Anda di halaman 1dari 105

IMUNISASI

Ns. Diah Argarini, S.Kep.,


M.Kep.
ISTILAH DALAM IMUNISASI
 ANTIGEN mrpk zat yg dpt merangsang
terbentuknya / timbulnya zat anti
(antibodi) dlm tubuh manusia
 Antigen berasal dari jasad renik kuman,
virus atau racum yang dihasilkan
kuman. Bahan yg dipakai utk imunisasi
dibuat dr kuman, virus
dilemahkan/dimatikan atau dari racun
kuman yg dilemahkan disebut VAKSIN
 ANTIBODI mrpk zat anti yg dihasilkan
tubuh ok rangsangan antigen yg masuk
ke dalam tubuh
PENGERTIAN DASAR IMUNISASI
 IMUNISASI adalah kekebalan yg didpt
scr aktif, yaitu dg mendptkan vaksinasi
toxoid /jasad renik yg dilemahkan/mati
 KEKEBALAN (REAKSI ANTIGEN -
ANTIBODY)
– ANTIGEN adl kuman atau racun
(toxin)dalam bidang imunologi.
– Antigen mrpk bag protein kuman atau protein
racunnya
– jika tubuh kita terinfeksi, tbh akan berusaha
membuat antibodi utk menyerang bibit peny
baik bakteri, virus atau antigen yang
menyebabkan penyakit tersebut
TUJUAN IMUNISASI

 mencegah agar tidak sakit, memberi


kekebalan thd penyakit infeksi yg dpt
diberikan melalui imunisasi

 mencegah kecacatan / kematian akibat


menderita penyakit infeksi yg dapat
dicegah dengan imunisasi
SASARAN IMUNISASI

 Bayi/ anak sehat (tidak ada


kontraindikasi)
 calon pengantin wanita

 ibu hamil
Kontra indikasi imunisasi
Secara umum (berlaku untuk semua
vaksin) :

 alergi terhadap vaksin (setelah vaksinasi pertama


timbul reaksi alergi, bahkan sampai syok),

 alergi terhadap zat lain yang terdapat di dalam vaksin


(antibiotika yang terdapat di dalam vaksin, pengawet,
dll),

 sakit sedang atau berat, dengan atau tanpa demam


(sakit akut ringan dengan atau tanpa demam bukan
indikasi kontra imunisasi)
Secara khusus (untuk beberapa
vaksin)
 Imunodefisiensi (keganasan darah atau tumor padat,
imunodefisiensi kongenital, terapi dengan obat-
obatan yang menurunkan daya tahan tubuh seperti
kortikosteroid (prednisone, metal prednisolon) jangka
panjang.--> imunisasi polio oral, MMR, varisela

 Infeksi HIV (polio oral dan varisela) atau kontak HIV


serumah (polio oral)

 Imunodefisiensi (gangguan kekebalan tubuh)


penghuni rumah à polio oral

 Kehamilan -> MMR, Varisela (tapi bila ibunya yang


hamil, tidak apa-apa bila anaknya diimunisasi)
JENIS VAKSIN
 PADA DASARNYA VAKSIN DIBUAT
DARI :
– Vaksin dari kuman yg telah dimatikan (mis
: Vaksin pertusis, vaksin Polio jenis Salk)
– vaksin yg terbuat dr kuman yg tlh
dilemahkan ( mis : vaksin BCG, vaksin
Polio jenis Salbin, vaksin Campak)
– vaksin yg terbuat dr racun/toksin kuman yg
telah dilemahkan / toxoid (mis : Toxoid
Tetanus, Toxoid Difteri)
– vaksin yg terbuat dari protein khusus
kuman (mis : vaksin Hepatitis B )
MACAM IMUNISASI
 A. IMUNISASI AKTIF
– Pada pemberian imunisasi aktif,
tubuh anak akan membuat sendiri zat
anti setelah mendapat suatu
rangsangan antigen dari luar tubuh.
– Mis : rangsangan virus yg telah
dilemahkan pada imunisasi campak
– disebut juga VAKSINASI
B. IMUNISASI PASIF
 Imunisasi yang dilakukan dgn
penyuntikan sejumlah zat anti hingga
kadarnya dalam darah akan meningkat,
zat anti yang disuntikkan tadi
pembuatannya biasanya dipersiapkan
dari luar tubuh anak
 mis : pemberian ATS pada anak yg
kecelakaan, bayi baru lahir mdpt zat
anti (misal pd penyakit campak) dari
ibunya melalui plasenta
Perbedaan antara imunisasi aktif
dan pasif
 untuk memperoleh kekebalan yg cukup,
jml zat anti dlm tubuh hrs meningkat.
Pada imunisasi aktif diperlukan waktu
yg lebih lama utk membuat zat anti itu
dibandingkan dg pemberian imunisasi
pasif
 kekebalan yg tdpt pd imunisasi aktif
bertahan lama(bertahun-tahun), sdgkan
pd imunisasi pasif hanya berlgs 1 - 2
bulan
PENATALAKSANAAN
IMUNISASI
 Dalam melaksanakan imunisasi perlu
dipertimbangkan 2 hal :
– manfaat imunisasi serta komplikasi atau
efek panjang yg mungkin timbul
– akibat buruk dari penyakit tersebut

 bila yg pertama lebih memberikan manfaat


dibandingkan yang kedua, maka imunisasi
dpt dilaksanakan
 bila manfaat imunisasi dinilai kurang dan
komplikasi akibat imunisasi cukup bahaya,
sdgkan akibat buruk dari peny tidak ada, mk
imunisasi tidak perlu dilaks, krn resiko tll tggi
PPI
PROGRAM PENGEMBANGAN
IMUNISASI (DIWAJIBKAN)
 Imunisasi BCG : Untuk mencegah peny
tuberculosis
 Imunisasi DTP: untuk mencegah peny
Difteri, Tetanus dan Pertusis
 Imunisasi Polio : utk mencegah peny
Poliomielitis
 Imunisasi Campak : utk mencegah peny
Campak
 Imunisasi Hepatitis B ; utk mencegah peny
hepatitis B
JENIS IMUNISASI
 IMUNISASI DASAR TERHADAP 7
PENYAKIT : --> WAJIB BAGI ANAK
– TBC
– DIFTERI
– TETANUS
– PERTUSIS
– POLIO
– CAMPAK
– HEPATITIS B
POLIOMIELITIS HEPATITIS B

P
D
TBC /PENULARAN TB 3 CAMPAK/MEASLES

I
PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN
IMUNISASI (PD3I)
TETANUS

DIFTERI PERTUSIS
Non PPI
 Imunisasi Hib (Haemophillus influenzae tipe b : utk
mncegah peny
 Imunisasi pneumokokus
 Imunisasi influenza
 Imunisasi MMR
 IMUNISASI TIFOID
 IMUNISASI HEPATITIS A
 Imunisasi varisela
 Imunisasi rotavirus
 Imunisasi HPV / Human Papilloma Virus
IMUNISASI THD PENYAKIT YANG
TIDAK DIWAJIBKAN, TAPI
DIANJURKAN :
 THYPUS, PARATHYPUS A-B-C
 MUMP, PAROTITIS
 RUBELLA
 RABIES
 RADANG OTAK
PENYAKIT YG DAPAT DICEGAH DGN
IMUNISASI / PD3I
Rubella rash /
Measles / campak Mumps /parotitis
measles german

Rubella kongenital Chiken pox/cacar air


MANFAAT IMUNISASI
 Utk memberikan kekkebalan pd tubuh
untuk proteksi thd peny infeksi
 imunisasi aktif / vaksinasi merpk cara yg
termudah, teraman, murah, dan terbaik
utk mencegah anak-anak terjangkit
penyakit yg berbahaya dan mengancam
jiwanya
K I P I
Kejadian Ikutan
Pasca Imunisasi
REAKSI DAN KOMPLIKASI

 A. REAKSI
– Reaksi tersering : demam ringan dan
pembengkakan lokal tempat suntikan
selama 1 - 2 hari.
– Reaksi jarang : demam tinggi,
menggigil, nyeri kepala, lesu, rasa
sakit yg tk menentu. Efek samping
berlgs 1 - 2 hari
KOMPLIKASI IMUNISASI

 Mungkin terjadi dan jarang : kejang,


pembengkakan kelenjar getah bening
setempat pada vaksinasi BCG, kelainan
saraf otak dan kelainan kulit setempat
atau menyeluruh pada vaksinasi cacar.
Bila mengenai otak mempunyai akibat
buruk
VAKSIN BCG

BACILLUS
CALMETTE GUERIN
Sasaran dan reaksi masing-
masing vaksin :
 1. VAKSIN BCG (Bacillus
Calmette Guerin)
– Vaksinasi dan jenis vaksin:
• bertujuan utk menimbulkan
kekebalan aktif thd peny. TBc.
• Vaksin BCG mengandung kuman
BCG yg telah dilemahkan
– Vaksin BCG tidak dpt mencegah in feksi
tuberkulosis, namun dpt mencegah
komplikasinya
Vaksin BCG Kering dan Pelarutnya
Cara imunisasi dan sasaran :
– diberikan secepat mgk ketika bayi baru
lahir sampai usia 2 bulan (Satgas
Imunisasi 2003), atau sebelum umur 3
bulan (Satgas Imunisasi 2008)
– jika > 3 bln, dianjurkan test Mantoux sblm
imunisasi BCG
• Bila (+) --> tidak diimunisasi BCG
• bila (-) --> imunisasi BCG
– diberikan 1 x, scr IC di Insertio M.
Deltoideus kanan / Lengan kanan atas
– dosis : 0,05 cc pd bayi kurang < 1 th, dan
0,1 cc pada anak
INJEKSI IC PADA
Imunisasi BCG BENAR 
IMUNISASI BCG ADA U
Tanda Keberhasilan
Imunisasi BCG
 Muncul bisul kecil
dan bernanah di
daerah bekas sun-
tikan stlh 4-6 mgg
 Tidak
menimbulkan nyeri
dan tak diiringi
panas. Bisul akan
sembuh sendiri
dan meninggalkan
luka parut.
Lanjutan vaksin BCG ……...
 Reaksi Imunisasi :
– stlh suntikan BCG, anak tidak akan
menderita demam, bila demam stlh im.
BCG umumnya disebabkan ole keadaan
lain
 Kontraindikasi :
– anak dg uji mantoux test positif
– adanya luka di area suntikan
– Pasien imunokrmpromais (leukemia, anak
yg sdg pengbtn steroid jgk pjg, HIV)
Efek samping imunisasi BCG
– jarang dijumpai, tp mgk tjd
pembengkakan kelenjar getah bening
setempat yg terbatas (ketiak atau
leher bagian bawah)atau di
selangkangan bila penyuntikan
dilakukan di paha)dan biasanya sembuh
sendiri walaupun lambat
– tjd karena penyuntikan yg kurang tepat,
terlalu dalam
VAKSIN DPT /
DTP

DIFTERI PERTUSIS
TETANUS
ADA 2 VAKSIN DTP

 DTwP (DT whole-cell Pertusis)


 DTaP (DT acelluler pertusis)
– Kedua vaksin DTP dapt dipergunakan
secara bersamaan dlam jadual imunisasi
2. VAKSIN DPT / DTP
 Vaksinasi dan jenis vaksin :
– utk menimbulkan kekebalan aktif dlm
waktu yg bersamaan thd penyakit
DIFTERI, PERTUSIS DAN TETANUS
VAKSIN DPT
VAKSIN DPT VAKSIN DPT HB
TUNGGAL COMBO
Jadual Imunisasi
 Im.DTP primer diberikan 3 kali sejak
umur 2 bulan, dg interval 4 – 8mgg,
terbaik interval 8 mgg.
– DTP-1 : umur 2 bulan,
– DTP-2 : 4 BULAN
– DTP-3 : umur 6 bulan
 Boster/ulangan : DTP-4 yaitu1 tahun
stlh DTP-3 (18-24 bln), dan DTP-5 adl 3
th stlh DTP-4, yaitu 4,5 th atau pd saat
masuk sekolah umur 5 th
Vaksinasi Ulangan pd program
BIAS
 Pada booster umur 5 th diberikan dgn
vaksin dgn komponen pertusis / DTaP
 mengurangi demam pasca imuniasi
& pertusis pd dws muda meningkat
 DT-5 diberikan pada BIAS
 DT-6 : 12 TH  gunakan vaksin Dt (
adult dose)
Dosis vaksinasi DTP

 DTwP atau DTaP atau DT adalah 0,5


ml, diberikan secara IM
 DTP Kombinasi : DTwP/HepB,
DTaP/Hib dll
CARA PEMBERIAN DPT
Lanjutan vaksin DPT
 Reaksi imunisasi :
– mgk tjd demam ringan sedikit
pembengkakan (merah dan agak
nyeri) pada lokasi suntikan, selama 1
- 2 hari
 Efek samping :
– kadang bisa tjd demam tinggi atau
kejang, yg disebabkan oleh unsur
pertusisnya. Bila hanya DT tidak akan
memberikan efek spg yg demikian
Lanjutan vaksin DPT
 Kontraindikasi :
–anak yg sakit parah,
–pernah kejang demam,
–atau penyakit defisiensi
imunologi
DPT – HB dan Poliomielitis oral
vaksin DPT-HB (DPT COMBO
VAKSIN POLIO

UNTUK MENCEGAH
PENYAKIT POLIOMIETLITIS
3. VAKSIN
POLIOMYELITIS
 Vaksinasi dan Jenis vaksin
– utk memberikan kekebalan thd peny
poliomielitis
– tdpt 2 jenis vaksin, masing2 mengandung
virus Polio tipe 1,2,dan 3
• (Inactivated Poliomyelitis Vaccine/IPV) lewat
injeksi ) : in-aktif, suntikan
• (Oral Poliomyelitis Vaccine/OPV) : hidup
dilemahkan, tetes lewat oral / mulut.  DI
PAKAI DI INDONESIA
Cara meneteskan vaksin polio
Macam vaksin poliomielitis….
1. vaksin yg mengandung virus Polio I, II,
III yang sudah dimatikan (VAKSIN
SALK), cara pemberiannya dengan
penyuntikan
2. vaksin yg mengandung virus Polio I, II,
III yang masih hidup, tapi dilemahkan
(Vaksin Sabin). Cara pemberiannya
adalah peroral, berupa pil atau cairan
---> Indonesia --> lebih mudah
Jadual
 Polio-0
diberikan saat
bayi lahir
 Imunisasi dasar
( Polio 2,3, 4)
diberikan umur
2 bln sebanyak
3 kali interval 4
Dosis
 OPV : 2 tetes per oral
 IPV : 0,5 ml, secara IM, dapat diberikan
tersendiri atau dlm kemasan kombinasi
(DTaP/IPV)
 Booster : ulangan : diberikan 1 tahun
sejak imunisasi Polio-4, selanjutnya
saat masuk sekolah (5-6 th)
Vaksin Cara menyiapkan
polio dlm vaksin
vial yang
belum  Buka penutup vaksin
terbuka polio.
 Pasang pipet pada
mulut vial.
 Balik vaksin sampai
pipet menhadap ke
bawah, sampai vaksin
mengumpul di badan
pipet.
 Tekan dengan jari
tangan pada pipetnya
sampai
Oral Polio Vaccine (OPV)
 Jenis vaksin Virus Polio Oral atau Oral Polio Vaccine
(OPV) ini paling sering dipakai di Indonesia. Vaksin
OPV pemberiannya dengan cara meneteskan cairan
melalui mulut. Vaksin ini terbuat dari virus liar (wild)
hidup yang dilemahkan. OPV di Indonesia dibuat
oleh PT Biofarma Bandung. Komposisi vaksin
tersebut terdiri dari virus Polio tipe 1, 2 dan 3 adalah
suku Sabin yang masih hidup tetapi sudah
dilemahkan (attenuated). Vaksin ini dibuat dalam
biakan jaringan ginjal kera dan distabilkan dalam
sucrosa. Tiap dosis sebanyak 2 tetes mengandung
virus tipe 1, tipe 2, dan tipe 3 serta antibiotika
eritromisin tidak lebih dari 2 mcg dan kanamisin tidak
lebih dari 10 mcg.
Inactived Poliomyelitis Vaccine
(IPV)
 Di Indonesia, meskipun sudah tersedia tetapi Vaksin
Polio Inactivated atau Inactived Poliomyelitis Vaccine
(IPV) belum banyak digunakan. IPV dihasilkan
dengan cara membiakkan virus dalam media
pembiakkan, kemudian dibuat tidak aktif (inactivated)
dengan pemanasan atau bahan kimia. Karena IPV
tidak hidup dan tidak dapat replikasi maka vaksin ini
tidak dapat menyebabkan penyakit polio walaupun
diberikan pada anak dengan daya tahan tubuh yang
lemah. Vaksin yang dibuat oleh Aventis Pasteur ini
berisi tipe 1,2,3 dibiakkan pada sel-sel VERO ginjal
kera dan dibuat tidak aktif dengan formadehid.
Vaksin Poliomielitis
Cara imunisasi Polio
Lanjutane polio ……...
– Perhatikan bg bayi yg masih mdpt ASI. Krn
ASI mengandung zat anyi thd Polio, maka
dalam waktu 30 menit setelah minum
vaksin polio bayi tersebut sebaiknya tidak
diberikan ASI terlebih dahulu
 Reaksi Imunisasi : tidak ada
 Efek samping : hampir tdk tdpt efek spg
 Kontraindikasi :
– diare yg berat (krn ad ggg absorbsi pdusus
– anak sakit parah
– menderita defisiensi imunologi
VAKSIN CAMPAK

UNTUK MENCEGAH
CAMPAK/MEASLES
4. VAKSIN CAMPAK
 Vaksinasi dan jenis vaksin :
–utk mdpt kekebalan thd peny
campak scr aktif dan berisi virus
hidup yg telah dilemahkan
Vaksin campak dan pelarutnya
Sasaran / cara imunisasi
– bayi baru lahir tlh mdpt kekebalan pasif thd
peny campak dari ibunya ketika ia dlm
kandungan sampai usia 6 bln
– diberikan pada bayi usia 9 bulan
– diberikan sekali dg dosis 0,5 cc scr SC
dalam pada lengan kiri atas
– Jika sampai 12 bulan belum mendapatkan
imunisasi campak, maka pada usia 12
bulan harus diimunisasi MMR (Measles
Mumps Rubella).
Cara pemberian campak
PEKAN IMUNISASI NASIONAL CAMPAK
CARA PEMBERIAN IMUNISASI
CAMPAK
USIA 9 BULAN
Lanjutane campak …….
 Reaksi Imunisasi :
– mgk tjd demam ringan 1-2 hr, diare, rash
atau kemerahan
 Efek Samping :
– sangat jarang, tp dpt tjd febris convulsion
 Kontraindikasi :
– anak dg infeksi akut yg disertai demam,
– TBc tanpa pengobatan
– malnutrisi dlm derajat berat
– anak dg terapi intensif yang bersifat
imunosupresif
– defisiensi imunologi
Anak dengan campak
VAKSIN HEPATITIS B

Hepatitis B dalam kemasan


Uniject (hepB-monovalen)
5. VAKSIN HEPATITIS B
 Vaksinasi dan jenis vaksin
– berasal dari Ag permukaan hepatitis B
(Bhang).
– Diberikan utk medpt kekebalan aktif thd
peny Hepatitis B
Sasaran dan cara imunisasi :

– Dibrikan usia 0 - 11 bulan, IM pd


paha luar
– dasar : 2 / 3 kali dg jarak 1 bulan
– selanjutnya dpt dilakukan 1 kali
imunisasi ulang dlm waktu 5 - 12
bulan setelah imunisasi dasar
– revaksinasi dilakukan setiap 5 tahun
Jadual imunisasi Hep B

 Im hepB-1 diberikan sedini


mungkin(dlm waktu 12 jam stlh lahir)
 Im hepB-2 diberikan setelah 1 bulan (
4 mgg dr imunisasi HepB-1: umur 1
bulan
 Im hepB-3 : interval min 2 bln, terbaik
5 bln yaitu umur 3 – 6 bln. Terbaik
umur 6 bln
Jadual Pemberian Imuniasi Hep B
Jika Kombinasi dgn DTP
UMUR IMUNISASI KEMASAN

SAAT HepB-0 Uniject(hepB-


LAHIR monovalen)

2 BLN DTwP dan HepB-1 Kombinasi


DTwP/HepB-1
3 BLN DTwP dan HepB-2 Kombinasi
DTwP/HepB-1
4 BLN DTwP dan HepB-3 Kombinasi
DTwP/HepB-1
Usia pemberian :
 Sekurang-kurangnya 12 jam setelah lahir.
Dengan syarat, kondisi bayi stabil, tak ada
gangguan pada paru-paru dan jantung.
 Dilanjutkan pada usia 1 bulan, dan usia
antara 3-6 bulan. Khusus bayi yang lahir dari
ibu pengidap VHB, selain imunisasi yang
dilakukan kurang dari 12 jam setelah lahir,
juga diberikan imunisasi tambahan dengan
imunoglobulin antihepatitis B dalam waktu
sebelum berusia 24 jam.
CARA PEMBERIAN IMUNISASI HB
Uniject Di PAHA
CARA PEMBERIAN
IMUNISASI HEPATITIS B

 Bayi di paha lewat


anterolateral (antero
= otot-otot di bagian
depan; lateral = otot
bagian luar

 Anak di lengan
dengan cara
intramuskuler.
Lanjutane hep b ……..
 Reaksi Imunisasi
– nyeri pd tempat suntikan, disertai panas
atau pembengkakan. Mgk demam ringan
– reaksi hilang dlm 2 hari.
 Efek samping : tdk ada e.s yg berarti
 Kontraindikasi :
– anak sakit berat
– dpt diberikan dg aman, tdk membahayakan
janin, bahkan memberikan perlindungan pd
janin selama dlm kand itu maupun pd bayi
selama bbrp bln stlh lahir
Penyimpanan vaksin
 SUHU OPTIMUM UNTUK VAKSIN
HIDUP
– Secara umum semua vaksin sebaiknya
disimpan pada suhu +2 s/d +8 oC
– Diatas suhu +8 oC :
• vaksin hidup akan cepat mati
• Vaksin polio berthan 2 hari
• Vaksin BCG dan campak yg blm larut mati dlm
7 hari
 SUHU OPTIMUM UNTUK VAKSIN MATI
– VAKSIN MATI /INAKTIF, SEBAIKNYA
DISIMPAN DLM SUHU +2 s/d +8 oC
– Suhu dibawah +2 oC (beku):
• Vaksin mati/inaktif akan cepat rusak
• Beku suhu -0,5oC vaksin hepB dan DPT-Hep B
combo akan rusak dlm 30 menit, tapi diatas +8
oC vaksin hepB bertahan 30 hari, dpt-hb combo
sampai 14 hari
• Dibekukan dlm suhu -5 s/d -10 oC : vaksin
DPT, DT dan TT akan rusak dlm 1,5 – 2 jam,
tapo bisa tahan sampai 14 hari dlm suhu diatas
+8 oC
TEKNIK PENYIMPANAN
VAKSIN
 Vaksin DPT, TT, dan BCG hrs disimpan
pada suhu k.l. 4 - 8 C
 vaksin Polio dan campak pd suhu
dibawah 0 C
 vaksin hrs dijauhkan dari sinar matahari
 vaksin DPT, DT, TT tidak boleh beku
 jangan mensterilkan jarum dan alat
suntik dg antiseptik / desinfekstan
seperti formalin, alkohol atau lainnya
VAKSIN YANG MEMBEKU
 Pembekuan tdk akan merusak vaksin
hidup spt campak, polio dan BCG.
 Vaksin yg belum dibuka dpt dibekukan
kembali setelah mencair (boleh
beberapa kali bila diperlukan), tetapi
vaksin DT dan TT akan rusak apabila
pernah membeku
Tempat penyimpanan vaksin
PENGATURAN VAKSIN
 Aturlah vaksin yg rapi shg udara dpt bergerak
diantara kotak vaksin
 simpanlah vaksin campak dan polio pada
freezer
 simpanlah vaksin BCG pada rak yg di paling
atas, dekat freezer
 simpanlah DPT, TT, & DT dirak kedua, shg
agak jauh dari freezer
 tandailah vaksin yg blm terpakai stlh
melaksanakan imunisasi di lapangan
 sediakan botol air atau Cold pack di rak yg
paling bawah yg dpt mpthnk suhu lemari es.
Pintu lmr es hrs tertutup. Jika dibuka,
rncanakan apa yg akan diambil. Usahakan
jgn dibuka > 2 kali sehari
SEKIAN

WASSALAM
PEDOMAN PELAKSANAAN
IMUNISASI DPT/
HB KOMBO

Ns. Diah Argarini


LATAR BELAKANG

 Prinsip dasar pengembangan vaksin


adalah manfaaat yang didapat harus
jauh lebih besar dibandingkan dengan
reaksi vaksin.
 Vaksin harus dikembangkan terus
menerus sehingga selain tidak makin
reaktogenik, juga makin imunogenik
dan bermanfaat secara umum untuk
seluruh masyarakat
ALASAN UTAMA PEMBUATAN
VAKSIN KOMBINASI
 Mengurangi jumlah suntikan (DPT-HB
monovalen : 6 suntikan, DPT-HB Kombo
: 4 suntikan)
 Mengurangi jumlah kunjungan ke fasilitas
kesehatan
 Lebih praktis dari vaksin terpisah,
sehingga dapat meningkatkan kepatuhan
dan cakupan imunisasi (cakupan untuk
kelengkapan perlindungan / dosis ke 3
pada vaksin DPT-HB Kombinasi (94%)
daripada pemberian DPT-HB monovalen
(84%)
 Mempermudah menambah imunogen
yang diperlukan ke dalam program
imunisasi yang telah ada
 Mempersingkat waktu untuk mengejar
keterlambatan imunisasi
 Mengurangi kebutuhan alat suntik dan
tempat penyimpanan dan pemeliharaan
vaksin
 Mengurangi biaya pengobatan
 Mengurangi total pembiayaan kurang
lebih 16 – 20% pertahun
TUJUAN UMUM DAN KHUSUS

Tujuan umum :
– Pengembangan vaksin kombinasi adalah
untuk menyederhanakan pemberian
vaksin,
– Meningkatkan efektifitas vaksin serta
mendapatkan imunitas yang optimal
sehingga dapat menurunkan angka
kesakitan, kecacatan dan kematian akibat
Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan
Imunisai (PD3I)
Tujuan Khusus :
 Tercapainya UCI (DPT 3 : 80%, Campak :
80%) di 100% desa – kelurahan pada tahun
2010
 Tidak ada kesenjangan pencapaian target
DPT 3 dengan HB 3 secara nasional pada
tahun 2007 (tahun 2004 kesenjangan HB 1 –
HB 3 propinsi jawa timur 21%, sedangkan
DPT 1 – DPT 4 < 10%, maksimal 10%)
 Tercapainya target cakupan DPT-HB 3
Kombo 90% pada tahun 2007
SASARAN DAN JADUAL
IMUNISASI

Sasaran : seluruh bayi


umur 0 – 11 bulan
Jadual imunisasi :
PENGGUNAAN VAKSIN
Vaksin DPT – Hepatitis B
– Vaksin mengandung DPT berupa toxoid
difteri dan toxoid tetanus yang dimurnikan
dan pertusis yang inaktifasi serta vaksin
hepatitis B yang merupakan sub unit
vaksin virus yang mengandung HbsAg
murni dan bersifat non infeksious.
– Vaksin hepatitis B ini merupakan vaksin
DNA rekombinan yang berasal dari Hbs Ag
yang diproduksi melalui teknologi DNA
rekombinan pada sel ragi. (Vademecum
Bio Farma, Januari, 2002)
INDIKASI
Untuk pemberian kekebalan aktif
terhadap penyakit difteri, tetanus,
pertusis dan hepatitis B

KEMASAN
 1 box vaksin DPT – Hepatitis B vial
terdiri dari 10 vial @ 5 dosis
 Warna vaksin putih keruh seperti
vaksin DPT
GAMBAR VAKSIN DPT – HB KOMBO
CARA PEMBERIAN DAN DOSIS

 Sebelum dipakai, kocoklah vaksin


dengan baik
 Pemberian dengan cara Intra Muskular
pada anterolateral paha 0, 5 ml
sebanyak 3 dosis. Dosis pertama pada
usia 2 bulan, dosis selanjutnya dengan
interval minimal 4 mingu ( 1 bulan )
VAKSIN YANG BAIK :

 Vaksin tidak kadaluwarsa


 Vaksin disimpan dalam suhu 2 oC
s/d 8 oC
 Tidak pernah terendam air

 Sterilitasnya terjaga
PENYIMPANAN VAKSIN
 Vaksin hepatitis B, DPT- HB, DPT, DT, dan
TT sensitive terhadap Pembekuan
 Semua vaksin telah dilengkapi dengan VVM,
kecuali BCG
 Vaksin disimpan pada suhu 2 oC s/d 8 oC.
 Pengangkutan dalam keadaan dingin
menggunakan kotak dingin cair (cool pack)
dan hindari sinar matahari langsung / tidak
langsung
 Kadaluwarsa setelah 24 bulan (2 tahun) bila
disimpan pada suhu 2 – 8 oC. (Vaksin akan
rusak jika disimpan < 0oC
VAKSIN SENSITIF
PEMBEKUAN
SEKIAN

WASSALAM

Anda mungkin juga menyukai