda
oleh tumor, abses atau perdarahan rangsang meningeal
subdural kronis
 Riwayat penyakit komorbid juga perlu
ditanyakan khususunya yang
berpengaruh terhadap penurunan
kesadaran (sirosis, CKD, PPOK,
epilepsi, dan gangguan psikiatri).
Algoritma
Pada Pasien Koma
Algoritma Pemeriksaan dan Tatalaksana
Pada Pasien Koma

2 5
1 4
Cause of Coma
Neuro-Assesment
Meliputi  non-struktural,
Pemeriksaan saraf kranial, 3 struktural, dan lain-lain.
fungsi batang otak  pupil • Non-struktural: sebab 
ABCs (ukuran, simetris, dan Stat-Lab koma metabolik
• Pastikan potensi airway reaktivitasnya), refleks kornea, (hiper/hipoglikemia,
Pemeriksaan serum darah,
 oksigenasi & ventilasi. pemeriksaan doll’s eyes kelainan elektrolit,
CBC, level EtOH, AGD,
Imobilisasi leher  cegah movement, gag reflex, serta PMH analisis urin lengkap, kultur, overdosis obat, HIE, SE) 
trauma servikal. refleks muntah dan batuk, dll. masih tidak jelas 
Anamnesis yang lengkap dan toksikologi urin.
• Cek GDS. Jika GDS <70 terarah pencitraan otak
mg/dL,  50 ml D50% IV. • Struktural dan lain-lain:
Curiga intoksikasi opioid perlu pencitraan otak 
 naloxone 0,4–2 mg IV, sebab teridentifikasi
maks 4 mg.
Stimulasi Kesadaran Pada Pasien Koma
Tatalaksana
Secara Umum

• Tidurkan pasien dengan posisi lateral dekubitus dengan


leher sedikit ekstensi (30o)
• Pastikan oksigenasi
• Pertahankan AIRWAY, BREATHING, dan CIRCULAITION
• Lakukan imobilisasi jika diduga ada trauma servikal, pasang
infus sesuai dengan kebutuhan bersamaan dengan sampel
darah.
• Pemeriksaan EKG dan gula darah
• Padang NGT, DC (K/p perlu)
• Tatalaksana lanjut sesuai penyebab
D
D
Status Epileptikus
Definisi

EFA
• Epilepsy Foundation of America (EFA)  kejang yang
terus-menerus selama paling sedikit 30 menit atau
adanya dua atau lebih kejang terpisah tanpa pemulihan
kesadaran di antaranya.
• Praktis  pasien dianggap sebagai SE jika kejang terus-
menerus lebih dari 5 menit.
Epidemiologi
Secara umum

17,1/100.000
Amerika individu/tahun
41/100.000 Jerman
Serikat
individu/tahun

Belum ada
Indonesia data yang
akurat

Richmond et al. 1997


Mortalitas dalam 30 hari berkisar 22%. Kematian pada anak hanya 3%, sedangkan pada dewasa 26%.
Populasi yang lebih tua mempunyai mortalitas hingga 38%.
Klasifikasi
Menurut Treiman

1 2 3 4

Gen-Convulsive SE Subtle SE Nonconvulsive SE Simple Partial SE


SE yang paling sering dan Aktivitas kejang pada otak NCSE  absence SE dan Kejang yang terlokalisasi pada
berbahaya. Gen  aktivitas bertahan saat tidak ada respons complex partial SE. Perbedaan area korteks serebri dan tidak
listrik kortikal yang berlebihan, motorik. Mirip NCSE. Subtle SE ini sangat penting dalam menyebabkan perubahan
convulsive  aktivitas motorik merupakan keadaan berbahaya, tatalaksana, etiologi, dan kesadaran. Tidak dihubungkan
suatu kejang. sulit diobati, dan mempunyai prognosis. dengan mortalitas dan
prognosis yang buruk. morbiditas yang tinggi.

SECARA TRADISIONAL, SE dapat diklasifikasikan menjadi convulsive dan nonconvulsive, namun istilah ini dapat tidak tepat.
Skema baru klasifikasi ILAE (International League Against Epilepsy) telah menolak penggunaan istilah nonconvulsive, karena dapat
merupakan suatu keadaan yang beragam seperti kejang fokal pada limbik SE ataupun generalized seperti absence SE.
Etiologi

Etiologi
• Infeksi sistem saraf pusat, stroke akut, ensefalopati
hipoksik, gangguan metabolik, dan kadar obat
antiepilepsi dalam darah yang rendah.
• Etiologi tidak jelas pada sekitar 20% kasus.
• Gangguan serebrovaskuler  penyebab SE tersering di
negara maju, sedangkan di negara berkembang 
infeksi susunan saraf pusat.
Etiologi

 Akut: stroke, intoksikasi, Penyebab tidak dapat


malaria, ensefalitis, infeksi diketahui
 Remote, bila terdapat
riwayat kelainan sebelumya:
post trauma, post
ensefalitis, post stroke
 Kelainan neurologi progresif
seperti tumor orak, penyakit
neurodegeneratif, dll
Patofisiologi
Dibagi menjadi 2 fase

Fase 1
Kompensasi
Selama fase ini, metabolisme serebral meningkat, tetapi mekanisme fisiologis cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik, dan
jaringan otak terlindungi dari hipoksia atau kerusakan metabolisme. Perubahan fisiologis utama terkait dengan meningkatnya aliran
darah dan metabolisme otak, aktivitas otonom, dan perubahan kardiovaskuler.

Fase 2
Dekompensasi
Selama fase ini, tuntutan metabolik serebral sangat meningkat dan tidak dapat sepenuhnya tercukupi, sehingga menyebabkan
hipoksia dan perubahan metabolik sistemik. Perubahan autonom tetap berlangsung dan fungsi kardiorespirasi dapat gagal
mempertahankan homeostasis.
Diagnosis
Secara Umum

• Anamnesis
• Pemeriksaan fisik umum
• Pemeriksaan neurologi
• Pemeriksaan penunjang:
 Pemeriksaan elektro-ensefalografi (EEG)
 Pemeriksaan pencitraan otak
 Pemeriksaan laboratorium : pemeriksaaan hematologi, pemeriksaan
kadar OAE
 EKG
Tatalaksana
Status Epileptikus
(Dewasa)
Tatalaksana
Status Epileptikus
(Anak)
Dosis obat lini pertama, kedua dan ketiga dalam
penanganan status epileptikus
Prognosis
Secara Umum

• Mortalitas tergantung dari durasi kejang, usia onset kejang, dan


etiologi.
• Pasien stroke dan anoksia mempunyai mortalitas paling tinggi.
• Sedangkan pasien dengan etiologi penghentian alkohol atau kadar
obat antiepilepsi dalam darah yang rendah, mempunyai mortalitas
relatif rendah.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai