Anda di halaman 1dari 39

Laporan Kasus

TRISMUS DAN FOKAL INFEKSI PADA


KNF
Penyaji :
Maretha Winny Astria, S.Ked
Marini, S.Ked
Joande Necisa, S.Ked

Pembimbing:
1
LAPORAN KASUS
A. IDENTIFIKASI
 Nama : Tn. D
 Umur : 27 tahun
 Jenis kelamin : Laki-laki
 Agama : Islam
 Alamat : Tanjung baru gumay, Lahat
 Kebangsaan : Indonesia
 No. RekMed : 772227

2
B. ANAMNESA
 Keluhan Utama : Pasien dikonsulkan dari bagian penyakit dalam
dengan keluhan sukar membuka mulut sejak ± 1
minggu yang lalu.

Riwayat Perjalanan Penyakit


 Sejak ± 1 minggu yang lalu pasien mengeluh sukar membuka mulut.
Saat ini pasien sedang menjalani kemoterapi pertama di bagian
penyakit dalam atas indikasi karsinoma nasofaring. Lalu pasien di
konsulkan ke bagian gigi dan mulut untuk menilai kesukaran
membuka mulut yang diaami pasien, mencari adakah fokal infeksi dan
oral hygiene pada pasien.

3
Cont..
Riwayat Penyakit Dahulu
 Riwayat operasi sinusitis ± 8 bulan yang lalu.
 Riwayat penyakit hipertensi ada tidak ada.
 Riwayat penyakit diabetes melitus tidak ada.
 Riwayat penyakit asma tidak ada.
 Riwayat alergi obat-obatan tidak ada.

Riwayat Kebiasaan :
 Riwayat merokok sejak berusia 20 tahun

4
Post Dental History : PEMERIKSAAN
 Tambal gigi (-) FISIK :
 Cabut gigi (+) ± 3  Keadaan Umum: Tampak sakit
tahun lalu. sedang
 Kesadaran : Compos Mentis
 Kontrol gigi (-)
 Tekanan Darah: 110/70 mmHg
 Pemakaian gigi tiruan
 Nadi : 82 x/menit
(-)  RR : 20 x/menit
 Gigi patah (+)  Temperatur : 36,50C

5
Pemeriksaan Fisik Khusus
Pemeriksaan Ekstra Oral
 Bentuk kepala : normocephali
 Wajah : asimetris
 Tonus otot mastikasi : normal
 Tonus otot bibir : normal
 Bibir posisi istrirahat : tertutup
 KGB : membesar pada regio coli sinistra ukuran
5cm×4cm,warna sama dengan sekitar, imobil, konsistensi
keras, permukaan rata, nyeri tekan (+).
 TMJ : tidak ada kelainan
 Leher : tidak ada kelainan
6
Pemeriksaan Intra Oral
 Frenulum labii : normal
 Buccal : normal
 Tonsil : normal
 Palatum : normal
 Gigi : Calculus (+) di semua regio (A,B,C,D,E,F)
Karies (+) 1.6, 2.6
radix (+) 3.6, 3.7, 3.8
Missing (+) 4.6, 4.7, 4.8
Malposisi (+) 3.1, 4.1, 4,.8
 Gingiva : normal
7 Lidah : normal
Status Lokalis

8
 Gigi 1.6 : Lesi D3, sondase (-), perkusi (-), palpasi (-),
chlor etil (+)
Diagnosis : Karies email (D3)
Terapi : pro konservasi

 Gigi 2.6 : Lesi D3, sondase (-), perkusi (-), palpasi (-),
chlor etil (+)
Diagnosis : karies email
Terapi : pro konservasi

 Gigi 3.6 : tes tekan (+), palpasi (+), mobilitas (+)


Diagnosis : periodontitis et causa radiks
Terapi : pro ekstraksi
9
 Gigi 3.7 : tes tekan (+), palpasi (+), mobilitas (+)
Diagnosis : periodontitis et causa radiks
Terapi : pro ekstraksi

 Gigi 3.8 : tes tekan (+), palpasi (+), mobilitas (+)


Diagnosis : periodontitis et causa radiks
Terapi : pro ekstraksi

10
Diagnosa Masalah
 Trismus 3 jari
 Periodontitis et causa radiks pada gigi 3.6, 3.7, 3.8
 Karies email pada gigi 1.6, 2.6
 Kalkulus pada rahang atas dan rahang bawah
 Missing teeth pada gigi 4.6, 4.7, 4.8
 Malposisi pada gigi 3.1, 4.1, 4.8
 Oral hygiene buruk

11
TERAPI
 Muscle Relaxan
 Pro ekstraksi gigi 3.6, 3.7, 3.8
 Pro antibiotik oral : cefadroxil tablet 500 mg 3×1.
 Pro konservasi pada gigi 1.6, 2.6
 Pro Scalling regio A, B, C, D, E, F
 Pro prostesa untuk missing teeth
 Pro reposisi pada gigi 3.1, 4.1, 4.8
 Dental Health Education

12
TINJAUAN PUSTAKA

13
KARIES GIGI
Karies gigi adalah suatu proses kronis regresif yang
dimulai dengan larutnya mineral email sebagai akibat
terganggunya keseimbangan antara email dan
sekelilingnya yang disebabkan oleh pembentukan asam
microbial dari substrat sehingga timbul destruksi
komponen-komponen organik yang akhirnya terjadi
kavitas.

14
Klasifikasi Karies menurut ICDAS
 D1, terlihat lesi putih pada permukaan gigi saat kering
 D2, terlihat lesi putih pada permukaan gigi saat basah
 D3, karies mencapai email
 D4, karies hampir menyerang dentin (mencapai DEJ)
 D5, karies menyerang dentin
 D6, karies menyerang pulpa

15
Klasifikasi Karies
Berdasarkan stadium/ Berdasarkan derajat
kedalaman keparahan
 Karies Superfisialis  Karies email
 Karies Media  Karies dentin
 Karies Profunda  Karies Pulpa

16
FOKAL INFEKSI DLM MULUT
Fokal infeksi adalah suatu infeksi lokal yang biasanya dalam
jangka waktu cukup lama (kronis), dimana hanya melibatkan
bagian kecil dari tubuh, yang kemudian dapat menyebabkan
suatu infeksi atau kumpulan gejala klinis pada bagian tubuh
yang lain. Contohnya, tetanus yang disebabkan oleh suatu
pelepasan dari eksotoksin yang berasal dari infeksi lokal. Teori
tentang fokal infeksi sangat erat hubungannya dengan bagian
gigi, dimana akan mempengaruhi fungsi sistemik seseorang
seperti sistem sirkulasi, skeletal dan sistem saraf. Hal ini
disebabkan oleh penyebaran mikroorganisme atau toksin yang
dapat berasal dari gigi, akar gigi, atau gusi yang terinfeksi

17
Penyebaran infeksi dari fokus primer ke tempat lain dapat
berlangsung melalui beberapa cara, yaitu
1. transmisi melalui sirkulasi darah (hematogen),
2. transmisi melalui aliran limfatik (limfogen),
3. perluasan infeksi dalam jaringan, dan penyebaran dari
4. traktus gastrointestinal dan pernapasan akibat tertelannya
atau teraspirasinya materi infektif.

18
Fokal infeksi dalam mulut

19
PERIODONTITIS
Peradangan pada jaringan yang menyelimuti gigi dan akar gigi
Secara umum periodontitis terbagi atas 2 jenis yaitu:
 Marginal periodontitis
 Apikal periodontitis

Inflamasi berasal dari gingiva (gingivitis) yang tidak dirawat 


menginvasi struktur di bawahnya  terbentuk poket 
peradangan berlanjut  merusak tulang serta jaringan penyangga
gigi  gigi menjadi goyang dan akhirnya harus dicabut.
20
21
Penyebab:
 Plak
 Keadaan gigi yang tidak beraturan
 ujung tambahan yang kasar dan alat-alat yang kotor berada dimulut
(alat ortodontik, gigi tiruan)
 Kesalahan cara menyikat gigi

PEMERIKSAAN:
 Inflamasi gingiva dan pendarahan
 Poket
 Resesi gingiva
 Mobilitas gigi
 Nyeri
22
Diagnosis
 Anamnesis : gusimudah berdarah, gigi goyang.
 Pemeriksaan fisik/ gambaran klinik
 Pemeriksaan Penunjang
untuk memastikan bakteri penyebab dapat dilakukan kultur
gambaran radiologik biasa memperlihatkan kehilangan tulang
yang menyeluruh baik vertikal maupun horizontal sepanjang
permukaan pada ketinggian yang berberda-beda atau tampak
gambaran destruksi processus alveolaris berbentuk V m (cup
like resorption).

23
PENATALAKSANAAN
 Fase 1 ( Fase terapi Inisial)
 Fase 2 (Fase terapi Korektif)
 Fase 3 ( Fase Terapi Pemeliharaan)

24
GANGREN GIGI
 Yaitu kematian pulpa yang disertai dengan invasi bakteri
pembusuk. Proses kematian pulpa ini adalah suatu kematian
yang tidak steril.

Gejala –gejala :
 Bau tidak enak
 Bila makan-makanan yang panas terasa sakit (oleh karena
lobang gigi tertutup sisa makanan)

25
Pemeriksaan objektif :
 Biasanya gigi berubah warna
 Terlihat karies propunda atau gigi dengan tumpatan besar
 Test dengan sonde pulpa terbuka,tidak terasa sakit
 Percusi dapat terasa sakit dan tidak terasa sakit
 Test thermis, dengan panas tersa sakit
 Bau busuk
 Test vitalitas tidak bereaksi menandakan gigi sudah mati

Perawatan yang dapat dilakukan:


 Penambalan
 Pengobatan saluran akar dan pencabutan gigi.

26
SISA AKAR GIGI ( Gangren Radiks)
 Pencabutan tidak sempurna yang ditandai dengan
tertinggalnya sebagian akar bahkan mahkota, seringkali
terjadi apabila saat pencabutan mahkota gigi sudah sangat
rapuh.

Penyebab:
 Sisa akar gigi yang disebabkan oleh karies gigi
 Sisa akar gigi yang disebabkan karena trauma
 Sisa akar gigi disebabkan oleh pencabutan yang tidak
sempurna

27
Periodontitis Apikal
 Periodontitis Apikal adalah peradangan jaringan Periodontal
oleh karena adanya karies pada gigi yang berdekatan

 Jaringan nekrotik di saluran akar yang tidak terambil dan


tidak diisi dengan hermetis akan memicu reaksi inflamasi di
periapeks

 Pada kondisi nekrosis yang tidak dirawat, bakteri akan


berpenetrasi melalui foramen apikalis dan menimbulkan
inflamasi diperiapeks dan disebut periodontitis apikalis

28
 Bila suatu gigi yang Gangren dibiarkan, maka dia akan
menjadi kronis dan tidak menimbulkan keluhan apa-apa
karena saraf yang berada di dalam ruang pulpa sudah tidak
lagi berfungsi seperti yang seharusnya

 Bila hal ini terjadi pada gigi yang mahkotanya lebih dari
sepertiga, maka dinamakan kronik Periodontitis oleh karena
Gangren Pulpa

 bila hal ini terjadi pada gigi yang mahkotanya kurang dari
sepertiga maka dinamakan Periodontitis oleh karena Gangren
Radix.

29
KALKULUS
Karang gigi atau kalkulus atau
disebut juga tartar, yaitu
suatu lapisan deposit (bahan
keras yang melekat pada
permukaan gigi) mineral yang
berwarna kuning atau cokelat
pada gigi karena dental plak
yang keras.

30
Dampak dari kalkulus
Penyakit periodontal
 Ada dua tipe penyakit periodontal yang biasa dijumpai yaitu
gingivitis dan periodontitis. Gingivitis adalah bentuk periodontal
yang ringan, biasanya ginggiva berwarna merah, membengkak dan
mudah berdarah, sedangkan periodontitis adalah kerusakan tulang
pendukung gigi. Pembersihan gigi yang kurang baik menyebabkan
plak menggumpal dan akan mengiritasi ginggiva, dan berlanjut
merusak jaringan penyangga, lama kelamaan menjadi goyang dan
sampi pada akhirnhya gigi yang terkena penyakit ini akan tanggal
seniri tanpa pencabutan.

31
32
KNF
 Karsinoma Nasofaring (KNF) adalah tumor ganas yang
berasal dari epitel, limfoid, stroma dan elemen jaringan
lainnya pada nasofaring

Radioterapi  pilihan utama untuk pengobatan tumor ganas


nasofaring.

Eksternal radiasi  efek samping pada rongga mulut dan gigi


yaitu berupa mulut kering karena penurunan produksi saliva,
stomatitis dan karies gigi.

33
Efek Eksternal Radiasi Pada
Rongga mulut
 Perubahan Sekresi Saliva
 Perubahan Mukosa
 Perubahan Odontogenik
 Perubahan Fungsional
 Perubahan Alveolar

34
Analisis Kasus
Tuan D, laki-laki, 27 tahun datang dengan keluhan utama
dikonsulkan dari bagian penyakit dalam dengan keluhan sukar
membuka mulut sejak ± 1 minggu yang lalu. Saat ini pasien
sedang menjalani kemoterapi pertama di bagian penyakit
dalam atas indikasi karsinoma nasofaring. Lalu pasien di
konsulkan ke bagian gigi dan mulut untuk menilai kesukaran
membuka mulut yang diaami pasien, mencari adakah fokal
infeksi dan oral hygiene pada pasien.

35
Post dental history didapatkan tambal, kontrol gigi tidak ada,
gigi patah ada, cabut gigi ada ± 3 tahun lalu.

Pada pemeriksaan ekstraoral ditemukan KGB membesar pada


regio coli sinistra ukuran 5cm×4cm,warna sama dengan
sekitar, imobil, konsistensi keras, permukaan rata, nyeri tekan
(+). Pemeriksaan intraoral ditemukan kalkulus (+) pada
regio A,B,C,D,E,F, karies pada gigi 1.6, 2.6, radix pada gigi
3.6, 3.7, 3.8, missing pada gigi 4.6, 4.7, 4.8, malposisi pada
gigi 3.1, 4.1, 4.8.

36
 Pada pemeriksaan lokalis : 1.6 dan 2.6 yakni lesi D3, sondase
(-), perkusi (-), palpasi (-), chlor etil (+). Hasil pemeriksaan
pada gigi 1.6 dan 2.6 menunjukkan terdapat karies email.
Karies email ditegakkan karena pada pemeriksaan didapatkan
kedalaman lesi D3, namun sondasi negatif dan rangsangan
termal (dingin) bereaksi.
 Pada pemeriksaan lokalis: 3.6, 3.7 dan 3.8 didapatkan
periodontitis e.c radiks, tes tekan (+), palpasi (+), mobilitas
(+). Diagnosis periodontitis e.c radiks ditegakkan karena
pada pemeriksaan intraoral didapatkan radiks dengan nyeri
tekan positif, palpasi positif nyeri, dan gigi goyang atau
mobilitas positif. Jadi dapat diketahui dari hasil pemeriksaan
yang telah dilakukan, fokal infeksi pada pada pasien ini yaitu
periodonitis, gangren radiks dan kalkulus.
37
Tindakan lanjut untuk menghindari terjadinya komplikasi pada
kasus ini adalah diberikan muscle relaxan untuk mengatasi trismus,
diberikan antibiotika untuk meredakan proses fokal infeksi pada
gigi, lalu dilakukan ekstraksi gigi 3.6, 3.7, 3.8 untuk
menghilangkan fokal infeksi setelah keadaan pasien memungkinkan
yaitu setelah trismus teratasi, lalu dilakukan konservasi pada gigi
1.6 dan gigi 2.6 agar tidak memperdalam karies yang dapat
menyebabkan terjadinya fokal infeksi. Selanjutnya dilakukan
scalling pada region A,B,C,D,E,F untuk membersihkan kalkulus
yang juga menjadi fokal infeksi pada pasien ini, gigi protesa untuk
missing teeth agar tidak terjadi ekstrusi gigi sisi atasnya atau
pergeseran gigi sebelahnya, reposisi juga dilakukan pada gigi 3.1,
4.1, 4.8 serta dental helath education diberikan untuk pasien
untuk memperbaiki oral hygiene yang buruk pada pasien ini
sehingga infeksi lainnya yang mungkin terjadi dapat dicegah.

38
Terima Kasih

39

Anda mungkin juga menyukai